Anda di halaman 1dari 4

https://hsepedia.

com/2020/03/19/hierarchy-of-
control-tempat-kerja-dalam-kasus-covid-19/
Hierarchy of Control Tempat Kerja dalam
Kasus Covid-19

Joko Priono, SKM., MKKK. 4 weeks ago


0 1,418 2 minutes read

Di tengah pandemic Covid-19, bermunculan juga sejumlah permasalahan baru misalnya dengan
sulitnya membeli masker dipasaran ataupun jika ada harganya sangat tidak masuk akal. 
Pedagang menjual dengan harga tinggi yaitu 10x bahkan berkali-kali lipat dari harga pada
umumnya.  Hal ini tentunya membuat sebagian masyarakat dan perusahaan panic karena tidak
memiliki masker sebagai salah satu alat pelindung bagi dirinya dan pekerjanya dari kemungkinan
kontaminasi virus. 

Di tempat kerja, mungkin sebagian dari kita telah melaksanakan yang namanya identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan control pengendalian atau kadang disebut juga HIRADC.  Nah, saat
ini coba kita bahas mengenai pelaksanaan HIRADC khususnya pada bagian pengendalian
control.  Kita ketahui bersama bahwa sumber bahaya pada kasus ini adalah Virus Corona jenis
baru ini yang kemudian menyebabkan seseorang menderita Covid-19.

Eliminasi dalam hierarchy of control merupakan langkah yang memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya.   Di tempat kerja, konsep
eleminasi ini diartikan bahwa kita mengeliminasi sumber bahaya, kemudian berlanjut ke
substitusi yaitu mengganti alat atau mesin atau bahan untuk mengurangi risiko yang
ditimbulkan.  Selanjutnya yang ketiga yaitu engineering control yaitu konsep modifikasi atau
perancangan alat/mesin/ tempat kerja yang lebih aman.  Ketiga pengendalian tersebut dapat
dikatakan berfokus pada tempat kerja/ pekerjaan aman dengan mengurangi bahaya.

Administrasi merupakan hirarki pengendalian pada tahap berikutnya yaitu dapat berupa
Prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, tanda bahaya, rambu, poster, label dan hal-hal lainnya
yang bersifat administrative.  Lalu tahap terakhir yaitu penggunaan alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja.  Dua langkah ini dapat dikelompokkan berfokus pada tenaga kerja aman dengan
mengurangi paparan.
Nah, kaitannya dengan Covid-19 ini kita coba mensimulasikan bagaimana langkah-langkah
pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian yang biasa kita lakukan di tempat kerja.

ELIMINASI

Pada tahapan eliminasi kita diminta untuk menghilangkan potensi bahaya.  Pada kejadian Covid-
19 ini ada beberapa potensi bahaya misalnya kontak langsung dengan penderita Covid-19. 
Sehingga untuk masyarakat umum dan sebagian tenaga kerja (kecuali tenaga medis yang
memang harus berinteraksi langsung dengan pasien Covid-19) maka sangat dianjurkan untuk
melakukan langkah-langkah meghilangkan potensi bahaya ini. Misalnya tidak melakukan
perjalanan ke wilayah yang terjangkit Covid-19, menghindari atau membatasi kegiatan-kegiatan
yang melibatkan banyak orang, social distancing, dan melakukan isolasi mandiri atau jika tidak
perlu-perlu sekali jangan keluar rumah.

Ada pertanyaan yang muncul, kapan perusahaan/ tempat kerja melakukan istilah lockdown. 
Saran yang saya baca dari Surat Edaran No. 1/SE/PP IDKI/III/2020 tentang Pedoman Tingkat
Kesiapsiagaan Wabah (Covid-19) di Perusahaan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (PP IDKI) adalah ketika di tempat kerjanya ada
satu pasien yang positif Covid-19. Namun jika pasien positif tersebut selama 14 hari terakhir
tidak ke tempat kerja dan tidak ada kontak dengan karyawan lain di perusahaan mungkin tidak
perlu dilakukan shut down. Karena pada prinsipnya shut down adalah langkah terakhir dan ini
disesuaikan dengan kondisi seperti gambar berikut.
SUBSTITUSI

Di era digital sekarang tahapan substitusi ini bisa diasumsikan sebagai mengubah metode kerja
yang biasanya harus bertatap muka maka jika memungkinkan dialihkan menjadi konsep
teleconference atau work from home (WFH), E-learning dsb.  Atapun jika kita diharuskan untuk
bertemu dengan orang, maka jabat tangan dapat diganti Namaste atau metode lainnya yang
masih bisa digunakan.  Walaupun untuk sebagian pekerja tidak dapat melakukan hal ini.

ENGINEERING CONTROL

Langkah selanjutnya yaitu membuat engineering control.  Hal-hal yang dapat dilakukan yaitu
dengan membersihkan fasilitas-fasilitas umum dengan disenfektan.  Selain itu juga kita diminta
untuk menjaga kondisi tubuh kita, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.  Tidak
menyentuh muka sebelum mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta senantiasa
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Silahkan bisa juga membuat konsep engineering
control lainnya seperti pengaturan jarak posisi berdiri di lift, pengaturan jarak antri dll (agak
ekstrem).

ADMINISTRATIVE
Langkah keempat yaitu dengan membuat kebijakan, aturan-aturan atau SOP terkait dengan
antisipasi Covid-19 dan memberikan edukasi/ health talk kepada masyarakat dan tenaga kerja
melalui poster-poster atau seperti tulisan yang sedang and abaca ini merupakan bagian dari
administrative.  Silahkan cek update regulasi-regulasi dan pedoman serta poster-poster/
kebijakan yang sudah ada. Bisa anda gunakan di tempat anda sesuai kebutuhan.

ALAT PELINDUNG DIRI

Langkah terkahir yaitu dengan penggunaan masker ketika sedang tidak sehat dan menunjukkan
gejala-gejalan covid-19. Karena ini poin penting dalam penggunaan masker adalah bahwa
seharusnya yang sakitlah yang menggunakan masker.  Tujuannya adalah dia tidak menularkan
kepada yang lainnya.  Kecuali bagi tenaga medis yang berinteraksi dengan pasien Covid-19
maka sangat dianjurkan untuk menggunakan masker.

Anda mungkin juga menyukai