Oleh :
1
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................3
A. PROFIL APOTEK...............................................................................................................4
D. LOGO APOTEK..................................................................................................................5
H. PERPAJAKAN....................................................................................................................9
BAB III...................................................................................................................................12
ANALISIS KEUANGAN.......................................................................................................12
A. Jumlah Modal/Investasi...................................................................................................12
B. Rencana anggaran biaya pendapatan dan belanja tahun ke-1 (RAPB tahun ke 1)..........14
BAB IV...................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................18
BAB V.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan
swasta adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan, salah satunya
adalah apotek. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1332/Menkes/SK/X/2003, maka definisi apotek adalah tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang poteker bertanggungjawab atas
pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih
terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam
membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendirisendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau
masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek
profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek disusun bertujuan sebagai
pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesi, untuk melindungi
masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, dan melindungi profesi dalam
menjalankan praktik kefarmasian (Anonim, 2004). Perkembangan apotek ini
sangat ditentukan oleh pengelolaan sumber daya dan pelayanan di apotek
tersebut. Oleh sebab itu, standar pelayanan farmasi sangat diperlukan dalam
menjalankan suatu apotek. Jika suatu apotek tidak menggunakan standar
pelayanan farmasi dalam menjalankan apotek maka tidak akan tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Karena pelayanan farmasi adalah
bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan
kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien/masyarakat (Hartini dan
Sulasmono, 2006).
3
II. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan informasi akan perbekalan
farmasi (obat, bahan obat dan alat kesehatan) termasuk memberikan edukasi
dan konsultasi kesehatan kepada pasien.
2. Menyediakan berbagai macam perbekalan farmasi dan alat kesehatan
3. Sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bidang farmasi
III. TUJUAN KHUSUS PENDIRIAN APOTEK
1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker untuk melakukan pelayanan
kefarmasian
2. Sebagai tempat kerja apoteker dalam melakukan kegiatan kefarmasian seperti
peracikan, pengubah bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan bahan
obat
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya daerah ..... dan
masyarakat pada umumnya
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara
rasional dalam praktek pengobatan sendiri (swamdikasi)
5. Menyediakan dan memberikan informasi, edukasi dan konsultasi obat bagi
pasien
4
c. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
d. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien.
e. Melaksanakan sistem manajemen yang efektif dan efisien
BAB II
A. PROFIL APOTEK
Nama apotek yang akan dibuka adalah Apotek D’Syekh Farma yang terletak di
berbagai kota yaitu Pangandara – Ciamis – Tasik – Garut
1. Deskripsi Apotek
Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Nama : Apt. Rofy Oktavian S,Farm
Alamat : Jl. Siliwangi No.272 - Ciamis
5
Sarana pelayanan keehatan disekitar apotek yang diharapkan dapat
mendukung keberadaan apotek adalah :
a) Praktek dokter umum
b) Klinik Umum
D. LOGO APOTEK
6
- Wadah pengemas dan pembungkus : plastik, etiket, tas plastik, steples.
- Alat administrasi : surat pesanan obat (OTC, OWA, prekursor,
psikotropik, narkotik), nota penjualan, buku pembelian obat, buku
pengeluaran obat, buku resep, kuitansi, alat tulis, blanko salinan resep,
stempel apotek.
b) Perlengkapan
- Rak / etalase obat
- Lemari khusus narkotika dan psikotropika
- Obat (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras)
- Alat kesehatan
- Produk makanan dan minuman : susu, madu, air mineral dll
c) Buku buku standar
- Farmakope Indonesia Edisi IV dan V
- ISO Edisi Terbaru
- MIMS Edisi Terbaru
- Peraturan perundang-undangan terkait Apotek
- Dan buku standar yang lain
7
• Memberikan pelayanan tentang KIE (Konseling-Edukasi-Informasi)
dan konsultasi obat dan alat kesehatan.
• Membuat laporan rutin penggunaan obat narkotik dan psikotropika.
• Membuat laporan keuangan apotek dan laporan pajak.
G. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Pencatatan
Hal - hal yang perlu dicatat dalam manajemen apotek yaitu :
a) Perencanaan
b) Pengadaan dan penerimaan
c) Penyimpanan
d) Distribusi
- Khusus untuk narkotika dan psikotropika disendirikan
- Distribusi keuangan meliputi catatan keluar masuk uang, catatan
perpajakan dan catatan laporan keuangan akhir tahun (neraca laba dan
rugi)
2. Pelaporan
Laporan barang meliputi :
a) Laporan Pengelolaan Resep
Resep yang terlayani kemudian dikumpulkan dan disimpan menurut tanggal
dan nomor resep. Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika
dipisahkan dan ditandai garis merah (narkotika) garis biru (psikotropika)
serta tidak boleh diulang (harus resep asli). Resep yang telah disimpan lebih
dari 5 tahun bisa dimusnahkan. Cara pemusnahan dapat dilakukan dengan
dibakar atau ditimbun dan dibuat berita acara yang meliputi jumlah resep,
jumlah lembar dan beratnya, serta saksi dari pihak apotek. Untuk
pemusnahan resep narkotik dan psikotroika harus ada saksi dari Dinas
Kesehatan kab/kota. Alasan penyimpanan selama 3 tahun adalah untuk
mengantisipasi jka terjadi masalah terkait resep tersebut, dimana batas waktu
resep dapat diperkirakan secara hukum adalah 3 tahun.
8
Untuk SP narkotika (format N.9) dibuat rangkap 4 dengan satu lembar untuk
administrasi apotek dan 3 lembar diserahkan ke PBF Kimia Farma yang
selanjutnya akan didistribusikan ke Departemen Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten dan penanggung jawab narkotika di DEPO Kimia
Farma pusat. Untuk SP psikotropika menggunakan SP khusus bernomor urut
dimana setiap lembarnya dapat berisi beberapa jenis psikotropika.
Narkotika wajib disimpian secara khusus dengan persyaratan : dalam lemari
yang terbuat dari kayu atau bahan lain yang berat dengan ukuran
140x80x100 cm (jika ukuran kurang harus ditempelkan pada dinding atau
alasnya ditanam pada lantai) dan memiliki dua ruang dengan kunci tersendiri
(ruang satu untuk menyimpan morfin, petidine dan garamnya sedangkan
ruangan dua untuk menyimpan narkotika lain dan pemakaian sehari-hari).
Laporan narkotika dan psiotropika melalui sistem online di situs
www.sinap.binfar.depkes.go.id pelaporan tersebut dilakukan paling lambat
tanggal 10 setiap bulannya dan apotek wajib mebuat pelaporan narkotika
dan psikotropika walaupun tidak ada pengeluaran pada bulan tersebut dan
menyimpan arsip laporannya.
Pemusnahan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan karena kadaluarsa
dan atau karena tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan harus disertai dengan berita acara yang memuat :
- Nama jelas, sifat dan jumlah
- Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun
- Tanda tangan dan identitas pelaksana serta pejabat yang ditunjuk.
c) Laporan Pengelolaan Cairan Infus, Prekursor dan Pelayanan Kefarmasian
Laporan pengelolaan cairan infus, prekursor dan pelayanan kefarmasian
dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten yogyakarta bagian Seksi Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian
dalam bentuk file elektronik.
H. PERPAJAKAN
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pengusaha dalam hal ini pemerintah
berdasarkan norma-norma hukumn yang berlaku. Ada beberapa jenis pajak yang
dibayarkan, yaitu :
9
1. Pajak langsung adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dilimpahkan kepada
pihak lain, misalnya pajak pertambahan nilai (PPN) dan materai.
Macam pajak yang harus dibayar yaitu :
1. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan dikenakan jika omset yang didapat pertahun adalah > 4,8
Milyar. Pajak yang dikenakan berdasarkan PPh 25 final yaitu sebesar 1% omset.
2. Pajak Reklame
Dikenakan terhadap pemasangan papan nama apotek, pajak ini dibayarkan satu
tahun sekali,
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan apotek, besarnya pajak ditentukan
oleh luas tanah dan bangunan apotek.
4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN apotek dibayarkan melalui PBF, karena apotek membayar PPN saat
pelunasan faktur kepada PBF. PPN dibebankan dalam harga jual obat. Jadi
harga jual obat diperoleh dari netto obat PBF, ditambah PPN 10% kemudian
dikalikan dengan rasio keuntungan apotek.
10
3. Peluang/oportunity
a) Apotek terletak dipinggir jalan. Dekat dengan sekolah dan tempat- tempat
makan.
b) Terdapat lab diagnostik klinik dan optik.
c) Terdapat praktek dokter kandungan, dokter anak dan dokter gigi sehingga
dapat melakukan kerjasama dengan dokter.
d) Terdapat RS Khusus Ibu dan Anak sehingga apabila terjadi ketidak
tersediaan obat di RS dapat menebus resep di apotek terdekat.
e) Potensi di wilayah apotek
11
BAB III
ANALISIS KEUANGAN
A. Jumlah Modal/Investasi
Total modal awal yang dimiliki adalah sebesar Rp. 198.828.000,00 Sumber
Modal berasal dari milik pribadi. Adapun rincian modal tetap sebagai berikut :
a) Perlengkapan dan perlatan apotek
- Etalase penyimpanan obat Rp.
12.000.000,00
- Lemari es Rp.
4.000.000,00
- Lemari narkotik dan psikotropik Rp.
2.000.000,00
- Lemari arsip Rp.
800.000,00
- Papan nama apotek Rp.
2.000.000,00
- Papan nama APA, APING dan SIA Rp.
1.200.000,00
- Meja kursi apoteker Rp.
840.000,00
- Kursi tunggu pasien Rp.
4.000.000,00
- Mini thermal printer Rp.
2.000.000,00
- Wastafel Rp.
1.000.000,00
- Dispenser Rp.
600.000,00
- Komputer Rp.
16.000.000,00
- Software Apotek Rp.
4.000.000,00
12
Total Rp.
b) Alat-alat perlengkapan administrasi 39.640.000,00
- Buku surat pesanan obat Rp. 200.000,00
- Buku faktur penjualan Rp. 40.000,00
- Buku penjualan Rp. 40.000,00
- Buku nota obat Rp. 100.000,00
- Buku pemesanan obat psikotropika Rp. 120.000,00
- Buku pemesanan obat narkotika Rp. 120.000,00
- Buku salinan copy resep Rp. 200.000,00
- Buku catatan pembelian Rp. 40.000,00
- Buku catatan penjualan Rp. 40.000,00
- Buku catatan keuangan Rp. 40.000,00
- Buku catatan narkotika Rp. 40.000,00
- Buku catatan psikotropika Rp. 40.000,00
- Kartu stok obat Rp. 200.000,00
- Stempel dan tinta Rp. 200.000,00
- Alat tulis kantor Rp. 400.000,00
Total Rp.
d) Perlengkapan lain-lain
- Timbangan obat gram dan miligram Rp.
4.400.000,00
- Set alat racik (blender, kertas puyer, sudip, Rp. 4.000.000,00
mesin pres obat)
- Pengemas obat Rp. 1.200.000,00
13
- Plastik klip, kresek, etiket, label Rp. 1.000.000,00
14
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal pendirian Apotek D’Syekh Farma ini dengan harapan Apotek
D’Syekh Farma dapat menjalankan visi misinya dan mencapai tujuannya menjadi tempat
pengabdian profesi Apoteker yang dapat memberikan pelayanan kefarmasian bagi
masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1980. Perturan Pemerintah RI No. 25 tentang perubahan peraturan pemerintah
No. 26 Tahun 1965 tentang apotek. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332 tahun 2002 tentang Perubahan
atas Per menkes Nomor 992 tahun 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian Jakarta : Depkes RI.
15
DENAH LOKASI APOTEK D5
16
U
Alamat :
Apotek D5
DENAH RUANGAN
17
3x5
2x1
18
6x6
2x1
2x4
2x3
2x7
19