Anda di halaman 1dari 7

Humas & Keprotokolan DRS MAULUDDIN ARIFIN

HUMAS DAN KEPROTOKOLAN

DEFINISI HUMAS DAN DEFINISI PUBLIC RELATION

Istilah “Public” dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Publik”, yaitu sebagai salah satu
kelompok dalam masyarakat yang sifatnya heterogen. Dalam masyarakat terdapat sekelompok orang
yang homogeny. Yang homogeny inilah yang dapat dikategorikan sebagai “Publik”.
Pengertian publik seacara universal yaitu, sekelompok orang yang mempunyai minat dan
perhatian yang sama terhadap sesuatu hal”. Selanjutnya pengertian publik ini berkembang dan dapat
dilihat dari berbagai klasifikasi, yang antara lain:
1.      Publik secara kuantitatif
Yang dimaksud dengan publik secara kuantitatif adalah: ditandai dengan adanya jumlah orang-orang
yang terdapat dalam suatu kelompok tertentu, yakni terdiri dari dua orang atai lebih yang semuanya
memiliki minat yang sama terhadap suatu hal.
2.      Publik secara geografis
Yang dimaksud disini adalah jika di dalamnya terdapat tanda adanya sejumlah orang yang berkumpul
bersama-sama di suatu tempat atau wilayah tertentu.
3.      Publik secara psikologis
Secara psikologis yang dimaksud dengan publik adalah jika di dalamnya ditandai dengan adanya
sejumlah orang yang sama-sama mempunyai minta dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal
tanpa ada sangkut paut dengan tempat dimana mereka berada.
4.      Publik secara sosiologis
Ditandai dengan adanya sejumlah orang yang mempunyai keinginan yang sama, dasar yang sama, dan
berkehendak untuk memecahkan masalah social bersama-sama.
Dengan demikian, istilah “Public” dalam kaitannya dengan Public Relations yang diterjemahkan
kedalam Bahasa Indonesia adalah “Masyarakat” adalah tidak tepat, karena perkataan “Masyarakat”
dalam Bahasa Inggris adalah “Society”, dimana secara ilmiah yang dimaksudkan dengan masyarakat
adalah didasarkan pada karakteristik yang berbeda dengan karakteristik publik, yang antara lain:
Heterogen, Anonim, dan Large.
Sedangkan kata “Relation” (tanpa “s”) diterjemahkan sebagai “hubungan”. Kaitannya dengan
Public Relations, dimana relations yang dimaksud menggunakan “s”, ini berarti menunjukkan arti yang
sifatnya “jamak”. Dengan demikian terjemahan relations yang tepat seharusnya “Hubungan-hubungan”.
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relations secara harfiah berarti:
“Hubungan-hubungan antar publik”. Ini berarti bahwa jika Public Relations diterjemahkan dengan
“Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat, namun sampai saat ini masyarakat sudah terlanjur
mengenal istilah hubungan masyarakat sebagai kata lain dari public relations dan sangat sulit untuk
diluruskan meskipun sudah ada usaha kearah itu.
Selanjutnya berikut ini beberapa definisi dari Public Relations, yaitu sebagai berikut:
1.      British Institute of Public Relations (IPR)
“Public relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and
mutual understanding between an organization and its publics”
Definisi menitikberatkan pada:
§  Kegiatan public relations merupakan upaya yang terencana dan terorganisasi, serta bersifat terus-
menerus/berkelanjutan.
§  Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pemahaman timbal balik antara organisasi dan khalayak-
khalayaknya.
2.      Guru PR Frank Jefkins
“Public relations consists off all forms of planned communication, outwards and inwards, betwee an
organization and its publics for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual
understanding.”
Definisi ini menyempurnakan IPR, di mana ditekankan tujuan public relations bukan hanya mendapatkan
pemahaman timbal balik, lebih dari itu tujuannya adalah untuk mencapai sasaran-sasaran yang spesifik.
3.      Mexican Statement
Kongres dunia Public Relations Associations di kota Mexico pada tahun 1978 menyepakati pernyataan
berikut ini sebagai definisi public relations:
“Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their 
consequensces, counselling organizations leaders, and implementing planned programmes of action
which will serve both the organisations’s and public interest.”
KONSEP HUMAS
Menurut Efendy (1990) Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yakni: “Sebagai teknik
komunikasi dan sebagai metode komunikasi: Humas sebagai teknik komunikasi dimaksudkan bahwa
humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi. Sedangkan Humas sebagai metode komunikasi
dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana humas
ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain sebagainya. Dapat dikatakan
bahwa Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas
yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia yang terlibat,
menuju sasaran dan tujuan lembaga.
Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-
usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para pelanggannya,
pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar
dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan.
The pitish Institut of public relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai “Upaya
sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian
antara organisasi dan publiknya”.
Definisi yang telah disepakati oleh praktisi Humas se-dunia, yang terhimpun dalam organisasi
yang bernama, “The Internasional Public Relations Association” (IPRA), bersepakat merumuskan sebuah
definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama berbunyi “Hubungan Msayarakat
(Humas) adalah manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu
organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina
pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya
dengan jalan nilai pendapat umum diantara mereka, yang dengan informasi yang berenacana dan
tersebar luas mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih
efisien (Effendy, 1990). Definisi di atas dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas
dan meliputi faktor-faktor yang memang harus ada pada Humas
.
Latar Belakang Konsep Humas

Ada dua konsep besar yang menjadi latar belakang berkembangnya Public Relations, yakni dalam
tinjauan bisnis suatu perusahaan yang meliputi:
a.       Konsep tradisional dari suatu bisnis
b.      Konsep modern dari suatu bisnis
Kedua konsep tersebut, pada setiap konsepnya dapat diklasifikasikan melalui bagan berikut ini:
KONSEP TRADISIONAL DARI KONSEP MODERN DARI
SUATU BISNIS SUATU BISNIS
§  TTERTUTUP §  TTERBUKA
§  TTERBATAS §  TTERSEBAR LUAS
§  EEKSTERNAL §  IINTERNAL/EKSTERNAL
1.      Konsep Tradisional Tertutup
Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya tertutup,
seseorang/perusahaan/lembaga/organisasi selalu menutupi peristiwa yang menimpanya, jika peristiwa
tersebut dianggap sebagai peristiwa yang buruk atau yang bersifat negative.
Pada masa itu tidak terpikirkan bahwa hal yang ditutup-tutpi cepat atau lambat akan terbongkar juga dan
akan diketahui oleh masyarakat luas. Orang/perusahaan/lembaga kurang memperhitungkan proses
komunikasi yang timbul dalam masyarakat.
2.      Konsep Tradisional Terbatas
Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya terbatas, ditandai dengan keterbatasan dalam
hal memasarkan produk atau jasa. Dalam hal ini orang/perusahaan/lembaga jika membuka perusahaan,
walaupun diperhitungkan dengan pasarannya, tetapi hasil produksinya hanya disesuaikan dengan
kebutuhan daerahnya saja.
3.      Konsep Tradisional Eksternal
Public relations di masa ini konsepnya mengarah pada kegiatan yang sifatnya ekstenal, atau dengan kata
lain orientasi kegiatan public relations adalah hanya untuk masyarakat di luar organisasi/perusahaan
saja.
4.      Konsep Modern Terbuka
Dalam konsep modern dari suatu bisnis, orang/perusahaan/lembaga pada umumnya sudah menyadari
pentingnya informasi yang diberikan kepada masyarakat secara benar, jelas, terbuka, jujur dalam arti
sesuai dengan faktanya. Hal ini dimaksudkan agar public dapat mengetahui secara jelas tentang kegiatan
dan kejadian yang menimpa seseorang/perusahaan/lembaga secara apa adanya.
5.      Konsep Modern Tersebar Luas
Dalam konsep modern, orang/perusahaan/lembaga membuka perusahaan diusahakan agar barang-
barang yang diproduksinya dipasarkan dengan memperhitungkan segala sesuatu yang tidak saja
dipasarkan di daerahnya saja tetapi juga melakukan penyebaran pemasaran ke luar daerah. Jadi
diperhitungkan bagaimana agar barang dan jasa sebagai sumber usahanya tersebut dapat tersebar luas
sehingga masyarakat yang tadinya tidak menganal akan mengenal.
6.      Konsep Modern Internal dan Eksternal
Pada konsep modern, aplikasi public relations diarahkan pada dua sasaran public yakni public internal
dan eksternal. Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang berkaitan dengan bawahan dimana semua
ini menyangkut masalah public internal, maka tugas PRO adalah harus dapat mempertemukan kedua
keinginan/motivasi/kebutuhan dari setiap kelompok dimana kedua macam public tersebut tentu saja
mempunyai keinginan yang satu sama lain belum tentu sama. Dengan kata lain, pada konsep ini, pr
harus bisa menjadi penghubung dari public internal dan eksternal
.
KARAKTERISTIK HUMAS

Ada 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu:
1.      Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang
menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi
timbal balik.
2.      Sifatnya yang Terencana
Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan
kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan
hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang
dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in
PR (GWA).
3.      Berorientasi pada Organisasi/Lembaga
Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang
tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga
inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan
manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing.
4.      Sasarannya adalah Publik
Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi
sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang
mengistilahkan PR sebagai personal Relation.

SEJARAH PERKEMBANGAN HUMAS


Dilihat dari perkembangan sejarahnya, berkomunikasi untuk mempengaruhi cara pandang dan
perilaku seseorang sudah dimulai sejak dahulu kala. Dari situs–situs yang ditemukan oleh para
arkeologis di Irak pada abad 18, tampak bahwa usaha melakukan hal ini sudah ada. Pada masa Yunani
dan di abad pertengahan masa kejayaan Romawi, ide mengenai “opini publik sudah muncul”. Hal ini
tampak pada slogan Vox Populi, Vox dei (the voice of the people is the voice of God). Public Relations
sudah mulai digunakan berabad–abad lalu di Inggris. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya konsep
memerlukan pihak ketiga sebagai fasilitator komunikasi dan penyelaras antara pemerintah dan rakyatnya.
Pada perkembangannya konsep Public Relations di Amerika dimulai sekitar tahun 1900an yang
dipelopori oleh Ivy Lee dengan "The Declaration of Principles". Ivy Lee dianggap sebagai "The father of
Public Relations" karena deklarasi asasnya itu, meskipun demikian sebetulnya konsep Public Relations di
Amerika sudah ada sejak tahun 1850 (Broom, 2000; 102).
Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan
masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu
pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan
yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran
tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan
masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi (Onong, 1991; 12).
            Pentingnya memahami sejarah perkembangan Public Relations adalah untuk mengawali
pemahaman terhadap perkembangan PR di Indonesia. Jika dilihat dari sejarahnya sebetulnya, PR di
Indonesia dimulai sangat jauh dari yang sudah dilakukan oleh pemikir-pemikir di Eropa atau Amerika
bahkan Australia. PR di Indonesia dimulai di tahun 1950an dengan konsep yang berbeda dengan konsep
yang dianut di negara lain. Berdasarkan pengamatan peneliti dan juga seperti yang diungkapkan oleh
Elizabeth Goenawan Anantao dalam Public Relations In Asia an Anthology, Public Relations di Indonesia
belum terlalu pesat perkembangannya (Ananto, 2004; 265).
            Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh
PERTAMINA, sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak
digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public Relations
dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman dan berbagai
macam bentuk implementasinya.
            Dari hari ke hari PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan PR di
dunia atau Asia. Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR disebutkan bahwa Public
Relations digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperti Olimpiade Korea Selatan, Glassnot
Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988, dll. Olimpiade yang diselenggarakan oleh tuan rumah Korea
Selatan di tahun 1988 menggunakan salah satu jasa konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event
international yang waktu ini masih sangat greget dimana seluruh perhatian orang tertuju ke sana.
Sebagai tuan rumah Korea Selatan ingin bangkit menunjukkan eksitensi dirinya yang memang salah satu
keinginannya adalah membuka pasar di dunia untuk memasarakan produk – produknya.
Glasnost dan Perestroika merupakan kampanye PR dalam karya politik sebuah negara. Untuk
mengubah negaranya, Michael Gorbachev melontarkan konsep ini untuk mengubah persepsi dunia
tentang Uni Soviet dan membuka bangsanya bagi dunia luar.
            Kasus–kasus tersebut adalah kasus–kasus yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu.
Sementara ini masih hangat di tahun 2000an pada saat negara–negara di Asia terjadi krisis SARS,
Hongkong dan Singapura menangani khusus pemulihan citra wisata negaranya dengan menyewa
seorang konsultan PR.
Dari kasus–kasus yang ada sebetulnya tampak bahwa PR adalah sebuah fungsi
komunikasi yang terencana, tetapi memang kenyataannya masih banyak salah pandang mengenai
hal ini.   
Perkembangan Humas di Dunia
Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya
aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi
kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat
menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur
memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat,
adalah landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya
pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara
pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda
keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika
era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno
mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat.
Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah
kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang
direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki
perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan
organisasinya.

Berikut gambaran kronologis PR di dunia:

1865-1900       : Publik masih dianggap bodoh


1900-1918       : Publik diberi informasi dan dilayani
1918-1945       : Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925                : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
1928                : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di  fakultas sebagai mata kuliah wajib.  Disamping
itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu
1945-1968       : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui.
1968                : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu.
Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
1968-1979       : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja
1979-1990       : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan   mental dan        
kualitas
          
1990-sekarang: .................../////////???????

     Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang,


sikap dan  pola perilaku secara nasioal/internasional.
    Membangun kerjasama secara lokal, nasional,  internasional.
    Saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi
TUJUAN HUMAS

Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan
dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku
komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai
berikut:
1.      Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu membuat public dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan,
harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan
adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya
cenderung informative saja.
2.      Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)
Artinya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk
mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap saling
percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik)
akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan publiknya.
3.      Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan
dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran
dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya,
semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap
organisasi/lembaga dimana humas berada
.
TUGAS DAN FUNGSI HUMAS

Ada tiga tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fingsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian
direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
2.      Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan
organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga
kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
3.      Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas
mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan
luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu
program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.
Sementara Astrid S. Susanto mengutip pendapat Cutlip & Center menyatakan tugas PR
perusahaan adalah sebagi berikut:
1.      Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk menggunakan barang/jas instansinya.
2.      Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan publik.
3.      Meningkatkan penjualan barang/jasa.
4.      Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.
5.      Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan kebutuhan barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan.
6.      Mencegah penggeseran penggunaan barang attau jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh
konsumen.
Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan
organisasi/lembaga. Dibawah ini terdapat beberapa fungsi-fungsi humas: 
1.      Fungsi utama humas
            Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi berbagai
bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:
§  Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan publiknya, baik
publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian
§  Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
§  Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana
mestinya
§  Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik
yangmenguntungkan organisasi/lembaga
§  Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

2.      Fungsi humas menurut Djanalis Djanaid

Dalam buku Publi Relations: Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993)
disebutkan dua fungsi PR yaitu:
§  Fungsi konstruktif
Fungsi ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif
(mencegah).
§  Fungsi korektif
Artinya, apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka humas
harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut. Fungsi ini sama halnya dengan suatu
penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka upaya salanjutnya adalah upaya mengobati
menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya
ini gagal totol sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada
mengobati.

3.      Fungsi humas menurut IPRA
          
Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981
menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
§  Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.
§  Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
§  Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-
tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
§  Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh
§  Mencegah konflik dan salah pengertian
§  Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
§  Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
§  Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
§  Memperbaiki hubungan industrial
§  Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
§  Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar
dari institusi.· Memasyarakatkan produk atau layanan
§  Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
§  Menciptakan jadi diri institusi
§  Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
§  Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi
4.      Fungsi Humas  menurut Canfield
Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan
tiga fungsi humas , yaitu:
§  Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s interest)
§  Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication)
§  Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress good morals and manners)
5.      Fungsi humas menurut Edward L. Bernaus
Mengenai fungi humas Edward L. Bernaus seorang pelopor humas di Amerika Serikat dalam
bukunya Public Relations (1952) terdapat tiga fungsi humas, yaitu:
§  Memberikan informasi kepada masyarakat
§  Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
§  Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan
publiknya atau sebaliknya.
6.      Fungsi Humas sebagai fungsi Manajemen
Fungsi Intern (ke luar)
§  PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran/citra masyarakat yang positif terhadap
segala tindakan atau kebijaksanaan organisasi/lembaga. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi
harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya.
§  Penghubung antara menejemen dan publiknya
Fungsi Ekstern (ke dalam

Anda mungkin juga menyukai