Abstrak
Darah merupakan salah satu komponen terpenting untuk melakukan sirkulasi di dalam
tubuh. Sebagai transporter dari O2 dan CO2 serta nutrisi bagi tubuh dan menjaga imunitas diikuti
homeostasis tubuh, maka pasokan darah pun harus tercukupi. Komponen dari darah yang terbagi
menjadi plasma darah, eritrosit,leukosit dan platelet memiliki fungsi masing-masing. Anemia
yang merupakan kurangnya pasokan sel darah merah yang dapat dipengaruhi kurangnya zat besi
di tubuh sehingga sintesa hemoglobin berkurang.
Abstract
Blood is one of the most important components for circulation in the body. As a transporter of
O2 and CO2 as well as nutrition for the body and immune homeostasis, the blood supply must be
fulfilled. Components of blood that are divided into blood plasma, erythrocytes, leukocytes and
platelets have their respective functions. Anemia which is a lack of supply of red blood cells that
can reduce iron in the body so that the synthesis of hemoglobin is reduced.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Darah pada manusia memiliki informasi yang kaya akan metabolik yang dapat
merefleksikan kesehatan, penyakit,diet dan gaya hidup seseorang.1 Darah merupakan
salah satu komponen yang berupa jaringan pada tubuh manusia.2 Cairan ini juga menjadi
kendaraan atau medium untuk transportasi bahan antara sel dengan lingkungan eksternal
atau sel itu sendiri. Berat tubuh total manusia, 8% dari berat tersebut disumbangkan oleh
darah dengan volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5.5 liter pada pria.3 Transportasi
molekul yang diangkut darah seperti oksigen, zat-zat sisa metabolisme dan mengandung
bermacam komponen penyusun sistem imun yang akan menjadi sistem kekebalan tubuh
terhadap penyakit.2 Komponen yang menyusun darah adalah plasma darah dan
korpuskuli.4 Dalam plasma terdapat komponen seperti protein dan mineral yang memiliki
sejumlah fungsi.Dilain sisi korpuskuli atau komponen padat tersusun dari eritrosit,
leukosit dan platelet.5
Sel darah merah atau eritrosit yang berbentuk cakram bikonkaf ini memiliki salah
satu fungsi penting dalam darah yaitu mengangkut hemoglobin. Hemoglobin memiliki
peran besar dalam transportasi O2 dan
CO2 antara
paru dan jaringan dan biasa dijuluki
sebagai ‘dapur’ karena ia akan mengatur asam basa pada darah.2 Protein dalam eritrosit
ini dibentuk dari rantai-rantai protein globin dan 4 molekul besi yang dapat mengikat O2
yang dikenal dengan heme.6 Salah satu penyakit yang terjadi karena transpor O2 dibawah
kapasitas adalah anemia.Salah satu kasus tipe anemia yang banyak terjadi adalah anemia
defisiensi molekul besi sehingga membuatnya tidak cukup untuk mensintesis hemoglobin
tersebut.5 Protein ini selain di sintesis di sel eritrosit, dapat disintesis di hati.7
ISI
1. Landasan Teori
A) Komponen Darah
Figure 1. Komposisi darah
Dalam tubuh darah, selain menjadi alat transportasi dari nutrisi, bahan kimia, O2, CO2
dan hasil sekresi dari kelenjar hormon (endokrin) dan enzim, darah juga sebagai alat homeostasis
(keseimbangan air dalam tubuh), mempertahankan suhu tubuh dan asam basa serta menjadi
sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme.8 Darah terdiri dari 2 komponen utama yaitu
55% plasma darah dan 45% (korpuskuli).4 Pembuluh darah pada tubuh terbagi menjadi 2 jenis
yaitu vena dan arteri. Darah akan mengalir melalui 2 saluran tersebut, darah tersebut tersusun
dari 3 sel-sel komponen utama yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keping darah (trombosit/platelet). Untuk plasma darah ia merupakan 90% cairan yang akan
mengangkut berbagai bahan dalam darah. 3
a) Plasma darah
Pada plasma terdapat 90% air yang menjadi sebuah media dimana material akan
dibawa oleh darah. Plasma juga berperan sebagai penerima dan penghantar panas pada
sistem metabolisme.Air di dalam plasma juga mengandung protein yang membentuk
kelompok untuk bertumpangan saja dan mempunyai peran masing-masing.5 Warna
kuning sampai jernih oleh plasma diberikan oleh pigmen bilirubin dan karoten. 8 Terdapat
8% sampai 9% molekul solid seperti koagulasi dari fibrinogen untuk bantu pembekuan
darah, protein plasma, elektrolit, immunoglobulins dan sebagian kecil dari enzim,
hormon dan vitamin.Protein plasma disintesis di hati kecuali yang berperan sebagai
antibodi dihasilkan oleh limfosit. 9 Elektrolit pada plasma sebagian besar adalah ion
garam seperti Na+ dan Cl-, sisanya adalah HCO3-, K+,Ca2+ dan ion yang lain dalam jumlah
kecil. Dalam plasma elektrolit ini selain menjadi alat transportasi, dapat juga berperan
untuk sistem buffer pada mempertahankan pH. Terdapat juga nutrisi seperti glukosa,
asam amino , lipid dan vitamin, sisa pembuangan seperti kreatinin, bilirubin,urea, lalu gas
(O2 dan CO2), hormon.5
Figure 3. Eritrosit
Sumber : https://www.labiotech.eu/medical/erydel-red-blood-cell/
Eritrosit berwarna merah karena adanya protein hemoglobin.2 Sel ini akan
mengangkut O2 dan CO2. Terdapat 5 juta sel per kubik mm didalam darah. Sel darah
merah memiliki usia yang cukup singkat yaitu 120 hari. Maka dari itu sel darah merah
harus mensintesis bakal-bakal sel yang membutuhkan DNA, RNA dan ribosom.3 Selain
dari transpor O2 dan
CO2, sel darah merah juga mengandung enzim karbonik anhidrase
yang membantu mempercepat katalis antara CO2 dan H2O untuk membentuk ion
bikarbonat.10 Terdapat enzim glikolitik yang akan mengaktivasi energi yang dibutuhkan
untuk mekanisme transpor dalam mengatur konsentrasi ion suatu sel. Namun ia
bergantung dengan ATP walaupun ia akan mengaktivasi energi.5 Untuk sel darah merah
diproduksi di kantung vitellus (fetus minggu 1) , di limpa , nodus limfa dan hati (3 bulan)
dan di sumsum tulang saat lahir sampai setelahnya. Dari setelah bayi lahir sampai 5 tahun
semua sumsum tulang akan memproduksi sel darah merah namun jika 20 tahun keatas
hanya sumsum vertebrae, iga ,sternum dan tulang iliaka.11
Perkembangan sel darah merah akan diproduksi oleh sumsum tulang, yang lembut
dan dipenuhi oleh jaringan seluler. Proses eritropoiesis adalah proses dimana munculnya
generasi sel muda selagi penghancuran sel tua.5
Terdapat 3 faktor dalam proses ini yaitu 1) sel punca hematopoietik 2)sitokin
spesifik seperti hormon regulator dan growth hormone 3)stroma pendukung dan interaksi
sel.12 Sel punca hematopoietik adalah sel yang berasal dari diferensiasi dan pembelahan
sel punca pluripoten, sel itu juga akan berdiferensiasi sebagian menjadi sel punca
myeloid. Setelah berdiferensiasi akan muncul sejumlah sel dan salah satunya eritroblas
yang memiliki nukleus. Sel eritroblas akan berkomitmen untuk berproliferasi dan
maturasi dimulai dari hilangnya nukleus sehingga tersisanya organel sehingga
menyisakan ruangan untuk hemoglobin, sel tersebut bernama retikulosit. Lanjut, sel
retikulosit akan bermaturasi menjadi eritrosit yang tidak memiliki nukleus maupun
organel dan mempunyai pigmen (merah) dari Hb dan siap dikeluarkan dari sumsum
tulang. Bahkan sel retikulosit dapat dikeluarkan oleh sumsum tulang walaupun belum
maturasi jika eritrosit yang dibutuhkan banyak.5
Figure 4. Proses eritropoetin
Sumber : https://www.mdpi.com/1422-0067/15/6/10296
Sitokin akan mengatur proses diferensiasi, proliferasi dan maturasi tersebut akan
dipengaruhi oleh eritropoietin.12 Hormon eritropoietin (Epo) berperan sangat penting
karena sel darah merah mengangkut O2 dan dari pada tubuh mengurangi pasokan transpor
O2 maka hormon ini diproduksi.5 Demi tetap memperlancar oksigenasi, maka Epo akan
menjadi mediator induksi dari hipoksia erythropoiesis. Saat janin masih berkembang Epo
akan di produksi di hati namun setelah lahir digantikan oleh tubulus proksimal di ginjal.13
Epo akan meningkat seiring sirkulasi dan bertemu sel punca hematopoietik dan
turunannya sebagai reseptor.14 Proses dari Epo, ginjal mendeteksi adanya penurunan
kapasitas darah yang mengikat O2 sehingga saat darah yang mengantar O2 ke ginjal tahu
adanya penurunan membuat ginjal mensekresi Epo. Epo yang terbawa dari aliran darah
ginjal menuju ke sumsum tulang untuk menstimulasi pembentukan eritrosit. Setelah
kapasitas transpor O2 meningkat maka dilepaskannya stimulus yang menyebabkan Epo
meningkat sehingga Epo turun dan aktif kembali saat dibutuhkan. Pembentukan sel darah
merah akan seimbang dengan sel darah merah yang telah mati, dan jika adanya
kehilangan eritrosit secara abnormal, eritropoiesis dapat meningkat sampai 6 kali lipat.
Seperti saat mendonor darah makan eritropoiesis meningkat dan sel darah yang di
degenerasi dihasilkan dalam kurang dari 1 minggu.5
Sumber : https://www.medicalnewstoday.com/articles/327446
Leukosit atau sel darah putih adalah sel yang akan berperan penting dalam menjaga
sistem imunitas tubuh manusia, yang akan melindungi tubuh dari benda asing dan sel abnormal.5.
Sel heterogeneous yang memiliki nukleus ini dapat ditemukan di sirkulasi selama hidup nya.
Konsentrasi dari leukosit dalam darah sebanyak 4000-10000 per mikroliter, jumlahnya terbilang
cukup sedikit di dalam tubuh.15 Leukosit akan dihasilkan dari diferensiasi dan proliferasi sel
punca pluripoten seperti sel darah merah hanya limfosit di diferensiasi dari sel punca limfosit.5
Fungsi dari leukosit lebih banyak dilakukan pada jaringan karena jika adanya peradangan maka
leukosit akan langsung ke jaringan yang meradang.16 Leukosit akan di diferensiasi berdasarkan
sel yang bergranula dan tidak bergranula. 17
d) Platelet
Keping darah atau trombosit merupakan fragmen sel yang berasal dari
megakariosit besar di sumsum tulang. Sel-sel ini memiliki peran sebagai sistem
homeostasis (penghentian perdarahan dari pembuluh yang cedera).17 Biasanya
akan beroperasi aktif selama 10 hari yang akan dikeluarkan oleh makrofag pada
jaringan dan akan gantikan oleh platelet baru dari sumsum tulang.Terdapat
hormon thrombopoietin yang akan dihasilkan oleh hati untuk meningkatkan
jumlah megakariosit dan menstimulasi agar memproduksi konsentrasi platelet
yang diinginkan.5
Hemoglobin adalah protein globular yang mengandung besi pada sel darah merah.
Diambil dari kata "heme" dan kata "globin", dimana heme mengandung 4 rantai
polipeptida Fe dan globin adalah rantai asam amino (1 pasang rantai α dan 1
pasang non α).2 H
emoglobin memiliki struktur tetramer, berikut hemoglobin yang
Protein ini berfungsi untuk mengangkut 4 molekul O2 ke jaringan karena O2 yang
sukar larut dalam plasma. Hemoglobin juga dapat mengatur buffer pH dan akan
memberi pigmen berwarna merah pada sel darah merah.Selain O2, hemoglobin
juga mengangkut CO2 ke paru lalu CO dan NO. Hemoglobin juga berguna untuk
menyuplai nutrisi ke jaringan tubuh dan mengangkut hasil dari metabolisme. 5
Sintesis heme terjadi di sitosol dan mitokondria. Heme tidak dapat dibentuk oleh sel
darah merah karena tidak memiliki mitokondria. Proses sintesis heme terbagi menjadi 2, di hati
dan di sumsum tulang belakang, proses tersebut terjadi secara sinkron. Terdapat 8 langkah untuk
biosintesis heme yang akan dilakukan, 1) dimulai di mitokondria dimana adanya kondensasi dari
asetil Ko-A dari siklus asam sitrat dan asam amino glisin. Mereka akan digabungkan untuk
menghasilkan asam 5’-aminolevulinic (ALA) dengan bantuan katalis dari vitamin B dan enzim
asam amino levulikase (ALAS).20 2) Molekul ALA akan keluar dari mitokondria dan pergi ke
sitosol, 2 molekul ALA akan dikondensasi (sintesis porphobilinogen) dan menghasilkan cincin
pyrrole compound yaitu porphobilinogen. Proses itu akan dikatalisis oleh enzim dari seng dan
enzim ALA dehydratase.3) Akan melibatkan kondensasi (sintesis hidroximethylbilane ) dari 4
molekul porfobilinogen yang akan membentuk hydroximetilbilane (HMB). Kondensasi tersebut
akan membutuhkan katalisis dari enzim porphobilinogen deaminase. 4) Linear dari HMB yang
membentuk cincin pirol asimetris D atau uroporphyrinogen III yang dikatalisis oleh sintesa
uroporphyrinogen. Jika ada kesalahan di proses ini maka pembentukan cincin dapat mengarah
ke protoporphyria.5) Lalu uroporphyrinogen III akan dimodifikasi menjadi coproporphyrinogen
III dengan katalis uroporphyrinogen decarboxylase.6) coproporphyrinogen III akan di transfer
ke mitokondria dan akan di dekarburasi membentuk protoporphyrinogen IX yang bening dengan
bantuan katalis enzim coproporphyrinogen oxidase.7) Protoporphyrinogen IX akan diubah
menjadi protoporphyrin IX dengan oksidasi protoporphyrinogen. 8) Dan di tahap akhir
protoporphyrin IX akan dimasuki besi (Fe) yang dikatalisis enzim ferrochelatase dan
terbentuklah heme.21 Proses sintesa ini akan berkoordinasi dan sinkron dengan sintesis globin di
ribosom yang membentuk rantai polipeptida asam amino.
Produksi dari heme akan dipengaruhi oleh metabolisme dari besi dalam tubuh manusia. Untuk
penyerapan besi dalam tubuh biasa 0.5-1 mg/hari ke dalam darah dan untuk wanita
membutuhkan besi lebih karena mengalami siklus menstruasi. Ketika zat besi masuk kedalam
tubuh hanya heme besi atau Fe2+ yang dapat diserap oleh sel. Zat besi tersebut diserap oleh sel
epitel di usus halus, dan akan ditransfer oleh membrane transport besi, ferroportin ke darah.
Transport dari besi ini akan diatur oleh hormon hepsidin yang dikeluarkan oleh hati. Di Dalam
darah protein plasma transferrin akan mengikat besi untuk digunakan pada proses sintesis
hemoglobin. Untuk besi yang tidak segera dibutuhkan besi itu akan disimpan menjadi butiran di
epitel usus halus, ferritin. Ferritin akan keluar bersama feses dalam kurun waktu 3 hari. Warna
kehitaman dari feses diberikan oleh ferritin yang keluar bersamaan. 5
Figure 8. eritrosit
Sumber :
https://www.researchgate.net/figure/COMPOSITION-OF-ERYTHR
OCYTE_fig1_275099303
Figure 9. Neutrofil
Sumber : https://www.britannica.com/science/neutrophil
2) Eosinofil
Figure 10.Eosinofil
Sumber :https://www.medicalnewstoday.com/articles/311601
3) Basofil
Figure 11.Basofil
Sumber :http://www.medical-labs.net/basophil-527/
Berwarna biru dan memiliki ukuran 14 mikrometer.5 Granula yang
bervariasi hingga menutupi area inti sel yang bersegmen dan
bersifat azurofilik. Histamin memberi warna biru di basofil.17
4) Limfosit
Figure 12.Limfosit
Sumber :https://www.britannica.com/science/lymphocyte
5) Monosit
c) Platelet
Figure 14.Platelet
Sumber:
:https://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/Blood/Blood.htm
1. Simpulan
Tinjauan Pustaka