Anda di halaman 1dari 17

1.

Korundum

 Mineral Utama, ikutan dan rumus kimianya


Corondum adalah senyawa aluminium oxide (Al 2O3) yang mengalami kristalisasi dengan
campuran besi, titanium dan kromium di dalamnya. Corondum berasosiasi dengan intan.
 Latar Belakang
Corondum adalah senyawa aluminium oxide (Al 2O3) yang mengalami kristalisasi dengan
campuran besi, titanium dan kromium di dalamnya. Corondum adalah salah satu mineral yang
berbentuk batu dengan warna yang beragam dan tampilannya yang transparan. Pada umumnya
corondum yang berjenis transparan disebut dengan permata (gem), apabila warnanya merah
permata tersebut dinamai ruby, apabila berwarna merah muda-orange maka permata tersebut
bernama padparadscha, dan jenis permata dengan warna yang lain bernama sapphire. Nama
corundum sendiri berasal dari bahasa Tamii yaitu “kuruvindam” atau bahasa sanskrit “kuruvinda”
yang berarti ruby.
 Genesa
Proses terbentuknya korundum ini dari segregasi batuan bebas silika yang terdapat pada batuan
syenit nefelin atau pegmatit. Terbentuk pada batuan metamorf , yaitu sebagai mineral assesori , dalam
batu gamping kristalin. Dapat juga dalam lingkungan batuan beku. Dan pada lingkungan sedimen yaitu
dalam kerikil dan kerakal disungai.
 Jumlah cadangan
 Penambangan
Korundum berasosiasi dengan intan. Oleh karena itu teknik penambangannya dilakukan
seperti penambangan intan.
 Sifat Fisik dan Kimia
1. KIMIA
Corundum
Kategori : Mineral Oksida
Unsur kimiawi : Alumunium Oxida (AL2O)
Rumus Kimia : Al2O3
Sistem Kristal : Hexagonal
Susunan bentuk kristal : Trigonal
Tingkat kekerasan : 9
Warna : Warna dapat putih (tidak berwarna), biru, merah, kuning,
hijau, cokelat, abu – abu, ungu, dan merah muda.
Kristal Habit : Tabular
Kilap : Non Logam ( Vitreous )
Cerat : Putih
Belahan : Tidak ada
Berat Jenis : 3,95 - 4,05
Indeks Bias : 1,762 - 1,770
Transparansi : Transparan, Translucent
Pecahan : Uneven
Genesis : Corundum berasosiasi dengan batuan miskin silika
(felspatoid).
Ruby
Spesies : korundum
Warna : Memvariasikan merah
Komposisi Kimia : aluminium oksida Al2O3
Sistem kristal : (trigonal) prisma heksagonal atau tabel, rhombohedrons
Kekerasan : 9 (skala Mohs)
Spesifik gravitasi : 3,97-4,05
Indeks bias : 1,762 -1,778
Birefringence : -0,008
Warna streak : Putih,
Penyerapan spektrum : 694, 693, 668, 659, 610-500, 476, 475, 468
Fluoresensi : merah tua merah Kuat
2. FISIK
Korundum alam adalah mineral kedua terkeras setelah berlian yang masih empat
kali lebih keras dari mineral ini. Kekerasan korundum dapat dikaitkan dengan ikatan
aluminium dan oksigen yang kuat dan pendek. Ikatan ini menarik oksigen dan aluminium
atom berdekatan, membuat kristal tidak hanya keras tapi juga cukup padat untuk
mineral yang hanya terdiri dari dua elemen ringan.
Korundum ini memiliki warna yang bervariasi, yaitu warna putih (tidak berwarna),
biru, merah, kuning, hijau, cokelat, abu –abu, ungu, dan merah muda. Korundum
memiliki kilap kaca dan memiliki kekerasan 9 skala mohs. Cerat mineral korundum ini
berwarna putih dan mineral korundum ini tidak memiliki belahan, tetapi memiliki
pecahan yaitu konkoidal. Bentuk dari korundum yaitu kristalin dan memiliki struktur
granular. Korundum memiliki berat jenis 3,9 – 4,1. Sifat dalam dari mineral korundum ini
bersifat rapuh. Kemagnetan dari mineral ini adalah paramagnetik dan transparasi kristal
 dari mineral ini adalah transparan
 Perusahaan Tambang di Indonesia
 Manfaat
Setiap mineral pasti memiliki manfaat masing – masing, dan mineral korundum
memiliki manfaat, yaitu :
rundum yangberwarna indah dan ukurannya besar Dibuat untuk batu permata
 rundum yang tak berwarna Sebagai pengasah
 Tempat Terdapat di Indonesia
 Syarat Penjualan

1. Grafit

No. 11 Mineral belerang yang komersial


Nama Mineral : Belerang

Sifat Fisik dan Kimia :

Fisik :
Warna (Colour) : kuning
Cerat (Sreak) : Kuning
Kilap (Luster) : lilin
Perawakan (Habit) : Granular
Belahan (Cleavage) : Buruk
Pecahan (Fructure) : uneven
Kekerasan (Hardness) : 1,5-2,5
Sifat Dalam (Tenacity) : Brittle
Berat Jenis (Specivic Gravity) : 2,7
Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : S
– Klas : Native Element
– Group : Sulfur Group
Asosiasi dan Kegunaan : – Pyrite,tembaga, perak
– obat-obatan, pupuk, kosmeti
Kimia :
Nomor atom: 16
Massa atom: 32,06 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 2,5
Kepadatan: 2,07 g/cm3 pada 20 °C
Titik lebur: 113 °C
Titik didih: 445 °C
Radius Vanderwaals: 0,127 nm
Radius ionik: 0,184 (-2) nm, 0.029 (+6)
Isotop: 5
Energi ionisasi pertama: 999,3 kJ/mol
Energi ionisasi kedua: 2252 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga: 3357 kJ/mol
Potensial standar: – 0,51 V

Ganesa :
Di Indonesia semua endapan belerang mempunyai hubungan erat dengan kegiatan gunung
berapi. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang, atau
endapan hidrothermal-metasomatik. Mengenai asal mula belerang ada beberapa pendapat yang
membahasnya diantaranya adalah :

1. Menurut Bischof, belerang berasal dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4oleh
karbon dan methan. Reaksinya adalah sebagai berikut :
CaSO4 + 2C                   ----------->        CaS + 2CO2

CaSO4  + CH4                ----------->        CaS + CO2 + 2H2O


CaS  + CO2 + H2O         ----------->        CaCO3 + H2S

2H2S + O2                             ----------->        2H2O + 2S

Terbentuknya H2S menjadi belerang bisa dengan 2 cara yaitu oksidasi oleh air, tanah dan
reaksi antara H2S dengan CaSO4.

2H2S + O2                             ----------->        2H2O + 2S (O2 dan air tanah)

3H2S + CaSO4                    ----------->        4S + Ca(OH)2 + 2H2O

2. 2.Pendapat yang mengatakan bahwa belerang berasal dari dome. Belerang disini dibentuk
oleh bakteri de sulpho vibrio desulfuricans umpamanya sulfat oleh bakteri diubah
menjadi sulfit. Selanjutnya sulfid diubah lagi menjadi belerang contohnya seperti yang
terdapat di Gulf-Coast di Amerika Serikat.
3. Pendapat yang menerangkan bagaimana terdapatnya belerang pada gipsum, dikatakan
bahwa belerang pada gipsum diendapkan langsung dari poly sulfit (suatu solut yang
mengandung sangat banyak belerang
Metode Penambangan :
Belerang (sulfur) dialam biasanya ditemukan dalam bentuk kristal belerang dan dapat juga
dalam bentuk persenyawaan dengan logam lain (golongan sulfida dan garam sulfo) seperti
galena, spalerit dan pirit. Belerang juga dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga
endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Pengambilan
endapan belerang biasanya dilakukan dengan metode penambangan. Adapun penambangan
belerang dilakukan dengan beberapa metode antara lain : metode tambang terbuka, metode
tambang bawah tanah, metode Frasch-Process, dan metode penambangan manual.

 Metode tambang terbuka :


Kegiatan penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan tipe
stratigrafi dan vulkanis yang terletak dekat dengan permukaan bumi. Pengambilan
dengan metode ini dapat menggunakan alat-alat sederhana atau dapat juga dengan
menggnakan alat mekanis seperti shovel, monitor, dan dragline excavator. Material hasil
penambangan dengan metode ini dimuat dan diangkut dengan pikulan, lori, dump truck,
dan sejenisnya baru kemudian diproses lebih lanjut sesuai dengan keperluan.
 Metode tambang bawah tanah:
Kegiatan penambangan belerang dengan metode tambang bawah tanah dikhususkan bagi
endapan belerang yang terdapat di bawah permukaan bumi. Adapun penambangan
dikerjakan dengan membuat lubang-lubang bukaan kearah endapan, seperti shaft,
tunneling, drift, adit, dan lain-lain.

 Metode Frasch-Process :
Proses Frasch merupakan suatu proses pengeboran yang ditujukan untuk mendapatkan
kembali simpanan belerang yang terkandung di dalam tanah. Proses ini ditemukan oleh
Herman Frasch (1851-1914), seorang insinyur teknik kimia muda dari Jerman. Pada
tahun 1868, Frasch mencoba peruntungannya dengan datang ke Amerika dimana kondisi
saat itu Civil War (Perang Sipil) baru saja berakhir dan perekonomian disana mulai
bergerak ke arah kemakmuran. Segera setelah kedatangannya, Frasch mendirikan industri
laboratorium yang berada di Philadelphia, dan pada 1876, ia berhasil mematenkan proses
pembuatan parafin dari minyak mentah. Hal ini membuat Frasch menarik perhatian dari
Standard Oil Company, yang kemudian mempekerjakan Frasch untuk bekerja di
Cleveland, Ohio laboratorium. Disana, Frasch mengamati bahwa banyak dari sumur
minyak yang tidak dapat dijual karena berisi komponen belerang. Jika minyak “asam” ini
dibakar maka akan menghasilkan kualitas yang jelek dan bau yang menyengat bahkan
setelah itu dimurnikan. Frasch akhirnya menemukan cara untuk menanggulangi
ketidakmurnian ini.
Dalam metode yang dia patenkan di tahun 1887, minyak sebelumnya didistilasi dahulu
dengan tembaga oksida atau oksida logam lainnya dengan tujuan mengekstraksi
sulfurnya. Setelah itu jumlah oksida yang dibutuhkan bisa didapatkan kembali dan
digunakan lagi. Proses ini meningkatkan pasokan minyak yang bermanfaat bagi Amerika
Serikat dan membantu mengatur tahapan baru dalam industri untuk merintis perindustrian
mobil. Terobosan Frasch yang berikutnya adalah ide mengenai pengeboran untuk
belerang-mineral yang digunakan untuk membuat asam sulfat (sulfuric acid), yang mana
saat ini adalah industri yang paling penting yang diproduksi indutri kimia. Meskipun
belerang adalah bahan padatan, Frasch percaya bahawa simpanan belerang dalam tanah
mampu ia lelehkan dan kemudian dipompa ke atas permukaan, dengan demikian makin
banyak minyak yang dapat diproduksi.
Pada saat itu, di pulau Mediterania tepatnya Sisilia memiliki hampir sebuah monopoli
dari sumber daya alam belerang, di mana disana deposit belerang berada di tempat yang
dangkal dan mudah ditambang. Sebagai tambahan, pekerja Sisilia menerima upah rendah
dan kondisi yang kasar daripada penambang di Amerika. Texas dan Louisiana merupakan
lahan tambang yang besar jumlah belerangnya , tetapi terletak jauh dibawah tanah,
dilindungi oleh rawa-rawa dan pasir. Frasch pada tahun 1894 untuk kali pertama
berusaha untuk melakukan pengeboran belerang di rawa Louisiana. Dia menyesuaikan
metode yang digunakan sebelumnya untuk pertambangan garam larut dalam air. Untuk
mencairkan belerang, air panas dipompakan melebihi titik normal didihnya ke dalam
tanah melalui borehole. Setelah mengatasi berbagai masalah teknis, Frasch mengelola
proses untuk mendapatkan campuran yg berupa lelehan belerang dan air. Frasch
kemudian melakukan proses improvisasi dengan menggunakan kompresi udara dan
memompa belerang ke permukaan. Meskipun banyak bahan bakar yang dikonsumsi
untuk memanaskan air untuk meleburkan belerang, deposit minyak yang besar yang
ditemukan cukup baik. Ditahun 1902, proses Frasch untuk produksi sulfur menjadi
praktek yang bisa diterapkan secara umum, sehingga memberikan Amerika pasokan
belerang dan asam sulfat sendiri untuknya. Ini merupakan salah satu langkah mengurangi
ketergantungan Amerika Serikat dari Eropa untuk industri kimia. Saat ini, proses Frasch
digunakan untuk menghasilkan hampir sepertiga dari semua komersial belerang.
Penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan belerang yang
ditutupi oleh lapisan tanah yang sangat tebal. Penambangan dengan cara ini dilakukan
dengan menginjeksikan air panas ( + 160 oC ) kedalam pipa yang akan digunakan. Air
panas ini berfungsi untuk melarutkan belerang dari endapan kubah garam atau sejenisnya
pada kedalaman antara 150-170 m. Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor
dilengkapi dengan empat macam pipa bergaris tengah 3-20 cm. Setiap pipa ini
mempunyai fungsi sebagai berikut :

-Pipa pertama befungsi sebagai selubung dan pelindung


-Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas
-Pipa ketiga berfungsi sebagai mengalirkan lelehan.
- Pipa keempat berfungsi untuk memasukan udara bertekanan tinggi.

 Metode Penambangan Manual :


Penambangan belerang dengan metode ini dilakukan apabila kandungan endapan
belerang yang ada tidak terlalu banyak atau sedikit. Cara penambangannya dengan
metode ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat-alat penambangan manual,
seperti cangkul, linggis, gancu, dan keranjang serta dilaksanakan dengan sistem padat
karya.

Manfaat :
1. Pemanfaatan sulfur atau belerang cukup banyak dilakukan di Indonesia pada berbagai
industri besar seperti industri bahan kimia yaitu pembuatan asam sulfat, industri gula,
industri ban, industri cat, industri karet, industri tekstil, industri korek api, bahan peledak,
pabrik kertas, dan lain sebagainya. Penggunaan terbesar belerang yaitu sekitar 78% untuk
pembuatan asam sulfat. Seperti yang kita ketahui memang asam sulfat merupakan bahan
yang sangat penting bagi kemajuan industri suatu Negara. Setiap industri selalu
memerlukan asam sulfat baik sebagai bahan pelarut, memberikan suasana asam, sebagai
pereaksi, dan sebagainya. Dengan demikian, semakin besar penggunaan asam sulfat suatu
Negara, maka akan semakin maju pula industri suatu Negara karena asam sulfat adalah
indikator yang baik terhadap kekuatan industri suatu Negara. Secara tidak langsung dapat
kita simpulkan bahwa semakin banyak pula kebutuhan belerang untuk memenuhi
konsumsi asam sulfat tersebut Penggunaan asam sulfat sangat luas. Hampir semua
produk bahan kimia memerlukan asam sulfat sebagai bahan bantu dalam
prosesnya,misalnya proses penyulingan minyak bumi, proses pembuatan plastik sintetis,
proses pengolahan dan pengecoran logam, bahan pembuat cat, pembuatan pupuk,
penyamakan kulit, serta proses pembuatan tekstil.
2. Belerang dapat mengikat molekul-molekul karet yang panjang sehingga tidak selip
melalui proses vulkanisir. Karet menajdi lebih keras, kuat dan mudah dicetak, tetapi tetap
elastis. Karet vulkanisir digunakan pada ban mobil, truk dan pesawat terbang; bumper
karet mobil; penghapus pensil; dan sarung tangan lateks.
3. Belerang bersama KNO3, karbon digunakan dalam pembuatan serbuk mesiu.
Syarat Penjualan :

Keberhasilan Pemasaran Belerang Sangat tergantung Kepada Industri Pupuk Fosfat.


Penggunaan Belerang pada Sektor Industri Pupuk (2/3 dari kebutuhan fosfat) Sangat tergantung
kepada Kebutuhaan akan Fosfat.

Tempat Terdapat :
 Belerang menjadi salah satu sumber daya mineral Indonesia yang sangat melimpah.
Belerang terbentuk akibat dari aktivitas vulkanisme, sehingga banyak dijumpai di setiap gunung
berapi yang masih aktif, dan kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang
masih aktif.
Menurut Sumarti (2010), sampai saat ini baru diketahui 6 provinsi di Indonesia yang
menyimpan tambang belerang, yaitu :
1. Jawa barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri, Galunggung, Ceremai, Telaga
bodas
2. Jawa tengah : Gunung Dieng
3. Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Ijen.
4. Sumatera utara : Gunung Namora
5. Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan, dan Gunung Sorek Merapi
6. Maluku : Pulau Damar
Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan untuk
pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan untuk industri pupuk (37%),
industri bahan kimia (18%), industri bahan warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat
sintetis, minyak bumi dan lain-lain.
Kawah ijen merupakan penghasil belerang utama di Indonesia dibandingkan dengan wilayah
lain (Sumarti, 2010). Menurut pengelola Taman Nasional Alas Purwo, dimana Taman Nasional
tersebut membawahi antara lain kawasan Kawah Ijen, menyebutkan bahwa sedikitnya 14
ton belerang ditambang tiap harinya. Sementara itu berdasarkan analisa BPPTK, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan bahwa nilai tersebut hanya sekitar
20% dari potensi yang sesungguhnya disediakan oleh alam. Menurut Kelompok Program
Teknologi Informasi Pertambangan (2005), apabila pengolahan belerang dilakukan dengan cara
sublimasi, maka belerang merupakan bahan tambang yang tidak terbatas.

No. 12 Mineral Fosfat yang komersial


Nama mineral : Fosfat

Sifat Fisik dan Kimia :


Fisik :
Sistem Kristal                          :  Monoklin
Warna                                      :  Kekuningan, coklat kemerahan sampai coklat.
Goresan                                   :  Hampir putih
Kilap                                       :  Non logam
Belahan dan pecahan              :  Jelas & choncoidal
Kekerasan                               :  5 – 5,5 Skala Mohs
Berat Jenis                               :  4,6 – 5,4 gr/cm3
Kimia :
konfigurasielectron : [Ne] 3s2 3p3
Rumus molekul :P4
Massa jenis (g/mL) :1,823
Titik lebur (°C) :44,2
Tingkatan oksidasi :±3, 5, 4
Energi ionisasi (kJ/mol)
· Pertama : 1011,8
· Kedua : 1907
· Ketiga : 2914,1

Ganesa :
Genesa batuan phospat terjadi dalam gua-gua gunung kapur sebagai hasil proses reaksi
kimia antara kotoran, urine, bangkai burung-burung dan kelelawar yang tinggal menempati gua-
gua tersebut dengan batuan kapur dengan batuan waktu dan suhu yang berlangsung cukup lama
sehingga terjadi penkarbonatan pada endapan phospat tersebut. Umumnya batuan phospat
mengandung mineral cryptokristalin yang terdiri dari tri calcium phospat dengan bermacam-
macam prosentase kandungan air dan mengandung sedikit Kalsium Carbonat (CaCO3),
umumnya kurang dari 10 % kandungan flourite dengan prosentase 3 sampai 4 % dan zat organik
lainnya.
Berdasarkan mineral pembentuk yang dikandungnya maka bantuan phospat dapat dibagi
menjadi :
a.       Calsium Phospat
b.      Alumina Phospat
c.       Ferro Phospat
d.      Kalium-Alumina Phospat.

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL)
atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat
primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang
terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan
batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan
sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal
dari jenis slag, guano,crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).
CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau,
berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen
yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan
menambahkan asam. Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat
atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman
pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat
untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.

Penambangan :
Cara penambangan batuan phospat umumnya tergantung dari genesa endapan, luas operasi
penambangan dan tempat keberadaan endapan phospat. Metode penambangan batuan phospat
dapat dilaksanakan dengan metode Tambang Terbuka dan metode Tambang Bawah Tanah
dengan Tunneling. Peralatan untuk penambangan terbuka antara lain dragline dan bulldozer.
Untuk membongkar batuan phospat dapat digunakan bahan peledak.
Peralatan mekanis untuk penambangan bawah tanah antara lain bulldozer dan lori. Untuk
mmebongkar batuan phospat dapat digunakan bahan peledaj jenis low explosive. Berdasarkan
pengamatan langsung dilapangan diketahui bahwa umumnya endapan phospat berada dalam gua-
gua batugamping yang mendominasi daerah penelitian di sekitar dusun Batukatak desa
BatuJonjong Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara. Dengan
memperhatikan kondisi keberadaan dan genesa endapan phospat tersebut maka metode
penambangan yang cocok untuk diterapkan adalah Tambang Terbuka.
Peralatan yang dapat digunakan dan praktis adalah peralatan tradisional antara lain linggis,
cangkul dan keranjang. Hal ini sesuai dengan produksi yang rendah dan dilaksanakan dengan
sistem padat karya. Penambangan diarahkan sesuai dengan keberadaan gua-gua yang telah ada
danhasil penambangan diangkut keluar dengan keranjang oleh tenaga manusia. Produksi yang
akan dihasilkan dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen dan harga jual yang memiliki
nilai ekonomis yang berlaku dipasaran.
Manfaat :
Pemanfaatan fosfat alam yang paling menonjol adalah di bidang Industri dan Pertanian.
Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat yang tentunya berguna untuk
tanaman. Metode untuk mengefisiensikan pupuk P dapat dilakukan dengan cara biologi, yakni
dengan membuat fosfokompos, penginokulasian dengan mikoriza, penggunaan mikroorganisme
pelarut P, dan menggunakan spesies tanaman yang toleran terhadap defisiensi P. Menurut
Widawati dan Suliasih (2008), bakteri pelarut fosfat dalam bahan kompos dapat menstimulir
aktivitas amonifikasi, nitrifikasi, fiksasi nitrogen, dan fosforilasi sehingga akan meningkatkan
produktivitas tanah secara permanen.
Menurut Sutriadi dkk. (2010), metode secara kimiawai untuk mengefisiensikan superfosfat
dan fosfat alam dapat dilakukan dengan pengasaman sebagian yang dikenal dengan pupuk PARP
(Partially Acidulated Phosphate Rock). Teknologi ini menggunakan cara yang sama ketika
membuat pupuk superfosfat, hanya saja penggunaan asam yang ditambahkan tidak sebanyak
dalam penggunaan superfosfat. Keuntungan metode ini selain menggunakan asam yang lebih
rendah, kapasitas pabrik dapat ditingkatkan, dan dapat menggunakan bahan batuan fosfat alam
yang tidak dapat digunakan kembali untuk membuat pupuk superfosfat. Pupuk tersebut dapat
digunakan pada tanah masam (Ultisols dan Oxisols) dan sebagian Inceptisols serta pada tanah
netral dengan kadar P yang rendah.
Syarat Penjualan :
Produksi yang akan dihasilkan dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen dan harga
jual yang memiliki nilai ekonomis yang berlaku dipasaran. Mineral Fosfat di jual dalam bentuk
Pupuk Alam ataupun Pupuk Buatan dengan harga tergantung Merek dari Pupuk itu sendiri
Tempat Terdapat :
Batuan fosfat umumnya terdapat di daerah pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik
yang merupakan deposit gua. Potensi deposit batu fosfat terbesar yaitu provinsi  JawaTimur.
Berdasarkan Pusat Sumber Daya Geologi (2008), deposit batu fosfat di Indonesia menurut Peta
Potensi Sumber Daya Geologi seluruh kabupaten di Indonesia adalah sebagai berikut:
Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang dikumpulkan dari tahun 1968-1985
diperkirakan 895.000 ton, 66% terdapat di Pulau Jawa, 17% terdapat di Sumatera Barat, 8%
terdapat di Kalimantan, 5% terdapat di Sulawesi, dan 4% terdapat di Papua, Aceh, Sumatera
Utara, dan NusaTenggara. Data deposit fosfat alam tersebut yaitu:
Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang dikumpulkan sebelum perang dunia II
hingga 1958 diperkirakan 663.000 ton, sekitar 76% terdapat di Pulau Jawa dan sekitar 23%
terdapat di Sumatera Barat. Data deposit fosfat alam tersebut yaitu:
No. 13 Mineral Halit yang komersial
Nama Mineral: Garam Batu (Halite)

Sifat Fisik dan Kimia :

 Sistem Kristal : Ismoterik

 Belahan : Sempurna (1011)

 Kekerasan : 2,5

 BD : 2,16

 Kilap : Kaca

 Warna : Bening, kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguan.

 Gores : Bening sampai putih

Ganesa :
Terbentuknya garam batu yaitu sebagai endapan luas dari garam batu; sebagailarutan
garam, sebagai hasil sublimasi dekat gunung api, dan sebagai efflorescent earthycrusts di daerah
kering. Tetapi pada umumnya yaitu sebagai garam larut.Dalam sedimentasi yang etbal berubah
bentuk oleh evaporit dari laut yangtertuutp lagun-lagun. Karakteristik mineral-mineral
asosiasinya adalah dolomite basal,anhidrit, gypsum, poli halit.
Penambangan :
Penambangan garam batu yang terdapat pada kedalaman 500 – 1200 kaki di bawah tanah
dapat dilakukan secara tambang dalam, sedangkan pengambilan garam batu dilakukan dengan
membor kemudian meledakkannya dengan dinamit berkekuatan rendah. Selain dilakukan dengan
pemboran dan peledakan garam batu juga bisa di ambil dengan cara melarutkan garam lalu di
pompa ke permukaan.
Manfaat :
Produksi, konsumsi, eksport dan import garam tahun 2002 - 2003 terlihatmengalami
peningkatan pada konsumsi sedangkan di produksi mengalami penurunanyang sangat tajam.
Begitu pula pada angka import mengalami penurun yangsangat tajam dari tahun 2002 ke 2003.
Kegunaannya dari garam batu ini selain dapat digunakan untuk kebutuhan garamdapur juga
banayk manfaat lainnya. Garam batu dapat dimanfaatkan dalam industri guladan industri bahan
makanan. Didasarkan suatu literature, tertulis, bahwa kegunaan darigaram batu ada sekitar 1500
macam kegunaan. Garam batu dapat dimanfaatkan dalampembuatan bahan-bahan kimia berat.
Digunakan dalam makanan manusia dan hewan, makanan bumbu danpengawetan
makanan, digunakan untuk menyiapkan natrium hidroksida, soda abu,kaustik soda, asam klorida,
klorin, natrium logam, glasir keramik, metalurgi, air mineral,sabun, penjernih air, jalan raya,
fotografi, herbisida, pemadam kebakaran, reaktornuklir, obat kumur, obat-obatan, dalam
peralatan ilmiah untuk bagian optik. Kristaltunggal yang digunakan untuk
transmisi spektroskopi, ultraviolet dan inframerah.
Diantaranya para alkali soda, sebagai sumber chlorine serta persenyawaanlainnya. Sebagai
bahan soda, natrium sulfat serta persenyawaan natrium lainnya. Selaingaram batu dapat
digunakan industri kulit, bahan perekat, pencelup, tekstil, sabun,minyak tumbuh-tumbuhan dan
binatang, serta dapat digunakan dalam industri keramikdan gelas. Bahan dapat digunakan
sebagai bahan untuk pembungkus es krim, sebagai airzeolite dalam generator. Jika anda tidak
senang dengan rerumputan, anda dapatgunakan garam sebagai bahan untuk membunuh rumput-
rumputan. Bahkan dapatdigunakan untuk menghilangkan es. Untuk menstabilkan serta
mengendapkan debu-debu di jalan-jalan raya, sebagai dluks di dalam dunia metalurgi guna
membuatpersenyawaan-persenyawaan chloor dari logam-logam.
Garam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, selain untuk dikonsumsisecara
langsung oleh manusia, juga dimanfaatkan oleh industri diantaranya ada1ah olehindustri kimia
mencapai sekitar 22,70%, industri pulp dan kertas : 8 %, industri makananternak 7 %, industri
plastik /fiber: 5 -6 %, industri sabun : 5 -6, dan untuk keperluanindustri-industri lainnya.

Syarat Penjualan :
Garam batu di produksi dalam bentuk fiber,makanan ternak dan kertas, harga jualnya
tersebut tergantung dari jumlah konsumen dari industri tersebut mengikuti pasar global
Tempat Terdapat :
Di Indonesia diperkirakan endapan yang mengandung garam batuterdapat di Jawa Timur
yaitu di Madura, keadaan endapannya air laut. Sedangkan di Maluku yaitu di Jamdenia.
Cadangan ini dapat diusahakan lebih maksimal lagidikarenakan kebutuhan akan garam
di Indonesia setiap tahun terus meningkat.Selain itu Garam Batu juga terdapat di Kepulauan Kei.
Selain itu ditemukan pula Tambak garam di desa Palibelo, di luar Bima, Pulau Sumbawa,
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai