BAB
6
5
AKUNTANSI
PEMERINTAH PUSAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, seharusnya Saudara
bisa:
ü Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik
akuntansi pemerintah pusat
ü Memahami proses penyusunan neraca awal
ü Memahami siklus akuntansi pemerintah pusat
ü Melakukan pencatatan dan penyusunan
laporan keuangan pemerintah pusat
85
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik
BAB VI
AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Karakteristik SAPP.
SAPP mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:
1. Basis Akuntansi.
SAPP menggunakan basis kas untuk pendapatan dan belanja, yang artinya
pendapatan diakui dan dicatat pada saat diterima oleh Kas Umum Negara dan
belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara.
Sedangkan untuk pos-pos neraca, SAPP menggunakan basis akrual, yang
artinya aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkuangan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, bukan pada saat kas diterima atau
diabayar.
2. Sistem Pembukuan.
SAPP menggunakan sistem pembukuan berpasangan (double entry system),
dimana persamaan akuntansi Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana digunakan
untuk mencatat setiap transaksi. Setiap transaksi dibukukan dengan
melakukan pendebetan suatu perkiraan dan secara bersamaan melakukan
pengkreditan di perkiraan lainnya yang terkait.
3. Sistem Terpadu dan Terkomputerisasi.
SAPP terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan dan
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dimana proses pembukuan dan
86
Akuntansi Pemerintah Pusat
1
BAKUN merupakan organisasi dibawah Departemen Keuangan yang salah satu tugasnya adalah mengelola
Sistem Akuntansi Pemerintahan. Setelah dilakukan reorganisasi Departemen Keuangan, tugas tersebut beralih
ke instansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Depkeu.
87
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik
Kas.
Sumber data kas, realitanya, tersebar dan masing-masing berada dibawah tanggung
jawab yang berbeda. Dalam jangka panjang, peraturan perundangan
mengamanatkan bahwa pengelolaan kas pemerintah haruslah menganut sistem
rekening tunggal untuk bendahara (treasury single account) dan pengelolaannya
dilakukan oleh bendahara umum negara, dalam hal ini Menteri Keuangan untuk
pemerintah pusat.
Kas yang penguasaannya menjadi dan tanggung jawab bendahara umum negara
atau kuasa bendahara bendahara kas umum negara terdiri dari:
1. Kas di Bank Indonesia.
2. Kas di KPPN
88
Akuntansi Pemerintah Pusat
3. Kas di Bendahara Umum Negara atau kuasanya (dalam hal ini bendahara
penerimaan, bendahara pengeluaran, atau saldo kas lainnya yang diterima
oleh kementerian negara/lembaga karena penyelenggaraan pemerintahan.).
Untuk menentukan nilai saldo awal di Bank Indonesia dan Kas di KPPN, pemerintah
dapat menggunakan saldo rekening koran pemerintah pada Bank Indonesia atau
bank umum/persepsi yang dikeluarkan bank yang bersangkutan pada tanggal
neraca. Hanya, jumlah tersebut perlu dikurangi terlebih dahulu dengan nilai yang
bukan hak pemerintah, misalnya tagihan pihak ketiga yang merupakan titipan
kepada pemerintah seperti rekening Askes, Taspen dan Taperum.
Siklus akuntansi Pemerintah Pusat akan terdiri dari tahapan sebagai berikut:
3. Pencatatan DIPA
Setelah APBN disahkan, maka unit Pemerintah Pusat – melalui Departemen
Keuangan – mengalokasikan pos-pos yang terdapat pada APBN kepada unit-unit
pengguna anggaran dalam bentuk DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). DIPA
tersebut oleh Sistem Akuntansi Pusat akan dicatat dalam sub sistem Sistem
Akuntansi Umum dan oleh instansi pengguna anggaran akan dicatat dalam Sistem
Akuntansi Instansi. Akun-akun yang terlibat diantaranya Estimasi Pendapatan yang
89
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik
90
Akuntansi Pemerintah Pusat
sistem yang alurnya sangat jelas, dimana pencatatan transaksi akan mengakibatkan
perubahan atas rekening-rekening yang berkaitan sedemikian rupa sehingga
prosesnya menjadi sangat teratur.
D. Ilustrasi Transaksi
Dimisalkan bahwa, sejak tahun 20X1, pemerintah pusat Republik Indonesia memulai
menerapkan standar akuntansi pemerintahan di lingkungannya. Persiapan-persiapan
untuk menyusun laporan keuangan telah dilakukan, termasuk persiapan untuk
menyusun neraca awal tahun. Dari langkah persiapan tersebut, dihasilkan data
sebagai berikut:
No URAIAN JUMLAH
(Rupiah)
1 Kas di Bendahara Pembayar 20.000.000
2 Kas di Bendahara Penerima 560.000.000
3 Kas di Bank Indonesia 340.000.000
4 Piutang 75.000.000
5 Persediaan 15.000.000
6 Tanah 60.000.000
7 Peralatan dan Mesin 350.000.000
8 Gedung dan Bangunan 240.000.000
9 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 600.000.000
10 Investasi Jangka Pendek 50.000.000
11 Investasi Jangka Panjang 130.000.000
12 Kewajiban Jangka Pendek – Bagian Lancar Hutang LN 210.000.000
13 Kewajiban Jangka Panjang – Hutang LN 950.000.000
Langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh unit pemerintah pusat adalah
menyusun neraca awal. Jurnal-jurnal yang perlu disusun untuk kepentingan itu
adalah:
Atas kas yang tersedia, setelah dilakukan kas opname atau rekonsiliasi bank,
dilakukan penjurnalan sebagai berikut: (untuk penyederhanaan, angka yang
tercantum dalam jurnal dalam ribuan rupiah)
Instansi A
Kas di Bendahara Pembayar …………………………………… 15.000
Uang Muka dari Kas Umum Negara ……………………… 15.000
91
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik
Instansi B
Kas di Bendahara Pembayar …………………………………… 5,000
Uang Muka dari Kas Umum Negara ……………………… 5.000
Kas di Bendahara Penerima …………………………………… 110.000
Pendapatan Ditangguhkan ………………………………… 110.000
Instansi A
Instansi B
Piutang ………………………………………..………………… 15.000
Cadangan Piutang ……………………….………………… 15.000
92
Akuntansi Pemerintah Pusat
Instansi A
Instansi B
Persediaan …………………………………..………………… 5.000
Cadangan Persediaan …………………….………………… 5.000
Tanah 60.000
Peralatan & Mesin 350.000
Gedung & Bangunan 240.000
Jalan, Irigasi & Jaringan 600.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap ………….……………… 1.250.00
0
Instansi A
Tanah 40.000
Peralatan & Mesin 250.000
Gedung & Bangunan 150.000
Jalan, Irigasi & Jaringan 420.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap ………….……………… 870.000
Instansi B
Tanah 20.000
Peralatan & Mesin 100.000
Gedung & Bangunan 90.000
Jalan, Irigasi & Jaringan 180.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap ………….……………… 320.000
93
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik
Instansi A
Investasi Jangka Pendek 40.000
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek 40.000
Instansi B
Investasi Jangka Pendek 10.000
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek 10.000
Instansi A
Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Pendek 150.000
Kewajiban Jangka Pendek 150.000
94
Akuntansi Pemerintah Pusat
Instansi B
Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Pendek 60.000
Kewajiban Jangka Pendek 60.000
Dengan demikian, dari jurnal-jurnal diatas, maka dapat disusun neraca awal
pemerintah pusat sebagai berikut:
NERACA
PEMERINTAH PUSAT
PER 1 JANUARI 20x1
No Keterangan APBN
(dalam Rp)
1 Pendapatan :
- Pendapatan Pajak 1.650.000.000
- Pendapatan Retribusi 700.000.000
Jumlah Pendapatan 2.350.000.000
2 Belanja :
- Belanja Pegawai 600.000.000
- Belanja Barang dan Jasa 950.000.000
Belanja Modal :
- Belanja Gedung & Bangunan 400.000.000
- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 450.000.000
Jumlah Belanja 2.450.000.000
3 Surplus/Defisit Tahun Berjalan (50.000.000)
4 Pembiayaan :
Penerimaan Pembiayaan :
- Penggunaan SiLPA 10.000.000
- Pinjaman Luar Negeri 60.000.000
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 70.000.000
Pengeluaran Pembiayaan :
- Pembayaran Pokok Pinjaman LN 20.000.000
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 20.000.000
5 Pembiayaan Netto 50.000.000
95
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik
Surplus/Defisit 1.550.00
Apropriasi Belanja Pegawai 0 600.000
Apropriasi Belanja Barang & Jasa 950.000
Surplus/Defisit 850.000
Apropriasi Belanja Gedung & Bangunan 400.000
Apropriasi Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 450.000
Instansi A
Estimasi Pendapatan Pajak 1.000.00
Surplus/Defisit 0 1.000.00
0
Estimasi Pendapatan Retribusi 500.000
Surplus/Defisit 500.000
Surplus/Defisit 1.000.00
Apropriasi Belanja Pegawai 0 350.000
Apropriasi Belanja Barang & Jasa 650.000
Surplus/Defisit 650.000
Apropriasi Belanja Gedung & Bangunan 250.000
Apropriasi Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 350.000
Instansi B
Estimasi Pendapatan Pajak 650.000
Surplus/Defisit 650.000
Surplus/Defisit 550.000
Apropriasi Belanja Pegawai 250.000
Apropriasi Belanja Barang & Jasa 300.000
Surplus/Defisit 200.000
Apropriasi Belanja Gedung & Bangunan 150.000
Apropriasi Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 100.000
96