PENDAHULUAN
upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat jalan,
rawat nginap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan non medik yang
paripurna rumah sakit menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
bertahan dalam persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan
pasien.
ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
terhadap pencapaian efisiensi, mutu dan citra rumah sakit (Nursalam, 2014).
sakit, wajib memberikan pelayanan keperawatan yang prima, efisien, efektif, dan
selama 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, dan berdampak pada kualitas,
jasa layanan kesehatan terbesar di rumah sakit yang jumlahnya mencapai 40% -
60%, mengerjakan hampir 90% layanan kesehatan rumah sakit melalui asuhan
(Keliat, 2006). Menurut hasil penelitian Hoffart & Woods (1996, dalam Sitorus,
dampak positif bagi pola pikir masyarakat, terutama pada bidang kesehatan.
Fenomena ini dapat dilihat dari semakin tinginya tuntutan masyarakat akan
(Nursalam, 2014).
oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan
penggunaan fungsional.
yakni 40% dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65% bekerja di
(PPNI, 2005).
akan dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak akan dapat
diberikan. dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika suatu
2013).
1 ayat 1, menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan
perawatan yang diberikan kepada pasien dan bertindak sebagai alat untuk
Dokumentasi sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari
gugat terhadap segala tindakan yang dilakukannya. Bila terjadi suatu masalah
yang berhubungan dengan profesi keperawatan, maka dokumentasi tersebut dapat
pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama
kepada klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan
(Handayaningsih, 2009).
menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat
dengan istilah infeksi nosokomial. Istilah ini seringkali tidak bisa secara pasti
Infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit
tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Infeksi ini tidak terbatas pada
pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat
melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau
didapat di rumah sakit selanjutnya disebut Infeksi Rumah Sakit (IRS).
(Kemenkes, 2011)
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang
tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat hari
setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau
dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit. Dalam hal ini
termasuk infeksi yang didapat dari rumah sakit tetapi muncul setelah pulang dan
berisiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien
kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau
Sebagai tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat yang bekerja di unit
unit gawat darurat merupakan lini terdepan yang 24 jam berinteraksi dengan
dapat melalui udara, cairan tubuh seperti muntah, air seni bahkan lewat peralatan
sakit dan penurunan jumlah konsumen. Dampak buruk infeksi nosokomial tidak
hanya itu, tetapi juga membawa dampak hukum, dimana terjadi tuntutan
dalam upaya mencegah cross infection (infeksi silang). Kebersihan tangan (cuci
dalam upaya mencegah cross infection (infeksi silang). Kebersihan tangan (cuci
terdiri dari beberapa unit, meliputi Unit Gawat Darurat, Unit Poliklinik Rawat
Jalan, Unit Rawat Inap 200, Unti Rawat Inap 300, Unit Rawat Inap 308 Dan Unit
dan untuk meningkatkan pelayanan rawat inap sesuai instruksi dari manajemen
akan dilakukan di rawat inap khususnya rawat inap 308 sebagai tempat praktik
manajemen keperawatan.
yang perlu diperbaiki oleh karena itu mahasiswa STIKes Cirebon memilih
lainnya
formal
optimal
terima