Anda di halaman 1dari 14

IJSSE

INDONESIAN JOURNAL OF SOCIAL SCIENCE EDUCATION


IJSSE:Indonesian Journal of Social Science Education
Volume 1 Nomor 2 Juli 2019

Editor-In Chief:
Desy Eka Citra Dewi, M.Pd
Managing Editor:
Een Syaputra, S.Pd., M.Pd
Editors:
Raden Gamal Thamrin Kusumah, M.Pd
Prio Utomo, M.Pd
Qomariah Hasanah, M.Si
Reviewers:
Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed (UPI Bandung, Ketua Umum APRIPSI)
Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum (Universitas Sebelas Maret, Surakarta)
Prof. Dr. Badeni, MA (Universitas Bengkulu, Bengkulu)
Dr. Erianjoni, M.Si (Universitas Negeri Padang, Padang)
Dr. Supardi, M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr. Samsuddin, M.Pd (IAIN Bengkulu, Bengkulu)
Dr. Irwan Satria, M.Pd (IAIN Bengkulu, Bengkulu)

English Language Advisor:


Andri Saputra, S.Pd., M.Sc
Mela Azizah, S.Pd., M.Pd

Distributor:
Siti Rahmana, S.S., M.A

Alamat Redaksi
KPJI Lantai 2 Gedung Pelatihan
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Jl. Raden Fatah Kel. Pagar Dewa Kec. Selebar Kota Bengkulu
Email: jurnal_jpipsi@iainbengkulu.ac.id
Website: http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
PENGANTAR REDAKSI

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, IJSSE: Indonesian Journal
of Social Science Volume I, Nomor 2, Juli 2019 akhirnya dapat sampai ke tangan
pembaca. Pada edisi ini, IJSSE menyajikan sepuluh artikel, yakni: 1) Study on Historical
Sites: Pemanfaatan Situs Sejarah Masa Kolonial di Kota Batu sebagai Sumber
Pembelajaran Berbasis Outdoor Learning (Wahyu Djoko Sulistyo); 2) Local Wisdom for
Character Education: A Study of Character Values in Tabot Tradition in Bengkulu (Een
Syaputra); 3) Desain Skenario Pembelajaran Aktif dengan Metode “MIKIR” pada Mata
Kuliah Pendidikan IPS (Piki Setri Pernantah); 4) Pengembangan Bahan Ajar Penulisan
Sejarah Berbasis Model Project Based Learning (Nia Ulfia Krismawati); 5) Peran Guru
Sejarah dalam Pembentukan Karakter Anak di Era Global (Agus Susilo & Isbandiyah); 6)
Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Ngebalrejo Akibat Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Maryanto & Lilis Noor Azizah); 7) Teamwork
Pengembangan Kemitraan: Studi Kasus Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan
dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Bogor (Rizki Bunga Lestari, Soni Akhmad
Nulhaqim & Maulana Irfan); 8) The Primary of Social Worker: Eksistensi Pekerja Sosial
sebagai Suatu Profesi (Adi Bustamar & Rizki Bunga Lestari); 9) Peran Lembaga Jaringan
Kemanusian Jawa Timur (JKJT) dalam Mewujudkan Anak Jalanan yang Berkarakter di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang (Ovin Bella Safura & Agus Purnomo); dan 10)
Peran dan Motivasi Pendatang dalam Kegiatan Sosial di Tasikmadu Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang (Dwi Farani Lestari, Sukamto, & Agus Purnomo).
Tulisan-tulisan tersebut merupakan informasi yang sangat berharga, khsusnya bagi
para peminat, praktisi, peneliti, atau yang lain yang bergerak di bidang ilmu sosial.
Dengan ditulis oleh beragam peneliti dari berbagai universitas di Indonesia, dengan
berbagai macam topik, kami berharap semoga terbitan ini dapat memberikan manfaat
bagi banyak pihak, khsusnya yang bergerak di bidang ilmu sosial dan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (peneliti, dosen, guru, dan lain-lain).
Sebagai penutup, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi. Terkhsus untuk para penulis/peneliti, dengan hormat kami
sampaikan undangan untuk mengirimkan naskah-naskah terbaiknya, baik berupa hasil
penelitian ataupun konseptual. Akhirnya, dengan tangan terbuka, segala bentuk saran
dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan jurnal ini.

Bengkulu, Juli 2019

Editor-In Chief
EDITORIAL

Indonesian Journal of Social Science Education Volume I, Nomor 2, Juli 2019 ini
menyajikan 10 artikel hasil penelitian dan konseptual, yakni: 1) Study on Historical
Sites: Pemanfaatan Situs Sejarah Masa Kolonial di Kota Batu sebagai Sumber
Pembelajaran Berbasis Outdoor Learning (Wahyu Djoko Sulistyo); 2) Local Wisdom for
Character Education: A Study of Character Values in Tabot Tradition in Bengkulu (Een
Syaputra); 3) Desain Skenario Pembelajaran Aktif dengan Metode “MIKIR” pada Mata
Kuliah Pendidikan IPS (Piki Setri Pernantah); 4) Pengembangan Bahan Ajar Penulisan
Sejarah Berbasis Model Project Based Learning (Nia Ulfia Krismawati); 5) Peran Guru
Sejarah dalam Pembentukan Karakter Anak di Era Global (Agus Susilo & Isbandiyah); 6)
Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Ngebalrejo Akibat Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Maryanto & Lilis Noor Azizah); 7) Teamwork
Pengembangan Kemitraan: Studi Kasus Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan
dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Bogor (Rizki Bunga Lestari, Soni Akhmad
Nulhaqim & Maulana Irfan); 8) The Primary of Social Worker: Eksistensi Pekerja Sosial
sebagai Suatu Profesi (Adi Bustamar & Rizki Bunga Lestari); 9) Peran Lembaga Jaringan
Kemanusian Jawa Timur (JKJT) dalam Mewujudkan Anak Jalanan yang Berkarakter di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang (Ovin Bella Safura & Agus Purnomo); dan 10)
Peran dan Motivasi Pendatang dalam Kegiatan Sosial di Tasikmadu Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang (Dwi Farani Lestari, Sukamto, & Agus Purnomo).

Pada tulisan pertama, Wahyu Djoko Sulistyo menyajikan hasil penelitiannya


tentang: Study on Historical Sites: Pemanfaatan Situs Sejarah Masa Kolonial di Kota
Batu sebagai Sumber Pembelajaran Berbasis Outdoor Learning . Menurutnya,
pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan semua panca indra.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembelajaran yang demikian (melibatkan semua indra)
salah satunya adalah melalui outdoor learning. Adapun dalam konteks pembelajaran
sejarah, peninggalan sejarah yang di lingkungan sekitar, terutama bangunan-bangunan
yang tidak memungkinkan dimasukkan dalam meseum merupakan salah satu hal yang
sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi kegiatan outdoor learning.

Dengan memusatkan pada Kota Batu, Malang, Wahyu menemukan bahwa Kota
Batu merupakan salah satu kota yang memiliki banyak peninggalan bersejarah yang
dapat digunakan sebagai sarana outdoor learning dalam pembelajaran sejarah. Dengan
mengkhsuskan kajian pada periode kolonial, penulis mengidentifikasi beberapa
bangunan bersejarah di Kota Batu untuk dijadikan objek outdoor learning, yakni: 1)
alun-alun Kota Batu; 2) Jambe Dawe atau Hotel Kartika Wijaya; 3) Gereja Jago; 4)
Makam Dinger; dan 5) Hotel Selekta. Adapun terkait dengan langkah-langkah
pembelajarannya, penulis mengembangkan tiga langkah pembelajaran, yakni: orientasi
pembelajaran; 2) eksplorasi situs sejarah; dan 3) refelksi pembelajaran.

Pada tulisan berikutnya, Een Syaputra mengangkat judul: Local Wisdom for
Character Education: A Study of Character Values in Tabot Tradition in Bengkulu .
Melalui tulisan ini, penulis mengngkat isu/permasalahan tentang karakter, pendidikan
karakter dan bagaimana peran penting kearifan lokal dalam mendukung keboijakan di
bidang pendidikan karakter tersebut. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam konteks
Indonesia yang memiliki aneka ragam kebudayaan yang luar biasa, kearifan lokal
merupakan salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan dalam menggali nilai-nilai
pendidikan karakter. Berbagai macam bantuk kebudayaan, mulai dari yang bententuk
ideas, activities, hingga artifacts semuanya kaya akan muatan nilai yang dapat
ditransfer menjadi nilai pendidikan karakter.

Sebagaimana dalam penelitiannya ini, penulis mengambil Tradisi Tabot di


Bengkulu sebagai salah satu kasus. Tradisi Tabot salah satu tradisi yang dilaksanakan
secara rutin setiap tahun, serta memiliki akar sejarah yang kuat di Bengkulu. Tradisi
Tabot di Bengkulu juga merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan lokal dengan
budaya asing yang dalam perjalanannya sudah mengalami berbagai bentuk adaptasi.
Melalui penelitiannya ini, Een Syaputra menemukan hasil bahwa tradisi Tabot di
Bengkulu merupakan salah satu tradisi yang kaya akan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut
dapat diidentifikasi dari simbol-simbol yang digunakan, dari bentuk kegiatan yang
dilakukan dan lain sebagainya. Dalam hubungannya dengan nilai pendidikan karakter,
penulis mengidentifikasi bahwa terdapat delapan butir nilai pendidikan karakter dalam
tradisi Tabot di Bengkulu, yakni nilai religious, semangat perjuangan, cinta damai,
persaudaraan, kerja keras, mendiri, cinta tanah air, dan tanggung jawab. Jadi
kesimpulannya adalah bahwa tradisi Tabot di Bengkulu sangat potensial untuk dijadikan
sebagai basis pendidikan karakter, terutama untuk konteks Bengkulu.

Pada tulisan selanjutnya, Piki Setri Pernantah dengan aktikel berjudul: Desain
Skenario Pembelajaran Aktif dengan Metode “MIKIR” pada Mata Kuliah Pendidikan IPS
Pada bagian awal artikelnya, penulis mengawalinya dengan posisi mata kuliah
pendidikan IPS di Perguruan Tinggi. Menurutnya, dalam rumpun ilmu sosial dan ilmu
pendidikan di perguruan tinggi, mata kuliah Pendidikan IPS adalah salah satu mata
kuliah wajib yang penting diajarkan. Pentingnya Pendidikan IPS diharapkan dapat
berkontribusi untuk membangun kesadaran kebangsaan mahasiswa, memiliki wawasan
sosial dan kepekaan sosial sehingga terciptanya interaksi sosial yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa idealnya, mata kuliah
Pendidikan IPS tidak hanya memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tetapi juga
mampu mengajarkan nilai-nilai yang berangkat dari realitas sosial yang terjadi di
masyarakat. Untuk itu, proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan IPS harus
mengedepankan pembelajaran aktif (student-center) sehingga mahasiswa mampu lebih
berpikir kritis, komunikatif, dan reflektif

Dan untuk menciptakan pembelajaran yang demikian, penulis mengembangan


metode yang disebut dengan metode MIKIR, yakni sebuah metode yang diadopsi dari
pengembangan model pembelajaran Abad 21 yang dikembangkan oleh Tanoto
Foundation. Singkatan dari metode “MIKIR” adalah Mengalami, Interaksi, Komunikasi,
dan Refleksi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa metode ini berusaha menjawab tantangan
pendidikan Abad ke-21 dan relevan dengan pembelajaran yang konstruktivistik.
Keempat, tulisan dari Nia Ulfia Krismawati dengan judul: Pengembangan Bahan
Ajar Penulisan Sejarah Berbasis Model Project Based Learning. Penelitian ini merupakan
Penelitian dan Pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar
penulisan sejarah yang didesain berdasarkan sintak project-based learning yang terdiri
dari: penentuan proyek, perancangan langkah penyelesaian proyek, penyusunan
jadwal, penyelesaian proyek, penyusunan laporan, dan evaluasi hasil proyek. Prototipe
dari bahan ajar telah divalidasi oleh para ahli dan di uji cobakan di sekolah menengah
atas (SMA) dengan subjek penelitian siswa kelas X di SMAN 2 Ponorogo dengan jumlah
114 orang.

Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa bahwa bahan
ajar penulisan sejarah berbasis project-based learning adalah valid dan dinyatakan
layak untuk digunakan. Bahan ajar ini mampu membantu peserta didik dalam
memahami dan mengaplikasikan konsep yang terlihat pada proses dan hasil belajar
yang didapatkan. Adapun pengukungan peningkatan prestasi belajar sejarah diukur
melalui pretest dan posttest, dimana hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan bahan
ajar sejarah mampu memberikan pengaruh positif pada peningkatan prestasi sejarah
hal ini dilihat pada rerata nilai dari kelas eksperimen yang diberi perlakukan dan kelas
kontrol yang tidak diberi perlakuan. Bahan ajar ini memungkinkan peserta didik untuk
mencapai tujuan akhir yaitu penelitian dan penulisan sejarah secara sederhana. Selain
itu penggunaan model project-based learning mampu mengantarkan peserta didik pada
pengerjaan proyek melalui kegiatan penelitian dan penulisan sejarah dengan bentuk
proyek berupa laporan penelitian.

Kelima, artikel dengan judul: Peran Guru Sejarah dalam Pembentukan Karakter
Anak di Era Global yang ditulis oleh Agus Susilo & Isbandiyah.Artikel kelima ini secara
khusus menyoroti fenomena globalisasi serta dampaknya terhadap karakter peserta
didik. Dijelaskan bahwa globalisasi yang didukung oleh kemajuan Ilmu Pengerahuan
dan Teknologi yang super canggih membuat pertukaran nilai antar bangsa menjadi
semakin cepat dan penuh dinamika. Akibatnya kemudian adalah merupa krisis moral
atau degradasi karakter anak didik.

Menghadapi situasi semacam ini, Agus Susilo dan Isbandiyah berpendapat


bahwa peran guru sejarah sangatlah penting, yakni bagaimana caranya agar
pembelajaran sejarah dapat menjadi media penanaman karakter kepada anak didik di
tengah kuatnya pengaruh globalisasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada beberapa hal
yang harus dilakukan oleh guru sejarah dalam pembentukan karakter anak di era
global, yakni: 1) merancang pembelajaran aktif; 2) menciptakan pembelajaran yang
berbasis nilai; serta 3) mendesain pembelajaran sejarah yang mengintegrasikan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.

Keenam, tulisan dari Maryanto dan Lilis Noor Azizah dengan judul: Perubahan
Sosial Budaya Masyarakat Desa Ngebalrejo Akibat Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Perubahan sosial dan budaya merupakan suatu gejala yang terjadi dalam
hidup manusia. Perubahan yang terjadi erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat
serta terjadinya suatu budaya yang muncul beriringan dengan terjadinya suatu
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Seiring berjalannya waktu setiap
masyarakat pasti akan selalu mengalami perubahan, baik perubahan secara cepat
maupun lambat. Kehidupan manusia tidak hanya berhenti dalam satu titik saja, namun
akan terus berputar sejalan dengan tuntutan perubahan zaman yang semakin modern.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap


perkembangan kehidupan manusia, akibat kemajuan teknologi yang terjadi dapat
membawa dampak positif maupun negatif dalam kehidupan masyarakat. Sebagaiamna
yang dibahas dalam artikel ini, bagaimana kemajuan IPTEK telah mendorong bagi
terjadinya perubahan sosial pada masyarakat Ngebalrejo. Dijelaskan bahwa, dengan
berdirinya IAIN Kudus dapat membawa perubahan yang sangat besar di lingkungan
masyarakat Ngembalrejo. Salah satunya masyarakat yang dulunya berprofesi sebagai
pembuat genteng, akibat berdirinya IAIN kudus membawa perubahan pada masyarakat
sampai sekarang ini. Banyak masyarakat mendirikan kos dan membuka warung makan
di sekitar Kampus IAIN Kudus. Akan tetapi, pada sisi yang lain, kemajuan IPTEK juga
dapat berdampak negatif bagi masyarakat Desa Ngebalrejo, yakni berupa memudarnya
nilai-nilai dan kebudayaan akibat dari pengaruh budaya asing yang semakin mudah di
akses melalui internet.

Ketujuh, artikel dari Rizki Bunga Lestari, Soni Akhmad Nulhaqim & Maulana Irfan
dengan judul: Teamwork Pengembangan Kemitraan: Studi Kasus Kelompok Kerja
Pengembangan Kemitraan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Bogor.
Sebagaimana judulnya, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses
teamwork yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan meliputi
komunikasi, kompromi, kooperasi, koordinasi, dan konsumasi. Teamwork yang
dilakukan Pokja sebagai upaya untuk penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa bahwa kelima elemen
tersebut penting, saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan sebagai organisasi pelayanan manusia
dalam menanggulangi kemiskinan di Kota Bogor. Dengan hasil tersebut, maka peneliti
(penulis artikel ini) menyarankan suatu program pelatihan “Team Building Training
untuk Meningkatkan Kualitas Teamwork”. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesadaran anggota Pokja sehingga mereka mengerti akan pentingnya teamwork yang
berjalan dengan efektif dan menerapkannya sebagai strategi atau teknik dalam
pencapaian tujuan Pokja, sehingga Pokja mampu untuk membina dan melaksanakan
teamwork yang efektif dalam menanggulangi kemiskinan.

Delapan, artikel berjudul: The Primary of Social Worker: Eksistensi Pekerja Sosial
sebagai Suatu Profesi dari Adi Bustamar & Rizki Bunga Lestari. Artikel ini membahas
eksistensi pekerja sosial sebagai suatu profesi. Pada bagian awal artikel ini dijelaskan
bahwa esensi mendasar dari kemasan pembangunan kesejahteraan sosial melalui
berbagai pelayanan adalah pemerataan kesejahteraan hidup seluruh komponen bangsa
dengan standar hak asasi manusia. Dengan basis hak asasi, kualitas pelayanan sudah
menjadi tuntutan. Pelayanan sosial sebagai tuntutan hak asasi manusia sangat penting,
dan kualitas pelayanan yang baik menjadi keharusan yang tidak dapat dipungkiri.
Karenanya, pelayanan sosial harus terencana secara sistematis, serta memenuhi
standar kualitas pelayanan yang sesuai dengan filosofi bangsa, dan tuntutan
profesionalisme. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam situasi dan kondisi perkembangan
permasalahan sosial dan tuntutan publik terhadap orientasi kebijakan dan program
pembangunan kesejahteraan sosial yang bertumpu pada keadilan untuk semua dan
melindungi hak asasi manusia pada masa yang akan datang, dibutuhkan tenaga-tenaga
profesional pekerjaan sosial. Pada bagian akhir, penulis menekankan bahwa eksistensi
pekerja sosial sebagai suatu profesi kepada khalayak bukan hanya sekedar kegiatan
charity melainkan sebagai suatu profesi yang memiliki knowledge, skill, dan values
dalam praktiknya.

Sembilan, artikel berjudul: Peran Lembaga Jaringan Kemanusian Jawa Timur


(JKJT) dalam Mewujudkan Anak Jalanan yang Berkarakter di Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang dari Ovin Bella Safura & Agus Purnomo. Artikel ini membahas peran
lembaga jaringan kemanusian Jawa Timur dalam membangun karakter anak jalanan.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa di Indonesia ada banyak sekali anak jalanan,
yakni anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan
hidupnya dijalanan baik untuk mencari nafkah maupun sekedar berada di jalan dan
tempattempat umum.Kehidupan anak jalanan yang rawan dengan kekerasan
senantiasa menjadi hal yang memprihatinkan. Begitu pula yang terjadi di Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang banyak anak jalanan yang seharusnya mendapatkan
perlindungandan kasih sayang dari keluarga serta pendidikan formal maupun nonformal
justru harus menjalani kerasnya kehidupan di jalanan. Keterbatasan yang dimiliki anak
jalanan senantiasa membuat karakter mereka rendah dan lebih suka dengan kekerasan,
baik kekerasan fisik maupun kekerasan psikologis. Terdapat banyak lembaga sosial
yang peduli terhadap fenomena anak jalanan salah satunya yaitu JKJT.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa JKJT ini adalah
lembaga memiliki fokus terhadap permasalahan anak jalanan. Fenomena ini menjadi
salah satu problematika di Kota Malang. Adapun nilai-nilai karakter yang ditanamkan
JKJT diantaranya nilai religius, nilai jujur, nilai kreatif, nilai cinta tanah air, nilai peduli
sosial, dan nilai tanggung jawab. Nilai-nilai karakter merupakan tindakan anak jalanan
untuk menjadi berkarakter dengan mengimplementasikan program yang diberikan
Lembaga JKJT. Tindakan anak jalanan ini memperhitungkan tujuan dan kesesuaian cara
yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai.

Terakhir, artikel berjudul: Peran dan Motivasi Pendatang dalam Kegiatan Sosial di
Tasikmadu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dari Dwi Farani Lestari, Sukamto, &
Agus Purnomo. Sebagaimana judulnya, artikel ini mengkaji peran dan motivasi
pendatang dalam kegiatan sosial. Sebagaimana diketahui bersama bahwa hampir
semua daerah di Indonesia, terutama di kota, penghuninya banyak yang merupakan
pendatang, terutama dari daerah pedesaan. Seperti halnya Kota Malang, yang dikenal
sebagai sebagai kota pendidikan, kota pariwisata, kota bunga, dan kota seni. Hal inilah
yang membuat Kota Malang dilirik oleh banyak orang untuk menetap sehingga, banyak
pendatang yang akhirnya memutuskan untuk menetap. Warga pendatang juga
melakukan interaksi sosial, baik dengan warga asli maupun warga pendatang. Interaksi
tersebut berupa adanya kegiatan sosial, pendidikan dan perkawinan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa motivasi warga


pendatang mengikuti kegiatan sosial yaitu sebagai penyaluran hobi, keinginan
memajukan desa dan lebih membaur dengan warga Tasikmadu. Tujuan warga
pendatang terlibat dalam kegiatan sosial di Tasikmadu adalah untuk syiar dan membuat
warga Tasikmadu lebih memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Interaksi soaial antar
warga pendatnag tercermin dalam kerja sama antar warga pendatang dalam kegiatan
sosial. Interaksi yang berlangsung secara terus menerus di lingkup para pendatang,
menimbulkan terbentuknya suatu kegiatan sosial keagaaman. Kegiatan sosial
keagamaan untuk mempererat tali silaturahmi dengan warga serta sebagai tempat syiar
untuk agama islam.
Tulisan-tulisan yang disajikan dalam Volume I Nomor 2, Juli 2019 ini sangat baik
untuk dibaca dan dipahami, terutama bagi mereka yang ingin mendalami soal-soal
pendidikan, baik Pendidikan IPS ataupun Pendidikan Sejarah, atau tema lain seperti
tradisi lisan dan kajian ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ekonomi,
geografi, dll. Akhirnya redaksi mengucapkan terima kasih kepada para penulis dan
selamat menikmati tulisan ini bagi para pembaca. Semoga tulisan-tulisan manfaat.
SELAMAT MEMBACA…!
Bengkulu, Juli 2019

IJSSE Managing Editor.


DAFTAR ISI

Wahyu Djoko Sulistyo: Study on Historical Sites: Pemanfaatan Situs 124-135


Sejarah Masa Kolonial di Kota Batu sebagai Sumber Pembelajaran
Berbasis Outdoor Learning

Een Syaputra: Local Wisdom for Character Education: A Study of 136-144


Character Values in Tabot Tradition in Bengkulu.

Piki Setri Pernantah: Desain Skenario Pembelajaran Aktif dengan 145-155


Metode “MIKIR” pada Mata Kuliah Pendidikan IPS

Nia Ulfia Krismawati: Pengembangan Bahan Ajar Penulisan Sejarah 156-170


Berbasis Model Project Based Learning.

Agus Susilo & Isbandiyah: Peran Guru Sejarah dalam Pembentukan 171-180
Karakter Anak di Era Global.

Maryanto & Lilis Noor Azizah: Perubahan Sosial Budaya Masyarakat 181-190
Desa Ngebalrejo Akibat Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Rizki Bunga Lestari, Soni Akhmad Nulhaqim & Maulana Irfan: 191-212
Teamwork Pengembangan Kemitraan: Studi Kasus Kelompok Kerja
Pengembangan Kemitraan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota
Bogor

Adi Bustamar & Rizki Bunga Lestari: The Primary of Social Worker: 213-228
Eksistensi Pekerja Sosial sebagai Suatu Profesi

Ovin Bella Safura & Agus Purnomo: Peran Lembaga Jaringan 229-238
Kemanusian Jawa Timur (JKJT) dalam Mewujudkan Anak Jalanan yang
Berkarakter di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

Dwi Farani Lestari, Sukamto, & Agus Purnomo: Peran dan Motivasi 239-248
Pendatang dalam Kegiatan Sosial di Tasikmadu Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang.

Anda mungkin juga menyukai