Anda di halaman 1dari 3

FASILITAS PEMBIAYAAN USAHA KECIL

(“WIN-HT untuk Usaha Kecil”)

1. Latar Belakang.

Berdasarkan data penduduk miskin yang tercatat pada Badan Pusat Statistik (BPS),
per Maret 2013, jumlah penduduk miskin telah menyentuh angka 28,07 juta jiwa atau
setara dengan 11,37 persen dari total penduduk Indonesia.

Terdapat banyak faktor yang menjadi pemicu tingginya jumlah penduduk miskin,
antara lain keterbatasan kesempatan kerja dan tidak mudahnya masyarakat
memperoleh fasilitas pembiayaan.

Fasilitas pembiayaan diperkirakan hanya mampu menjangkau 40% dari total pelaku
usaha yang membutuhkan fasilitas pembiayaan, sehingga terdapat 60% dari total
pelaku usaha, terutama pengusaha sektor riil, yang juga membutuhkan fasilitas
pembiayaan tetapi belum memperoleh akses yang memadai untuk memperoleh
fasilitas pembiayaan tersebut.

Bp. Wiranto dan Bp. Hary Tanoesoedibjo selaku pasangan Capres dan Cawapres dari
Partai Hanura melalui salah satu programnya yang diberi nama “Win-HT untuk Usaha
Kecil” berkehendak kuat untuk memberikan jawaban secara langsung terhadap kedua
permasalahan tersebut di atas dengan cara:

a. Melakukan pengembangan dan mendorong tumbuh kembangnya usaha mikro yang


diyakini dalam jangka panjang akan mampu menghilangkan, atau setidak-tidaknya,
dalam jangka pendek akan mampu mengurangi jumlah masyarakat miskin.

b. Mempermudah pelaku-pelaku usaha yang telah bergerak dalam usaha mikro untuk
memperoleh fasilitas pembiayaan.

Yang dimaksud dengan usaha mikro dalam program ini adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu yang memiliki asset maksimum
sebesar sebesar Rp 50 juta dan/atau omzet per tahun maksimum sebesar Rp 300 juta.

Dengan melaksanakan program “Win-HT untuk Usaha Kecil” secara konsisten dan
terus menerus, maka langkah kecil ini diharapkan dapat membawa perubahan ke arah
yang lebih baik bagi masyarakat.

2. Maksud dan Tujuan.

Pemberian fasilitas pembiayaan usaha mikro pada program “WIN-HT untuk Usaha
Kecil” ini dimaksudkan agar masyarakat miskin dapat memiliki alternatif sumber

1
pembiayaan untuk mendukung pengembangan usaha yang sedang mereka jalankan,
disamping sebagai salah satu upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru yang
pada akhirnya akan berkontribusi langsung terhadap peningkatan pendapatan
sebagian masyarakat.

3. Kriteria Pinjaman.

a. Fasilitas pinjaman dalam program “WIN-HT untuk Usaha Kecil” diberikan kepada
Warga Negara Republik Indonesia yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk
(KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM).
b. Pemberian pinjaman diutamakan kepada wanita dan/atau ibu rumah tangga.
c. Calon Peminjam telah memiliki usaha yang tergolong usaha mikro yang telah
berjalan sedikitnya selama 6 (enam) bulan.
d. Memiliki tempat usaha berupa toko/warung/lapak atau dalam bentuk fasilitas
lainnya pada suatu lokasi yang tetap, termasuk fasilitas usaha dengan gerobak
atau sarana bergerak lainnya atau pedagang/penjual jasa keliling, sepanjang
didukung dengan alamat tinggal calon peminjam yang sah dan bersifat tetap.
e. Usaha yang sedang dijalankan calon peminjam tidak tergolong bidang usaha yang
dilarang oleh pemerintah, atau usaha yang melanggar azas-azas kesusilaan.
f. Calon peminjam tidak terlibat secara langsung atau tidak langsung di dalam
organisasi atau kegiatan terlarang.

4. Syarat-syarat Dokumen Pinjaman.

a. Copy KTP/SIM yang masih berlaku.


b. Surat Keterangan Penduduk.
c. Surat Keterangan tempat usaha dari RT/RW.
d. Copy Surat Ijin Tempat Usaha (bila ada).
e. Copy legalitas usaha yang diperlukan untuk usaha yang dijalankan (bila ada).
f. Copy Kartu Keluarga.
g. Copy Surat Menikah (bagi yang telah menikah).
h. Copy Surat Keterangan Kematian (jika pasangan sudah meninggal).
i. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.

5. Syarat-syarat Pinjaman.

a. Jumlah Pinjaman : Rp 500,000,- per keluarga


b. Jangka Waktu : 06 bulan dan tidak dapat diperpanjang
c. Suku Bunga :0%
d. Provisi : Tidak ada
e. Agunan : Tidak ada
f. Pelunasan : 2 kali angsuran setiap 3 bulan
g. Tujuan Penggunaan : Pembiayaan modal kerja atau investasi yang tergolong
dalam usaha kecil dan mikro.
h. Cara Penarikan : Sekaligus pada saat tanda tangan perjanjian pinjaman,
atau pada jadwal lain sesuai kesepakatan.

2
6. Syarat-syarat Penarikan Pinjaman.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh peminjam agar dapat menarik
pinjaman untuk pertama kalinya, yaitu:

a. Menandatangani Perjanjian Pinjaman antara penerima pinjaman dan pasangannya


dengan pengurus Perindo yang ditunjuk.
b. Melengkapi seluruh syarat-syarat dokumen pinjaman.
c. Menyerahkan surat-surat pernyataan yang disyaratkan (kalau ada).

7. Cara Penarikan dan Pelunasan.

a. Pencairan pinjaman dilakukan secara langsung/cash kepada peminjam yang


dilakukan oleh pengurus Perindo setempat. Penyaluran pinjaman dilakukan di
lokasi/alamat kantor Perindo yang ditunjuk.
b. Pemberi Pinjaman berhak membatalkan pencairan pinjaman apabila penerima
pinjaman gagal memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
c. Pelunasan dilakukan dengan cara mencicil sebanyak 2 (dua) kali atau setiap tiga
bulan dengan jumlah proporsional, yaitu Rp 250.000,- setiap kali mencicil.
d. Pelunasan dilakukan setiap tiga bulan pada tanggal perjanjian pinjaman, dan tidak
dibenarkan dilunasi di luar jadual yang telah ditentukan.

8. Syarat-syarat Lain Pinjaman.

a. Mengijinkan petugas/staff pemberi pinjaman untuk melakukan pemeriksaan


langsung ke lokasi usaha peminjam.
b. Melakukan pembayaran angsuran sebesar 2 kali Rp 250.000,- setiap 3 bulan
sekali.
c. Wajib melaporkan kepada pemberi pinjaman pada kesempatan pertama segala
kejadian atau hal-hal yang berpotensi mengakibatkan terhambatnya kegiatan usaha
peminjam.
d. Peminjam wajib menghadiri seluruh kegiatan dan acara-acara yang dilakukan oleh
pemberi pinjaman.
e. Tidak dibenarkan menggunakan fasilitas pinjaman untuk tujuan usaha atau
kebutuhan lainnya di luar tujuan semula yang telah disepakati.
f. Dilarang memindahtangankan fasilitas pinjaman kepada pihak lain.
g. Tidak diperkenankan menunggak angsuran pinjaman, dan penyelesaian masalah
antara peminjam dan pemberi pinjaman dilakukan secara kekeluargaan.

9. Wanprestasi.

Apabila terjadi pelanggaran atau kegagalan dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban


sebagaimana tercantum pada syarat-syarat pinjaman di atas, kecuali keterlambatan
pembayaran pinjaman, maka pemberi pinjaman dapat sewaktu-waktu mengakhiri
Perjanjian Pinjaman dan untuk seketika akan menagih seluruh pinjaman tersisa.

Anda mungkin juga menyukai