Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mega Utami

Tingkat : 2B
Mata kuliah : Antropologi Kesehatan
Dosen Pengampu : Imelda Emran, S.Kep,M.Kes

1. Proses terbentuknya kelompok sosial

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup


bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling
memengaruhi. Proses terbentuknya kelompok sosial ada dua, pertama, kedekatan, kedekatan
memengaruhi kemudahan berkomunikasi antar-anggota dan juga intensitasnya.

Sebagai makhluk sosial, kehidupan kita sehari-hari dipenuhi oleh berbagai interaksi


dengan kelompok sosial yang kita miliki, Squad. Mulai dari keluarga, teman-teman terdekat,
hingga keanggotaan di suatu perkumpulan resmi di masyarakat, semua itu adalah macam-
macam kelompok sosial yang terbentuk secara sengaja maupun tidak sengaja. Nah, di artikel
kali ini kita akan belajar tentang proses terbentuknya kelompok sosial. Yuk, kita simak
bersama- sama.Bergabungnya individu dalam suatu kelompok sosial merupakan keinginan
dari dalam diri individu tersebut atau bahkan bisa terjadi secara kebetulan. Contohnya saja,
ketika seseorang terlahir dalam keluarga dengan latar belakang tertenu yang tidak bisa
dipilih. Namun, ada juga keanggotaan yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama
yang umumnya membuat kita memilih atau membentuk kelompok sosial tersebut adalah
kedekatan dan kesamaan.

A. Kedekatan

Kedekatan geografis berpengaruh besar terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah


kelompok. Semakin dekat jarak geografis antara dua atau lebih orang, semakin mungkin
mereka untuk saling berbicara dan berinteraksi. Jadi, kedekatan fisik meningkatkan peluang
interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
Kedekatan tersebut bisa kita lihat ketika ada seseorang yang merantau ke suatu daerah dan
bertemu dengan orang yang statusnya sama sebagai perantau dan berasa dari daerah yang
sama. Secara tidak sadar, orang tersebut merasa ada ikatan batin meskipun pada awalnya
belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

B. Kesamaan

Selain kedekatan fisik dan geografis, pembentukan kelompok sosial juga tergantung pada
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Pada umumnya, orang memang lebih nyaman
berinteraksi dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan di sini
meliputi kesamaan latar belakang, minat, kepercayaan, nilai, usia, atau karakter-karakter
personal lain. Macam-macam kesamaan tersebut juga bisa dikategorikan menjadi tiga aspek
berikut:

a. Kesamaan Kepentingan

Adanya kesamaan kepentingan membuat kelompok sosial ini memiliki pehamaman


yang sama akan tujuan bersama dan mau bekerja sama demi mencapai kepentingan dan
tujuan tersebut. Hal ini terlihat pada kelompok belajar di sebuah kelas atau bimbel yang  para
anggotanya sama-sama memiliki kepentingan untuk lulus atau mendapat nilai tertentu.

b. Kesamaan Keturunan

Kelompok sosial yang terbentuk dengan persamaan keturunan, akan memiliki tujuan
yang sama yakni menyambung tali persaudaraan. Dampak positifnya, masing-masing
anggotanya secara tidak langsung memiliki komitmen untuk tetap aktif terlibat dalam
kelompok sosial ini untuk menjaga agar tali persaudaraan tidak terputus.

c. Kesamaan Nasib

Adanya persamaan nasib atau pekerjaan, maka dapat terbentuk kelompok sosial yang
mewadahi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup amaupun kinerja anggotanya.
Contohnya, perkumpulan informal mitra ojek online yang saat ini sedang marak di berbagai
kota. Adanya perkumpulan ini didasari oleh kesamaan nasib dan profesi para anggotanya
sebagai sesama mitra ojek online yang membutuhkan wadah untuk saling berbagi cerita dan
informasi terbaru terkait penumpang dan kebijakan perusahaan.

2. Contoh dari Kelompok sosial berdasarkan kelompok sosialnya

1. Keluarga
Sudah disebutkan tadi, keluarga merupakan kelompok sosial. Anggota keluarga
terdiri dari beberapa individu. Anggota keluarga juga saling berinteraksi satu sama
lain. Keluarga nuklir atau inti merupakan salah satu kelompok sosial terkecil.

2. Pertemanan
Ini juga sudah disebutkan di atas. Lingkar teman kamu adalah kelompok sosial
kamu. Dalam lingkar pertamanan, kamu merasa nyaman pergi bareng, belajar
bareng, belanja bareng dan tak jarang saling curhat.

3. Rukun Tetangga
Ini juga bisa dikategorikan sebagai kelompok sosial. Rukun Tetangga dibentuk
tidak hanya oleh kedekatan teritorial, tetapi juga perasaan bersama sebagai warga
RT. Dengan demikian, RW juga merupakan kelompok sosial.

4. Komunitas
Ada berbagai macam jenis komunitas yang berkembang. Misalnya saja, kamu
gabung komunitas pendaki gunung. Anggota komunitas itu saling sharing
informasi mengenai pendakian dan penyewaan perlengkapan camping. Mereka
berada dalam kelompok sosial yang sama.

5. Komunitas virtual
Pikirkan tentang Grup Facebook atau Grup Whatsapp. Keduanya merupakan
contoh kelompok sosial dimana para anggota yang tergabung didalamnya saling
berinteraksi online. Tidak hanya berinteraksi, melainkan sering pula sampai saling
mempengaruhi. Lihat saja bagaimana informasi hoax diperdebatkan mati-matian.
6. Rekan kerja
Kolega atau rekan kerja yang hampir setiap hari bertemu dikantor untuk tujuan
menyelesaikan pekerjaan dan digaji, juga merupakan kelompok sosial. Mereka
saling membutuhkan dalam konteks pembagian kerja.

7. Jamaah Tabligh
Ini satu contoh kelompok sosial yang disatukan oleh nilai-nilai agama. Menjadi
satu jamaah tertentu sudah menunjukkan kebutuhan individu untuk membentuk
kelompok yang didasari oleh nilai atau tujuan bersama

8. Ibu-ibu pengajian
Jika melihat tayangan ceramah religi di TV, kita dapati penontonnya pekai
seragam yang sama. Lalu mereka memperkenalkan diri dan kelompoknya dari
pengajian mana. Kelompok pengajian adalah kelompok sosial.

Contoh kelompok sosial tak terbatas jumlahnya. Ukuran dan levelnya juga bisa
beragam. Ada kelompok sosial yang ukurannya kecil, seperti keluarga inti misalnya, ada pula
yang relatif besar seperti simpatisan partai politik.Individu lahir dalam kelompok yang sudah
eksis sebelumnya. Hal itu menjadi salah satu faktor penting, mengapa kita tidak bisa lepas
dari kelompok sosial. Begitu lahir, kita sudah menjadi bagian dari anggota keluarga. Ketika
beranjak besar sedikit, kita sudah punya teman.Salah satu faktor yang mengikat individu
menjadi bagian dari kelompok adalah adanya sense of belonging, yaitu rasa memiliki.
Misalnya, kamu adalah anggota pecinta alam di sekolah. Kamu merasa bagian tak
terpisahkan dari kegiatan ekstra tersebut, sehingga identitas anak pecinta alam melekat pada
dirimu.Sebagai anak pecinta alam, kamu bergaul dengan anggota pecinta alam lainnya, sering
melakukan aktivitas bersama dan belajar bersama. Kamu kenal orang-orangnya sehingga
ketika kumpul, kamu berada dalam kelompok yang sama. Kamu tidak berada dalam satu
kerumunan yang isinya orang asing.

3. Kenapa kita harus bisa hidup secara berkelompok atau hidup bersosialisasi ?

Sosialisasi dalam kehidupan seseorang sangatlah penting. Karena manusia adalah


seorang makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup sendirian. . Apabila seorang individu
kurang bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan maka orang itu tidak bisa
menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. (Manusia merupakan
makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama.Manusia sebagai makhluk sosial tidak
dapat hidup sendiri, tapi sangat membutuhkan peran orang lain. Karena kita hidup di dunia
ini saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.)

Dalam buku Pengelolaan Lingkungan Sosial (2005), sebagai makhluk sosial, manusia
tidak pernah bisa hidup seorang diri. Di mana pun dan bila mana pun, manusia senantiasa
memerlukan kerja sama dengan orang lain.

Manusia membentuk pengelompokan sosial di antara sesama dalam upaya


mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan.Dalam kehidupan bersamanya,
manusia memerlukan pula adanya organisasi, yaitu jaringan interaksi sosial antar sesama
untuk menjamin ketertiban sosial.
Interaksi-interaksi itulah yang kemudian melahirkan sesuatu yang dinamakan
lingkungan hidup, seperti keluarga inti, keluarga luas, atau kelompok masyarakat.
Lingkungan hidup itu sebagai tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial
antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta
norma yang sudah mapan.

Anda mungkin juga menyukai