Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

“Analisis Financing Activity

Dan Analisis Rasio Organisasi Rumah Sakit”

Oleh :

Kelompok 5

Rara Permata Rendra (1710531040)

Putra Irawan (1710532006)

Rani Cornelia Sinambela (1710532046)

Gesi Anefi (1710533002)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Andalas

2020
Pengertian Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 tahun 2014 Bab I Pasal I,


rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.

RSUD merupakan salah satu jenis BLUD yang memberikan pelayanan di


bidang kesehatan. RSUD sebagai BLUD diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah. Adapun pengertian Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) dan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) menurut
Permendagri No. 61 Tahun 2007 dalam Pasal 1 Ayat 1 dan 2 sebagai berikut :

Badan Layanan Umum Daerah adalah merupakan Satuan Kerja Perangkat


Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.

PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas


berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik - praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Sehingga apabila PPK-BLUD telah diterapkan maka output dari


penerapan tersebut adalah Laporan Keuangan BLU Rumah Sakit dengan tujuan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1981/MENKES /SK/XII/2010 yakni :

Laporan keuangan BLU rumah sakit disusun dengan tujuan untuk


menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerjadan perubahan
posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan BLU rumah sakit juga dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.

Akreditasi Rumah Sakit

Pada Permenkes RI No. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi


Rumah Sakit, disebutkan bahwa pengertian akreditasi adalah pengakuan terhadap
Rumah Sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu
memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan
mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkesinambungan.

Di Indonesia akreditasi rumah sakit baik tingkat nasional maupun internasional sudah diatur


oleh pemerintah melalui Undang- Undang maupun peraturan tertulis lainnya, yaitu: UU No.
44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40 Ayat 1 “dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun
sekali”, Ayat 2 “Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri
berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.

Analisis Aktivitas Pendanaan

Laporan Keuangan RS Siloam


1. Data Keuangan untuk Ratio Likuiditas
Berdasarkan laporan posisis keuangan diketahui bahwa pada tahun 2016 tercatat jumlah asset
lancar sebesar Rp 1.906.830.000 dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar Rp
2.170.793. Hal ini menunjukan bahwa RS Siloam terdapat kas berjalan secara proposional .

1. Data Keuangan untuk Ratio Solvabilitas

Berdasarkan laporan posisis keuangan RS Siloam dapat dilihat bahwatotal aktiva pada tahun
2016 sebesar Rp 4.215.690.000 dan mengalami kenaikan yang sangat banyak pada tahun
2017 sebesar Rp 7.596.268.000. Hal ini menunjukan RS Siloam selalu mengalami kenaikan
dibagia akun assetnya

 Perhitungan Ratio likuiditas

1. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan .

Tahun 2016

1.906.830.000

331.000 x 100% = 5,94

Tahun 2017

2.170.793.000

410.556 x 100% =5,28

Dari hasil perhitungan current ratio ini dapat dilihat bahwa current ratio pada tahun 2016
sebesar 5,94 mengalami penurunan menjadi 5,28. Hal ini menunjukan bahwa RS Siloam
berada pada posisi yang likuid dan RS Siloam tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi
Keajiban lancarnya.

2. Quick Ratio
Bertujuan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuji kewajiban tanpa harus
melikuidasi atau bergantung pada persediaan .

2016

1.906.830.000 - 178.381.000 x 100% =2, 38

726.016.000

2017

2.170.793.000 - 102.959.000 x 100% = 2,37

872.198,000

Dari hasil diatas dapat kita melihat bahwa presentasi quick ratio mengalami penurunan karena
aktiva lancar dan persediaan dari tahun ke tahun tidak significant terhadap kewajiban lancar.

3. Cash Ratio

Cash ratio dilakukan dengan cara membandingkan kas dan aktiva lancar yang akan bisa
segera menjadi uang kas dengan utang lancar.

Tahun 2016

740.437.000 x 100% =1.01

726.016.000

Tahun 2017

930.138.000

872.198.000 x 100% = 1,06


Dari hasil yang diatas dalam perhitungan mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2016 sebesar
1.01 dan naik menjadi 1,06 pada tahun 2017. Hal ini berarti RS Siloam dalam kondisi yang
likuid disebabkan adanya kenaikan jumlasnkas yang dimiliki oleh RS Siloam dan terjadi
kenaikan pula pada akun kewajiban lancarnya.

 Rasio solvabilitas
a) DER (debt to equity ratio)
Yang dimaksud dengan DER adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva
yang dimilikinya.
Rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut :
Total Hutang
Ekuitas
Pada perusahaan yang kami selidiki, didapat DER adalah sebagai berikut :
Tahun 2016
1.086.620 X 100%=0.34
3.129.070

Tahun 2017
1.282.754
7.596.268x 100% = 0.16
Hal ini berarti bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh
hutangnya dengan menggunakan modal adalah sebesar 0.34 pada tahun
2016 dan mengalami penurunan pada tahun 2017 sebesar 0,16. Rasio ini
untuk melihat perbandingan hutang dan modalnya. Disarankan agar hasil
rasio ini tidak melebihi 1, karena jika melebihi 1 berarti banyak hutang
yang tidak dapat tertutupi oleh modal yang dimiliki.
b) DAR (debt to asset ratio)
Yang dimaksud dengan DAR adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva
yang dimilikinya.
Rumus untuk menghitung DAR adalah sebagai berikut :
Total Hutang
Total Aktiva
Pada perusahaan yang kami selidiki, didapat DAR adalah sebagai berikut :
Tahun 2016
1.086.620
4215.690 x 100% =0,25

Tahun 2017
1.282.754
7.596.268 x 100%=0,16
Hal ini berarti bahwa beberapa aktiva perusahaan tidak dibiayai oleh hutang, yaitu
sebesar 0,25 pada tahun 2016 dan mengalami penurunan sebesar 0,16 pada tahun
2017. Disarankan agar hasil rasio ini tidak melebihi 0,5 atau 50%, karena jika
melebihi berarti sebagian hartanya dibiayai oleh hutang-hutang yang ada.

Anda mungkin juga menyukai