Anda di halaman 1dari 5

1.

HAK MILIK
Pengertian Hak Milik yang termuat dalm UUPA adalah hak turun-menurun, terkuat
dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Hak milik ini dapat beralih dan
alihkan kepada pihak lain. Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang Hak Milik
diberikan sertifikat hak atas tanah.
Makna dari kata “terkuat dan terpenuh” dalam pengertian hak milik bukan
dimaksudkan sebagai hak yang mutlak, tak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat
sebagaimana hak eigendom sebelum UUPA lahir. Akan tetapi, kata “terkuat dan
terpenuh” dalam pengertian hak milik dimaksudkan untuk membedakan hak milik
dengan hak-hak atas tanah lainya, seperti hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai
dan lain-lain. Pembedaan tersebut bertujuan untuk menunjukan bahwa hak milik
merupaka hak yang paling kuat dan terpenuh dibandingkan dengan hak atas tanah lainya.
Tanah yang telah menjadi hak milik seseorang, maka sang pemegang hak milik boleh
berbuat apa saja atas miliknya tersebut, dengan syarat tindakannya tidak bertentangan
dengan undang-undang atau melanggar hak atau kepentingan orang lain. Artinya,
meskipun pemegang hak milik bebas memperlakukan hak miliknya, akan tetapi bersifat
tidak mutlak.
Hal ini ditegaskan oleh pasal 6 UUPA yang menyatakan bahwa semua hak atas tanah
memilik fungsi sosial. Jadi, hak milik yang dipunyai seseorang tidak boleh dipergunakan
semata-mata untuk kepentingan pribadi atau perseorangan, tetapi juga untuk kepentingan
masyarakat banyak. Hak milk harus memiliki fungsi kemasyarakatan, yang memberikan
berbagai hak bagi orang lain.
Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan
bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian
yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-undang. Hal ini secara jelas
dinyatakan dalam pasal 18 UUPA, dan ditegaskan kembali pada Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1961 Tentang Pencabutan hak-hak atas tanah dan
benda-benda yang ada di atasnya.

A. Yang Dapat Memperoleh Hak Milik


Pasal 21 UUPA menyebutkan pihak-pihak yang bisa memperoleh hak milik,yaitu:
1) Warga Negara Indonesia
2) Badan-badan Hukum tertentu
3) Badan-badan hukum yang bergerak dibidang sosial dan keagamaan bisa
memperoleh hak milik atas tanah sepanjang tanahnya dipergunakan untuk itu.
Berdasarkan pasal tersebut, hanya warganegara Indonesia saja yang dapat mempunyai
hak milik atas tanah, Hak milik tidak dapat dipunyai oleh orang asing dan pemindahan
hak milik kepada orang asing dilarang. Orang-orang asing dapat mempunya tanah
dengan hak pakai luasnya terbatas.
Orang asing atau warga negara asing, yang sesudah berlakunya Undang-undang ini
memperoleh hak miilik karena pewarisan tanpa wasiat atau percampuran harta karena
perkawinan, demikian pula warga negara Indonesia yang mempunya hak milik dan
setelah berlakunya Undang-undang ini kehilangan kewarganegaraannya wajib
melepaskan hak itu didalam jangka waktu satu tahun sejak diperolehnya hak tersebut
atau hilangnya kewarganegaraan itu. Jika sesudah jangka waktu tersebut lampau hak
milik itu dilepaskan, maka hak tersebut hapus karena hukum dan tanahnya jatuh pada
negara, dengan ketentuan bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap
berlangsung.
Sementara itu, seseorang yang selain memilik kewarganegaraan indonesia mempunyai
kewarganegaraan asing maka ia tidak dapat mempunyai tanah dengan hak milik dan
baginya berlaku ketentuan seperti warga negara asing.

B. Terjadinya Hak Milik


Terjadinya hak milik atas tanah melalui beberapa cara, yaitu:
1) Terjadi karena menurut hukum adat
2) Terjadi karena penetapa pemerintah, menurut acara dan syaat-syarat yang
ditetapkan
3) Terjadi karena ketentuan undang-undang.
Terjadinya hak atas tanah menurut hukum adat biasanya bersumber pada pembukaan
hutan yang merupakan tanah ulayat suatu masyarakat hukum adat. Cara-cara tersebut
kemudian akan diatur supaya tidak terjadi hal-hal yang merugikan kepentingan umum
dan negara.
Sebab, pembukaan hutan yang tidak teratur dan membabi buta tentu pada gilirannya
akan menyebabkan akibat yang sangat merugikan. Sementara itu, hak milik yang terjadi
karena penetapan pemerintah diberikan oleh intansi yang berwenang menurut cara dan
dengan syarat-syarat yang ditetapkan peraturan-peraturan pemerintah pemberian hak atas
tanah menurut penetapan pemerintah ini diberikan dari tanah yang semula berstatus
tanah negara.

C. Syarat-syarat Permohonan Hak Milik


Hak milik atas tanah negara diberikan atas permohonan yang diajukan. Dalam hal ini,
pemohon harus memenuhi syarat untuk memperoleh tanah dengan hak milik tersebut.
Prosedur permohonan dilakukan dengan pemohon mengajukan permohonan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang permohonan yang dimaksud harus memenuhi
hal-hal berikut:
I. Keterangan mengenai permohonan:
a) Apabila perorangan: nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal dan
pekerjaanya serta keterangan mengenai istri/suami dan anaknya yang menjadi
tanggungannya
b) Apabila badan huku: nama, tempat kedudukan akta atau peraturan
pendiriannya, tanggal dan nomor surat keputusan pengesahannya oleh pejabat
yang berwenang tentang penunjukannya sebagai badan hukum yang dapat
mempunyai Hak Milik berdasarkan ketwntuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
II. Keterangan mengenai tanahnya yang meliputti data yuridis dan data fisik:
a) Dasar pengusaan atau alas haknya dapat berupa sertifikat, girik, surat kapling,
surat-surat bukti pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumahh dan atau
tanah yang telah dibeli dan pemerintah, putusan pengadilan, akta PPAT, akta
pelepasan hak, dan surat-surat bukti perolehan tanah lainya
b) Letak, batas-batas dan luasnya (jika ada surat ukur atau gambat situasi
sebutkan tanggal dan nomornya)
c) Jenis tanah (pertanian/non pemerintah)
d) Rencana penggunaan tanah
e) Status tanahnya (tanah hak atau tanah negara)
III. Lain-lain
a) Keterangan mengenai jumlah bidang, luas dan status tanah-tanahyang dimiliki
oleh pemohon, termasuk bidang tanah yang dimohon
b) Keterangan lain yang dianggap perlu`

D. Permohonan Hak Milik dilampiri dengan


 mengenai permohonan
a) Jika perorangan foto copy surat bukti identitas, surat bukti kewarganegaraan
Republik Indonesia
b) Jika badan hukum foto copy akta atau peraturan pendiriannya dan salinan surat
keputusan penunjukannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Mengenai tanahnya
a) Data yuridis: sertifikat, girik, surat kapling, surat-surat bukti pelepasan hak dan
pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah yang telah dibeli pemerintah
b) Data fisik : surat ukur, gambar situasi dan IMB, apabila ada
c) Surat lain yang dianggap perlu
 Surat pernyataan pemohon mengenai jumlah bidang, luas dan status tanah-tanah
yang telah dimiliki oleh pemohon termasuk bidang tanah yang dimohon, sesuai
contoh lampiran 3.

Selanjutnya, permohonan atas hak tanah tersebut akan ditindak lanjuti oleh instansi
yang berwenang memberikan atau menerbitkan suatu surat keputusan pemberian hak
milik.
Terjadinya hak milik dengan cara yang disebutkan di atas disebut originair. Selain
cara tersebut, dikenal juga cara memperoleh hak milik yang disebut derivatin. Cara
derivatin terjadi ketika suatu subjek memperoleh tanah dari subjek lain yang semua
sudah berstatus tanah hak millik, seperti karena adanya proses jual beli, tukar menukar,
hibah, pemberian dengan wasiat atau warisan. Dengan terjadinya peristiwa-peristiwa
hukum itu maka hak milik yang sudah ada beralih kepemilikannya dari satu orang ke
orang lain.

E. Karakteristik Hak Milik


Hak milik memilik karakterisitik sebagai berikut:
a) Hak yang paling kuat diantara hak-hak atas tanag yang lain, dapat
dipertahankan terhadap gangguan pihak lain
b) Dapat dialihkan kepada ahli waris, bersift turun menurun. Jiga bisa dialihkan
dengan proses jual beli, tukar menukar, hibah dan lain-lain
c) Bisa jadikan jaminan utang, hak milik dapat dijadikan jaminan utang dengan
dibebani hak tanggungan.
d) Bisa diwakafkan
e) Hak milik dapat dilepaskan menjadi milik negara oleh pemilik secara sukarela.

F. Hapusnya Hak Milik


Hak milik dapat hilanng atau hapus oleh beberapa hal berikut:
a) Tanahnya jatuh kepada negara
b) Karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18
c) Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya
d) Karena ditelantarkan
e) Karena ketentuan pasal 21 ayat 3 dan pasal 26 ayat 2 tentang ketentuan
pemilikan tanah warga negara asing dalam UUPA
f) Tanahnya musnah

2. Hak Guna usaha


Pokok-pokok peraturan tentang Hak Guna Usaha (HGU) diatur dalam UUPA dalam
pasal 28 sampai dengan pasal 34, dan pelaksanaanya diatur dalam peraturan pemerintah
No. 40 tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah.
Hak Guna Usaha dalam pasal 28 UUPA didefinisikan sebagai hak untuk
mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dalam jangka waktu tertentu,
guna perusahaan pertanian, perikanan atau perternakan. Hak guna usaha diberikan atas
tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan ketentuan bahwa jika luasnya 25
hektar atau lebih harus memakai investasi modal yang layak dan teknik perusahaan yang
baik, sesuai dengan perkembangan zaman.
Hak guna usaha ini adalah hak yang khusus untuk mengusahakan tanah yan bukan
miliknya sendiri guna perusahaan pertanian, perikanan dan pertenakan. Bedanya dengan
hak palai ialah bahwa hak guna usaha ini hanya dapat diberikan untuk keperluan diatas
dan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar.
Berlainan dengan hak pakai maka hak guna usaha dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain dan dapat dibebani dengan hak tanggungan. Hak guna usaha pun tidak dapat
diberikan kepada orang-orang asing, sedang kepada badan-badan hukum yang bermodal
asing hanya mungkin dengan pembatasan yang diatur khusus dalam pasal 55 UUPA.
Hak guna usaha dapat dicabut jika pemakaian dan pengusahaan tanahnya dilakukan
secata tidak baik.
Hak guna usaha diberikan waktu paling lama 25 tahun. Untuk perusahaan yang
memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan hak guna usaha untuk waktu paling
lama 35 tahun. Atas permintaan pemegang hak dan mengingat keadaan perusahaanya
jangka waktu yang dimaksudkan diatas dapat diperpanjang dengan waktu paling lama 25
tahun.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan HGU dapat beralih atau
dialihkan karena:
a) Jual beli
b) Tukar menukar
c) Penyertaan dalam modal
d) Hibah
e) Pewarisan

A. Yang Dapat Memperoleh Hak Guna Usaha


Hak Guna Usaha terjadi karena berdasarkan penetapan pemerintah. Yang dapat
memperoleh Hak Guna Usaha adalah sebagai berikut:
a) Warga Negara Indonesia (WNI)
b) Badan hukum yang didirikan menurut hukum indonesia dan berkedudukan di
indonesia

B. Syarat-syarat Permohonan Hak Guna Usaha


Permohonan Hak Guna Usaha diajukan secara tertulis. Permohonan Hak Guna Usaha
memuat:
a) Apabila perorangan: nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal dan
pekerjannya
b) Apabila badan hukum: nama badan hukum, tempat kedudukan, akta peraturan
pendiriannya sesuai dengn ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai