Anda di halaman 1dari 11

KONSEP NUTRISI ENTERAL DAN PARENTERAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : INTAN KARTIKA PUTRI

NIM : PO.71.20.3.18.026

KELAS / SEMESTER : 3.A / V

DOSEN PEMBIMBING : NS. WELLA JUARTIKA, M.KEP

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI D III KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberi
rahmat,karunia,serta kasih sayang terbesar-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “KONSEP NUTRISI ENTERAL DAN PARENTERAL”.
Makalah ini di susun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis. Selain
itu sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi mahasiswa dalam menyusun
karya tulis.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan makalah iini. Oleh karena itu,kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian
demi memperbaiki makalah ini dalam penulisan lain di kemudian hari.
Dan semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita semua.sekian dan terimakasih.

Lubuklinggau, September 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5

1.3 Tujuan....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

2.1 Pengertian Nutrisi Enteral............................................................................................................6

2.2 Indikasi pemberian Nutrisi Enteral..............................................................................................6

2.3 Metode pemberian Nutrisi Enteral...............................................................................................7

2.4 Pengertian Nutrisi Parenteral......................................................................................................7

2.5 Indikasi pemberian Nutrisi Parenteral.........................................................................................7

2.6 Metode pemberian Nutrisi Parenteral.........................................................................................8

2.7 Efek samping pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral.............................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10

3.2 Saran..........................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau
berhubungan dengan kesehatan, penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih
baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient oleh tubuh
lebih efisien. Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk
energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap
organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube),
nasogastric tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin
(Setiati, 2000). Nutrisi enteral dikaitkan dengan penurunan komplikasi infeksi dan penurunan lama
rawat di rumah sakit bila dibandingkan dengan nutrisi parenteral pada kelompok populasi pasien
dewasa dengan sakit kritis
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan (Wiryana, 007). Nutrisi parenteral diberikan
apabila usus tidak dipakai karena sesuatu hal, misalnya: Malformasi Kongenital Intestinal,
Enterokolitis Nekrotikans, dan Distres Respirasi Berat.Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila
usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan (Setiati, 2000).
Status nutrisi merupakan fenomena multidimensional yang melakukan beberapa metode
penilaian, termasuk indikator-indikator yang berhubungan dengan nutrisi, asupan nutrisi dan
pemakaian energi, seperti Body Mass Index (BMI), serum albumin, hemoglobin, magnesium dan
fosfor. Pengukuran antropometrik termasuk pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Ketebalan
lapisan kulit (skin fold), permukaan daerah trisep (trisepa skin fold) dan pengukuran lingkar otot
lengan atas (midarm muscle circumference, MAMC) tidak berguna banyak pada pasien sakit kritis
karena ukuran berat badan cenderung berubah. Jenis protein yang paling sering diukur, adalah

4
albumin serum. Level albumin yang rendah merefleksikan status nutrisi penderita yang dihubungkan
dengan proses penyakit dan atau proses pemulihan (Wiryana, 2007).
Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun
absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2001). Tunjangan nutrisi sangat penting pada pengelolaan
anak sakit kritis dan dapat diberikan secara enteral, parenteral atau bersama-sama enteral dan
parenteral. Apabila usus berfungsi baik, gunakanlah untuk nutrisi enteral dengan memakai konsep
nutrisi enteral dini. Pada keadaan dimana usus tidak berfungsi, segera diberikan nutrisi parenteral atau
nutrisi enteral dan parenteral bersama-sama sehingga kebutuhan akan kalori, cairan, mineral, trase
elemen dapat dipenuhi (Setiati, 2000). Malnutrisi sering dikaitkan dengan peningkatan morbiditas,
mortalitas akibat perburukan pertahanan tubuh, ketergantungan dengan ventilator, tingginya angka
infeksi dan penyembuhan luka yang lama, sehingga menyebabkan lama rawat pasien memanjang dan
peningkatan biaya perawatan.
Pasien gawat atau kritis merupakan pasien yang secara fisiologis tidak stabil artinya sedikit saja
terjadi perubahan salah satu organnya akan membawa dampak perubahan yang menyeluruh (sistemik)
dan memungkinkan terjadi gagal organ multipel. Pada hampir semua pasien sedikit kritis juga
mengalami anoreksia atau tidak mampu makan karena penurunan kesadaran, pemberian sedasi atau
terintubasi melalui saluran nafas bagian atas. Jika diberikan secara tepat, bantuan nutrisi memberikan
energi, protein dan nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk mengoptimalkan sistem imun, meningkatkan
penyembuhan luka, mencegah pemecahan masa lemak tubuh (Soenarjo, 2000).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Nutrisi Enteral?
2. Apa Indikasi pemberian Nutrisi Enteral?
3. Apa metode pemberian Nutrisi Enteral?
4. Apa pengertian Nutrisi Parenteral?
5. Apa Indikasi pemberian Nutrsi Enteral?
6. Apa metode pemberian Nutrisi Parenteral?
7. Apa efek samping pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Nutrisi Enteral
2. Mengetahui indikasi pemberian Nutrisi Enteral
3. Mengetahui metode pemberian Nutrisi Enteral
4. Mengetahui pengertian Nutrisi Parenteral
5. Mengetahui indkasi pemberian Nutrisi Parenteral
6. Mengetahui metode pemberian Nutrisi Parenteral
7. Mengetahui efek samping pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nutrisi Enteral


Nutrisi enteral didefinisikan sebagai pemberian makanan yang langsung diberikan ke traktus
gastrointestinal pasien (pipa nasogastrik, pipa nasointestinal, pipa gastrostomi, pipa jejunostomi).
Nutrisi enteral/ Enteral Nutrition (EN) adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam
lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun dengan
bantuan pompa mesin (gastrostomy dan jejunum percutaneous) (Yuliana, 2009). Teknik pemasangan
selang untuk memberikan nutrisi secara enteral pernah dijelaskan oleh Tuna, M et al. (2013) dalam
penelitiannya yaitu terdapat beberapa teknik untuk memasukkan selang nasoenterik melalui
nasogastric, nasoduodenum, atau nasojejunum, namun sebaiknya menggunakan teknik PEG
(Percutaneous Endoscopic Gastrostomy) karena komplikasinya lebih sedikit. Teknik lain yang dapat
digunakan adalah laparoskopi jejunustomi atau gastrojejunustomy. Akan tetapi, sebagian besar pasien
toleran terhadap pemasangan selang nasoenteric secara manual (Tuna, M., et al, 2013).
Nutrisi enteral bersifat fisiologis dan terbukti efektif mengurangi risiko infeksi nosokomial yang
banyak ditemukan pada pemberian nutrisi secara parenteral. Nutrisi enteral dikaitkan dengan
penurunan komplikasi infeksi dan penurunan lama rawat di rumah sakit bila dibandingkan dengan
nutrisi parenteral pada kelompok populasi pasien dewasa dengan sakit kritis.

2.2 Indikasi pemberian Nutrisi Enteral


Nutrisi enteral sebaiknya diberikan pada semua pasien kritis kecuali pasien mengalami distensi
abdomen, perdarahan gastrointestinal, diare dan muntah. Nutrisi enteral yang diberikan pada pasien
dengan gangguan gastrointestinal dapat menyebabkan ketidakcukupan pemenuhan nutrisi dan berisiko
terjadi malnutrisi. (Ziegler, 2009). Penelitian lain mengenai banyaknya penggunaan nutrisi enteral
bagi pasien kritis juga dilakukan oleh Jonqueira et al. (2012) bahwa terdapat protocol tentang
pemberian nutrisi bagi pasien kritis dengan algoritma jika hemodinamik pasien telah stabil, lakukan
penghitungan kebutuhan nutrisi dengan memilih pemberian nutrisi secara enteral. Penggunaan nutrisi
enteral juga dapat meningkatkan status nutrisi pasien, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kim, Hyunjung et al. (2011) pada 48 pasien ICU yang mendapat enteral feeding
adekuat berupa energy selama 7 hari. Status nutrisi pasien-pasien tersebut meningkat jika
dibandingkan dengan pasien yang mendapat enteral feeding dibawah kebutuhan. Selama perawatan
dengan enteral feeding yang adekuat terdapat penurunan nilai Body Mass Index (BMI), prealbumin
dan Percent Ideal Body Weight (PIBW) (Kim, Hyunjung, et al., 2011).

6
Formula spesial tersedia untuk pasien dengan defisiensi gizi yang berhubungan dengan penyakit
ginjal, tapi jarang diindikasikan.

2.3 Metode pemberian Nutrisi Enteral


Pada pasien yang tidak toleransi pada pemberian makanan melalui lambung atau dianggap
berisiko tinggi mengalami aspirasi, pemberian nutrisi secara enteral dilakukan langsung kedalam usus
kecil melalui pembedahan. Pemberian nutrisi enteral secara berkelanjutan dalam volume kecil (tropic
feeding) untuk mencegah atrofi mukosa usus telah menjadi pengobatan pasien kritis.
Metode pemberian nutrisi enteral ada 2 yaitu gravity drip (pemberian menggunakan corong yang
disambungkan ke selang nasogastric dengan kecepatan mengikuti gaya gravitasi) dan intermittent
feeding (pemberian nutrisi secara bertahap yang diatur kecepatannya menggunakan syringe pump).
Metode intermittent feeding lebih efektif dibandingkan metode gravity drip, hal ini dilihat dari nilai
mean volume residu lambung yang dihasilkan pada intermittent feeding lebih sedikit dibandingkan
gravity drip yaitu 2,47 ml : 6,93 ml. Hal ini dikarenakan kondisi lambung yang penuh akibat
pemberian secara gravity drip akan memperlambat motilitas lambung dan menyebabkan isi lambung
semakin asam sehingga akan mempengaruhi pembukaan spinkter pylorus. Efek dari serangkaian
kegiatan tersebut adalah terjadinya pengosongan lambung (Munawaroh, et al., 2012). Volume residu
lambung yang dihasilkan dari nutrisi enteral hingga 500 ml masih dikategorikan normal karena tidak
menimbulkan komplikasi gastrointestinal dan diet volume rasio (diet yang diberikan) pada pasien
yang terpasang ventilator dengan nutrisi enteral tidak berpengaruh terhadap produksi volume residu
lambung (Montejo, et al., 2010).

2.4 Pengertian Nutrisi Parenteral


Nutrisi parenteral/ Parenteral Nutrition (PN) adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan (Yuliana, 2009).
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernakan (Wiryana, 007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus
tidak dipakai karena sesuatu hal, misalnya: Malformasi Kongenital Intestinal, Enterokolitis
Nekrotikans, dan Distres Respirasi Berat.Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat
dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan (Setiati,
2000).
Nutrisi parenteral didefinisikan sebagai pemberian nutrisi yang langsung masuk ke sirkulasi vena
(vena perifer atau vena sentral).

2.5 Indikasi pemberian Nutrisi Parenteral


Nutrisi parenteral diindikasikan untuk pasien yang tidak mampu menelan atau mencerna nutrien
atau mengabsorbsinya dari traktus gastrointestinal. Nutrisi parenteral menggunakan cairan isotonik

7
yang diberikan melalui vena perifer dapat diterima ketika pasien membutuhkan kurang dari 2000
kalori setiap harinya dan perkiraan kebutuhan bantuan nutrisi hanya dalam waktu singkat. Vena
perifer tidak mentoleransi infus cairan dengan osmolaritas yang melebihi 750 mOsm/L (setara dengan
12,5% glukosa) sehingga membatasi jumlah kalori yang dapat diberikan. Ketika kebutuhan gizi lebih
dari 2000 kalori per hari atau diperlukan bantuan nutrisi untuk jangka panjang, kateter dipasang pada
sistem vena sentral untuk memungkinkan infus cairan nutrisi hipertonik (1900 mOsm/L).

2.6 Metode pemberian Nutrisi Parenteral


Metode pemberian nutrisi parenteral bisa melalui vena perifer dan vena central, namun risiko
terjadinya phlebitis lebih tinggi pada pemberian melalui vena perifer sehingga metode ini tidak
banyak digunakan. Nutrisi parenteral diberikan bila asupan nutrisi enteral tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan tidak dapat diberikan dengan baik. Nutrisi parenteral diberikan pada pasien
dengan kondisi reseksi usus massif, reseksi kolon, fistula dan pasien sudah dirawat selama 3-7 hari
(Ziegler, 2009). Pemberian nutrisi melalui PN harus berdasarkan standar yang ada agar tidak terjadi
komplikasi diantaranya menentukan tempat insersi yang tepat (tidak boleh digunakan untuk plebotomi
dan memasukkan obat), persiapan formula PN secara steril 24 jam sebelum diberikan ke pasien dan
disimpan di kulkas serta aman dari pencahayaan agar menurunkan degradasi biokimia dan
kontaminasi bakteri. Namun sebelum diberikan ke pasien suhu formula harus disesuaikan dengan
suhu ruangan (Ziegler, 2009). Komponen dalam pemberian nutrisi secara parenteral sebaiknya tidak
menggunakan lemak dalam minggu pertama selama perawatan di ICU, namun penggunaan asam
lemak omega-3 masih boleh diberikan. Zat gizi yang direkomendasikan adalah penambahan
pemberian glutamin (Martindale, et al., 2009; Ziegler, 2009). Penelitian lain juga mendukung
penambahan pemberian glutamin dilakukan oleh Jonqueiraet al. (2012) yaitu untuk meningkatkan
toleransi pasien teerhadap nutrisi yang diberikan maka selain pemberian enteral ditambahkan pula
infus dengan volume minimal yaitu 15 ml/ jam dengan diet semi elemental, normokalori, hipolipid,
dan hiperprotein dengan penambahan glutamine.

2.7 Efek samping pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral


a) Efek samping pemberian Nutrisi Enteral
Pemberian makan enteral sering diberhentikan karena keluhan pasien kembung atau
distensi; muntah; residu lambung yang tinggi (biasanya 200 sampai 250 mL); diare;
abdomen yang distensi pada pemeriksaan fisis; penurunan pasase, atau tidak adanya flatus;
atau penemuan abnormal dari radiologi abdomen. Dengan pengecualian residu lambung
tinggi dan diare, ini adalah kriteria yang sesuai untuk memberhentikan pemberian makan
enteral. Kita tidak boleh memberhentikan pemberian makan enteral untuk volume residu
lambung kurang dari 500 mL, dengan tidak adanya gejala lain atau tanda intoleransi.
Adanya diare selalu menjadi kekhawatiran, tapi kita harus mempertimbangkan penjelasan
8
alternatif sebelum memutuskan bahwa diare tersebut disebabkan oleh osmolaritas dari
produk enteral. Walaupun benar, diare osmotik biasanya jinak dan hanya sebentar. Diare
osmotik pada situasi ini adalah diagnosis eksklusi, dan kita harus mencoba menemukan
penyebab lain seperti pengobatan enteral yang mengandung sorbitol, Clostridium difficile,
atau infeksi lainnya, dengan melakukan pemeriksaan abdomen, mengirim feses untuk
pemeriksaan leukosit feses, kultur feses, dan assay racun. Jika ada indikasi klinis, kadar
elektrolit serum harus diukur untuk mengidentifikasi kehilangan berlebih atau tanda-tanda
dehidrasi.
Aspirasi pulmoner selalu merupakan kegawatan ketika pemberian makan pipa enteral
digunakan.Pasien harus dipertahankan dalam posisi setengah duduk (kepala dinaikkan 30
derajat) dan, pada pasien dengan resiko aspirasi yang tinggi, pipa makan harus diletakkan
melalui piloris. Sediaan yang mengandung kandungan elektrolit dalam jumlah besar harus
diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit jantung, ginjal, atau hati. Banyak
formula komersil mengandung natrium dalam jumlah besar. Sediaan kering yang dicampur
dengan air adalah media kultur yang baik kecuali dijaga tetap steril dan didinginkan .

b) Efek pemberian Nutrisi Parenteral


Efek samping TPN antara lain komplikasi infeksi, mekanik, dan metabolik. Diantara
komplikasi infeksius, sepsis berhubungan dengan kateter adalah salah satu yang paling
umum dan dihubungkan dengan morbiditas yang signifikan. Komplikasi mekanik seperti
pneumothorax dan thrombosis jika kateter dibiarkan dalam periode yng lama, adalah
komplikasi yang berhubungan dengan pemasangan jalur sentral dan sering ditemui oleh ahli
anastesi. Ada beberapa komplikasi metabolik yang sering ditemui pada nutrisi parenteral
dibanding nutrisi enteral (Tabel 36-2).

Tabel 36-2
Komplikasi Metabolik Nutrisi Parenteral

Komplikasi Cepat Komplikasi Lambat


Kelebihan Volume Penyakit tulang metabolik

Hiperglikemia Steatosis hepatis

Hipofosfatemia Kolestasis hepatis

(sindrom refeeding) Defisiensi mineral trace

Hipomagnesemia Defisiensi vitamin

Asidosis hiperkloremia
9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nutrisi enteral didefinisikan sebagai pemberian makanan yang langsung diberikan ke traktus
gastrointestinal pasien (pipa nasogastrik, pipa nasointestinal, pipa gastrostomi, pipa jejunostomi).
Nutrisi enteral/ Enteral Nutrition (EN) adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam
lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun dengan
bantuan pompa mesin (gastrostomy dan jejunum percutaneous) (Yuliana, 2009).
Nutrisi parenteral didefinisikan sebagai pemberian nutrisi yang langsung masuk ke sirkulasi
vena (vena perifer atau vena sentral)

3.2 Saran
Kritik serta saran yang membangun dari para pembaca kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan serta pengetahuan lebih
banyak bagi para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

A ARWANDI T. 2019. “ KONSEP KEBUTUHAN DASAR” http://repository.poltekkes-


tjk.ac.id/351/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 04 september 2020 pukul 10.15 WIB.

Anna, Anastasia, dkk. 2014. “PERBANDINGAN ENTERAL DAN PARENTERAL NUTRISI PADA
PASIEN KRITIS : A LITERATURE REVIEW”
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1230 diakses pada tanggal 04
September 2020 pukul 10.56 WIB.

Divy, Ni Putu Anindya. Yogeswary Phnnir Salvam. 2017. “Nutrition”


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/cdf8982add844404a3e110fb417c9e9f.p
df diakses pada tanggal 04 september 2020 pukul 11.21 WIB.

P Dwijayanti, A.A.Sagung. I Gusti Lanang Sidiartha, I Nyoman Budi Hartawan, Dyah Kanya Wati,
Ida Bagus Gede Suparyatha.2018.“Nutrisi enteral dini dan kematian pada anak sakit kritis di
Ruang Rawat Intensif Anak RSUP Sanglah” . Directory of open access journals. Volume 49,
Number 3: 407-41 diakses pada tanggal 04 september 2020 pukul 11.25 WIB

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4439 diakses pada tanggal 04 September 2020 pukul


11.33 WIB.

http://ocw.usu.id diakses pada tanggal 04 september 2020 pukul 11.40 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai