Anda di halaman 1dari 3

Final drainase perkotaan

1 Adapaun tahapan – tahapan Dalam merencanakan drainase yaitu sebagai berikut :


 Merencanakan gambar layout dan luas daerah pengaliran dari wilayah yang akan kita
bangun saluran draianse.
 Kemudian masuk pada merencanakan Analisa hidrologi suatu Kawasan. Dimana data
yang dibutuhkan untuk analsia hidrologi ini yaitu Data tinggi curah hujan yang dapat
diperoleh dari Balai Wilayah Sungai, Stasiun Pengamatan Curah Hujan dan Badan
Klimatologi dan Geofisika. Kemudian menghitung intensitas hujan, waktu kosentrasi
sehingga nanti akan didapatkan Debit linpasan di wilayah tersebut.
 Kemudian merencanakan kecepatan aliran yang akan melewati saluran dan juga debit
yang akan ditampung sehingga akan didapatkan desain penampang saluran yang sesuai
dengan kebutuhan drainase pada wilayah tersebut.
 Kemudian merencanakan bangunan bangunan pelengkap draiasne seperti sumur resapan
dan gorong – gorong

2 Pengertian
 Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
 Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan
daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau meringankan
kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga
tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfat bagi kehidupan
manusia.
 Sistem drainase adalah prasarana perkotaan yang terdiri dari
kumpulan sistem saluran, yang berfungsi mengeringkan lahan dari banjir / genangan
akibat hujan (dan limbah cair domestik) dengan cara mengalirkan kelebihan air
permukaan ke badan air melalui saluran-saluran dalam sistem tersebut.
 Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan
satuan meter kubik per detik (m3/dt).
 Debit banjir merupakan debit maksimum rencana di sungai ataupun untuk
memperoleh besarnya debit banjir rencana. saluran alamiah dengan periode ulang
tertentu yang dapat dialirkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas
sungai.
 pengendali banjir adalah bangunan yang berfungsi menahan semua atau sebagian
air banjir dalam tampunganya dan mengalirkan sesuai dengan kapasitas sungai.
Sistem spillway umumnya dibangun sebagai bagian dari waduk, dimana berfungsi
untuk melepaskan bagian banjir yang tidak bisa ditampung.
3 Data dan persyaratan untuk perencanaan drainase perkotaan dijelaskan sebagai berikut :
a. data primer adalah data dasar yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan drainase
perkotaan, yang diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka, mencakup:
(1) data permasalahan dan data kuantitatif pada setiap lokasi genangan dan
atau
banjir yang meliputi luas, lama, kedalaman rata-rata dan frekuensi
genangan;
(2) data keadaan fungsi, system, geometri dan dimensi saluran;
(3) data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi, hidrologi,
morfologi sungai, sifat tanah, tataguna tanah dan sebagainya;
(4) data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan;

b data sekunder adalah data tambahan yang dipergunakan dalam perencanaan


drainase perkotaan yang sifatnya menunjang dan atau melengkapi data primer,
terdiri atas:
(1) rencana pengembangan kota;
(2) geoteknik;
(3) foto udara;
(4) pembiayaan;
(5) kependudukan;
(6) institusi atau kelembagaan;
(7) sosial ekonomi;
(8) peranserta masyarakat;
(9) keadaan kesehatan lingkungan permukiman;
c persyaratan kualitas dan kuantitas data untuk analisis agar dikaji dan dipilih sesuai
dengan peralatan, metode perhitungan dan asumsi yang digunakan.
4 Saluran drainase perkotaan agar direncanakan dengan pertimbangan teknik termasuk
metode perhitungan yang lazim berlaku sebagai berikut :
1) aspek hidrologi;
o penentuan debit rencana agar dihitung melalui lengkung kekerapan durasi deras hujan
o penentuan debit desain dan tinggi jagaan agar didasarkan pada: macam kota (kota-raya,
kota- besar, kota-sedang dan kota-kecil), macam daerah (daerah perdagangan, daerah
industri dan daerah pemukiman), macam saluran (saluran primer, saluran sekunder,
saluran tersier, saluran jalan bebas hambatan, saluran jalan arteri dan lain-lain);
o penetapan karakteristik darah aliran berupa luas daaerah aliran, koefisien aliran,dan
penetapan tinggi jagaan agar didasarkan pada macam kota-raya, kota-besar,kota-
sedang, kota-kecil, daerah perdagangan, daerah industri, dan daerah pemukiman;
o drainase perkotaan yang menggunakan bangunan stasiun pompa, perlu
mempertimbangkan penyediaan waduk atau kolam tendon dan memperhitungkan
volume total aliran serta waktu konsentrasi curah hujan;
2) aspek hidraulik;
o kecepatan maksimum aliran agar ditentukan tidak lebih besar dari pada kecepatan
maksimum yang diizinkan sehingga tidak terjadi kerusakan;
o kecepatan minimum aliran agar ditentukan tidak lebih kecil dari pada kecepatan
minimum yang diizinkan sehingga tidak terjadi pengendapan dan pertumbuhan
tanaman air;
o bentuk penampang saluran agar dipilih berupa segi empat, trapezium, lingkaran,bagian
dari lingkaran, bulat telur, bagian dari bulat telur, atau kombinasi dari bentuk-bentuk
tersebut;
o saluran sebaiknya dibuat dengan bentuk majemuk, terdiri atas saluran kecil dan saluran
besar, guna mengurangi beban pemeliharaan;
o kelancaran pengaliran air dari jalan ke dalam saluran drainase agar dilewatkan melalui
lubang pematus yang berdimensi dan berjarak penempatan tertentu;
o dimensi bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pintu air dan lubang pemeriksaan
agar ditentukan berdasarkan kriteria desain sesuai dengan macam kota, daerah dan
macam saluran;

3) aspek struktur;
o jenis dan mutu bahan bangunan agar dipilih sesuai dengan persyaratan desain, tersedia
cukup banyak dan mudah diperoleh;
o kekuatan dan kestabilan bangunan agar diperhitungkan sesuai dengan umur layanan
yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai