Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya. Mempunyai rentang dari tekanan darah
normal tinggi sampai hipertensi maligna (E.Doeges, Moorhouse, & Geissler, 2012).
Hipertensi adalah tekanan di dalam pembuluh darah melebihi 140 mmHg (sistol) dan 90
mmHg (diastol). Pada lebih dari satu kejadian akibat penyakit promer atau penyebab
yang tidak diketahui (DiGiulio & Jackson, 2014). Hipertensi adalah sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg (Nurarif &
Kusuma, 2015).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus menerus lebih dari satu periode
(Irianto, 2014). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013). Jadi
berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut
darah dari jantung ke seluruh tubuh dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg.

Hipertensi sering kali disebut silent killer karena termasuk yang mematikan tanpa
disertai dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Gejala-gejala hipertensi yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo,
jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging dan mimisan
(Kemenkes RI, 2013). Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah
gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak
sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang
disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi
akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non
infeksi (Anindya, 2009).

Data Worlh Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang
atau 29,2% di tahun 2025 dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara
maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk indonesia (Yonata, 2006).
Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
jalan dirumah sakit di Indonesia Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29%)
sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang (Triyanto,
2014).

Menurut Profil kesehatan (2014) Hipertensi menduduki peringkat kedua dari


sepuluh penyakit terbesar dengan jumlah penderita sebanyak 60.986. Hal ini menunjukan
bahwa hipertensi selalu menduduki peringka lima teratas dalam hal penyakit terbesar
dengan jumlah penderita yang tidak bisa diprediksi jumlahnya. Oleh karena itu
pembanguna kesehatan menjadi salah satu upaya pembagunan nasional yang diarahkan
pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat seriap penduduk
sehingga memiliki derajat kesehatan optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah
dengan memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, atau masyarakat.
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan dalam meningkatkan derajat
kesehatan terutama di lingkup komunitas. Kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya akan dapat memelihara, mencegah, meningkatkan
kesehatan mereka pada tahap yang optimal sehingga mampu melaksanakan tuga-tugas
mereka secara produktif (Ali, 2010).

WHO dan The International Society Hypertension (ISH) saat ini terdapat 600 juta
penderita hipertensi diseluruh dunia dan 3 juta diantaranya meninggal dunia setiap
tahunnya. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 2001 menunjukkan bahwa 8,3%
penduduk menderita hipertensi meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Di indonesia
penyakit hipertensi disebut the silent killer penderita hipertensi semakin meningkat umur
semakin tinggi. Resiko hipertensi pada umur 25-44 tahun prevalensi sebesar 65%. Wanita
lebih banyakmengalami hipertensi dari pada pria hasil SKRT 2004 menunjukkan
penyakit kardioveskuler merupakan penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-35%
dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi (Depkes RI, 2009).

B. Rumusan Masalah

Meningkatnya masalah kasus hipertensi setiap tahun dikaitkan dengan


perubahan gaya modern masyarakat perkotaan. Dalam pelaksanaannya penatalaksanaan
hipertensi melibatkan multidisiplin berbagai ilmu, salah satunya adalah asuhan
keperawatan yang holistik terdapat penderitaan hipertensi. Asuhan keperawatan yang
holistik bertujuan untuk mencapai kemampuan fungsional semaksimal mungkin dan
mencegah serangan berulang. Diharapkan pasien penderita hipertensi mampu
meningkatkan kepercayaan diri, harapan hidup dan kemandirian. Asuhan keperawatan
yang dinutuhkan juga tidak terlepas dari disiplin ilmu lain, diantaranya kolaborasi
perawat dengan tim medis (dokter), fisioterapis, terapi occupational, pekerja sosial medik
psikolog serta klien dan keluarga turut berperan. Mobilisasi merupakan salah satu bentuk
rehabilitas awal dari kondisi penyakit tertentu, dalam hal ini pada klien yang mengalami
serangan hipertensi sehingga terhindar dari komplikasi. Oleh karena itu, penulis
menganggap perlunya pembahasan mengenai perawatan pada pasien hipertensi.

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Sebagai gambaran untu memberikan asuhan keperawatan pada pasien keperawatan
dengan terpantau secara tepat dan cepat.
2. Tujuan khusus
1) Mengetahui konsep dasar pada hipertensi (definisi, klasifikasi, anatomi
fisiologi, etiologi, patofisiologi, manisfestasi klinis, pemeriksaan penunjang,
penatalaksaan,komplikasi).
2) Mampu melakukan pengkajian pada pasien hipertensi
3) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi.
4) Mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien hipertensi.
5) Mampu melaksanakan implementasi dari intervensi yang sudah dibuat pada
pasien hipertensi.
6) Mampu melakukan evaluasi dan implementasi yang sudah dilaksanakan pada
pasien hipertensi.

D. Ruang lingkup
Dalam melakukan penelitian kasus ini penulis mencari informasi serta menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan masalah Sesak Nafas: Ketidakefektfan
Pola Nafas sebagai sasaran dalam melakukan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Santo Antonius Pontianak. Penelitian kasus pada pasien hipertensi dengan masalah Sesak
Nafas: Ketidakefektifan Pola Nafas dilakukan 3 hari dari tanggal 20 November-22
November 2018
E. Manfaat penulisan
1. Rumah sakit
Manfaat penelitian bagi rumah sakit adalah membantu tenaga kesehatan dalam proses
penyembuhan pasien hipertensi melalui kerja sama dengan keluarga pasien. Pihak
tenaga kesehatan juga dapat membina hubungan yang lebih dekat melalui konseling
yang dilakukan dengan anggota keluarga pasien sehingga proses keperawatan
dirumah sakit berjalan dengan baik.
2. Pendidikan

Menambah referensi tentang asuhan keperawatan khususnya pada pasien hipertensi,


menambah tingkat kemampuan dengan cara mengevaluasi materi yang telah
diberikan kepada masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan
datang.

3. Pasien
Untuk menjadi motivasi bagi pasien maupun masyarakat dalam upaya meningkatkan
kepatuhan dalam pelaksanaan penyakit sehingga dapat mempertahankan kualitas
hidup pasien.
4. Peneliti selanjutnya
Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan dasar peneliti
untuk melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian tentang pasien
hipertensi dengan kepatuhan pasien hipertensi dalam proses perawatan dimanapun
juga.

Anda mungkin juga menyukai