Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM

Pengertian keselamatan kerja di laboratorium merupakan upaya preventif


(bersifat mencegah) dan represif (bersifat represi, menekan, mengekang atau menahan)
terhadap kecelakaan yang merupakan akibat atas desain, sistem, proses serta kegiatan di
laboratorium

Dari pengertian keselamatan kerja diatas dapat disimpulkan bahwa setiap


instansi/setiap unit kegiatan kerja, terutama yang melibatkan banyak orang (jiwa
manusia) selalu harus dipikirkan pula keselamatannya. Begitupun dalam laboratorium
(tempat dilakukannya eksperimen/pratikum/percobaan yang dilakukan oleh karyawan,
dosen, asisten, dan mahasiswa) diperlukan adanya keselamatan kerja, mengingat
percobaan yang dilakukan di dalam laboratorium melibatkan bahan kimia yang mudah
meledak, beracun, mudah terbakar, dll. Selain itu terdapat pula benda/peralatan yang
mudah pecah dan menggunakan listrik ataupun ada instrumentasi khusus yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya:

 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan kimia serta


perlengkapan/peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan.
 Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
 Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

Selain beberapa hal di atas kecelakaan dapat terjadi karena penyebab yang lainnya,
seperti dikatakan pada zaman Romawi bahwa kecelakaan terjadi karena sebuah
kebetulan, karena pada zaman ini mereka belum mengetahui hukum sebab-akibat,
sehingga mereka percaya kecelakaan terjadi kebetulan karena sudah dikendalikan oleh
dewa. Tetapi pada zaman sekarang yang sudah mengetahui hukum sebab-akibat maka
definisi kecelakaan sebagai sebuah kebetulan kurang tepat, pada hukum sebab-akibat
definisi sebab adalah hal yang menjadikan timbulnya sesuatu, sesuatu disini adalah
kecelakaan, dimana kecelakaan adalah akibatnya. Misalnya ketika kita memakai bahan
kimia yang mudah meledak (contoh KClO3) akan tetapi pengetahuan kita terhadap
KClO3 kurang sehingga kita menggunakan bahan tersebut tidak hati-hati dan tidak
tepat, maka bisa saja terjadi kebakaran. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan
‘kurangnya pengetahuan terhadap bahan yang digunakan tersebut (contoh tidak dapat
membaca simbol yang menunjukkan bahan mudah meledak)’ akibatnya ‘terjadilah
kebakaran/kecelakaan’.

Laboratorium adalalah tempat menyimpan alat-alat yang mahal harganya


demikian pula data-data berharga lainnya, maka keselamatan di laboratorium ini
meliputi:

 Tempat bekerjanya
 Alat dan bahan yang tersedia
 Pekerjaan dan hasil karyanya
 Hubungan antara pekerjaanya
 Pratikan, asisten, mahasiswa, dosen (pengguna lab)
 Lingkungan

Keselamatan kerja di dalam laboratorium

 Laboratorium dengan percobaannya


 Listrik
 Kecelakaan akibat kebakaran
 Kecelakaan akibat bahan kimia
 Label bahan kimia berbahaya
 Pecegahan terhadap bahan kimia berbahaya

Ada beberapa catatan mengenai laboratorium yang menyimpan bahan-bahan kimia,


diantaranya:
1. Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol/kaleng yang sesuai dan taham
lama, maksudnya bahan kimia disimpan dalam wadah yang sesuai standar
(wadahnya terbuat dari kaca/gelas/porselen dan mempunyai tutup, agar tidak
terjadi penguapan/ada zat-zat yang masuk yang menyebabkan bahan kimia
tersebut terkontaminasi) biasanya botol yang digunakan tampak gelap/buram
agar sinar matahari tidak masuk yang bisa menyebabkan ledakan terhadap bahan
kimia yang mudah meledak ataupun akan mempengaruhi konsentrasi bahan
tersebut. Bahan kimia sebaiknya disimpan di tempat-tempat kecil dan cukup
untuk pemakaian sehari-hari.
2. Tempat persediaan bahan kimia untuk waktu jangka panjang disimpan di tempat
khusus misalnya gudang bawah tanah.
3. Bahan kimia harus diperiksa setiap saat secara rutin, untuk menentukan bahan
tersebut masih dapat digumnakan atau tidak, dan perbaikan label yang rusak (hal
ini juga dilakukan untuk menghindari kecelakaan terjadi).
Bahan yang tidak dapat digunakan harus dibuang/dimusnahkan secara kimia.
Dibuangnya ditempat pembuangan khusus dan pembuangan zat bahan kimia
harus disimpan pada botol kaca yang ditutup. Tetapi apabila laboratoriumnya
tidak mempunyai tempat pembuangan sampah khusus, maka bahan kimia yang
berbahaya sebelum dibuang harus diencerkan atau dinetralisasi dahulu, biasanya
di netralisasi menggunakan sodium bikarbonat.
4. Semua bahan kimia harus diberi tanda-tanda khusus, diberi label semua
keterangan yang diperlukannya, misalnya:
o Nama bahan
o Tanggal pembuatan
o Jumlah (isi)
o Asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
o Tingkat bahya yang mungkin (racun, korosif, higroskopis, dll)
o Keterangan-keterangan yang perlu (presentase, simbol kimianya, dll)
Dalam kegiatan yang dilakukan di laboratorium pasti akan menghasilkan sampah,
sehingga setiap laboratorium harus memiliki tempat sampah yang khusus. Sampah cair
tidak dibuang disaluran air hujan atau saluran septic tank. Macam-macam tempat
sampah yang harus ada di laboratorium:

1. Tempat sampah cair bahan kimia


2. Tempat sampah reaktif
3. Tempat sampah radioaktif
4. Tempat sampah biasa
5. Tempat pembuangan air cucian
BAB VII
PERALATAN DAN SIMBOL KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
Di dalam keselamatan kerja laboratorium terdapat peralatan, peralatan ini dapat
membantu mengatasi kecelakaan dengan cepat, diantaranya:
1. Jas lab,baju pelindung yang digunakan untuk mengamankan tubuh dari
merembesnya cairan ke dalam tubuh atau terhadap percikan bahan-bahan kimia.
Ketentuan jenis lab:
 harus berlengan panjang, warna terserah tapi kebanyakan putih.
 jas lab yang seperti baju astronot dan memakai helmet yang tertutup
biasnya digunakan untuk orang yang kerja/penelitiannya berhubungan
dengan nuklir, batubara, atau pertambangan.

2. Sarung tangan, untuk melindungi tangan dari bahan-bahan kimia atau benda-
benda tajam. Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada
bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene/sarung tangan lateks
yang sering digunakan saat pratikum disekolahan; karet nitrile bahan yang
sedikit lebih tebal dibanding karet yang sebelumnya dan mahal biasanya
digunakan untuk memeganng alat-alat yang dipanaskan; dll). Untuk melindungi
tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai ‘insulated
glove’ yang dibuat dari bahan sintesis.
3. Pelindung mata dan muka, untuk melindungi mata dan muka dari percikan-
percikan api atau gas yang timbul pada bahan kimia. Ada dua jenis pelindung
mata dan muka, yang pertama ‘safety glases’ kaca keselamatan untuk
melindungi dari debu (hanya menutupi area mata saja), dan ‘side shield’ kaca
pelindung yang menutupi seluruh muka untuk melindungi dari percikan bahan
kimia berbahaya.

4. Kran pencuci mata/ eyewash fountain, kran yang khusus langsung mencuci
mata kita, bukan kran pada umumnya yang menyeburkan air ke bawah.

5. Safety shower, adalah tempat untuk membersihkan diri setelah melakukan


kegiatan di laboratorium yang berhubungan dengan mikrobiologi, bakteri,
virus/radio nuklir juga.

6. Alat pernapasan/respirator/masker, untuk melindungi diri dari debu-debu,


serat kecil yang berbahaya/uap/gas yang beracun atau sebagai perisai dari
partikel yang berbahaya.
7. Pemadam kebakaran, ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti air
(water extinguisher), tepung (dry powder extinguisher). Halon, CO (carbon
dioxide extinguisher) seperti busa ini paling cepat untuk memadamkan, pasir,
dll.

Selain peralatan keselamatan kerja terdapat pula simbol keselamatan kerja yang
membantu mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia yaitusimbol/
rambu-rambu keselamatan. Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan yang
bermanfaat untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan dan
pengunjung yang sedang berada di tempat kerja.
Rambu-rambu keselamatan berguna untuk:
 Menarik perhatian terhadap adanya bahaya kesehatan dan keselamatan kerja
 Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
 Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan
 Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan
perlindungan diri
 Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada
 Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau
perilaku yang tidak diperbolehkan

Warna yang menarik perhatian dapat juga digunakan untuk keperluan lainnya
yang menyangkut keselamatan. Misalnya, warna untuk mengindikasikan isi aliran
pipa dan bahaya yang terkandung di dalamnya.
Pemilihan warna juga menuntut perhatian terhadap kemungkinan keadaan bahaya
yang menyebabkan celaka. Misalnya, potensi akan adanya bahaya dikomunikasikan
dengan warna kuning.
Bilamana karyawan menyadari akan adanya bahaya di sekelilingnya, kemudian
melakukan tindakan pencegahan dini, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan,
luka, cacat atau kehilangan yang lainnya dapat diminimalisir.
Bagaimanapun juga, manfaat dari rambu-rambu keselamatan adalah memberikan
sikap waspada akan adanya bahaya, tetapi tidak dapat mengeliminasi atau
mengurangi bahaya tersebut pada saatnya terjadi.
Panduan ini akan membantu Anda, sebagai pemberi kerja, supervisor, komite
maupun anggota dari penyelenggara kesehatan & keselamatan kerja di perusahaan,
untuk dapat menggunakannya secara efektif dalam menerapkan rambu-rambu
keselamatan di tempat kerja.

MENERAPKAN WARNA KESELAMATAN


Usahakan sesedikit mungkin penggunaan rambu yang beraneka warna. Hal ini untuk
menekankan penyampaian pesan pada poin yang paling penting dan juga untuk
menghindari kebingungan serta kelelahan mata memandang.
Memastikan bahwa para karyawan yang buta warna dapat memahami rambu-rambu
dan makna dari warna keselamatan. Mengkombinasikan simbol-simbol dengan pesan
verbal yang singkat pada sebuah rambu. Menggunakan lampu yang berkedip, sinyal
suara atau menempatkan rambu-rambu disebelah warna keselamatan.

PENGELOMPOKAN RAMBU
Kelompok rambu-rambu dibagi dalam tiga bagian :
1. PERINTAH
2. WASPADA (Bahaya, Peringatan, Perhatian)
3. INFORMASI
Setiap kelompok digambarkan dalam bentuknya masing-masing, kemudian
dibagi kedalam sub kelompok, selanjutnya dapat dikenali melalui warnanya.
Bentuk geometri
Sub kelompok
rambu Uraian
(bentuk dan warna)
keselamatan
1.1
LARANGAN
Perintah yang tidak boleh dikerjakan

1.2
KEWAJIBAN
Perintah yang wajib dilaksanakan

2.0
WASPADA
Mengindikasikan potensi akan
sebuah resiko

3.1
Menyediakan informasi:
ZONA AMAN/PERTOLONGAN
PERTAMA/PERALATAN
KESELAMATAN
3.2
PEMADAM API
Menyediakan informasi mengenai
peralatan pemadaman api

3.3
INFORMASI UMUM
Menyediakan informasi untuk umum
1. Terdapat simbol yang sering digunakan secara internasional diantaranya:
Poison, bahan-bahan yang bersifat racun

Flammable, bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah


terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga
api.
Tindakan: jauhkan dari benda-benda yang mudah mengeluarkan api.
Contoh: Minyak terpentin
Corrosive, bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal, dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan: Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-
benda yang bersifat logam.
Contoh: HCL, H2SO4,NaOH(>2%)
Irritant, bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal, dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan: hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh: NaOH, C6H5OH, Cl2
Toxic, bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan: jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung
dengan kulit.
Contoh: Metanol, Benzena.
Oxidizing agent, bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Tindakan: hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh: Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Explosive, bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Contoh: KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT)
Radioactive, bahan yang mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh: Uranium, 90Co, Tritium.
High voltage, bahaya tegangan tinggi

Area dilarang merokok

Area dilarang menyalakan api

2. Rambu-rambu larangan

Kecepatan DAN LAIN-


maksimum LAIN
Ketika sedang 30km/jam
melakukan
pekerjaan yang
berhubungan
dengan listrik

3. Rambu-rambu waspada
DAN LAIN-
LAIN

4. Simbol-simbol lainnya
 Simbol yang memberi tahu informasi mengenai rumah sakit atau klinik
kesehatan/rambu lokasi peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan(tanda
pertolongan/rambu zona aman)

 Simbol yang memberi tahu arah penyelamatan/jalan keluar (tanda


pertolongan/rambu zona aman)

 Diwajibkan memakai pelindung kepala (tanda/rambu kewajiban)

 Tanda alat pemadam api (rambu pemadaman api)

 MPE diasuransikan dengan VBG-Verwaltungs-Berufsgenossenschaft. Semua


pekerjaan harus dilakukan dengan mempertimbangkan peraturan keselamatan
keja dan pencegahan kecelakaan yang berlaku.

5. Simbol-simbol keselamatan organ tubuh

Anda mungkin juga menyukai