Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA

KELOMPOK : 5 APK
1. Valentina Dian Suryani (I1022181002)
2. Dita Arisa Ratnasari (I1022181006)
3. Yunike Dwi Larasati (I1022181007)
4. Milenia Kamban (I1022181012)
5. Felisitas (I1022181014)
6. Yulnalia Mariella Delavega (I1022181017)
7. Charlie (I1022181033)
8. Novi Tartila Akri (I1022181045)

SHIFT : Reguler A / B

SOAL : SALEP METIL SALISILAT

I. Latar Belakang
Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan
dandigunaka untuk pemakaian luar(Depkes, 1979)..Menurut farmakope edisi IV sediaan
setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. (Depkes,
2009). Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa masa lembek, mudah
dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk
melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik.
Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau
narkotik adalah 10%.
Sediaan yang akan dibuat adalah salep degan bahan aktif metil salisilat . Sediaan
ditujukan untuk penggunaan topical pada kulit ,maka dibuat sediaan berupa salep .Metil
Salisilat adalah bahan aktif yang digunakan sukar larut dalam air ,maka bahan aktif
dimasukkan bersama dengan basis salep yang telah dilebur.
Metil salisilat merupakan bahan aktif yang digunakan untuk mengatasi nyeri otot.
Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang diperoleh dari daun dan akar
tumbuhan akar wangi (Gaultheria procumbers). Zat ini juga dibuat sintetis. Khasiat
analgesiknya pada penggunaan lokal sama dengan salisilatsalisilat lainnya, metil salisilat
diresorpsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krem (3-10%)
untuk nyeri otot, sendi, dan lain-lain (Tan & Kirana, 2013).
II. Preformulasi
a. Zat Aktif Metil salisilat (Depkes, 2009).
Struktur kimia

Rumus molekul C8H8O3


Nama kimia Methyl 2-hydroxybenzoate
Sinonim -
Berat molekul 152,1494 g/mo
Pemerian Cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau khas
dan rasa seperti gandapura. Mendidih antara 219º dan 224º disertai
peruraian.

Kelarutan Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dan dalam asam asetat
glasial
pH larutan -

pKa -
Titik lebur Antara 167° dan 172°
Stabilitas Cahaya: Dalam wadah tertutup rapat. Terlindung dari cahaya.
 Panas
Air: Sangat sedikit larut dalam air.
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya Panas: Mendidih antara 219º dan 224º disertai peruraian.

Kegunaan antiinflamasi.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
penyimpanan
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) :
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) :
(krim/salep) : salep
Kemasan :pot salep / tube

Metil Paraben (Rowe, 2009).


Struktur kimia

Rumus molekul C8H8O3


Nama kimia Metil-p-hidroksibenzoat
Sinonim Nipagin M
Berat molekul -
Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih,
mempunyai sedikit rasa terbakar
Kelarutan sukar larut dalam air, sukar larut dalam benzena, sukar larut dalam
tetraklorida, mudah larut dalam etanol, dan eter
pH larutan 3-6
pKa 8,4 pada 220C
Titik lebur 125º-128ºC
Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis -
Stabilitas Mudah terurai oleh cahaya
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan Zat tambahan ; Zat Pengawet
Wadah dan Dalam wadah tertututp rapat
penyimpanan

BHT (Rowe, 2009).

Struktur kimia
Rumus molekul C15H24O
Nama kimia Butylated Hydroxytoluene
Sinonim Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol;
butylhydroxytoluene; butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylated
hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-butyl-4-
hydroxytoluene; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP;
Nipanox BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT; Topanol;
Vianol.
Berat molekul 220.35
Pemerian Butylated Hydroxytuluena merupakan kristal padat berwarna
kuning, kuning putih atau pucat dengan bau fenolik yang samar.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilenglikol, larutan
hidroksida, alkali dan asam mineral berair. Bebas larut dalam
aseton, benzena, etanol (95%), eter, toluena, minyak tetap, dan
minyak mineral. Lebih larut dari butylated hydroxynisde dalam
minyak dan lemak makanan.
pH larutan
pKa
Titik lebur 700C
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan
 Panas warna dan hilangnya aktivitas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan Sebagai antioksidan, di kosmetik, makanan, dan farmasetika.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
Adeps Lanae (Rowe, 2009).

Struktur kimia -

Rumus molekul -
Nama kimia -
Sinonim Adeps lanae; cera lanae; E913; lanolina; lanolin anhydrous;
Protalan anhydrous; purified lanolin; refined wool fat.
Berat molekul 220.35
Pemerian Berwarna kuning, zat lilin pucat dengan samar, bau yang khas.
Lelehan lanolin jelas atau hamper jelas, cairan kuning.
Kelarutan Mudah larut dalam benzen, kloroform, eter dan minyak bumi;
sedikit larut dalam etanol (95%), sangat mudah larut dalam etanol
(95%) mendidih; praktis tidak larut dalam air.

pH larutan
pKa
Titik lebur 45-55oC
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas Lanolin berisi prooxidants yang dapat mempengaruhi stabilitas
 Panas obat aktif tertentu.
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan Pengemulsi, dasar salep, formulasi farmasi topikal dan kosmetik.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan

Cera Alba (Rowe, 2009).

Struktur kimia -

Rumus molekul -
Nama kimia Wax, White
Sinonim Bleached wax; cera alba; E901.
Berat molekul -
Pemerian Lilin putih hambar, putih atau agak kuning, lembaran atau butiran
jalus dengan bau mirip lilin kuning.
Kelarutan Larut dalam kloroform, eter, minyak tetap, minyak atsiri, karbon
disulfida, sedikit larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut
dalam air.
pH larutan
pKa
Titik lebur 61-65oC
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas Ketika lilin dipanaskan di atas 1500C, esterifikasi terjadi dengan
 Panas menurunkan nilai asam dan elevasi titik lebur. Lilin putih stabil
 Hidrolisis/oksidasi
bila disimpan dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.
 Cahaya
Kegunaan Lilin putih digunakan untuk peningkat konsistensi krim dan salep,
penstabil emulsi a/m.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan

Parafin Liquid (Rowe, 2009).

Struktur kimia -

Rumus molekul Minyak mineral adalah campuran olahan cair alifatik jenuh (C14-
C18) dan diperoleh dari hidrokarbon siklik minyak bumi.
Nama kimia Mineral oil
Sinonim Avatech; Drakeol; heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum;
liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; white
mineral oil.
Berat molekul -
Pemerian Cairan berminyak, transparan, kental, tidak berwarna. Praktis tidak
berbau saat dingin dan memiliki bau samar minyak bumi ketika
dipanaskan.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air. Larut
dalam aseton, benzene, kloroform, karbon disulfide, eter, dan
petroleum eter, larut dengan minyak volatile dan minyak tetap,
dengan pengecualian minyak jarak.
pH larutan
pKa
Titik lebur -
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis Antara 0.845 dan 0.905
Stabilitas Minyak mineral mengalami oksidasi bila terkena panas dan
 Panas cahaya..
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan Minyak mineral digunakan sebagai emolien, pelarut, dan basis
salep.
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat,sejuk dan kering
penyimpanan

Vaselin Album (Rowe, 2009).

Struktur kimia -

Rumus molekul Petrolatum adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon


jenuh semipadat yang memiliki rumus umum CnH2n+2, dan
diperoleh dari minyak bumi.
Nama kimia Petrolatum
Sinonim Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White;
Soft White; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow
petroleum jelly.
Berat molekul 209.2863
Pemerian Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan hingga dingin dengan tanpa diaduk, tidak
berbau, hampir tidak berasa.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etabol (95%) panas atau
dingin, gliserin, dan air; larut dalam benzene, karbon disulfide,
kloroform, heksana, eter, dan minyak atsiri.
pH larutan 4.5 – 8
pKa
Titik lebur -
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas Sebagian besar masalah stabilitas terjadi karena adanya sejumlah
 Panas kecil kotoran pada paparan cahaya. Kotoran ini dapat dioksidasi
 Hidrolisis/oksidasi
menjadi menghitamkan petroletum dan menghasilkan bau yang
 Cahaya
tidak diinginkan.
Kegunaan Vaselin album digunakan sebagai emolien dan basis salep.

Wadah dan Disimpan dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya
penyimpanan
Propilen Glikol (Rowe, 2009).

Struktur kimia

Rumus molekul C3H8O2

Nama kimia 1,2-propanadiol

Sinonim 1,2-Dihidroksipropana; 2-hidroksipropanol; metil etilen glikol;


methyl glycol; propan-1,2-diol; propylenglycolum

Berat molekul 76,09


Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak
berbau; menyerap air pada udara lembab

Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan


kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial;
tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak

pH larutan 6,0 -8,0


pKa -
Titik lebur -59 oC
Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis 1,035 dan 1,037
Stabilitas Dapat teroksidasi jika suhu tinggi dan udara terbuka
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan Antimikroba; desinfektan; humektan; pelarut; stabilisator
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan

Pipermint Oil
Struktur kimia -
Rumus molekul C10H20O
Nama kimia Oils,essential, peppermint;Oils, peppermint;BT Mint 995888;
Essential oils, Mentha piperita;Essential peppermint oil;Mentha
piperita leafoil;Mentha piperita oil;Oil of peppermint
Sinonim Menthae Piperitae Aetheroleum, Oleum Menthae Piperitae
Berat molekul -
Pemerian Warna kuning atau kuning kehijauan dengan karakteristik
mempunyai aroma yang menyejukkan, cairan ini terdiri dari
menthol, menthon, menthil asetat dan terpen
Kelarutan 1: 4 bagian alkohol (70 %) dan 1:0,5 alkohol 90 % tidak larut
dengan dehidrat alkohol, warnanya menjadi gelap dan menjadi
kental selama penyimpanan
pH larutan -
pKa -
Titik lebur -
Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis 0,897-0,910 g
Stabilitas -
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan Sebagai Pengaroma
Wadah dan Temperaturnya tidak lebih dari 25°C. Hindari dari cahaya
penyimpanan

III.Permasalahan Farmasetika
1. sediaan mengandung minyak sehingga mudah teroksidasi
2. sediaan mudah ditumbuhi mikroorganisme
3. sediaan memiliki aroma yang kurang menarik
4. pengawet metil paraben tidak larut di air

IV. Penyelesaian Masalah


1. sediaan ditambahkan antioksidan BHT
2. sediaan ditambakan metil paraben
3. sediaan ditambhakan pengaroma mentol
4. ditambahkan propilen glikol untuk melarutkan metil paraben

V. Pendekatan Formula

No Alasan penambahan
Nama Bahan Jumlah Kegunaan
.
1 Metil Salisilat 15% b/b Zat aktif Sebagai antiinflamasi
Zat aktif mudah
Pengawet
3 Methyl paraben 0,2% b/b terkontaminasi oleh
mikroorganisme
4 Propilen Glikol 15% Pelarut Pengawet Kosolven
Antioksidan Sediaan mudah
7 BHT 0,1% b/b
teroksidasi
Basis salep Sebagai basis salep
8 Cera alba 10% b/b

Sediaan perlu
Emolien
9 Parafin liquid 5% b/b pelembut agar nyaman
di aplikasikan di kulit
Basis salep Sebagai basis salep
10 Adeps lanae 5% b/b

Ad 100% Basis salep Sebagai basis salep


11 Vaselin Album b
/b

VI. Perhitungan

Dibuat 1 tube @10 gram


1 x 10= 10 g
Total 1 tube dilebihkan 20% = 10 g + (20% x 10 g)= 12 g
VII. Penimbangan

No Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang


.
15 g
x 10 g = 1,5 gram
1 Metil Salisilat 100 g

15 % x 10 g = 1,5 gram
1,5 gram x 0,2 = 0,3
2 Propilen Glikol
Gliserin total =1,5 + 0,3 = 1,8 gram

0,2 %x 10 g= 0,02 gram


3 Methyl paraben 0,02 x 0,2 = 0,004
Metil Paraben Total = 0,02 + 0,004 = 0,024 gram
0,1 % x 10 g= 0,01 gram
7 BHT 0,01 x 0, 2 = 0,002 gram
BHT total = 0,01 + 0,022 = 0,012 gram
10 % x 10 g= 1 gram
8 Cera alba 1 x 0, 2 =0,2 gram
Cera Alba total = 1 + 0,2 = 1,2 gram
5% x 10 g= 0,5 gram
9 Parafin cair 0,5 x 0,2 = 0,1 gram
Parafin Cair total = 0,5 + 0,1 = 0,6 gram
5 % x 10 g= 0,5 gram
10 Adeps lanae 0,5 x 0,2 = 0,1 gram
Adeps lanae total = 0,5 + 0,1 = 0,6 gram
11 Vaselin Album Add 100%
1,8 + 0,024 + 0,012 + 1,2 + 0,6 + 0,6 = 4,236
Basis salep yang
digunakan Jumlah basis yang dipakai = 12 – 1,5 = 10,5 gram
10.5 gram – 4,236= 6,264 gram
VIII. Prosedur Pembuatan
Pembuatan sediaan salep metil salisilat 15%
1. Dilebur basis (cera alba, Vaselin album, adeps lanae, dan sebagian paraffin
liquid) dengan menggunakan cawan penguap di atas hot plate hingga basis
melebur sambil sesekali diaduk menggunakan batang pengaduk.
2. Basis kemudian digerus di dalam mortir hingga terbentuk basis salep, lalu
ditimbang sebanyak 30,852 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas
timbangan analitik.
3. Dimasukkan metil salisilat yang telah ditimbang, ditambahkan basis sedikit,
diaduk hingga homogen.
4. Dilarutkan metil paraben yang telah ditimbang dengan propilen glikol yang
telah ditimbang menggunakan kaca arloji. Dimasukkan ke dalam mortir, lalu
ditambahkan basis sedikit, diaduk hingga homogen.
5. Dilarutkan BHT yang telah ditimbang dengan sebagian paraffin liquid yang
telah ditimbang di kaca arloji. Dimasukkan ke dalam mortir, lalu ditambahkan
basis sedikit, diaduk hingga homogen.
6. Dimasukkan sisa basis ke dalam mortir, diaduk hingga homogen.
7. Salep yang telah jadi ditimbang menggunakan kertas perkamen di atas
timbangan analitik sebanyak 10 g, kertas perkamen digulung menutupi sediaan
salep.
8. Kertas perkamen dimasukkan ke dalam ujung tube yang telah dibuka, salep
dikeluarkan dengan menahan ujung kertas perkamen dengan pinset sampai
salep masuk seluruhnya ke dalam tube. Ujung tube ditutup, dimasukkan ke
dalam kemasan sekunder beserta etiket dan brosur.

IX. Analisis titik kritis pembuatan sediaan


1. BHT dilarutkan didalam parafinum liquidum
2. Metil paraben dilarutkan di propilen glikol
3. Adeps lanae, vaselin album, cera alba di tangas bersama agar mencair
X. Evaluasi Salep

No Jumlah
Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Hasil pengamatan Syarat
sampel
Warna = Kuning
Aroma = Khas metil
Evaluasi meliputi uji Warna putih, bau khas
Organoleptik 1 tube salisilat
1. bau dan warna zat aktif
Tekstur =
Lembut,lunak,halus
Homogenitas
Mengamati Partikel berukuran
(Goeswin Agus,
keseragaman Homogen, tidak ada seragam dan terdistribusi
2. teknologi 1 tube partikel yang tidak
distribusi dan ukuran larut secara merata dinyatakan
farmasi dan
partikel di kaca arloji. sebagai homogen.
liquida hlm 127)
Menimbang tube
Tidak kurang dari 90%
kosong dengan
Tidak kurang dari sesuai dengan yang
3. Isi minimum tube+sediaan 1 tube
90% tertera pada etiket
diperoleh bobot
(depkes, 2009)
sediaan dalam tube
Menggunakan vakum
dan penambahan
Uji kebocoran metilen blue. Jika tube Tidak mengalami Tidak mengalami
4. 1 tube
tube mengalami kebocoran, kebocoran kebocoran tube
isi tube akan berwarna
biru
5. Uji stabilitas Vield value suatu 1 tube Dapat menyebar Vield value antara 100-
merata dengan
salep sediaan dapat 1000 dines-
mudah
ditentuka dengan cm3menunjukkan
penetrometer. kemampuan untuk
Dilakukan uji mudah tersebar. Nilai di
dipercepat bawah ini menunjukkan
sediaan terlalu lunak dan
mudah mencair. Di atas
agitasi/sentifugalsedia
nilai terseut
an disentri fungi
menunjukkan selalu
kecepatan tinggi
keras dan tidak dapat
tersebar

XI. Hasil Pengamatan


NO Perlakuan Pengamatan
1. Diambil dan timbang semua bahan Metil Salisilat 1,5 gram
Metil Paraben 0,024 gram
Propilen glikol 1,8 gram
BHT 0,012 gram
Cera Alba 1,2 gram
Adeps Lanae 0,6 gram
Vaselin Album 100%
Parafin liquid 0,6 gram

2. Dilebur basis salep atau fase minyak Fase minyak larut dan homogen
dalam cawan penguap yaitu adeps
lanae,cera alba,vaselin album dan
setengah paraffin liquid di waterbath
3. Dilarutkan BHT dengan separuh BHT sedikit larut
paraffin liqud
4. Dilarutkan metil paraben dan Metil paraben larut dalam propilen glikol
propilenglikol
5. Diangkat basis yang telah larut, lalu Tercampur semua
dimasukkan ke dalam mortir
ditambahkan larutan metil paraben
sedikit demi sedikit dan tambahkan
metil salisilat lalu tambahkan sisa basis
lalu gerus, lalu dmasukkan BHT, gerus
hingga homogen
6. Digerus campuran hingga homogen dan Homogen dan terbentuk sediaan salep
terbentuk salep
7. Ditimbang salep dan dimasukkan dalam 10 gram
wadah pot salep

XII. Pembahasan
Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan
dan digunakan. untuk pemakaian luar. salep sedian berupa masa lembek, mudah
dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk
melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik,
kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau
narkotik adalah 10%. Praktikum kali ini adalah pembuatan sediaan salep dengan bahan
aktif metil salisilat. Metil salisilat merupakan turunan asam salisilat yang digunakan
secara topikal dalam sediaan rubifasien (perangsang kulit ringan untuk menghilangkan
nyeri) di sendi dan muskoloskeleta. Metil Salisilat adalah bahan aktif yang sukar larut
dalam air ,maka bahan aktif dimasukkan bersama dengan basis salep yang telah dilebur.
Basis salep yang digunakan adalah vaselin album , cera alba , dan adeps lanae.
Praktikum kali ini menggunakan metode fusion (pelelehan) agar memudahkan dalam
pencampuran bahan-bahan, dimana basis dari setiap fase yaitu Fase minyak (cera alba ,
vaselin album, adeps lanae dan setengah paraffin liquid ) dileburkan terlebih dahulu pada
waterbath sehingga didapatkan basis yang lebih mudah digerus dengan bahan aktif. Alasan
penambahan cera alba adalah sebagai peningkat konsistensi. Alasan digunakan dasar salep
serap adeps lanae adalah agar mencapai efek terapinya sebagai antiinflamasi karena metil
salisilat sebagai zat aktif membutuhkan waktu kontak dengan kulit yang lama. Adeps lanae
mempunyai sifat yang lengket apabila diaplikasikan pada kulit, maka basis salep
dikombinasikan dengan vaselin album dan cera alba. Parafin liquid sebagai bahan
emollient yang berfungsi untuk mencegah keringnya sediaan salep yang dibuat  untuk
melindungi kulit dari iritasi ketika penggunaan salep pada kulit. Kemudian bahan
tambahan yaitu Fase air (propilenglikol dan metil paraben) dipanaskan di penangas air.
Alasan penambahan metil paraben adalah sebagai pengawet mencegah pertumbuhan
mikroorganisme. Metil paraben tidak larut dalam air, maka dilarutkan dalam propilen
glikol yang berfungsi sebagai kosolven.
Langkah berikutnya adalah dilarutkan BHT dengan separuh paraffin liquid. BHT
sebagai antioksidan yaitu untuk melindungi fase minyak agar tidak mudah mengalami
oksidasi oleh oksigen di udara, karena sediaan yang mengandung fase minyak rentan untuk
mengalami oksidasi dan akan menyebabkan bau tengik. BHT tidak tahan terhadap
pemanasan, maka BHT tidak ikut dilebur walaupun larut dalam minyak. Langkah terakhir
adalah diangkat basis yang telah larut, lalu dimasukkan ke dalam mortir ditambahkan
larutan metil paraben sedikit demi sedikit,ditambahkan metil salisilat lalu tambahkan sisa
basis dan digerus, dimasukkan BHT, gerus hingga homogen dan terbentuk salep. Sediaan
salep yang sudah jadi dilakukan uji evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan adalah uji organoleptik, uji homogenitas, isi minimum, uji
kebocoran dan uji stabilitas. Hasil evaluasi organoleptic yaitu memiliki warna kuning,bau
khas metil salisilat, tekstur halus. Uji stabilitas salep menunjukkan salep dapat tersebar
secara merata dan tube tidak mengalami kebocoran. Hasil evalusi uji homogenitas dan uji
isi minimum yaitu sediaan homogen dan tidak kurang dari 90% sehingga memenuhi syarat.

XIII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.
NO. Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Penambahan
1 METIL SALISILAT 15% Zat Aktif Antiinflamasi

2 PROPILEN GLIKOL 15% Pelarut pengawet Kosolven

Mencegah
3 METIL PARABEN 0.2% Pengawet
pertumbuhan mikroba

Menangakal radikal
4 BHT 0.01% Antioksidan
bebas

5 CERA ALBA 10% Basis salep Peningkat viskositas

6 PARAFFIN LIQUID 5% Emolient Pelembut

Meningkatkan
7 ADAPS LANAE 5% Basis salep
viskositas
Meningkatkan
8 VASELIN ALBUM Add 100% Basis salep
viskositas

2. Evaluasi yang dilakukan adalah uji organoleptik, uji homogenitas, isi minimum,
uji kebocoran dan uji stabilitas.
- Hasil evaluasi organoleptic yaitu memiliki warna kuning,bau khas metil salisilat,
tekstur halus.
- Hasil evalusi uji homogenitas dan uji isi minimum yaitu sediaan homogen dan
tidak kurang dari 90% sehingga memenuhi syarat.
- Uji stabilitas salep menunjukkan salep dapat tersebar secara merata dan tube
tidak mengalami kebocoran.

XIV. Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III,Jakarta: Departemen
Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Rowe,Raymond C; Sheskey, Paul J; Quinn, Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical


Exipients. USA : Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association 2009
Tan, Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2013. Obat-obat Penting : Khasiat Penggunaan, da
Efek-efek Sampingnya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai