Disusun Oleh
AHMAD YUSRIL
(1807002)
a. Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang-kacangan dan
sayuran berwarna hijau
b. Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu,
keju dan daging
c. Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan
untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (HB)
ehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara
lain : kuning telur, hati, dagin, kerng, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau
d. Yodium
Sangat penting untuk menceah timbulnya kelemahan mineral dan kekerdlan
fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium
e. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak,
sumbernya : susu dan keju.
a. Kalori
Kebutuhan kalori dalam masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita
dewasa memerlukan 1.800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan
mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme
tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
Kebutuhan kalori selama menyusui dengan jumlah air susu ibu yang
dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-
rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70
kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100ml yang
dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640kal/hari untuk 6 bulan
pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah
susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2.300-2.700 kal ketika
menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan akivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produks ASI , serta sebagai ASI
itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk ertumbuan dan
perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat,
seperti : susunannya harus seimbang , porsinya cukup dan teratur , tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol, nikotin, bahan
pengawet, dan pewarna.
(Vivian Nany Lia Dewi, dkk, 2011 hal 71)
b. Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika
menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Protein di perlukan untuk pertumuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau
mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati.
Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, keju.
Sementara itu, protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-
kacangan , dan lain-lain.
(Vivian Nany Lia Dewi, dkk, 2011 hal 71)
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein
setara dengan 13 susu, 2 butir telur, 5 putih telur, 120 gr keju, 1 gelas yoghurt,
120-140 gr ikan/daging/unggas, 200-240 gr tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
c. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau
berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat
menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gr keju, satu cangkir susu
krim, 160 gr ikan salmon, 120 gr ikan sarden, atau 280 gr tahu kalsium.
d. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf
dan memperkuat tulang. Kebutuhan magnesium di dapat pada gandum dan
kacang-kacangan.
e. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya 3 porsi sehari. Satu porsi setara
dengan 1/8 semangka, ¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir
sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.
f. Karbohidrat kompleks
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60 % karbohidrat.
Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam
jumlah lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa dapat membantu
bayi menyerap kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula
sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak
yang cepat yang terjadi selama masa bayi.
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan 6 porsi per
hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu
porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian
utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir
kacang koro, atau 40 gr mie/pasta dari bijian utuh.
g. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 4 ½ porsi lemak (14 gr per porsi)
perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gr keju, 3 sendok makan kacang
tanah atau kenari, 4 makan sendok krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, 2
sendok makan selai kacang, 120-140 gr daging tanpa lemak, 9 kentang goreng,
2 iris cake, 1 sendok makan mayonise atau mentega, atau 2 sendok makan
saus salad.
h. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari
makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
i. Zinc
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan.
Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam
pencernaan dan metabolisme memerlukan Zinc. Kebutuhan Zinc setiap hari
sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.
j. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan
DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada
pada telur, otak, hati dan ikan. (Reni Heryani.2012.Hal.57-60)
a. Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringa, gigi dan tulang, perkembangan
syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber
kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau dn buah berwarna kuning
(ortel, tomat dan nangka). Selain itu, ibu menyusui juga mendapat tambahan
berupa kapsul Vitamin A (200.000 IU)
b. Vitamin B1(Thiamin)
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme
karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan baik, membantu proses
pencernaan makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap nfeksi dan
mengurangi kelelahan. Sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan,
tomat, jeruk, nanas dan kentang bakar.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas , nafsu makan,
pencernaan, sistem urat syaraf, jarngan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning
telur, susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau.
d. Vitamin B3(Niacin)
Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan,
kesehatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning telut,
daging, kaldu daging, hati, daging ayam, kacang-kacangan beras merah, jamur
dan tomat.
e. Vitamin B6(Pyridoksin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan
gusi. Sumber : gandum, jagung dan hati.
f. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan
saraf. Sumber: telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
g. Foic Acid
Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukan sel darah merah
dan produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dan sayuran hijau
h. Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahansemu jaringan ikat (untuk
penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, igi, dan gusi, daya tahan terhadap
infeki, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumber : jeruk,
tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya dan sayuran)
i. Vitamin D
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi serta
penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan, susu,
margarine, dan penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi (sebelum pukul
09.00)
j. Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah
normal. Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan
bayam.
Kebutuhan energi ibu nifas/menyusui pada enam bulan pertama kira-
kira 700 kkal/hari dan enam bulan kedua 500 kkal/hari sedangkan ibu menyusui
bayi yang berumur 2 tahun rata-rata sebesar 400 kkal/hari. (Wulandari dkk, 2011,
hal : 125-131)
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi lahir
beserta kakaknya yang balita ibu memebutuhakan kalori lebih banyak dari pada
ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi
besarnya penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet
ibu mengandung 1.500 kalori dan hindari diet cairan atau obat-obatan pengurus
badan. (Marmi, 2012. Halaman : 135-137)
Wanita dewasa
Wanita hamil 20
Zat Makanan Tidak hamil Wanita menyusui
Minggu terakhir
(BB 47 kg)
Kalori 2000 kalori 3000 kalori 800 kalori
Protein 47 gram 20 gram 40 mg
Calcium 0,6 gram 0,6 gram 0,6 gram
Ferrum 12 mg 5 mg 5 mg
Vitamin A 4000 iu 1000 iu 2000 iu
Thamin 0,7 mg 0,2 mg 0,5 mg
Riboflavin 1,1 mg 0,2 mg 0,5 mg
Niacin 12,2 mg 2 mg 5 mg
Vitamin C 60 mg 30 mg 30 mg
2. Etiologi
Beberapa hal yang memengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi manusia
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin
luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat. Kemampuan
mendapat dan mengolah makanan, gengguan menelan, perasaan tidak yaman
setelah makan, nausea dan vomitus, intake kalori dan lemak. Dipengaruhi oleh
kemampuan mencerna nutrient: obstruksi saluran malasaborsi nutrient, dan DM.
7. Faktor Psikologis seperti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
3. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala
1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan men
3. Lesu
4. Tidak semangat
5. BB kurang/ lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sukar menelan
8. Mual muntah
9. Berkurangnya indera pengecap mengakitbatkan penurunan terhadap citra rasa
manis, asin, asam dan pahit.
10. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran
11. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
12. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
13. Penyerapan makanan diusus menurun.
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker,
Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
Berat badan 10-20% dibawah normal
Tinggi badan dibawah ideal
Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
Disfagia karena adanya kelainan persarafan
Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
a) PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
b) PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB
Normal.
c) PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak
tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
3. Marasmus
Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat :
kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal,
diare. PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya penanganan klien
selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit
jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang
tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
8. Penatalaksanaan
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pangalas
8. Jenis diet
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara sedikit
demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Alat dan Bahan
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium
sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara
sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem
dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika
tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem
atau dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa
tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang ada di dalam
sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan
obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa
cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral
(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan
melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang
hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih dapat menggunakan
saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi
sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak
dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung
asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu
lama dan melalui vena perifer.
IMT = Berat badan (kg) ATAU IMT = Berat badan (lb) x 704,5
Tinggi badan (m)2 Tinggi badan (in)2
katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
3. Pengukuran Tanda Klinis Status Nutrisi
Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Nutrisi Tanda-Tanda untuk Nutrisi
yang Baik yang Buruk
Penampilan umum Sadar; responsif Lesu, apatis, kakeksia,
Berat badan Berat badan normal untuk penampilan obesitas atau
tinggi badan, usia, bentuk kurus (perhatian khusus
tubuh. untuk yang kurus)
Postur Postur tegak; lengan dan Bahu kendur;dada cekung;
Tungkai lurus punggung bungkuk
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin timbul berhubungan dengan nutrisi:
4.
DAFTAR PUSTAKA
Heryani, Reni. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan-Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta :
CV. Trans Info Media. Hal : 57-60
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Nanny Lia Dewi Vivian, Sunarsih Tri, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas,
Salemba Medika : Jakarta
Wulandari, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Gosyen Publishing :
Yogyakarta. Hal.125-131
Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta : CV.Trans Info Medika