ABSTRAK
Dapat mengenyam pendidikan tinggi adalah hak dan impian tiap warga negara
Indonesia. Universitas Semarang sebagai institusi penyelenggara pendidikan tinggi
memfasilitasi tiap warga Jawa Tengah dan seluruh Indonesia untuk mendaptkan
pendidikan tinggi dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik. Kegiatan belajar
mengajarpundilakukan oleh para pengajar yang ahli di bidangnya. Namun dalam
kenyataannya input dan output yang diharapkan kurang sesuai. Oleh karena itu, penelitian
ini dibuat untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas penerimaan
pesan dalamkegiatan belajar mengajar di Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang memilii karakteristik data
yang dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya. Subjek kajian pada
penelitian ini adalah individual yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan belajar
mengajar di Fakultas teknologi dan Informasi komunikasi. Adapun hasil penelitian yang
telah dilakukan menjelaskan bahwa faktor kecakapan dalam berkomunikasi dosen sangat
mempengaruhi penerimaan pesan mahasiswa dan cara dan gaya berbicara serta diksi atau
pemilihan kata yang disampaikan mempengaruhi mahasiswa dalam menangkap pesan yang
disampaikan.
171
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
Informasi serta ranah Ilmu Komunikasi. penelitian yang akan dilakukan terkait
Bidang-bidang spesifik seperti segala “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
sesuatu yang berkaitan dengan komputer Efektivitas Penerimaan Pesan dalam
seperti software dan hardware, e- kegiatan Belajar Mengajar di Fakultas
commerce, digital marketing, jurnalistik, Teknologi dan Informasi dan
public relations, dan broadcasting masih Komunikasi”.
menjadi tren di dasawarsa terakhir.
Kurikulum yang dibuat oleh
2.2. Komunikasi Dalam Pembelajaran
Fakultas Teknologi Informasi dan Ilmu
Komunikasi pun dibuat agar dapat Komunikasi dalam bahasa Inggris adalah
menjawab tantangan bisnis. Diharapkan communication, berasal dari kata
dikemudian harinya para mahasiswa commonicatio atau dari kata comunis
memiliki bekal ilmu yang sesuai dengan yang berarti “sama” atau “sama
kebutuhan perusahaan-perusahaan tempat maknanya” dengan kata lain komunikasi
mereka bekerja nantinya. Agar dapat memberi pengertian bersama dengan
menyampaikan kurikulum yang sesuai maksud mengubah pikiran, sikap,
dengan baik dan benar maka Fakultas perilaku, penerima dan melakukan yang
Teknologi Informasi dan Ilmu diinginkan oleh komunikator. Menurut
Komunikasipun menyediakan para tenaga Roben komunikasi merupakan kegiatan
pengajar yang berkompeten dan ahli di perilaku atau kegiatan penyampaian
bidang-bidang terkait. Kegiatan belajar pesan atau informasi tentang pikiran atau
mengajar diadakan dalam sarana dan perasaan (Roben, 2008: 12). Selain itu,
prasarana yang baik yang telah Frank Dance mendefinisikan bahwa
disediakan oleh pihak Universitas komunikasi merupakan sebuah sistem
Semarang. Namun permasalahan muncul untuk menyampaikan informasi dan
ketika setelah mahasiswa menjalani perintah (Littejhon, 2009: 4).
perkuliahan, banyak yang tidak Dengan demikian, dari konsep
memahami dengan baik apa yang yang diutarakan para ahli komunikasi
disampaikan oleh dosen. Terbukti dari tersebut di atas dapat disimpulkan secara
hasil tes kecil yang diadakan garis besar bahwa komunikasi adalah
memperlihatkan bahwa mahasiswa tidak penyampaian informasi, gagasan, pikiran,
dapat memaparkan dengan baik jawaban- perasaan, keahlian dari komunikator
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kepada komunikan untuk mempengaruhi
dilontarkan dalam tes kecil tersebut. pikiran komunikan dan mendapatkan
Selain itu mahasiswa banyak yang tidak tanggapan balik sebagai feedback bagi
mampu menulis maupun menyampaikan komunikator. Sehingga komunikator
secara lisan pemikiran mereka. Asumsi dapat mengukur berhasil atau tidaknya
para pengajar telah menyampaikan materi pesan yang di sampaikan kepada
sesuai dengan silabus dan rencana komunikan.
pembelajaran yang telah dibuat. Menjadi Dalam perkembangannya, model
ganjalan para pengajar bahwa dalam komunikasi terbagi atas berbagai macam
proses kegiatan belajar bahwa materi model komunikasi. Ruliana dalam
kuliah yang disampaikan tidak terserap bukunya yang berjudul “Komunikasi
dengan baik oleh para mahasiswa. Organisasi” memaparkan dua model
komunikasi sebagai berikut:
2.1. Kerangka Pemikiran 1. Model Komunikasi Linier
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini Model komnikasi ini, merupakann
dapat membantu menggambarkan konsep ungkapan verbal yakni who (siapa), say
what (apa yang dikatakan ), In Which
172
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
173
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
174
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
2.4. Teori Resepsi (Reception Theory) aspek pengetahuan ialah, dari yang
Menurut Nyoman Khuta Ratna (2012: tadinya belum atau tidak mengerti
165) Secara umum teori resepsi diartikan menjadi mengerti, dari bodoh menjadi
sebagai penerimaan, penyambutan, pintar, dari aspek keterampilan, dari tidak
tanggapan, reaksi, dan sikap komunikan bisa menjadi bisa, dari tidak terampil
terhadap suatu hal yang diberikan oleh menjadi terampil; dalam aspek sikap
komunikator. Secara definitif resepsi ialah dari ragu-ragu menjadi yakin, dari
berasal dari kata recipere (latin), tidak sopan menjadi sopan, dari kurang
reception (Inggris), yang diartikan ajar menjadi terpelajar. Hal tersebut
sebagai penerimaan. Dalam arti luas merupakan suatu kriteria keberhasilan
resepsi didefinisikan sebagai pengolahan belajar yang ditengarai dengan terjadinya
teks, cara-cara pemberian makna perubahan tingkah laku, belajar dapat
terhadap karya, sehingga dapat dikatakan tidak berhasil atau gagal.
memberikan respon terhadapnya. Ernest R. Hilgard yang dikutip
oleh Uzer Usman dan Lilis Setiawati
2.5. Kegiatan Belajar Mengajar (1993:5) berpendapat: “We may define
Dalam bidang pendidikan, kegiatan learning as the process by which an
belajar mengajar mempunyai peranan activity ariginates or is changed through
yang sangat vital untuk mencetak lulusan responding to a situation, provide the
yang berkompeten. Kegiatan ini change cannot be attributed to growth or
merupakan komponen utama dalam temporary state of the organism (as
mencerdaskan kehidupan bangsa. Apabila fatigue or under drugs)”. Belajar adalah
dilihat dari suku katanya, Kegiatan suatu proses dimana ditimbulkan atau
Belajar Mengajar (KBM) terdapat dua perubahan karena mereaksi suatu
macam aktivitas, yaitu belajar dan keadaan, perubahan tersebut tidak
mengajar. disebabkan oleh proses pertumbuhan
Belajar mengajar dapat diartikan (kematangan) atau keadaan organisme
sebagai perubahan tingkah laku pada diri yang sementara (seperti kelelahan atau
individu berkat adanya interaksi antara karena pengaruh obat)”.
individu dengan individu dan individu H.C Witherington yang dikutip
dengan lingkungannya sehingga mereka oleh Uzer Usman dan Lilis Setiawati
lebih mampu berinteraksi dengan (1993:5) mengemukakan bahwa “Belajar
lingkungannya. adalah suatu perubahan di dalam
Menurut Burton: kepribadian yang menyatakan diri
“Learning is a change in the individual sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa
due to instruction of that individual and kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian
his environment, which fells a need and atau suatu pengertian.”
make him more capable of dealing Ketiga definisi belajar dari
adequately his environment” (Upaya beberapa pakar tersebut menunjukan
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, bahwa belajar adalah suatu proses
1993:4) perubahan tingkah laku atau kecakapan
Terdapat kata change yang dalam manusia. Perubahan tingkah laku itu
Bahasa Indonesia berarti perubahan bukan disebabkan oleh proses
memiliki makna bahwa seseorang yang pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau
telah mengalami proses belajar akan proses kematangan. Perubahan yang
mengalami perubahan tingkah laku, baik terjadi karena belajar dapat berupa
dalam aspek pengetahuan, perubahan-perubahan kebiasaan (habit),
keterampilannya, maupun dalam kecakapan-kecakapan (skills) atau dalam
sikapnya. Perubahan tingkah laku dalam ketiga aspek yakni pengetahuan
175
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
176
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
178
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
179
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
180
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 171-181
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
181