Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
027SYE18
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi
inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
B. Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu,dilihat dari penyebabnya penyakit ini
termasuk dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan
kinetik asam urat yang hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
C. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan
gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
D. Manifestasi Klinis
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena
adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit
sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah
mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses
inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering
pada serangan pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama (MTP–I).
Hampir semua kasus lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut dapat
membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna sampai
serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul
artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak
selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak
orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis
gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul
pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.
Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat
3. Pielonefritis kronis
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi Tidak jarang ditemukan pasien
dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout yang
disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan
mengurangi kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari
dan kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan serangan akut .
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
1. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan arthritis gout
maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang sering ditemui
diantaranya sakit perut , diare, mual atau muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada
peradangan terhadap Kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral
0,5 – 0,6 mg per jam sampai nyeri, mual atau diare hilang. Kontraindikasi pemberian
oral jika terdapat inflamammatory bowel disease.
2. OAINS
Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering digunakan adalah indometasin.
Dosisi awal indometasin 25-50 mg setiap 8 jam. Kontraindikasinya jika terdapat ulkus
peptikus aktif, gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS.
3. Kortikosteroid
untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi yang terserang
monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40
mg intraartikular.
4. Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan aspirin karena dalam
dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.
5. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang.
E. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah
( > 6mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8mg% dan pada wanita 7mg%.
pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepatlagi bila dilakukan dengan cara enzimatik.
Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dengan led meninggi sedikit. Kadar asam urat
dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24 jam).
Identitas
Prosentase pria : wanita 2 : 1 Pada pria dominan terjadi pada pria dewasa ( 30 th keatas) dan
Wanita terjadi pada usia menopause ( 50 – 60 th ).
Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam,
menggigil dan merasa lelah.
Pemeriksaan fisik
Riwayat psikososial
a. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi.
kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi
dan otot
b. KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
c. INTEGRITAS EGO
e. HIGIENE
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang
lain.
f. NEUROSENSORI
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
g. NYERI / KENYAMANAN
Gejala: Fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan kekakuan
h. KEAMANAN
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga,kekeringan pada mata
dan membran mukosa
i. INTERAKSI SOSIAL
Gejala: Kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
3. Diagnosa Keperawatan
Tujuan umum :
Tujuan Khusus :
Intervensi
a) Diskusikan bersama keluarga pengertian reumatik dengan menggunakan lembar balik
b) Tanyakan kembali pada keluarga.tentang pengertian reumatik
c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga
Intervensi
Intervensi
Intervensi
a) Jelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila reumatik tidak diobati dangan
menggunakan lembar baik
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut dari reumatik yang tidak
diobati
c) Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
Intervensi
Intervensi
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan reumatik dengan menggunakan lembar
balik
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali perawatan reumatik
c) Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
Intervensi
a) Demonstrasikan pada keluarga tentang cara latihan gerak pada persendian, sendi
kepala sampai sendi kaki
b) Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba melakukan latihan gerak
c) Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
d) Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Intervensi
a) Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan
b) Berikan reiforcement positif atas tindakan tepat yang dilakukan oleh keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal. Cetakan kedua.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.