Dampak dari eksekusi mati terhadap peredaran narkoba
Narkoba merupakan salah satu contoh jenis obat-obatan yang sangat berbahaya apabila digunakan secara menyimpang. Narkoba atau yang disebut dengan narkotika dan obat/bahan berbahaya ini, selain membuat penggunanya menjadi kecanduan, juga dapat menjadikan penggunanya mengalami kematian serta merusak generasi-generasi emas suatu bangsa. Maka dari itu, akhirnya pemerintah mengambil sikap tegas terhadap para pengedar Narkoba dengan cara melakukan eksekusi mati. Adapula dampak yang terjadi dengan adanya eksekusi mati bagi pengedar narkoba, antara lain : Peredaran narkoba dapat diminimalisir serta dicegah. Masyarakat Indonesia dapat terselamatkan dari bahaya penggunaan Narkoba. Menekan tindak kriminalitas yang diakibatkan oleh pecandu Narkoba. Memacu pengedar narkoba untuk berusaha mendapatkan pekerjaan yang lebih halal.
Beri Efek Jera, Hukuman Maksimal Bagi Pengedar Narkoba
Pemerintah menggelar rapat koordinasi untuk menangani penyalahgunaan narkoba yang semakin marak. Salah satu hasil rekomendasi rapat, pemerintah mendukung hukuman maksimal bagi pengedar narkoba. "Untuk menambah efek jera, kita akan memberikan hukuman terberat untuk pengedar narkoba, termasuk hukuman mati," kata Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno di gedung Kemenkum HAM, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2014). Selain Tedjo dan Menkum HAM Yasonna Laoly, pejabat yang turut hadir dalam rapat tersebut adalah Kapolri Jenderal Sutarman, Kepala BNN Komjen Anang Iskandar, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Menkes Nila Moeloek dan Mendagri Tjahjo Kumolo. Pemerintah juga sepakat, para pengguna narkoba harus direhabilitasi. Pemerintah akan memaksimalkan pemanfaatan 16 panti rehabilitasi sebagai pilot project program ini. "Narkoba ini telah masuk dalam keadaan darurat nasional. Kita harus tingkatkan koordinasi," tambah Mendagri Tjahjo Kumolo. Masing-masing kementerian dan lembaga terkait diminta mensosialisasikan peraturan bersama Ketua MA, Menkum HAM, Menkes, Mensos, Jaksa Agung, Kapolri dan Kepala BNN tentang penanganan pecandu narkoba ke dalam lembaga rehabilitasi. Sosialisasi tersebut harus dilakukan hingga tingkat pelaksana paling bawah, seperti UPT dan Polsek. "Koordinasi terus dilakukan sampai Indonesia bebas narkoba," tuturnya. Relevansi eksekusi Pidana Mati Dengan Hak asasi Manusia Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada diri manusia yang diperkuat dengan adanya perlindungan hukum. Namun, bila dilihat dari segi hukum, hak dan kewjiban secara individual selalu berkonotasi dengan hak dan kewajiban individu anggota masyarakat lain. Walaupun hak hidup dibatasi, tetapi bukan berarti seseorang dengan mudah dapat dijatuhi hukuman pidana mati karena karena hak untuk hidup ini diberikan langsung oleh Tuhan kepada setiap manusia sebagai mahluknya. Oleh karena itu, setiap orang berhak untuk mepertahankan / membela diri terhadap setiap ancaman atau serangan yang tertuju pada keselamatan jiwanya. Hak hidup merupakan hak asasi manusia yang paling hakiki, maka perampasan nyawa oleh orang lain (berupa pembinuhan) atau oleh negara (berupa penjatuhan pidana mati) pada hakekatnya merupakan pelanggaran HAM apabila dilakukan secara sewenang-wenang tanpa adanya alasan pembenar yang sah menurut hukum yang berlaku. Adapun salah satu fungsi dari hukum pidana adalah untuk melindungi kepentingan hak perorangan individual (individuale belangen) dan hak masyarakat (kepentingan umum).
Alternatif Hukuman Penyalahgunaan Narkoba selain Hukuman Mati
Hukuman Pidana (Rehabilitasi ketika di Penjara) Rehabilitasi secara massal (Penyuluhan Kesehatan dan Psikologis) Dibutuhkan kestabilan dalam berbagai bidang baik itu ekonomi, politik, dan budaya agar masyarakat tidak tergiur narkoba titip alternative hukuman yang tepat adalah Hukuman Seumur Hidup.