RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
1
Pelaksanaan K3 yang serius dan baik akan dapat mengurangi
timbulnya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja baik bagi pegawai,
pekerja, pasien, dan masyarakat/pengunjung yang berada di Rumah Sakit
Baptis Batu. Sehingga pada akhirnya, diharapkan segenap pegawai, pekerja,
pasien, dan masyarakat/ pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di
Rumah Sakit Baptis Batu.
B. Tujuan Pedoman.
1. Melindungi setiap orang yang berada di tempat kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat
2. Melindungi bahan dan alat-alat agar dapat digunakan secara aman dan
efisien
3. Terbentuknya Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah
sakit melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit
akibat kerja
5. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, dan bahan berbahaya
6. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan tercipta penyesuaian
antara pekerjaan dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan
7. Meningkatkan produktivitas kerja
c) Penghawaan
1. Untuk penghawaan alamiah, lubang ventilasi
diupayakan system silang ( cross ventilation) dan
dijaga kebersihannya agar udara tidak terhalang.
2. Untuk mengurangi kadar udara dalam ruangan
(indoor) , 1 kali dalam 1 bulan supaya didesinfeksi
dengan menggunakan aerosol atau disarungdengan
electron presipitator/ menggunakan penyinaran
ultra violet.
3. Untuk pemantauan kualitas udara ruang minimal 2
kali setahun.
d) Kebisingan
1. Pengaturan dan tata letak ruangan harus
sedemikian rupa sehingga kamar dan ruangan
memerlukan suasana tenang terhindar dari
kebisingan.
e) Lalulintas antar ruangan
1. Pembagian ruangan dan lalulintas antar ruangan
harus didesain sedemikian rupa dan dilengkapi
dengan petunjuk letak ruangan, sehingga
memudahkan hubungan dan komunikasi antar
ruangan serta menghindari resiko terjadinya
kecelakaan dan kontaminasi.
2. Penggunaan tangga dan litf harus dilengkapi
dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti
alarm suara dan petunjuk penggunaannya yang
mudah dipahami oleh pengguna, atau untuk lift
dengan 4 (empat) lantai harus dilengkapi dengan
ARD (Automatic Reserve Divided, yaitu alat yang
bisa mencari lantai terdekat bila listrik mati)
3. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat
dijangkau dengan mudah bila terjadi kebakaran
atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi
dengan tangga darurat.
f) Fasilitas Pemadam Kebakaran.
(2) Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
a) Bahan makanan atau makanan jadi yang berasal dari
instalasi gizi harus diperiksa secara fisik dan secara
periodik minimal 1 tahun sekali diambil sampelnya
untuk konfirmasi laboratorium.
b) Tempat penyimpanan bahan makanan harus terpelihara
dan dalam kondisi bersih, terlindungi dari debu, bahan
kimia berbahaya, serangga dan hewan lainnya.
c) Cara penyajian makanan harus terhindar dari
pencemaran (dengan menggunakan kereta dorong
khusus)
d) Tempat pengolahan makanan;bersih dan bebas debu
e) Asap dikeluarkan melalui cerobong asap yang
dilengkapi dengan sungkup asap.
f) Penjamah makanan harus sehat dan dilakukan
pemeriksaan secara berkala.
g) Penjamah makanan harus menggunakan perlengkapan
pelindung pengolahan makanan (celemek/ apron,
penutup Rambut dan mulut).
h) Selama melakukan pengolahan makanan harus
dilakukan: terlindung kontak langsung dengan tubuh
(menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan,
sendok, garpu dan sejenisnya)
(3) Penyehatan Air Termasuk Kualitasnya
a) Kualitas air minum harus sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI no: 492/MENKES/PER/IV/2010;
tentang syarat-syarat kualitas air minum.
b) Jumlah kebutuhan air bersih harus mencukupi yaitu 500
l/ tt/ hari.
c) Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan setiap bulan
sekali (untuk pemeriksaan mikrobiologis) dan 3 bulan
sekali untuk (pemeriksaan kimiawi)
d) Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan
mikrobiologi diutamakan pada kran instalasi gizi,
kamar bedah, kamar bersalin, kamar bayi, tempat
penampungan (reservoir), ruang makan, secara acak
pada kran-kran distribusi, pada sumber air dan di titik-
titik yang rawan menimbulkan pencemaran.
(4) Penanganan Limbah
a) Tempat sampah harus terbuat dari bahan yang kuat,
cukup ringan, tahan karat, kedap air, mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya dan tutup
yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori
permukaan tangan.
b) Sampah yang dihasilkan rumah sakit dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1. Sampah infektius ( warna kantong plastik kuning)
2. Sampah umum(warna kantong plastik hitam)
c) Sampah yang dihasilkan diangkat setiap hari.
d) Harus tersedia incinerator untuk melakukan
pembakaran/ pemusnahan sampah medis rumah sakit.
e) Untuk limbah cair, limbah yang dihasilkan dari seluruh
kegiatan pelayanan rumah sakit harus dialirkan dalam
kondisi tertutup, kedap air dan dapat mengalir dengan
lancar.
f) Limbah diolah dalam IPAL
g) Kualitas effluent air limbah yang akan dibuang ke
lingkungan harus memenuhi standard baku mutu
lingkungan yang berlaku.
a) Kecelakaan Kerja
b) Penyakit Akibat Kerja
c) Kebakaran
d) Bencana
Untuk memudahkan dalam pencatatan dan pelaporan K3 telah
disediakan format tersendiri.
D. Batasan Operasional.
Dalam pengimplementasian K3 dan perlu dipahami antara lain :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
Merupakan upaya untuk menekan dan mengurangi resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara
keselamatan dan kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Kerja adalah :
Upaya penyerasian antara kapasitas kerja dan beban kerja serta lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
diri sendiri maupun orang/ masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas yang optimal.
3. Keselamatan kerja adalah:
Keselamatan yang berhubungan dengan alat kerja, bahan dan proses kerja/
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
4. Kecelakaan Kerja:
Kecelakaan yang tidak diharapkan dan tidak terduga.
Tidak terduga; karena dibelakang kejadian tersebut diharapkan tidak
terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.
Tidak diharapkan; karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material
maupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat,
tidak diinginkan.
5. Ergonomi adalah:
Ilmu yang mempelajari perilaku/sikap posisi manusia dalamkaitannya
dengan pekerjaan mereka.
E. Landasan hukum.
(1) Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(2) Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
(3) Undang-undang No13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(4) Undang-undang No36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(5) Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(6) Peraturan Pemerintah No 72 tahun 1998 tentang Pengamaman
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
(7) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3992);
(8) Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem
manajemen K3
(9) Keputusan Presiden No 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja;
(10) Keputusan Presiden No 7 Tahun 1999 tentang Wajib Laporan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja;
(11) Keputusan Menteri Kesehatan No 876/Menkes/SK/VIII/ 2001
tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
(12) Keputusan Menteri Kesehatan No 1217/Menkes/SK/IX/ 2001
tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi;
(13) Keputusan Menteri Kesehatan No 1335/Menkes/SK/X/ 2002 tentang
Standar Operasional Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Udara
Ruangan Rumah Sakit;
(14) Keputusan Menteri Kesehatan No 1439/Menkes/SK/XI/ 2002
tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan;
(15) Keputusan Menteri Kesehatan No 351/Menkes/SK/III/2003 tentang
Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan;
(16) Keputusan Menteri Kesehatan No 1204/Menkes/SK/ X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
(17) Keputusan Menteri Kesehatan No 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang standar K3 di rumah sakit
Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
1
Pelatihan K3
lanjutan sesuai
kebutuhan
Pelatihan K3
2
lanjutan sesuai
kebutuhan
Pelatihan K3
2
lanjutan sesuai
kebutuhan
22
kebakaran
Pelatihan K3
lanjutan sesuai
kebutuhan
B. Distribusi Ketenagaan
Ketua P2K3 dalam menjalankan kegiatan K3 rumah sakit berkoordinasi
dengan sekretaris dan dibantu oleh tim. Kegiatan
surveilens,audit,pelaporan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja) & PAK
(Penyakit Akibat Kerja) dilakukan oleh sekretaris melalui koordinasi
dengan Ketua P2K3. Untuk pengumpulan data sekretaris juga
mengumpulkan dari masing – masing bidang & komandan satgas.Tiap
bidang & komandan satgas wajib membuat program kerja & SPO terkait
jobdesknya masing – masing.Dalam pelaksanaannya dibantu oleh Ketua &
sekretaris P2K3.
C. Pengaturan Jaga
Tim P2K3 terdiri dari Ketua 1 orang, Sekretaris 1 orang, Bidang Satu 2
orang, Bidang Dua 2 orang, Bidang Tiga 2 orang, Bidang Empat 2 orang,
Satgas Evakuasi 8 orang & Satgas Kebakaran 8 orang
Untuk jadwal P2K3 sesuai dengan jadwal jaga/jam kerja masing – masing
personil atau dipanggil sewaktu-waktu bila ada masalah tentang K3.
23
BAB III.
STANDAR FASILITAS.
A. Denah Ruang.
Terlampir
B. Standar Fasilitas.
Sarana yang diperlukan adalah :
1. Ruang sekretariat
2. Komputer dengan printer
3. Internet
4. Line telpon dengan nomor khusus (untuk keadaan darurat)
5. Telpon untuk intern & ekstern
6. Rak alat
7. Rak buku
8. APAR & aksesorisnya (fire hose,nozzle,safety shoes,helmet,dll)
BAB IV.
TATA LAKSANA PELAYANAN.
4. Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di
identifikasikan secara baik, terkontrol dalam organisasi, dll. Pegawai,
kontraktor dan konsumen berhak dan wajib mendapatkan informasi
mengenai resiko yang ada dan langkah-langkah yang diambil untuk
mengeliminasi atau meminimalkannya. Suatu sistem monitoring dan
kesiagaan/alert dipastikan tersedia, yang akan memastikan adanya kontrol
pada resiko di tingkat Manajemen sesuai tingkat keseriusannya
STRATEGI
RINCIAN CARA JADWAL
NO SASARAN MELAKSANAKAN PELAKSANAAN
KEGIATAN ANGGARAN KET
KEGIATAN KEGIATAN
Operasional
1.
a. Seluruh ATK 668.858
Pemeliharaan :
Kegiatan :
3. bencana dan
sosialisasi
disaster plan
• Pengadaan alat
Alat komunikasi Koordinasi dengan
komunikasi (1 Pesawat Feb 2014
manajemen
sentral,3 HT mobile,1
antena,1 UPS & ijin
“RAPI”)
2. Area Beresiko :
- Petuga
s BPS
3. Renovasi & pembangunan Petugas 1. Sosialisasi K3 Jan s/d Des 2014 wajib
gedung baru BPS/tenaga dari Konstruksi & ICRA melaks
anakan
luar RS ke semua petugas K3
BPS konstru
ksi &
ICRA
- Tenaga
2. Untuk tenaga luar
dari
wajib mengerti luar RS
wajib
RK3K membu
at
RK3K(R
3. Audit pelaksanaan encana
renovasi/pembangu K3
Kontrak
nan gedung baru )
• Pencegahan kebakaran
Pegawai di unit Asesmen, pembuatan Jan s/d Des
berisiko panduan pencegahan
kebakaran di unit berisiko, 2014
evaluasi
31
penanggulangan Baptis Batu Manajemen & SDM
kebakaran minimal pernah
mengikuti 1 kali
simulasi
penanggulanga
n kebakaran
• Perawatan hydrant, Periksa & isi check list Jan s/d Des 2014
main pump & jockey Semua hydrant kondisi hydrant
pump perbulan sekali
32
• Pemeliharaan tempat
tidur pasien
Semua tempat Koordinasi dengan Jan s/d Des 2014
tidur pasien di BPS
RS
• Melengkapi rambu-
rambu K3 Di tempat yang Jan s/d Des 2014
beresiko Koordinasi dengan
berbahaya BPS & HK
• Pengadaan bel di
semua toilet RS Semua toilet di Kerjasama dengan
RS BPS Jan s/d Juni 2014 3.000.000
1) Program pemeriksaan
kesehatan pegawai.
a. Pemeriksaan Berkala
• Skrining pemeriksaan Seluruh Bergelombang datang Bulan Februari
kesehatan seluruh pegawai diatur jadwalnya.
pegawai
33
IKO(14), 2.640.000 ,-
IGD(11),
Bersalin (20), ,- insidentil
R. Isolasi (Irna
BD(16+20), Anti HBs (76.000) ,- insidentil
ICU(20),
KST(4) Vaksin Hep B
(88.000) X3 pemb.
- Laboratorium 3.040.000 ,- 114 peg
(9)
Total = 114
yang sdh 59 10.560.000 ,- 40 orang
orang jadi yang (60 %
belum 55 orang estimasi)
Koki dan
• Pemeriksaan Pengelola
Penyaji (17) Swab dubur dan
Makanan (Koki dan
kultur salmonela Bergelombang 1.700.000,-
Penyaji)
Mulai Februari 2013
b. Pemeriksaan Insidentil
Seluruh
• Periksa Rawat Jalan
Pegawai Dengan Plafon atau
Pegawai
BPJS
Seluruh 344.645.503,- Plafon
• Rawat Inap
Pegawai Dengan asuransi
(Prudential atau tanpa 98.343.458,- Plafon
asuransi / plafon
• Pemeriksaan Kandidat
Kandidat
Pegawai
pegawai yang - Pemeriksaan Fisik
lolos seleksi Insidentil
- CBC - Biaya
ditanggu
- Kencing ng
kandidat
- Thorax Photo
Seluruh
• Kecelakaan kerja
34
Pegawai Sesuai jenis Insidentil Jamsoste
kecelakaan k
• Tertusuk b. Tajam 5 kejadian -
Anti HIV(143.000) Bila
Insidentil 4.605.000,- kesalaha
HBsAg(66.000) n peg.,
ditanggu
Anti HCV(98.000) ng peg.
Total 307.000 (3 kali
kejadian untuk 5 peg)
1.535.000,-
1 kali pemeriksaan
untuk pasien
pemberian Imun Hep
B (3x untuk 5 peg) 1.320.000,-
Petugas CS
c. Penyuluhan Kesehatan
Pegawai Non Medis
Petugas BPS Datang Bergelombang
ke Klinik Depan saat
Penyuluhan
Tersedia APD
untuk gugus
35
tugas yang
membutuhkan
sesuai dengan
peruntukannya
• Menyusun ketentuan
Pengelolaan B3 Kerjasama dengan Jan s/d Des 2014
tentang B3
dilaksanakan Farmasi
sesuai dengan
ketentuan yang
ditetapkan oleh
RS
36
limbah,vektor
• Penyehatan ruang dan Tersedia Kerjasama dengan Jan s/d Des 2014
bangunan tempat PPI & kesling
sampah medis
dan non-medis
yang cukup
• Penyehatan air
Kerjasama dengan PPi Jan s/d des 2014
Uji air bersih & & kesling
minum
• Penyehatan tempat
Jan s/d des 2014
pencucian
Kerjasama dengan
Binatu sesuai PPI
dengan UU
100% jaringan
air limbah
bebas
sumbatan&
tidak bocor
• Perlindungan radiasi
Jan s/d des 2014
di ruang
radiologi,X ray
37
apakah ada
kebocoran
radiasi atau
tidak,minimal
1x dalam
setahun
• Upaya penyuluhan Jan s/d des 2014
kesehatan lingkungan
Kerjasama dengan
Pengunjung RS kesling
10. Sertifikasi/kalibrasi
sarana/prasarana dan peralatan
a. Pemeliharaan dan
pengelolaan peralatan rumah
sakit dilakukan oleh Bagian
Pemeliharaan Sarana yang
antara lain meliputi:
- Kalibrasi alat
• Kalibrasi Kerjasama dengan Jan s/d Des 2014
alkes BPFK
10.000.000
• Jadwal
Kerjasama dengan CV
38
- Lift pemeliharaan Etika
b. Kelengkapan sertifikasi
• Pemeliharaan instalasi
pengelolaan limbah a. Kualitas Kerjasama dengan Jan s/d Des 2014
limbah PPI,Kesling & BPS
yang akan
dibuang ke
lingkungan
harus
memenuhi
standar
baku mutu
lingkungan
yang
berlaku
39
melakukan
pembakara
n/pemusna
han
sampah
medis
rumah sakit
13.Pengumpulan,pengelolaan
dan pelaporan data
• Rekapitulasi
kecelakaan Melakukan Kerjasama dengan Jan s/d Des 2014
kerja/incident report pencatatan dan PPI,KKPRS & SDM
pelaporan
secara berkala
yang meliputi :
a. Kecelakaan
kerja
b. Penyakit
akibat kerja
c. Kebakaran
d. Bencana
40
• Evaluasi kecelakaan
kerja
- Data pegawai
• Program pemeriksaan yang berobat di
kesehatan pegawai Semua pegawai RJ & RI
& kandidat perbulan,dimunc
pegawai ulkan gol
penyakitnya
- Pemeriksaan lab
& imunisasi
Hepatitis B pada
pegawai yang
berisiko
- Pegawai yang
mengikuti
kegiatan
kebugaran RS
dalam laporan
bulanan
- Pegawai yang
mengikuti
penyuluhan
kesehatan di RJ
dalam laporan
bulanan
- Laporan
pemeriksaan
kandidat pegawai
yang lolos seleksi
dalam laporan
bulanan
1. Eksternal
4 Pelatihan Ahli K3 umum Sekretaris training Feb S/d April 8.700.000
P2K3 2014
2. Eksternal
5 Pelatihan Teknisi K3 Listrik Ka training Feb S/d April 6.500.000
BPS/Teknisi 2014
senior
3. Internal
6 Sosialisasi K3 & sasaran Seluruh training Feb 2014
RSBB pegawai RS
41
4. Internal
7 Pelatihan evakuasi Seluruh training April 2014 7.000.000 Kerjasa
pegawai RS ma dng
Disnake
r,PMI,P
MK
5. Internal
8 Pelatihan kebakaran Seluruh training Maret 2014 5.000.000 Kerjasa
pegawai RS ma dng
PMK
6. Internal
9 Pelatihan Penanggulangan Bagi pegawai training Juni 2014 2.000.000 Kerjasa
kontaminasi B3 yang ma
berhubungan dengan
dengan B3 instansi
terkait
42
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN.
43
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
INDIKATOR P2K3
NO INDIKATOR STANDAR NUMERATOR DENUMERATOR
Kepatuhan Pemakaian APD
1
pemakaian APD 90% sesuai standar Kegiatan yang diaudit
Pemeliharaan
tempat tidur
2
Pemeliharaan tempat pasien/Jumlah tt
tidur pasien 100% (148) tidur x 100 148 bed
Pengadaan bel di
3 toilet pasien 100% (95) Pemasangan bel Bel yang terpasang
100% (66 Jumlah
Tersedia APAR & APAR,27 ketersediaan Standar penyediaan
4 aksesorisnya aksesoris) APAR di RS apar di RS
Jumlah
Tersedia alarm 100% (6 ketersediaan Standar penyediaan
5 kebakaran alarm) alarm di RS alarm di RS
Jumlah
ketersediaan
Tersedia alat alat komunikasi Standar penyediaan
6 komunikasi 100% (3 HT) di RS alat komunikasi di RS
STANDAR PELAYANAN MINIMAL P2K3
NO INDIKATOR STANDAR
1 Adanya anggota tim P2K3 yang terlatih 90%
2 Ketersediaan APD di setiap instalasi/departemen ≥60 %
3 Rencana program P2K3 Ada
4 Pelaksanaan program P2K3 sesuai rencana 100 %
5 Penggunaan APD saat melaksanakan tugas 100%
46
BAB IX
PANDUAN K3 KONSTRUKSI
47
iv. Sasaran dan Program
d. Jenis – jenis bahaya konstruksi meliputi :
1) Physical hazards
2) Chemical hazards
3) Electrical hazards
4) Mechanical hazards
5) Physiological hazards
6) Biological hazards
7) Ergonomy
e. Peran K3 dalam proyek konstruksi meliputi :
1) safety engineering
2) construction safety
3) personel safety
4) pencegahan kecelakaan konstruksi, penyebab kecelakaan
konstruksi meliputi :
a) Faktor manusia :
Sangat dominan dilingkungan konstruksi,
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda,
Pengetahuan tentang keselamatan rendah.
Perlu penanganan khusus
b) Faktor teknis :
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan
peralatan dan alat berat, penggalian, pembangunan,
pengangkutan d sb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak
memenuhi standar keselamatan (substandards condition)
c) Unsafe act / kecerobohan
d) Material / bahan bangunan
e) Equipment / perlengkapan
f) Lingkungan kerja
Pencegahan Faktor Manusia meliputi :
PENUTUP
Merah
Kebakaran 111
Orang yang
111
membahayakan
Abu-abu
Orang yang
membahayakan dengan
senjata Perak 111
Tumpahan bahan
111
berbahaya
Oranye
55
Form Pelaporan Potensi Hazard / Risiko
Paraf : Paraf :
56
Langkah – langkah Pengisian :
2) Isilah pada tabel yang disediakan dengan temuan fasilitas yang berpotensi hazard
atau berisiko yang terkait dengan :
a) Pemakaian APD e ) Listrik
b) Infeksi karena vektor ( kucing, lalat ) f ) Pemeliharaan alat kesehatan
c) IPAL ( Instalasi, Bau, dll ) g ) T nggap darurat dan evakuasi
d) Kebakaran
Contoh :
Penerima
Pembuat laporan ADRIANUS T. laporan:
:
(bisa diisi/tidak)
4) Serahkan form ini ke sekretariat P2K3, bila keadaan cito /segera diperlukan
perbaikan, serahkan form ini kepada petugas P2K3 yang keliling ( Noel ).
Alur Pelaporan Potensi Hazard / Risiko
Temuan
Serahkan
sekretariat ke atau
P2K3
pada petugas P2K3
yang keliling
P2K3
LAMPIRAN 1: Alat Pelindung Diri
1. Bekerja di ketinggian:
Penggunaan wajib dari berbagai peralatan keselamatan (harness, safety nets) yang
dipastikan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh, meminta
perijinan dan inspeksi secara rutin di tempat kerja biasanya merupakan metoda
yang umum dipergunakan misalnya:
1. Tangga
3) Manual Handling
4) Kebakaran
2 MANAJEMEN KESEHATAN
1. Issue Kesehatan
Kesehatan kerja di rumah sakit dan kegiatan lain dari aktivitas rumah
sakit:
a) Debu yang berada dan melayang di udara
b) Kebisingan dan getaran
c) Atmosfir yang berbahaya
d) Radiasi
e) Tumpahan bahan kimia
f) Terbakar
g) Terpajan bahan kimia/ gelombang elektromagnetik
h) Penanganan bahan bakar alternatif
Panduan khusus untuk item kesehatan kerja ini dapat dilihat pada
paragraph selanjutnya. Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin
dihadapi, tapi tidak secara langsung terkait dengan aktivitas pelayanan
rumah sakit dan kegiatan pelayanan yang terkait lainnya adalah :
a) Kebiasaan merokok dan ketergantungan alcohol/obat terlarang
b) Penyakit tekanan darah tinggi
c) Diabetes / kencing manis
d) Asupan makanan dan kegemukan/obesitas
e) Stres dan kesehatan mental
f) Heat stress atau cold stress
g) Penyakit jantung
h) Penyakit lain seperti HIV/AIDS, tipus, malaria
70
LABEL BAHAN KIMIA
Huruf kode: E
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
71
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi
atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-
bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk
penanganan maupun persediaan/cadangan.
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena
(TNT)
Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam
nitrat pekat.
Huruf kode:F+
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun
jika memenuhi kriteria berikut:
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzene dan atripin
Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki
resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui
mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi
toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf
Xn.
Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan
H2SO4 maupun
Huruf kode : Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan
asam dan
basa encer.
Huruf kode: N
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma)
dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda,
tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum
bensin.
Bahaya Radiasi:
Gunakan selalu Apron/ Alat pelindung radiasi ketika menjalankan tugas/
melakukan tindakan pemeriksaan pasien.
STOP MEROKOK