NIM : 071001800122
Apabila tidak adanya pemimpin dalam suatu organisasi, perusahaan dan lain
sebagaimana, maka organisasi kesulitan memiliki strategi yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jika tidak ada pemimpinnya maka masing-masing pihak yang
ada didalam organisasi akan berjalan sendiri-sendiri sesuai kemauannya dan gayanya
masing-masing sehingga mudah sekali memicu konflik kepentingan yang tidak ada
akhirnya. Jadi sangat sulit siapa yang akan bertanggungjawab tentang hasil dari
organisasi, masing-masing pihak akan saling mengakui hasil kerjanya jika baik hasilnya,
tetapi akan saling menuding dan menyalahkan jika hasilnya buruk. Pemimpin harus
berani bertanggungjawab atas segala aktivitas yang dilakukannya untuk mencapai tujuan
organisasi
Adapun pendapat saya mengenai tipe gaya kepemimpinan apa yang cocok di terapkan di
Indonesia, yaitu :
3. “Leader In Me:
Menjadi seorang Leader atau Pemimpin mungkin menjadi dambaan semua orang,
tetapi tidak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin. Dalam pembelajaran mata
kuliah ini saya dapat memahami bagaimana menjadi seorang pemimpin dan bagaimana
menjadi seorang pemimpin yang baik.
Didalam diri saya sendiri, saya memiliki daya saing saya cukup tinggi baik dengan teman
atau memang rival dalam hidup, resiko apa pun saya akan terima demi mencapai tujuan
saya. Menurut teman-teman saya mungkin saya orang yang terkadang cukup menghibur
dan bisa berubah total ketika saya sedang serius bahkan bisa sampe marah - marah ketika
saya melihat sesuatu yang cukup buruk dimata saya dan tidak sesuai yang saya harapkan,
insting saya untuk mengambil alih sangat besar.
Sikap terburu - buru dan to the point menjadi sangat jelas di dalam diri saya, karena saya
ga suka dengan hal yang terlalu bertele - tele atau bisa dibilang ribet. Pemikiran yang
suka memaksa orang untuk mengikuti tujuannya memang melekat pada diri saya apa lagi
jika berhubungan dengan orang yang dengan tipe pengikut, semakin mudah saya untuk
melakukan hal demikian.
Saya aktif di organisasi sinematografi dan design sewaktu sma dulu dimana dari situ
membentuk karakter perfeksionis dan totalitas pada diri saya dalam bekerja dan mengatur
tim, sewaktu sma saya diberikan kesempatan 2 kali menjadi pemimpin. Awalnya saya
tidak mau berurusan atau aktif di organisasi tersebut, tetapi akhirnya saya mencoba dan
terbukti saya malah bisa lebih mengenal diri saya bahkan dapat merubah diri saya. Di
organisasi tersebut saya terkenal dengan orang yang kreatif, bertanggung jawab, ontime,
dan perfeksionis. Sisi egois saya saya akui cukup besar dan tidak berfikiran dampak
kedepannya yang mengakibatkan saya cukup di benci oleh beberapa anggota saya di
organisasi tersebut mungkin adalah dimana saya terkadang kurang setuju akan pendapat
dari orang lain. Namun dari situ saya dapat mengetahui soifat apa yang sepatutnya harus
dimiliki seorang pemimpin agar dapat kompak dan selaras dengan tim. Sekarang saya
sudah cukup mengenal diri saya, mungkin masih ada beberapa kekurangan pada diri saya
selama menjadi seorang leader namun dari situ saya dapat mengenal diri saya sendiri dan
menjadi mengetahui perubahan apa pada diri saya dimana saya mencoba menjadi lebih
bersabar dalam mengambil tindakan atau berkerja dengan orang lain, mencoba
mendengarkan opini orang lain walaupun terkadang hal ini cukup sulit, mencoba
memperisiapkan segala sesuatu dengan terstruktur dan tidak terburu - buru dan yang
terakhir percaya dengan rekan kerja atau anggota.