Anda di halaman 1dari 4

BAB V

Masyarakat Multikultular

Konsep Tentang Masyarakat Multikultural

1) J.S Furnivall (1967)

Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah serta memiliki
struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lain.

Menurut Furnivall, masyarakat mejemuk dibedakan menjadi 4 kategori, yakni:

a) Masyarakat majemuk dengan komposisi seimbang


b) Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
c) Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
d) Masyarakat majemuk dengan fragmentasi

2) Pierre L Van Den Berghe

Karakterisktik masyarakat multikultural adalah sebagai berikut:

a) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang


bersifat nonkomplementer.
b) Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya terhadap
nilai-nilai yang bersifat dasar.
c) Secara relatif sering mengalami konflik-konflik antara satu kelompok dengan
yang lain.
d) Secara relatif, tumbuh integrasi sosial di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan di bidang ekonomi.
e) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
3) Clifford Geertz

Ia menyebut konsep masyarakat majemuk sebagai “masyarakat pluralistik”.


Masyarakat plural setidak-tidaknya ditandai oleh ikatan-ikatan primordial. Oleh sebab itu,
ikatan tersebut diartikan dengan budaya pencitraan atau “penandaan” yang diberikan (given).
Dengan pencitraan ini, setiap individu atau kelompok memiliki karakter yang berbeda
dengan individu atau kelompok yang lain. Lebih dari itu, tanda-tanda tersebut dianggap
sebagai pemberian karakteristik yang dibawa sejak seseorang lahir.

Ciri-ciri Masyarakat Multikultural:

1. Terdiri dari berbagi kelompok masyarakat yang memiliki ciri kultur tersersendiri

2. Mepunyai toleransi

3. Memiliki wilayah bersama

4. Memiliki latar belakang sejarah bersama

Masyarakat Multikultural di Indonesia

Keragaman masyarakat Indonesia dapat dilihat dari dua cara sebagai berikut:

A. Secara horizontal

1. Perbedaan ras

2. Perbedaan suku bangsa

3. Perbedaan agama

4. Perbedaan Klan

B. Secara vertikal (stratifikasi)


Masyarakat Multikultural atas dasar Ras

Ras adalah sekelompok manusia yang berbeda dengan kelompok yang lainnya dalam
ciri fisik bawaan. Seperti perbedaan warna kulit, rambut dan mata.

Menurut A.L Kroeber, ras di dunia diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Ras Austroloid, merupakan penduduk asli Australia

b) Ras Mongoloid, yang terbagi menjadi sub-ras Asiatik Mongoloid (Asia tenggara,
Timur dan Tengah), sub-ras Malayan Mongoloid (Asia tenggara, dan Asia Timur),
sub-ras American mongoloid yang merupakan penduduk asli benua Amerika (Indian
dan Eskimo)

c) Ras Kaukasoid, terbagi menjadi sub-ras Nordik (Eropa Utara dan Laut baltik), sub-ras
Alpin (Eropa Tengah dan Timur), sub-ras Mediterania (Arab, Iran, Afrika Utara), sub-
ras India (Pakistan, India, Bangladesh, Srilanka)

d) Negroid, terbagi menjadi sub-ras Negrito (Afrika Tengah, orang semang di


semenanjung Malaya dan Filipina), sub-ras Melanesia (Papua dan Melanesia).

e) Ras khusus

 Bushman, di kawasan gurun Kalahari, Afrika Selatan


 Veddoid, di pedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan
 Polynesia, tersebar di kelupauan Mikronesia dan Polynesia
 Ainu, terdapat di pulau Korafito dan Hokkaido, Jepang

Masyarakat Multikultural atas dasar Suku Bangsa

Menurut Koentjaraningrat suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang


terikat oleh kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan” yang dikuatkan oleh
kesatuan bahasa.

Di Indonesia hidup sekitar 300 suku bangsa dengan jumlah penduduk setiap
sukunya beragam, mulai dari beberapa ratus hingga puluhan juta orang. Suku yang
populasinya terbanyak antara lain suku Jawa, sunda, dayak, Batak, Minang, Melayu,
Aceh, Bali, Manado dan Makassar.
Masyarakat Multikultural atas dasar Perbedaan Agama

Agama timbul karena adanya ketidakmampuan manusia mengungkapkan seluruh


rahasia alam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya
agama adalah kepercayaan akan alam gaib, dari mana, bagaimana dan akan ke mana
manusia setelah mati. Di Indonesia, terdapat 5 agama besar, yakni Islam, Kristen
Protesan, Kristen Katolik, Hindu, dan Budha.

Masyarakat Multikultural atas dasar Perbedaan Klan

Menurut Kontjaraningrat, klan adalah suatu kelompok kekerabatan yang terdiri


atas semua keturunan dari seorang nenek moyang yang diperhitungkan melalui garis
keturunan pria atau wanita.

Apabila garis keturunan ditarik dari laki-laki disebut patrilineal. Apabila


keturunan ditarik dari perempuan dinamakan matrilineal. Suku Minang (Sumatera Barat)
merupakan salah satu kelompok yang menganut system matrilineal, serta Suku Batak
yang menganut system patrilineal.

Latar Belakang Terbentuknya Masyarakat Multikultular di Indonesia

 Letak geografis

 Latar belakang sejarah yang sama

 Terbuka terhadap budaya dari luar

 Iklim

 Penduduk

Anda mungkin juga menyukai