Oleh :
Tania Amelia
4305019023
2019
ABSTRAK
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa dan agama. Secara spesifik, suku
bangsa jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh
penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia “Bhinneka tunggal ika” (Berbeda-beda
tetapi tetap satu jua) memiliki makna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu
kesatuan negara.
Indonesia merupakan negara pluralisme agama, karena tidak hanya memluk satu
agama melainkan lebih dari satu agama beserta kepercayaannya. Artinya setiap orang
Indonesia memiliki kebebasan memeluk agama dan mengajarkan sesuai dengan
keyakinannya.
Di dalam pancasila terdapat nilai-nilai dalam menjamin hak atas kebebasan beragama
dan beribadah diIndonesia. Pancasila dikatakan sebagai alat pemersatu bangsa dalam
kebebasan beragama tersebut. Utamanya nilai Ketuhanan Yang Maha Esa kemudian
menjiwai pasal 28 E ayat 1 dan pasal 29 sebagai dasar hukum hak dan kewajiban warga
negara Indonesia dalam kebebasan beragama.
Dimana dalam makna sila pancasila dan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
tersebut tertulis bahwa setiap orang Indonesia bebas memilih agama yang dipercayai tanpa
ada unsur paksaan dari pihak manapun dam juga tidak diperbolehkan mengganggu umat lain
yang sedang melakukan ibadah. Pada intinya kita harus memiliki sikap toleransi antar umat
beragama.
.
Penulisan Makalah ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pancasila
Dosen Mata Kuliah : Dr. Agustinus W. Dewantara S.S.,M.Hum
1. Pendahuluan
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung
makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemsyarakatan
harus didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan
bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan, dimana merupakan masyarakat hukum. (Dewantara,2019:13)
Pancasila merupakan ideologi bangsa, jati diri bangsa pondasi bagi bangsa
Indonesia. Tak asing lagi seluruh rakyat yang sebagian menganggap sesuatu yang
sakral, dihafalkan dan diamalkan nilai-nilainya. Namun ada sebagian yang sudah tak
lagi menganggap adanya pancasila sebagai ideologi bangsa. Mengapa demikian?
Karena menjadikan agama sebagai alasan menentang pancasila. Kurangnya
pemahaman rakyat tentang pancasila dan salah menafsirkan ilmu ilmu agama.
Indonesia merupakan negara yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan yang harus dipersatukan dengan
adanya pancasila. Sesuai dengan sila ketiga pancasila yang berbunyi “Persatuan
Indonesia” yang miliki arti bahwa mampu menempatkan persatuan kesatuan, serta
kepentingan atau keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi.
2. Pembahasan
Panitia ini menyusun kembali naskah yang semula dimaksudkan sebagai teks
proklamasi kemerdekaan akhirnya dijadikan sebagai pembukaan dalam UUD 1945.
Naskah ini disebut piagam Jakarta atau Jakarta charter yang berisikan :
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya;
b) Kemanusiaan yang adil dan beradap;
c) Persatuan Indonesia;
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawartan/perwakilan;
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indoensia.
Dan masih digunakan sampai saat ini yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945. Namun terdapat perubahan kata yang terdapat pada sila pertama yang semula “
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”
menjadi “ketuhanan Yang Maha Esa”. Saat itu ada dua ormas islam yang menentang
bunyi sila pertama, karena dua ormas islam tersebut menyadari bahwa jika syariat
islam diterapkan maka secara tidak langsung menjadikan Indonesia sebagai negara
Islam yang utuh maka hal itu dapat memojokkan umat beragama lainnya.
Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama “Ketuhanan Yang Maha
Esa” yang berarti pancasila menyakralkan agama. Tidak hanya islam namun Kristen,
katolik, konghucu, hindu dan buda sebagai agama yang resmi pada saat itu.Didalam
perubahan sila pertama inilah letak keselarasan pancasila dengan agama. Dengan
adanya sikap toleransi antar sesama warga dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Kita tentunya sebagai warga negara Indonesia memiliki sikap teloransi antar
umat beragama. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir Soekarno mengatakan bahwa “prinsip
ketuhanan! Bukan bangsa yang ber-Tuhan namun masing masing warga Indonesia
yang bertuhan. Yang Kristen menurut petunjuk Isa Al Masih, yang islam menurut
petunjuk Nabi Muhammad SAW, yang budha menurut kitab kitab yang ada.
Hendaknya orang orang dapat menyembah Tuhannya dengan leluasa.
Hal ini relevan dengan ayat (1) dan (2) pasal 29 UUD 1945 Tentang
Kebebasan Beragama.
Pasal 29
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaanya itu.
Penjelasan dari kedua pasal tersebut ayat 1 dijelaskan bahwa Indonesia
Ketuhanan Yang Maha Esa karena segala kegiatan harus didasarkan pada Ketuhanan
Yang Maha Esa. Prinsip ketuhanan yang tertanam dalam UUD 1945 perwujudan
pengakuan keagamaan yang bersifat mutlak. Oleh karena itu, semua orang bebas
memeluk agama dan beribadah menurut agamanya yang dianggap benar dan
warganya berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta hak setiap warga negara
untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk tinggal dan berhak
menentukan kewarganegaraan sendiri.
Penjelasan dari ayat 2 bahwa setiap warga negara memiliki agama dan
keprcayaan sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Dan tidak ada orang
yang melarang untuk memilih agama yang diyakini. Setiap agama memiliki cara dan
proses beribadah yang berbeda-beda. Oleh karena itu setiap warga tidak boleh
melarang orang beribadah.
Dan terdapat juga pada UUD 1945 pasa 28 E ayat 1 yang berbunyi “Setiap
orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memeilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berk kembali”.
Penjelasan dari pasal 28 E ayat 1 ini adalah Setiap warga Negara bebas
memeluk agama yang mereka hendaki / yang mereka anggap benar, di karenakan kita
hidup didunia ini tidak akan selalu sama pasti ada perbedaan, jangan sampai
dikarenakan kita berbeda agama menimbulkan perpecahan, karena itu merugikan
Bangsa dan Negara. Kita juga bebas memilih pendidikan dan pekerjaan tanpa adanya
paksaan, dan jika orang tua kita mempunyai kwarganegaraan yang berbeda, kita juga
bebas dalam memilih warga negara yang kita anggap baik, kita juga berhak untuk
pindah ke negara lain dan berhak kembali ke negara asal.
Karena dalam ideologi pancasila menjelaskan bahwa bangsa indonesa
memeluk agama, menganut agama sesuai kepercayaan masing-masing tanpa adanya
unsur paksaan. Maka dari itu Indonesia harus memiliki sikap toleransi dan
menghormati umat agama lain yang sedang melakukan ibadah.
Segala bentuk aspek penyelenggaraan negara harus berdasarkan atas nilai nilai
dalam ketuhanan yang maha esa. Setiap aturan yang dibuat harus memperhatikan
sikap toleransi antara beragama.
Itulah beberapa penjelasan mengenai hubungan agama dengan pancasila
menurut ideologi yang diterapkan sebagai dasar negara dari negara Indonesia.
3. Penutup
Buku – buku
Dewantara, W.2019..Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
Dewantara, A. W. (2017). Alangkah hebatnya negara gotong royong: Indonesia dalam
kacamata Soekarno. PT Kanisius.
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).
Internet
https://edukasismn.blogspot.com/2017/11/hubungan-pancasila-dan-agama-dalam.html?=1
http://grabag-grabug.blogspot.com/2010/03/uud-1945-pasal-28-e.html?
showComment=142269626049&m=1#c8721940697919729187
https://m.liputan6.com/news/read/3547257/moeldoko-hubungan-agama-dan-pancasila-
saling-menguatkan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila