Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi desinfektan


Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus,
juga untuk membunuh atau untuk menurunkan mikroorganisme atau
kuman penyekit lainnya. Desinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen.
Desinfeksi dilakukan sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi:
penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa
tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.

2.2 Macam-macam desinfektan


Desinfektan dibagi dalam beberapa golongan, yaitu : (Hasdianah, 2012).
1. Golongan fenol dan turunannya Misalnya: fenol, cresol,
exylresorcinol, hexa-chlorophene. Larutan fenol 2-5 % dipakai
sebagai desinfektan pada sputum, urine, feses atau alat-alat
terkontaminasi. Virus dan bakteri bentuk spora, lebih tahan lama
terhadap fenol dibanding dengan bakteri bentuk vegetative, daya
germicida fenol akan berkurang pada suhu rendah dan bila ada
sabun. Orang yang pertama kali menggunakan fenol (carbolic
acid) sebagai desinfektan adalah Joseph Lister (1827-1912)
seorang ahli bedah Inggris. Fenol juga dipakai sebagai desinfektan
standard untuk mengukur kekuatan lainnya. Prinsip kerja fenol
adalah mendenaturasikan protein.
2. Alkohol
Etil alkohol merupakan desinfektan yang paling sering dipakai
untuk desinfeksi kulit, digunakan kadar etil alkohol 70%. Daya
kerjanya yaitu mengkoagulasikan protein dan menarik air sel.
3. Yodium
Merupakan germisid tertua. Yodium kurang baik kelarutannya
dalam air dan lebih baik kelarutannya dalam alkohol. Preparatnya
disebut yodium preparat lain berupa betadin yang banyak
digunakan untuk membersihkan luka dan tindakan antiseptic pada
kulit sebelum pembedahan. Betadin terdiri atas preparat yodium
dan deterjen. Betadine tidak menimbulkan rasa sakit sehingga
lebih disukai terutama bagi anak-anak. Yodium merupakan
bakterisid yang paling kuat bahkan bersifat sporisida, fungisida,
dan virusida. Diduga daya kerjanya yodium berkaitan dengan
protein sel.
4. Preparat Chlor
Preparat chlor banyak dipakai untuk desinfeksi air minum,
misalnya kaporit. Daya kerjanya berdasarkan proses oksidasi.
5. Logam berat dan senyawanya
CuSO4 dipakai untuk desinfeksi kolam renang karena sebagai
bakterisida dapat membunuh ganggang algae dalam larutan
2/1000000.
6. Sabun dan detergen sintesis
Sabun adalah ikatan antara natrium atau kalium dengan asam
lemak tinggi dan bersifat germisida walaupun tidak begitu kuat.
Sabun juga menyebabkan menurunnya tegangan permukaan
sehingga mikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai
zat yang bersifat germisida sering ditambahkan pada sabun.
7. Oxidator
Misalnya H2O2, KMnO4 sering dipakai untuk mencuci luka.
8. Aerosol
Adalah zat kimia sebagai anti microbial yang disemprotkan
keudara sehingga membentuk butiran-butiran halus (1-2 mikron)
dan tetap tersuspensi dalam udara untuk waktu yang cukup lama
dipergunakan untuk desinfeksi ruangan.
9. Dengan fumigasi
Sering dipakai adalah formaldehyde dan ethylen oxide.
Formaldehyde hanya berbentuk gas pada konsentrasi tinggi dan
suhu agak tinggi sedang pada suhu kamar zat tersebut berbentuk
padat. Cara fumigasi ini digunakan untuk desinfektan suatu
ruangan setelah selesai ditempati penderita suatu penyakit
menular, misalnya bekas ruangan penderita pest paru-paru.

2.3 Kandungan desinfektan


1. Konsentrasi (kadar)
Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang
digunakan desinfektsi dan pada organisme yang akan di desinfeksi.
2. Waktu
Waktu yang diperlukan dipengaruhi oleh banyak variabel
3. Suhu
Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi kimia
4. Keadaan medium sekeliling
Ph medium dan adanya benda asing akan mempengaruhi
desinfeksi.

2.4 Ciri-ciri desinfektan


1. Aktivitas antimicrobial.
Kemampuan subtansi untuk mematikan berbagai macam
mikroorganisme.
2. Kelarutan.
Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain
sampai pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara
efektif.
3. Stabilitas.
Perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa
lama harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat
antimikrobialnya
4. Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup.
Bahwa substansi tersebut harus bersifat letal bagi mikroogranisme dan
tidak berbahaya bagi manusia ataupun hewan lain.
5. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap.
Sebaiknya desinfektan tersebut tidak berbau atau hendaknya
menimbulkan bau sedap.
6. Berkemampuan sebagai detergen
Suatu desinfektan juga merupakan detergen yang efeknya juga sebagai
pembersih.
7. Ketersediaan dan biaya
Desinfektan harus tersedia dalam jumlah besar dan dengan harga yang
pantas.
8. Keserbasamaan (homogenity)
Dalam penyiapan komposisinya harus seragam.
9. Aktifitas antimikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh.
Aktifitas desinfektan digunakan pada suhu yang biasa dijumpai pada
lingkungan untuk penggunaan senyawa yang bersangkutan.
10. Kemampuan untuk menembus.
Bila substansi dapat menembus permukaan, maka aksi
antimikrobialnya hanya terbatas pada siklus aplikasinya saja.
11. Tidak menimbulkan karat dan warna
Maksudnya suatu desinfektan diupayakan tidak menimbulkan warna
atau merusak kain. Tidak bergabung dengan bahan organik, karena
apabila bergabung dengan bahan organik, maka sebagian besar
desinfektan tersebut akan menjadi aktif. ( Pelcjar, 1986).

2.5 Manfaat desinfektan


2.6 Cara membuat desinfektan sederhana
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang [erlu disiapkan sebelum
membuat cairan desinfektan :
Alat dan bahan
1. Botol semprot plastik
2. Lap flanel atau kain microfiber atau kain lembab
3. Sarung tangan sekali pakai
Bahan yang diperlukan
1. Cairan pemutih atau carbol ( 2 sendok makan cairan setara dengan
30 ml digunakan untuk 1 liter air), perlu diperhatikan penggunaan
cairan pemutih dengan kadar 5% untuk diencerkan hingga
kadarnya 0,05%. Untuk mencapai kadar 0,05% sebagai produk
akhir maka dilakukan perbandingan 1:1000, misalnya 1 bagian
bahan pemutih untuk 99 bagian air. Pastikan untuk menghitung
perbandingan konsentrasi dengan benar.
2. Air bersih
Cara membuat
1. Tuangkan cairan pemutih atau carbol ke dalam botol sesuai
dengan takaran diatas
2. Jika sudah masukkan air sesuai dengan takaran kemudian tutup
botol dengan rapat lalu kocok hingga tercampur sempurna dengan
air
3. Cairan desinfektan sudah siap digunakan.
2.7 Cara mengaplikasikan desinfektan yang benar
1. Penyemprotan desinfektan langsung kepada manusia dan makhluk
hidup lainnya (tumbuhan dan hewan) secara langsung tidak
disarankan. Hal ini disamping tidak efektif, juga dikuatirkan akan
mengganggu ekosistem mikroorganisme pada lingkungan.
2. Penggunaan bilik (chamber) untuk penyemprotan dengan
desinfektan langsung pada manusia tidak disarankan, kecuali
menggunakan antiseptik yang sudah dipastikan aman dan
melindungi bagian tubuh yang terbuka terhadap paparan.
3. Untuk manusia, pencegahan terhadap penularan virus yang dapat
dilakukan dengan sering cuci tangan menggunakan sabun atau
hand sanitazer serta menjaga pola makan dan pola hidup sehat
untuk menjaga daya tahan tubuh.
4. Penyemprotan desinfektn terhadap lingkungan perlu
dipertimbangkan dengan membatasi jumlah dan daerah yang
disemprot misalnya ruangan yang membutuhkan sterilisasi di
rumah sakit.
5. Cara baik menggunakan desinfektan adalah langsung mengelap
atau mengusap pada benda-benda, seperti permukaan meja, kursi,
gagang pintu, dan lain-lain yang memungkinkan tertempel
mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai