Anda di halaman 1dari 7

SOAL RESPONSI KEPANITERAAN KLINIK IKM DARING

MEI-JUNI 2020

1. Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke RS untuk melakukan general check up. Pasien
melakukan general check up setiap 6 bulan sekali. Pasien seorang pengusaha sukses yang
sadar dengan pola hidup sehat, menjaga pola makan dan berolah raga 2-3x dalam seminggu
dengan rutin.
Apakah kategori upaya kesehatan yang dilakukan pasien tersebut ?
a. Physiological
Lvl 1 kebutuhan fisik yang paling mendasar dan adalah hal – hal yang kita perlu
untuk tetap hidup. Ini termasuk makanan, minuman, tempat berteduh, tidur, dan
oksigen (sandang, pangan, papan).
b. Safety
Lvl 2 Keamanan fiaik dan mental
c. Love/belonging
Lvl 3 kebutuhan kita untuk merasakan kasih sayang sekaligus perasaan memiliki dan
dimiliki, atau social needs
d. Esteem
Lvl 3 Kebutuhan ini adalah kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan
memiliki prestise. Ini dapat termasuk keinginan untuk dihormati
e. Self/actualization
Lvl 4 Kebutuhan ini adalah mengenai membuktikan dan menunjukan diri kepada
orang lain. Untuk melakukan itu, kita akan mengembangkan diri sendiri semaksimal
mungkin segala potensi yang kita miliki.

Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs), kebutuhan


manusia dapat dikategorikan menjadi 5 level: physiological needs (kebutuhan fisiologi),
safety needs (kebutuhan akan keamanan), social needs (kebutuhan akan memiliki dan
kasih sayang), esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), dan self-actualization needs
(kebutuhan akan aktualisasi diri). Menurut hasil riset Abraham Maslow, kebutuhan –
kebutuhan ini bertingkat dan sebelum bisa memuaskan kebutuhan di level berikutnya,
kebutuhan di level sebelumnya harus dipenuhi dulu.

2. Seorang dokter puskesmas mendapatkan data sebesar 70% penduduk laki-laki di wilayah
tersebut perokok berat. Sebagian besar warga memiliki mata pencaharian sebagai petani
tembakau. Untuk mengatasi masalah tersebut, dokter mencoba melakukan pendekatan
dengan kepala desa setempat untuk mengganti tanaman tembakau dengan jagung atau
kacang tanah.
Apakah strategi promkes yang dilakukan dokter ersebut ?
a. Advokasi
b. Dukungan sosial
c. Pemberdayaan Masyarakat
d. Bina suasana
e. Enable
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini
terdiri dari 3 hal, yaitu:
1) Advokasi
Advokasi diartikan sebagai pendekatan kepada para pimpinan
(formal/informal) utk memperoleh dukungan pimpinan terhadap suatu
program kesehatan. Dukungan yang diharapkan dapat berupa: Dukungan
politik (utk program)  Dukungan kebijakan (utk anggaran)  Dukungan
kemitraan (utk proses)  Dukungan masyarakat (utk pemanfaatan).
Sasaran: Para pembuat keputusan/kebijakan  Pemimpin sektor
swasta/pengusaha dan LSM.
Bentuk kegiatan advokasi: Lobi politik dgn pejabat terkait  Mengadakan
seminar atau presentasi  Memanfaatkan media utk membentuk opini publik
(argumen pentingnya program).  Membentuk perkumpulan peminat program
kesehatan terkait.
Syarat argument untuk advokasi: Meyakinkan (credible)  Layak (feasible) 
Relevan (relevant)  Penting (urgent)  Prioritas (priority).
Indikator keberhasilan:  Input: Jumlah pejabat yang di advokasi  Proses:
Jumlah lobi, rapat, seminar yg dilakukan  Out put : Perangkat lunak dan
keras Perangkat Lunak : UU, Peraturan, Perda dan SK Perangkat Keras :
Meningkatnya anggaran, sarana dan pra sarana serta peralatan.
2) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan
pendapatan keluarga (income generating skill).
Sasaran: Masyarakat
Indikator keberhasilan: Input: jumlah tokoh dan bantuan masyarakat  Proses:
Jumlah penyuluhan, pertemuan dan pelatihan.  Out put: Jumlah fasilitas
kesehatan yang dibangun  Out come: Menurunnya insiden penyakit
3) Dukungan Sosial (Social support)/ Bina suasana
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan
sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal
maupun informal.
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai
jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan)
dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari
dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan
program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau
berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi
ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana
yang kondusif terliadap kesehatan.
Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para
toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Sasaran
utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di
berbagai tingkat (sasaran sekunder).

3. Seorang dokter puskesmas mendapatkan data peningkatan insidens penyakit difteri


diwilayah kerjanya. Melihat hal tersebut dokter melakukan pengobatan bagi anak-anak yang
sudah terkena penyakit dan melakukan imunisasi ulang pada balita hingga remaja secara
masif.
Apakah upaya promkes yang dilakukan pada kasus tersebut ?
a. Promkes pada tingkat promotif :peningkatan kesehatan
b. Promkes pada tingkat preventif: pencegahan penyakit
c. Promkes pada tinggkat kuratif : penyembuhan penyakit
d. Promkes pada tingkat rehabilitative : pemulihan kesehatan
e. Promkes pada tingkat Realease From Treatment

4. Seorang kepala puskesmas baru di sebuah desa terpencil, dalam 6 bulan pertama masa
bertugasnya dokter melakukan pembangunan bilik konsultasi bagi penyakit-penyakit yang
dianggap “memalukan” dimasyarakat seperti kusta. Beberapa kader desa dilatih melakukan
skrining penyakit menular seperti PMS (penyakit menular sexual) dan TB. Setelah setahun
data produktivitas dan derajat kehidupan penduduk desa meningkat.
Apakah indikator derajat kesehatan dari aspek sosial yang paling tepat untuk kasus diatas ?
a. Life span
b. Participation in health care
c. Disease/ infirmity
d. Ecologic behaviour
e. Discomfort/ illness
Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan derajat
kesehatan, yaitu :
1) Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga
dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua.
2) Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis
dari masyarakat.
3) Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik,
kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4) Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat untuk
melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit.
5) Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
6) Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota masyarakat
secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7) Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain,
sumber daya alam, dan ekosistem.
8) Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya, keluarga,
komunitas dan bangsanya.
9) Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap
sesamanya.
10) Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit
atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatik,
kejiwaan, dan sosial.
11) External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan
sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi.
12) Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek
kehidupan dirinya sendiri.

5. Seorang perempuan berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke dokter praktik umum karena
jatuh terpeleset di kamar mandi. Setelah mendapat penanganan pertama, keluarga pasien
membayar biaya perawatan kepada dokter tersebut. Selanjutnya dokter memberi surat rujukan
ke rumah sakit (RS) untuk penanganan lanjutan. Setelah dilakukan pemeriksaan di UGD RS
pasien dinyatakan perlu rawat inap.
Apakah jenis pembiayaan kesehatan yang dilakukan keluarga pada penanganan awal pasien ?
a. Out-of pocket
b. Taxation
termasuk asuransi umum. General taxation merupakan model dimana sumber
pembiayaan diambil dari pajak pendapatan secara proporsional dari seluruh populasi
yang kemudian dialokasikan untuk berbagai sektor (tidak terbatas pelayanan
kesehatan).
c. Insurance
d. Capitation
e. Medical Saving Account
Medical Saving Account (MSA, personal saving account )Mengharuskan warga
menabung uang untuk membiayai pelayanankesehatan sendiri. Sejauh ini hanya
Singapore yang menggunakansistem ini. Sistem ini memproteksi generasi berikutnya
dari biaya-biaya akibat generasi kini.

Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia


Sistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu:1.
1) Fee for Service ( Out of Pocket )
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan,
dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan
kesehatan (PPK).PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan
berdasarkan atas pelayanan yangdiberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin
banyak pula pendapatan yang diterima.
2) Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga
atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health
insurance ini dapat berupasystem kapitasi dan system Diagnose Related Group
(DRG system). Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa
pelayanan kesehatan dimana PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta
untuk pelayanan yang telah ditentukkan per periode waktu. Pembayaran bagi PPK
dengan system kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga
kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran dimuka sejumlah
dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu. Salah satu
lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan
PemeliharaanKesehatan Masyarakat). Masyarakat yang telah menajdi peserta akan
membayar iuran dimuka untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan
berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak yang memenuhi
kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjagadan biaya terjangkau.Sistem kedua
yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system kapitasi di
atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang
dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan
diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit.
Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi
kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK.
6. Seorang perempuan berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke dokter praktik umum karena
jatuh terpeleset di kamar mandi. Setelah mendapat penanganan pertama, keluarga pasien
membayar biaya perawatan kepada dokter tersebut. Selanjutnya dokter memberi surat
rujukan ke rumah sakit (RS) untuk penanganan lanjutan. Setelah dilakukan pemeriksaan di
UGD RS pasien dinyatakan perlu rawat inap, dan keluarga menyelesaikan administrasi
dengan fasilitas asuransi pasien.
Apakah jenis pembiayaan kesehatan yang dilakukan keluarga pada perawatan rawat inap
pasien ?
a. Taxation
b. Out-of pocket
c. Capitation
d. Insurance
e. Medical Saving Account
7. Seorang dokter telah berpraktek selama 8 tahun di rumah pribadinya. Setiap tahun jumlah
pasiennya terus meningkat dan dokter merasa perlu memperbaiki fasilitas ruang tunggu
tempat prakteknya. Setahun tahun kemudian dokter melakukan renovasi tempat prakteknya
dan harus merapikan berkas rekam medis yang dimiliki.
Berapaka lama batas waktu penyimpanan resume rekam medis yang harus disimpan dokter ?
a. 1 tahun
b. 5 tahun
c. 10 tahun
d. 20 tahun
e. 25 tahun
8. Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit perut yang
melilit. Keluhan disertai mual dan pusing. Dari pemeriksaan fisik ditemukan bercak-bercak di
seluruh tubuhnya. Dokter mendiagnosis kusta.
Apakah jenis penemuan kasus pada pasien diatas ?
A. Active case finding;
B. Pasive case finding;
C. Screening;
Skrining (screening) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha
untukmengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan
menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat untukmembedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya
menderita suatukelainan.Test skrining dapat dilakukan dengan :Pertanyaan
(anamnesa)Pemeriksaan fisikPemeriksaan laboratorium
D. Mass survey;
Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
E. Selective screening;
Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu,
contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang
sudah menikah

Case Finding (pencarian kasus), digunakan untuk mengatasi wabah. Tujuan case
finding adalah menemukan sumber penularan dan atau mencari ada atau tidak ada
penderita baru di masyarakat.
1) Active Case Finding
Cara kerja case finding adalah digunakan bila dengan metode sensus dan survei
mengalami kesulitan dan data hanya masalah kesehatan tertentu, pada Active Case
Finding hanya mencari yang dicuriga sakit. Program active case finding adalah cara
menjaring penderita dengan melibatkan peran kader masyarakat yaitu kader
Posyandu. Kelebihan dari active case finding adalah dapat menemukan secara tepat
dan cepat penderita disuatu masyarakat yang enggan berobat.
Pada pencarian kasus aktif, cara kerja yang ditempuh pada dasarnya sama dengan
penyaringan (screening). Bedanya, kelompok masyarakat yang dituju pada case
finding ialah mereka yang dicurigai terkena penyakit.
Pada pencarian kasus aktif ini, petugas kesehatan mendatangi daerah yang terkena
wabah untuk mencari sumber penularan atau kasus baru.
Backward tracing (telusur kebelakang)
Tujuan utamanya adalah mencari sumber penularan. disini dikumpulkan data
tentang orang – orang yang pernah berhubungan dengan penderita sebelum
penderita tersebut jatuh sakit. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang
reservoir penyakit, masa inkubasi penyakit, cara penularan penyakit, riwayat
alamiah perjalanan penyakit serta gejala – gejala khas penyakit yang sedang
mewabah, dapat ditentukan sumber penularan penyakit tersebut.

Forward tracing (telusur ke depan)


Tujuan utamanya mencari kasus baru. Disini dikulpulkan data tentang orang –
orang yang pernah berhubungan dengan penderita setelah penderita tersebut
terserang penyakit. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang masa inkubasi
penyakit, cara penularan penyakit, riwayat alamiah perjalanan penyakit serta
gejala – gejala khas penyakit yang sedang mewabah, dapat ditemukan kasus –
kasus baru penyakit tersebut.

2) Pasive Case Finding


Pada pencarian kasus yang pasif, pengumpulan data tentang masalah kesehatan
tidak dilakukan secara aktif, melainkan hanya menunggu penderita yang datang
berobat kesatu fasilitas kesehatan saja. Pencarian data hanya mengandalkan
laporan yang ada.
Contoh : Penjaringan tersangka TB paru dilaksanakan hanya pada penderita yang
berkunjung ke unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas sehingga penderita
yang tidak datang masih menjadi sumber penularan yang potensial.

Anda mungkin juga menyukai