Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Tujuan Pembelajaran IPS Berdasarkan Taxonomy Bloom


Makalah ini Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS SD
Kelas Lanjut

Dosen Pengampu: Emy Yunita Rahma P., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Tita Yuliani (1897174014)


2. Ines Stesia Ramadani (1897174020)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG

TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut
berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu fisika
menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan gas. Taksonomi
dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan karakteristik tertentu,
misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel banyak. Taksonomi tujuan
pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan
psikomotorik

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya
tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F.
Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan
maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang
menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya
diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia
(Uno, 2008).

Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut:

 Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat


 Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas
terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
 Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan
dalam setiap jam pelajaran.
 Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
 Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan
dalam keperluan belajar.
 Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
 Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar tanpa tujuan yang jelas.
Seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk perilaku siswa
yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah
mengikuti pelajaran.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian, dan manfaat dari tujuan pembelajaran?
2. Apa tujuan pembelajaran IPS?

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, kami merumuskan tujuan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian dan manfat dari tujuan pembelajaran
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran IPS
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tujuan Pembelajaran

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos
yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian
sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran
muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.

Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut
untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati
demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan
permasalahan yang dihadapi guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang
hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran (Sudrajat,
2009).

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian
yang dikemukakan oleh para ahli.

1. Robert F. Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu.
2. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan
yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
3. Henry Ellington menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
4. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran.
5. Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan
pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses
belajar dan hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar.
Meskipun para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam tapi tampaknya
menunjuk pada esensi yang sama, yaitu:

 Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran
 Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa
perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini
mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara
tertulis (written plan).

B. Manfaat Tujuan Pembelajaran

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru
maupun siswa.

1. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan


pembelajaran, yaitu:

Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada


siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran
Memudahkan guru mengadakan penilaian.

2. Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata
urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu
pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur
prestasi belajar siswa.
3. Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil studi tentang manfaat tujuan dalam
proses belajar mengajar bahwa perlakuan yang berupa pemberian informasi secara jelas
mengenai tujuan pembelajaran khusus kepada siswa pada awal kegiatan proses belajar-
mengajar, ternyata dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa. Memperhatikan
penjelasan di atas, tampak bahwa tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen
penting dalam pembelajaran, yang di dalamnya dapat menentukan mutu dan tingkat
efektivitas pembelajaran.

C. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang
baik dalam kehidupannya di masyarakat, seperti yang telah dikemukakan oleh Gross, ‘to
prepare students to be well functioning citizens in a democratic society’. Selain itu, tujuan IPS
adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam
mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

Dalam Hal ini, Benjamin S. Bloom, membagi tujuan pembelajaran IPS kedalam 3 bidang yang
disebut dengan Taksonomi Bloom, yaitu:
a) Aspek Kognitif

Aspek kognitif mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek intelektual.


Pembelajaran IPS bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian, mengasah
intelegensi dan meningkatkan keterampilan berpikir.

Tujuan Kognitif ini terbagi kedalam 6 tingkatan, yakni:

1) Pengetahuan (Knowledge)
Dalam tingkatan ini, tujuan kognitif pembelajaran IPS mencakup:
 Pengenalan mengenai peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dsb.
 Pengetahuan mengenai terminologi (penggunaan kata) secara umum
 Pengetahuan mengenai fakta yang spesifik
 Pengetahuan mengenai konsep dasar
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dalam tujuan kognitif pembelajaran
IPS adalah mengasah kemampuan agar dapat mendefinisikan, mengenal,
mencocokkan, mengingat, mengulang, membedakan, mengidentifikasi, menyebut,
melabel, menghubungkan, mencatat sesuatu dan mengungkap kembali suatu
peristiwa.
Sebagai contoh, seorang dosen yang menerangkan mengenai suatu ilmu yang belum
pernah kita ketahui sebelumnya harus menjelaskan dengan baik akan konsep dasar
ilmu tersebut agar mahasiswanya memiliki pembekalan awal yang cukup untuk
lanjut menerima materi yang lebih kompleks terkait dengan ilmu tersebut.

2) Pemahaman (Comprehension)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat pemahaman, yakni:
 Kemampuan membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram,
arahan, peraturan, dsb.
 Kemampuan menafsirkan chart dan grafik
 Pemahaman mengenai fakta yang terjadi
 Penyesuaian prosedur dengan metode yang diterapkan
 Kemampuan memperkirakan kebutuhan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif pembelajaran
IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur kembali, mengekspresikan,
memberi contoh, mengilustrasikan, menggeneralisasi, menerjemahkan dan
menyimpulkan suatu keadaan.
Sebagai contoh, sesorang yang dimintai penjelasan mengenai suatu hal oleh
temannya dan ia belajar agar dirinya memiliki pengetahuan akan sesuatu hal, maka
orang tersebut akan paham mengenai pengetahuan yang telah ia pelajari sehingga
apabila pengetahuan tersebut dikembangkan lebih lanjut (misal dengan
mengelompokkan materi menggunakan tabel), orang tersebut dapat menerangkan
dengan baik kepada temannya.

3) Aplikasi (Application)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat aplikasi, yakni:
 Kemampuan dalam menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb.
 Aplikasi konsep dan prinsip-prinsip ke dalam situasi yang baru
 Pemecahan problem matematika
 Penyusunan grafik dan chart
 Berpendapat didalam menggunakan metode dan prosedur
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif pembelajaran
IPS adalah mengaplikasikan, mengorganisasikan, merestrukturisasi, memecahkan,
mentransfer, menggunakan, mengklasifikasi, memilih, mendramatisasi, membuat
sket, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, menangani, mengkalkulasi.
Sebagai contoh, ketika seorang siswa diberi soal matematika oleh gurunya, maka
siswa tersebut harus memiliki pengetahuan dan paham akan materi soal yang
diberikan, maka siswa tersebut akan dapat mencari jawaban dari soal matematika
dengan pemahaman yang ia terima oleh gurunya.

4) .Analisis (Analysis)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat analisis, yakni:
 Analisa informasi yang masuk dan menyusun informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya
 Kemampuan mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari suatu
keadaan yang rumit
 Kemampuan mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk menyampaikan
suatu alasan
 Mengevaluasi relevansi data
Dapat disimpulkan bahwa tingkat analisis dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS
adalah dapat membedakan, memilih, membandingkan, membedakan, membuat
diagram, menjelaskan, menganalisis, mengkategorikan, memeriksa, berdebat,
menguji dan melakukan eksperimen.
Sebagai contoh, pada tingkat ini seseorang akan mampu membanding-bandingkan
tingkat keparahan dari setiap penyebab dan menggolongkan setiap penyebab ke
dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan (misalnya saja dalam hal kebijakan
pemerintah).

5) Sintesis (Synthesis)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat sintesis, yakni:
 Penejelasan mengenai struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya
tidak terlihat
 Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yg dibutuhkan
 Mengungkapkan suatu konsepsi yang terorganisasi secara baik
 Merumskan sesuatu konsepsi baru
Dapat disimpulkan bahwa tingkat sintesis dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS
adalah memadukan, mengkomposisi, membangun, merencanakan, memodifikasi,
memformulasi.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi
untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas produk.
6) Evaluasi (Evaluation)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat evaluasi, yakni:
 Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya
 Menyesuaikan nilai suatu pekerjaan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat evaluasi dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS
adalah menyimpulkan, menyesuaikan, meranking, mendukung, mengradasi,
menjelaskan, menilai, menyeleksi, mengapresiasi, membobot, merevisi dan
memperbaiki.
Sebagai contoh, sekelompok mahasiswa yang mengikuti program kreativitas
mahasiswa ditugasi untuk membuat sebuah proposal dengan syarat yang telah
ditantukan oleh DIKTI. Sebelum proposal dikumpulkan ke DIKTI, maka tiap
proposal yang akan dikirim terlebih dahulu di koreksi oleh pihak yang bersangkutan.
Ternyata, banyak hal yang masih perlu direvisi lagi bila proposal tersebut ingin
diterima oleh DIKTI. Dalam hal ini, apabila orang tersebut sukses dalam merevisi
proposalnya sebelum dikirim ke DIKTI, berarti ia sudah melakukan evaluasi
terhadap hasil pekerjaan kelompok PKM nya.
b) Aspek Afektif
Aspek afektif dalam pembelajaran IPS mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek perasaan dan emosi serta derajat penerimaan atau penolakan siswa pada materi
pembelajaran IPS yang diberikan.

Tujuan afektif ini terbagi kedalam 5 tingkatan, yakni:


1. Penerimaan (receiving)
Yakni adanya kesediaan untuk menyadari adanya suatu kenyataan (fenomena)
maupun gejala yang ada di lingkungannya.
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat penerimaan, yakni:
 Dapat menerima
 Dapat menghadiri
 Sadar akan situasi kondisi yang sedang terjadi
Tujuan lain dalam tingkatan ini adalah menerima, memilih, menanyakan, mendengar dan
menyeleksi suatu kondisi. Misalkan saja mengenai hubungan interpersonal antar dosen
dengan mahasiswa. Apabila dosen tersebut menyenangkan dalam mengajar dan materi
yang dibawakan mudah mengerti, maka mahasiswa akan semakin mudah dalam
menerima materi yang diberikan dosen.

2. Tanggapan (responding)
Yakni Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Tujuan lainnya
adalah untuk dapat aktif berpartisipasi seperti dalam hal mampu membuktikan,
memberitahukan, menolong, melakukan dengan suka rela serta mengklaim terhadap
sesuatu yang telah menjadi hak kita.
3. Penghargaan (valuating)
Yakni berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat
penghargaan, yakni:
 Menerima nilai-nilai/ norma
 Taat kepada nilai/norma
 Memegang teguh nilai/norma
Apabila perilaku seseorang telah mencerminkan perilaku tersebut, maka seseorang
itu patut diberi penghargaan atas apa yang telah ia capai, misalnya saja dengan
pujian, dsb.
4. Pengorganisasian (organization)
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat pengorganisasian, yakni:
 Menghubungkan nilai/norma yang dianutnya
 Mengintegrasikan nilai/norma kedalam kebiasaan hidup sehari-hari
 Memadukan nilai-nilai yang berbeda,
 Menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang
konsisten.
5. Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai (characterization by value)
Yakni internalisasi nilai/norma menjadi pola hidup seperti dalam bertingkah laku.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara khusus adalah melakukan
tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih, menjawab, mengikuti dan
menceritakan.

c) Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek
keterampilan motorik (gerakan).

Tujuan Psikomotorik ini terbagi kedalam 5 tingkatan, yakni:


 Imitasi
Kemampuan menirukan gerakan yang telah diamati seperti mengamati, menirukan
(gerakan) sederhana.
 Memanipulasi
Menggunakan konsep untuk melakukan gerakan sesuai dengan instruksi,
 Presisi
Melakukan gerakan dengan benar seperti dapat mengartikulasikan gerakan apabila
mengalami kesalahan dan melakukan sesuatu dengan akurat
 Artikulasi
Merangkaikan berbagai gerakan secara berkelanjutan dan terintegrasi seperti
mengkoordinasikan beberapa kemampuan
 Naturalisasi
Melakukan gerakan secara wajar dan efisien serta telah menjadi bagian dari
kebiasaannya sepeti melakukan sesuatu secara terbiasa
Dalam hal aspek psikomotorik, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan adalah dengan
praktek. Tujuan psikomotorik yang telah diuraikan diatas lebih menekankan pada gerakan
yang diberikan oleh seorang siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Bermula pada
pemberian instrruksi untuk melakukan gerakan tertentu sampai pada gerakan-gerakan yang
sudah menjadi kebiasaan sehingga apabila kebiasaan itu dapat memajukan kegiatan belajar
mengajar maka akan lebih mudah bagi pengajar untuk mengontrol siswanya.
D. Tujuan Pengajaran IPS di Sekolah Dasar
Perumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan karena tujuan merupakan tolok
ukur keberhasilan seluruh proses belajar mengajar yang telahdilakukan. Menurut I Gede Widja
(2005 : 27 – 29), secara umum tujuan pengajaran IPS sebagai berikut :
a. Aspek Pengetahuan / Pengertian
 Menguasai pengetahuan tentang aktivitas – aktivitas manusia di waktu yang lampau baik
dalam aspek eksternal maupun internal.
 Menguasai pengetahuan tentang fakta – fakta khusus (unik) dari peristiwa masa lampau
sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
 Menguasai pengetahuan tentang unsur – unsur umum (geeralisasi) yang terlihat pada
sejumlah peristiwa masa lampau.
 Menguasai tentang unsur perkembangan dan peristiwa – peristiwa masa lampau yang
berlanjut (bersifat kontinuitas) dari periode satu ke periode berikutnya yang
menyambungkan peristiwa masa lampau dengan peristiwa masa kini.
 Menumbuhkan pengertian tentang hubungan natara fakta satu dengan fakta lainnya yang
berangkai secara kognitif (berkaitan secara intrinsik).
 Menumbuhkan keawasan (awareness) bahwa keterkaitan fakta lebih penting dari pada
fakta – fakta yang berdiri sendiri.
 Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh – pengaruh sosial kultural terhadap peristiwa
sejarah.
 Sebaliknya juga menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sejarah terhadap
perkembangan sosial dan kultural masyarakat.
 Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa lampau bagi situasi
masa kini dalam prespektifnya dengan situasi yang akan datang.
b. Aspek Pengembangan Sikap.
 Penumbuhan kesadaran sejarah pada murid terutama dalam artian agar mereka mampu
berpikir dan bertindak (bertingkah laku dengan rasa tanggung jawab sejarah sesuai
dengan tuntutan zaman pada waktu mereka hidup).
 Penumbuhan sikap menghargai kepentingan/kegunaan pengalaman masa lampau bagi
hidup masa kini suatu bangsa.
 Sebaliknya juga penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini dari
masyarakat di mana mereka hidup yang merupakan hasil dari pertumbuhan di waktu yang
lampau.
 Penumbuhan kesadaran akan perubahan – perubahan yang telah dan sedang berlangsung
di suatu bangsa diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang akan
datang.
c. Aspek Ketrampilan.
 Sesuai dengan trend baru dalam pengajaran IPS maka pelajaran IPS di sekolah
diharapkan juga menekankan pengembangan kemampuan dasar di kalangan murid
berupa kemampuan heuristik, kemampuan kritik, ketrampilan menginterpretasikan serta
merangkaikan fakta – fakta dan akhirnya juga keterampilan menulis.
 Ketrampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan masalah – masalah dan
mencari hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya atau dari zaman masa kini dan
lain – lain.
 Ketrampilan menelaah secara elementer buku – buku terutama yang menyangkut
keanekaragaman IPS dan sejarah.
 Ketrampilan mengajukan pertanyaan – pertanyaan produktif di sekitar masalah
keanekaragaman IPS dan sejarah.
 Ketrampilan mengembangkan cara – cara berpikir analitis tentang masalah – masalah
sosial historis di lingkungan masyarakatnya.
 Ketrampilan bercerita tentang peristiwa sejarah secara hidup.
BAB III

PENUTUP

A. Pengertian Tujuan Pembelajaran

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos
yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian
sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya
tujuan tersebut.

B. Manfaat Tujuan Pembelajaran

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan
pembelajaran, yaitu:

Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada


siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran
Memudahkan guru mengadakan penilaian.

C. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara
yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, seperti yang telah dikemukakan oleh Gross, ‘to
prepare students to be well functioning citizens in a democratic society’. Selain itu, tujuan IPS
adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam
mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

Dalam Hal ini, Benjamin S. Bloom, membagi tujuan pembelajaran IPS kedalam 3 bidang
yang disebut dengan Taksonomi Bloom, yaitu: Aspek kognitif, Aspek Afektif, dan Aspek
Psikomotorik

D. Tujuan Pengajaran IPS di Sekolah Dasar


Perumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan karena tujuan merupakan tolok
ukur keberhasilan seluruh proses belajar mengajar yang telahdilakukan. Menurut I Gede
Widja (2005 : 27 – 29), secara umum tujuan pengajaran IPS sebagai berikut : Aspek
Pengetahuan / Pengertian, Aspek Pengembangan Sikap, serta Aspek Keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/bungsunda88.wordpress.com/2013/10/09/taksonomi-dalam-
pembelajaran/amp/

http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/taksonomi-bloom-sebagai-tujuan.html?m=1
https://dokumen.tips/download/link/taksonomi-bloom-sebagai-tujuan-pembelajaran-ips

Anda mungkin juga menyukai