Referat
Referat
3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS
13. Insight
Derajat 1: pasien tidak mengetahui kalau sedang sakit dan menjalani pengobatan.
II. Diagnosis
Aksis I : F43.0 Gangguan Stres Akut dd F23 Gangguan Psikotik Akut
Aksis II : F60.3 Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
Aksis III : None
Aksis IV : Masalah dengan ‘primary support group’ (keluarga)
Aksis V : GAF 90-81Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa
4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS
III.Terapi
a. Farmakoterapi
R/ Prestin 12,5 mg 2x caps 1 pc
R/ Valisanbe 5 mg 2 x tab 1 pc (siang dan malam)
R/ Risperidone 2 mg 2x tab 1 pc (siang dan malam)
R/ Hexymer 2 mg 2 x tab 1 pc
5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS
Beberapa tekniknya di antaranya:
1) Cognitive behavioural therapy (CBT), untuk mengubah kognisis dan pola pikiran mengenai
situasi sekeliling kejadian trauma, serta mengubah kebiasaan pada situasi yang menyebabkan
trauma sehingga mencegah gangguan stres akut menjadi gangguan stres pascatrauma.
2) Debriefing, yaitu pasien didorong untuk menceritakan ulang dan mengekspresikan pikiran dan
perasaannya sewaktu mengalami dan setelah peristiwa itu, setelahnya meeka diberi info
tentang respon stres dan cara mengatasinya. Biasanya ditawarkan pada sebagian besar orang
yang terlibat dan segera setelah kejadian, meskipun bukti ilmiah tidak mendukung pernyataan
bahwa debriefing mencegah PTSD, bahkan beberapa bukti terutama pada single session
debriefing dapat memperburuk keadaan jangka panjang.
IV. Prognosis
Quo Ad Vitam : Ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad bonam (dapat kambuh jika stressor kembali).
II. Diskusi
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
Etiologi
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini
berperan :
1. Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat
adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik (norepineprin dan serotonin).
Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi dan pada beberapa pasien yang bunuh diri
memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta
konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit.
2. Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan
depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama
subyek kontrol untuk penderita gangguan.
6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan angka kesesuaian pada kembar monozigotik
adalah kira-kira 50%, sedangkan pada kembar dizigotik mencapai 10-25%.
3. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama
direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode
pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk
pasien dengan gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan
dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun.
Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset satu episode depresi adalah kehilangan
pasangan.
Beberapa artikel teoritik dan dari banyak laporan, mempermasalahkan hubungan fungsi
keluarga dan onset dalam perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi
didalam keluarga mungkin mempengaruhi kecepatan pemulihan, kembalinya gejala dan
penyesuaian pasca pemulihan.
Gambaran Klinis
Suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang
menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas merupakan tiga gejala utama depresi.
- Tidur terganggu
7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS
- Nafsu makan berkurang.
Pedoman Diagnostik
Pada PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan depresi berat dibagi secara terpisah yaitu
gangguan depresi berat tanpa gejala psikotik dan gangguan depresi berat dengan gejala psikotik.
Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga
diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan
masa depan yang suram dan pesimis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri,
tidur terganggu, nafsu makan berkurang.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka
mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat
dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika
gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis
dalam kurun waktu dari 2 minggu.
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau
bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham atau halusinasi yang
serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).
8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PRESENTASI KASUS
Penatalaksanaan
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam
beberapa golongan yaitu :
Prognosis
Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang kronis dan pasien cenderung
mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif
memiliki kemungkinan 50 % untuk pulih di dalam tahun pertama.
Rekurensi episode depresi berat juga sering, kira-kira 30 sampai 50 % dalam dua tahun
pertama dan kira-kira 50 sampai 70 % dalam 5 tahun. Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah dari
pada angka tersebut pada pasien yang meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada
pasien yang hanya mengalami satu atau dua episode depresi.