PENDAHULUAN
upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat jalan,
rawat nginap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan non medik yang
paripurna rumah sakit menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
bertahan dalam persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan
pasien.
ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
terhadap pencapaian efisiensi, mutu dan citra rumah sakit (Nursalam, 2014).
sakit, wajib memberikan pelayanan keperawatan yang prima, efisien, efektif, dan
selama 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, dan berdampak pada kualitas,
jasa layanan kesehatan terbesar di rumah sakit yang jumlahnya mencapai 40% -
60%, mengerjakan hampir 90% layanan kesehatan rumah sakit melalui asuhan
(Keliat, 2006). Menurut hasil penelitian Hoffart & Woods (1996, dalam Sitorus,
dampak positif bagi pola pikir masyarakat, terutama pada bidang kesehatan.
Fenomena ini dapat dilihat dari semakin tinginya tuntutan masyarakat akan
(Nursalam, 2014).
oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan
penggunaan fungsional.
yakni 40% dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65% bekerja di
(PPNI, 2005).
akan dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak akan dapat
diberikan. dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika suatu
2013).
1 ayat 1, menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan
perawatan yang diberikan kepada pasien dan bertindak sebagai alat untuk
Dokumentasi sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari
gugat terhadap segala tindakan yang dilakukannya. Bila terjadi suatu masalah
yang berhubungan dengan profesi keperawatan, maka dokumentasi tersebut dapat
pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama
kepada klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan
(Handayaningsih, 2009).
terdiri dari beberapa unit, meliputi Unit Gawat Darurat, Unit Poliklinik Rawat
Jalan, Unit Rawat Inap 200, Unti Rawat Inap 300, Unit Rawat Inap 308 Dan Unit
dan untuk meningkatkan pelayanan rawat inap sesuai instruksi dari manajemen
akan dilakukan di rawat inap khususnya rawat inap 308 sebagai tempat praktik
manajemen keperawatan.
yang perlu diperbaiki oleh karena itu mahasiswa STIKes Cirebon memilih
permasalahan dokumentasi keperawatan. Mengingat dokumentasi keperawatan di
continue / berkelanjutan.
lainnya
formal
optimal
terima
1.5.1 Observasi
1.5.2 Wawancara
pelaksana di ruang rawat inap 308 Rumah Sakit Permata Tahun 2019.
keperawatan di ruang rawat inap 308 Rumah Sakit Permata Tahun 2019.
BAB II
TINJAUAN TEORI
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
1. Oksigen;
3. Eliminasi;
4. Kemananan;
8. Spiritual;
9. Emosional;
10. Komunikasi;
13. Penyuluhan;
14. Rehabilitasi.
Profesional
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan
prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan akan
berakibat suatu stres sehingga perlu adanya antisipasi, “... jangan mengubah suatu
143).
suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang
pelanggan.
pelaksanaannya.
lainnya.
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
Jenis Model Asuhan Keperawatan Menurut Grant dan Massey (1997) dan
jawab
Fungsional Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi Perawat yang
keperawatan keperawatan
keperawatan
pasien dirawat.
profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu,
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat
hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya,
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional (Marquis dan Huston, 1998: 138)
Kelebihan:
berpengalaman.
Kelemahan:
keperawatan;
keterampilan saja.
2. MAKP Tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit
teknik kepemimpinan;
terjamin;
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila
Kelebihannya:
Kelemahan:
tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Tanggung jawab anggota tim:
c. Memberikan laporan.
a. Membuat perencanaan;
pasien;
e. Menyelenggarakan konferensi.
a. Perencanaan:
b. Pengorganisasian:
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
ketua tim;
c. Pengarahan:
Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik;
sikap;
tugasnya;
d. Pengawasan:
kepada pasien;
Melalui supervisi:
3) Evaluasi;
5) Audit keperawatan.
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Marquis dan Huston, 1998: 138)
3. MAKP Primer.
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis dan Huston, 1998: 138)
Kelebihan:
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
(gillies, 1989).
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
b. Ada otonomi;
masyarakat;
d. Evaluasi kerja;
f. Membuat 1–2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
Ketenagaan metode primer:
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada dekat
dengan pasien;
4. MAKP Kasus.
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
Kelebihannya:
Kekurangannya:
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
Sistem Asuhan Keperawatan “Case Method Nursing” (Marquis dan Huston, 1998: 136)
Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua
sistem. Menurut Sitorus (2002) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan
karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan D-3,
tim.
askep
MAKP Mampu Modifikasi 1. Jumlah sesuai Standar renpra
keperawatan pasien
sebagai CCM
3. DIII keperawatan
sebagai PP perawat
pemula
MAKP I Mampu Modifikasi 1. Jumlah sesuai Standar renpra 1. Riset
CCM h riset
3. S.Kep/Ners 3. Pemanf
sebagai PP aatan
sebagai PA riset
MAKP II Mampu Manajemen 1. Jumlah sesuai Clinical 1. Riset
keperawatan (1:3 s
PP) 2. Identifi
3. Spesialis kasi
10 pasien) h riset
sebagai PA aatan
hasil
riset
MAKP III Mampu Manajemen 1. Jumlah sesuai Clinical pathway 1. Riset
(konsultasi) kasi
3. Spesialis masala
PP) 3. Pemanf
PP hasil
riset
Metode Gilles.
A x B xC F
= =H
( C− D ) x E G
Keterangan:
C = jumlah hari/tahun
c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan
maka jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil = 5% × jumlah hari
Tambahan tenaga:
5 % × jumlahtenaga× jumlahjamkerjacutihamil
jumla h jam kerja efektif /ta h un
Catatan:
Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari) + hari besar (12 hari) +
Jumlah hari dalam 1 tahun – jumlah hari tak kerja = 365 – 86 = 279 hari.
ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan malam 17%.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu
sebagai berikut.
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total
care dan intensive care. Rata-rata kebutuhan perawatan langsung setiap
b) Posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam;
e) Gelisah/disorientasi.
pasien/ hari.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat
antara lain:
pendidikan kesehatan;
kesehatan.
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
1. Work sampling.
Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja
yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga
tertentu. Pada metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja;
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu
jam kerja;
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif;
d. Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja.
kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Oleh karena besarnya jumlah
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui teknik ini
personel yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin selama
dilakukan pengamatan;
metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit.
Dari metode work sampling dan time and motion study maka akan dihasilkan
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau
yang diamati.
3. Daily log.
work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang diamati.
Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Penggunaan ini tergantung kerja sama dan kejujuran
dari personel yang diamati. Pendekatan ini relatif lebih sederhana dan biaya yang
murah. Peneliti biasa membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari
menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir kepada subjek personal yang
diteliti, tekankan pada personel yang diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan,
waktu dan lama kegiatan, sedangkan informasi personel tetap menjadi rahasia dan
tidak akan dicantumkan pada laporan penelitian. Menuliskan secara rinci kegiatan
besarnya kebutuhan tenaga kerja di suatu tempat kerja berdasarkan beban kerja,
tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu
tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia yaitu:
a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja atau Peraturan
b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002−2003 ditetapkan
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/izin. (E)
f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja atau Peraturan
Daerah, pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja/
minggu). (F)
Keterangan:
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
E = Ketidakhadiran Kerja
F = Waktu Kerja
pendidikan dan pelatihan lebih lama dibanding kategori SDM lainnya, maka
SDM.
unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
kegiatan baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Sebagai contoh di rumah
sakit, data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan kategori
c. Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di
RS.
kesehatan.
Langkah awal yang dilakukan adalah membuat unit kerja dan subunit kerja
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setelah unit kerja dan subunit kerja di
Langkah awal yang dilakukan adalah membuat unit kerja dan subunit kerja
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setelah unit kerja dan subunit kerja di
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
dan waktu yang tersedia per tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori
tenaga.
a. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja sebagaimana hasil yang
Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja adalah meliputi hal-
hal berikut.
suatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja.
Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu
yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM.
berikut:
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
untuk menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi
tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang
jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.
Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja
meliputi:
a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu:
b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahuan.
berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS
selama kurun waktu satu tahun. Kuantitas kegiatan pelayanan Instalasi Rawat
Jalan dapat diperoleh dari laporan kegiatan RS (SP2RS), untuk mendapatkan data
kegiatan tindakan medik yang dilaksanakan di tiap poli rawat jalan perlu
dilengkapi data dari Buku Register yang tersedia disetiap poli rawat jalan. Untuk
penyusunan kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap dibutuhkan data dasar
sebagai berikut.
Data kegiatan yang telah diperoleh dan Standar Beban Kerja dan Standar
klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Pengertian diatas, dapat diambil
diberikan kepada klien, berguna untuk klien, perawat dan tim kesehatan lain
sebagai tangung jawab perawat dan sebagai bukti dalam persoalan hukum.
2) Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama atau dengan
hukum.
(lingkungan).
matang, diagnosis keperawatan yang tepat, rencana yang terarah, tindakan yang
dan pelaksanaan asuhan keperawatan dan tidak bergantung pada profesi lain.
Proses ini juga memberi kepuasan yang optimal bagi tenaga keperawatan yang
dokumentasi yang legal bagi profesi keperawatan. Oleh karena itu, dokumentasi
5) Hasil dari asuhan keperawatan dan kemampuan untuk tindak lanjut asuhan
dan bukan tingkat ideal asuhan. Standar asuhan keperawatan mengacu kepada
didokumetasikan.
tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
c) Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk
terbaru.
4) Standar IV : Implementasi
Tahapan ini perawat mencari inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
disusun dan ditunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
5) Standar V : Evaluasi
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam
(Handayaningsih, 2007).
mencatat data-data yang menjelaskan respon tubuh manusia yang diakibatkan oleh
diperoleh dari berbagai sumber ke dalam sumber yang bersifat umum sehingga
menjamin adanya iformasi dasar yang berguna yang memberikan referensi untuk
tindakan keperawatan, menyajikan data yang cukup bagi kebutuhan klien untuk
dan mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien (Asmadi, 2008).
Menurut Asmadi, metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
1) Wawancara
langsung antara perawat dan klien. Data wawancara adalah semua ungkapan
klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan termasuk keluarga,
2) Observasi
observasi secara khusus tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan
hal tersebut.
3) Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna menentukan
melakukan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung
kaki (head to toe) dan pendekatan sistem tubuh (review of system). Pemeriksaan
fisik dilakukan dengan menggunakan empat metode, yakni inspeksi, auskultasi,
a) Inspeksi.
b) Auskultasi.
c) Perkusi.
Perkusi atau periksa ketuk adalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara
mengetuk secara pelan jari tengah menggunakan jari yang lain untuk
d) Palpasi.
Palpasi atau periksa raba adalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba
atau merasakan kulit klien untuk mengetahui struktur yang ada dibawah kulit.
2012)
keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem)
masalah
2) Penyebab (etiology)
yang memberi arah bagi terapi keperawatan. Etiologi tersebut dapat terkait
gaya hidup, usia perkembangan, juga faktor budaya dan lingkungan. Frase
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata terjadi saat ini dan benar-benar
b) Kejelasan masalah
d) Validitas masalah
symptom (PES))
dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akandilakukan, termasuk bagaimana,
kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Dalam penyusunan
rencana tindakan keperawatan perlu keterlibatan keluarga dan orang terdekat klien
(Asmadi, 2008).
dicapai. Unsur terpenting dalam tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas
2) Merumuskan Tujuan
bentuk tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
tujuan jangka panjang. Rumusan tujuan ini keperawatan harus SMART, yaitu
(dapat dicapai, ditetapkan bersama klien), realistic (dapat tercapai dan nyata),
konkret. Selain itu, hasilnya harus dapat dilihat, didengar, dan diukur oleh
orang lain.
b) Bersifat spesifik.
c) Dapat dimodifikasi.
mandiri tanpa peran aktif dari tenaga kesehatan lain. Intervensi keperawatan
terhadap klien dalam bentuk kerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
2.2.9 Implementasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat
puncak implementasi keperawatan yang berorientasi pada tujuan. Pada fase ini,
perawat menyimpulkan data yang dihubungkan dengan reaksi klien. Fase ketiga
merupakan terminasi perawat-klien setelah implementasi keperawatan selesai
2.2.10 Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan
Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa
keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali
2008).
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
Menurut Asmadi (2008) ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait
1) Tujuan tercapai jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan
ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukan sedikit perubahan dan
tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.
BAB III
KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMEN KEPERAWATAN
Rumah Sakit Permata Cirebon ialah salah satu Rumah Sakit milik swasta
atau lainnya Cirebon yang berupa RSU, di naungi dan tercatat kedalam Rumah
Sakit Tipe B. Rumah Sakit ini telah terdaftar semenjak 25/12/2015. Setelah
akhirnya diberikan status akreditasi rumah sakit. RSU ini berlokasi di Jl. Tuparev
25 Januari 2018.
Fasilitas pelayanan yang tersedia di rumah sakit tipe B yakni ruang gawat
darurat (IGD) 24 jam, instalasi rawat jalan (poliklinik), instalasi rawat inap,
scan dan MRI), instalasi rehab medik, hemodialisa, laboratorium klinik, medical
check up unit, kemotherapi, farmasi 24 jam, instalasi gizi dan kateterisasi jantung
(cathlab).
Untuk instalasi rawat jalan, pelayanan yang tersedia berupa klinik umum,
gigi dan mulut, kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, bedah
umum, saraf, bedah saraf, THT, kulit dan kelamin, orthopedi, jantung, mata,
radiologi, paru, urologi dan kesehatan jiwa. Produk unggulan di rumah sakit ini
adalah THT, jantung terpadu, trauma, kanker serta kesehatan ibu dan anak.
Bagi ibu hamil, rumah sakit permata ini menyediakan pemeriksaan USG 4
dimensi yang dilakukan oleh dokter spesialis obstetric dan ginekologi yang
berpengalaman. Untuk instalasi rawat inap, tersedia 210 tempat tidur yang
rumah sakit permata cirebon didukung dengan fasilitas pelayanan dan peralatan
Rumah sakit permata cirebon di pimpin oleh direktur rumah sakit yang
1) Wadir Umum
2) Wadir Medis
berkesinambungan
1. Terpercaya
2. Integritas
3. Profesional
medice
4. Fokus Pelanggan
5. Berkualitas
mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil terbaik secara terus menerus
6. Ibadah
Menjadikan pekerjaan melayani masyarakat sebagai ibadah kepada Allah
SWT
Ruangan rawat inap 308 merupakan ruang rawat dewasa yang terdiri dari
dan isolasi.
laki dan perempuan terpisah. Terdiri dari ruang rawat perempuan ametys (3,4,5)
sebanyak 15 bed dan topaz (6,7,10) sebanyak 12 bed. Laki-laki ametys (6,7)
sebanyak 10 bed dan topaz (8,9,11) sebanyak 12 bed. Isolasi 2 bed (masih dalam
perbaikan).
3.4 Sumber Daya Manusia (M1—Man).
3.4.1 Ketenagaan
1) Struktur Organisasi
Kepala Ruangan
5. Ramdhan
6. Risma
1) Keperawatan
KELOMPOK BEDAH
a. Keperawatan Langsung
Jumlah pasien tiga bulan terakhir (agustus, september, oktober) : 1.076 pasien
a. Keperawatan langsung
3.946+1.076+269
1.076
= 4,91
a. Keperawatan langsung
No Klasifikasi pasien Jumlah jam Jam kep Jumlah pasien Jam perawatan x
kep jumlah px
1 Self care < 2 jam
2 Minimal care 2 jam 2 6 12
3 Moderat care 3-5 jam 4 9 36
4 Total care 5-6 jam 6 6 36
5 Intensive care 7 jam
Jumlah kep langsung 84
b. Keperawatan tidak langsung
c. Penkes
110,25
84 + 21 + 5,25 = = 5,25 (5)
21
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan
5 x 21 x 365
( 365−86 ) x 7
40241
=20,6(21)
1953
Factor koreksi 20 %
20/100 x 21 = 4,2 (4)
Jumlah kebutuhan = 21 + 4 = 25
KESIMPULAN
Kebutuhan tenaga perawat untuk ruangan bedah dan non bedah di NS 308
yaitu 11 + 25 = 34 orang
a. CKD ON HD
b. Batu ureter
c. Dispepsia
d. CA mamae
e. Vertigo
f. Mastoiditis
g. BPH
h. SNH
i. CAD
j. GEA
a. Kebutuhan oksigen
b. Kebutuhan psikososial dan spiritual
c. Kebutuhan hipertermi
e. Kebutuhan eliminasi
g. Kebutuhan nutrisi
h. Sirkulasi darah
perawat.
3) Alat kesehatan yang ada di ruang ranap 308 Rumah Sakit permata
cirebon
barang
1 Strecher 1
2 Troli 2 saf 2
3 Kursi roda 2
4 Timbangan 1 Rusak sedang dalam
perbaikan (pengajuan
tanggal 28 oktober 2017)
5 EKG dewasa 1
6 Oximetri 1
7 Syaringe pump -
8 Infuse pump -
9 Tensimeter raksa 1 1 kondisi dalam perbaikan
IPSRS
10 Stetoskop 3
11 Ambu bag set 1
12 Glukotest 1
13 Thermometer digital 4
14 Standar infus mobile 14
15 Oxygen mobile+ 1
regulator
16 Suction 1
17 Nebulizer 1
18 Thermometer ruangan 1
19 Laringoscope dewasa 1
20 Thermometer sensor 1
21 Laringoscope dewasa 1
22 Penlight 1
23 Spatel Disesuaikan Spatel yang digunakan
adalah spatel disposibel
24 Humidifier 14
25 Tunel two wat 1
26 Kasur dekubites 0 Perlu pengadaan untuk
pasien yang imobilisasi
Berdasarkan tabel diatas jumlah alat kesehatan sudah memadai