Sejarah Website
Website pertama kali dibuat oleh Tim Berners-Lee pada akhir 1980an dan baru
resmi online pada tahun 1991.
Tujuan awal Tim Berners-Lee membuat sebuah website adalah supaya lebih
memudahkan para peneliti di tempatnya bekerja ketika akan bertukar atau
melakukan perubahan informasi.
Jika Anda ingin mengetahui seperti apa tampilannya, silakan akses tautan
berikut http://info.cern.ch/. Pada saat itu, website mulai dapat digunakan
secara gratis oleh publik baru diumumkan oleh CERN tepatnya tanggal 30
April 1993.
Website adalah sejumlah laman online yang terhubung dalam satu domain, biasanya
dikelola oleh individu, perusahaan, institusi, organisasi, atau pemerintah
(Sumber: Merriam Webster)
Blog adalah kependekan dari web log yang berisi konten seperti opini, pengalaman,
atau aktivitas penulis (Sumber: Hubspot)
Dari dua definisi di atas, Anda mungkin sudah mendapatkan sekilas gambaran
mengenai perbedaan blog dan website.
Secara sederhana, website adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut
semua situs web yang berada di internet. Contohnya www.google.com,
www.niagahoster.co.id, www.facebook.com, www.wordpress.com,
www.blogspot.com, dan masih banyak lagi contoh website lainnya.
Sedangkan blog adalah salah satu tipe website yang paling populer karena
pengelolaannya yang sederhana, bahkan terbilang mudah bagi orang yang
awam. Seringkali blog juga disebut sebagai website pribadi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa blog adalah kependekan dari web
log. Pencetus istilah web log, John Barger, menyebutkan bahwa log adalah
aktivitas internet dan web adalah website sehingga kalau digabungkan menjadi
aktivitas internet yang terjadi di website.
Apa saja perbedaan blog dan website yang perlu Anda ketahui? Setidaknya
terdapat tujuh perbedaan mendasar antara keduanya yang bisa diidentifikasi
dengan mudah. Berikut adalah perbedaan blog dan website berdasarkan tujuh
karakteristik.
7 Perbedaan Blog dan Website
1. Konten
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari segi konten. Umumnya konten blog
berisi artikel, video, atau podcast tentang satu atau beberapa tema yang diminati
oleh pemilik blog. Selain itu, konten blog kebanyakan adalah pengalaman,
opini, atau aktivitas si pemilik blog, sesuai dengan definisi blog yang sudah
disebutkan sebelumnya.
Anda bisa membuat blog dengan konten yang fokus pada satu tema, misalnya
travel, teknologi, otomotif, fashion, atau parenting. Contoh blog yang fokus
pada satu tema adalah blog travel Trinity Traveler.
Anda juga bisa membuat blog yang berisi konten dari berbagai tema, yang tentu
juga disesuaikan dengan minat Anda.
Update konten adalah hal penting bagi blog karena konten merupakan nyawa
dari blog.
Berbeda dengan website yang kontennya mayoritas berisi informasi produk atau
layanan sehingga update hanya terjadi ketika ada perubahan informasi produk
atau layanan yang disediakan.
Maka dari itu, konten website disebut statis karena tidak selalu memerlukan
update.
3. Arah Komunikasi
Sedangkan arah komunikasi di website lebih bersifat satu arah karena website
biasanya tidak menyediakan kolom komentar di kontennya.
4. Subscribe
Dari segi gaya bahasa yang digunakan juga berbeda. Sebenarnya gaya bahasa
blog variatif, tidak ada batasan tertentu. Ada yang menggunakan informal, ada
juga yang menggunakan bahasa formal.
Walaupun begitu, umumnya blog memakai kata ganti kedua seperti ‘kamu’,
‘lu’, atau ‘anda’ untuk membuat kontennya lebih personal. Blog menggunakan
gaya bahasa yang lebih personal agar pembaca tidak bosan ketika membaca
artikel blog.
Sedangkan gaya bahasa yang digunakan website biasanya lebih profesional dan
formal karena kebanyakan digunakan untuk tujuan formal seperti instansi
pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi, atau perusahaan.
6. Pengelola
Anda tentu sudah sering mendengar istilah blogger, bukan? Nah, blogger adalah
sebutan untuk para penulis atau pemilik blog. Biasanya blogger mengelola
blognya secara mandiri. Anda mungkin mengenal beberapa blogger yang bisa
meraih kesukesan melalui blognya seperti Trinity Traveler, Diana Rikasari,
dan Sugeng.id.
Ada blog yang dikelola oleh beberapa orang penulis seperti Blog Niagahoster.
Berbeda dengan blog, biasanya website dikelola oleh tim ahli atau perusahaan
yang terdiri dari designer, developer, dan copywriter.
7. Pembagian Konten
Perbedaan blog dan website yang terakhir terletak pada pembagian kontennya.
Pembagian konten di blog biasanya berdasarkan tag dan kategori. Misalnya di
Blog Niagahoster, Anda bisa menemukan kategori Company, Development,
Marketing, Tutorial, dan Design.
Jika Anda mengelola website toko online, perusahaan, organisasi, atau lembaga
tentu Anda menginginkan banyak trafik yang datang ke website tersebut.
Walaupun begitu, sayangnya Google lebih menyukai website yang selalu
update, sedangkan website Anda tidak bisa terlalu banyak update konten karena
informasi yang diberikan tidak banyak berubah.
Apa yang bisa Anda lakukan? Anda bisa membuat blog yang berafiliasi
langsung dengan website tersebut seperti yang dilakukan Niagahoster. Dengan
begitu Anda bisa mendatangkan trafik ke website dari blog, tanpa perlu merusak
konten website.
Jika tujuan Anda adalah untuk perihal formal seperti bisnis, perusahaan,
organisasi, atau lembaga, website tentu lebih cocok bagi Anda. Kami harap
dengan membaca artikel ini pemahaman Anda mengenai perbedaan blog dan
website semakin bertambah sehingga bisa memilih platform online dengan
tepat. Selamat membuat website dan blog!