Anda di halaman 1dari 43

PANDUAN PELAKSANAAN

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

Penyusun :
Dipl. Ing. M. Kurniadi Rasyid
Febriarga Eka Ramadhan
Judha Adi Nugroho
Rifqi Ramadhan
M. Dwi Hartianto

LABORATORIUM PRESTASI MESIN


Program Studi Teknik Mesin
Institut Teknologi Indonesia
Serpong – Tangerang Selatan
Juni 2018

i
KATA PENGANTAR
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT sehingga Buku Panduan Pelaksanaan Praktikum
Prestasi Mesin dapat diselesaikan dengan baik. Buku panduan ini merupakan hasil pengembangan dari
buku panduan sebelumnya dimana edisi juni 2018 ini terdapat beberapa revisi antara lain jenis modul
praktikum, daftar pertanyaan untuk para praktikan, susunan laporan praktikum dan beberapa bagian
yang lain dipandang perlu dikembangkan disesuaikan denan kondisi terkini dan perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang prestasi mesin.
Praktikum Prestasi Mesin mempunyai bobot 1sks dengan kode mata kuliah MS-7021 dalam
susunan kurikulum KKNI yang berlaku di Program Studi Teknik Mesin ITI sejak Tahun 2015.
Praktikum ini dilaksanakan setelah mahasiswa setelah mengambil praktikum praktikum sebelumnya.
Tersedia 5 modul praktikum (edisi lengkap). Pada buku panduan ini terdiri dari
1. Modul 1 : Turbin Pelton
2. Modul 2 : Kompresor Torak
3. Modul 3 : Mesin Pendingin
4. Modul 4 : Pompa Sentrifugal
5. Modul 5 : Motor Bakar
Ucapan terima kasih disampaikan kepada bebrapa pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan buku panduan ini anatara lain Kepala Laboratorium Program Studi Teknik Mesin Institut
Teknologi Indonesia, para asisten dan staf administrasi laboratorium. Saran dan kritik sangat diperlukan
dalam rangka penyempurnaan buku panduan ini, yang akan terus dikembangkan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Prestasi Mesin.

Serpong, Juli 2018

ii
SURAT KEPUTUSAN KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
Nomor : 98/MS-ITI/SK/VII/2018

TENTANG
PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya penyeragaman pengarahan pelaksanaan


praktikum dan penyusunan Laporan Praktikum di Laboratorium Prestasi
Mesin Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia, agar sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku, maka dipandang perlu adanya
pedoman yang telah disesuaikan dengan proses pembelajaran, capaian
pembelajaran, kondisi laboratorium dan kurikulum yang mengacu kepada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
b. bahwa berdasarkan pertimbangan ada huruf (a) di atas, perlu
diterbitkan Keputusan Ketua Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi
Indonesia.

iii
Mengingat : a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) ;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 4389) ;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3859) ;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ;
e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi ;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi ;
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi ;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat
Profesi Pendidikan Tinggi.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : KEPUTUSAN KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN INSTITUT
TEKNOLOGI INDONESIA TENTANG PANDUAN PELAKSANAAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN;
KEDUA : Panduan sebagaimana dalam lampiran keputusan ini bersifat rujukan dan
arahan pelaksanaan praktikum yang harus diikuti oleh mahasiswa yang

iv
merupakan peserta Praktikum Prestasi Mesin Program Studi Teknik Mesin-
Institut Teknologi Indonesia ;
KETIGA : Ketentuan lain yang belum cukup diatur dalam panduan ini, sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut ;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan ;
KELIMA : Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Serpong
Pada Tanggal 10 Juli 2018
KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

(Dr. Ir. Dwita Suastiyanti MSi)


NIDN : 0316096501

v
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGANTAR PRAKTIKUM PRESTASI MESIN ii
DAFTAR ISI iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM v
CARA PEMBUATAN LAPORAN vii
1. PENGUJIAN TURBIN PELTON 1
1.1 Tujuan Percobaan 1
1.2 Teori 1
1.3 Metode Percobaan 3
1.3.1 Sistem turbin pelton 3
1.4 Perhitungan 4
1.5 Tugas tugas 5
2. PENGUJIAN KOMPRESOR TORAK 6
2.1 Tujuan Pengujian 6
2.2 Instalasi Pengujian 6
2.2.1 Spesifikasi Kompresor 6
2.3 Prosedur Percobaan 6
2.3.1 Pemeriksaan Sebelum Pengujian 6
2.3.2 Menjalankan dan mematikan kompresor 7
2.3.3 Pengukuran dan pengamatan 7
2.4 Perhitungan 7
2.4.1 Rumus yang digunakan 7
2.4.2 Cara menentukan indeks politropik 8
2.5 Tugas Tugas 9
2.5.1 Tugas yang harus dibuat dalam laporan 9
2.5.2 Cara membuat diagram P-V 9
3. PENGUJIAN MESIN PENDINGIN 12
3.1 Tujuan Praktikum 12
3.2 Deskripsi Mesin 12
3.2.1 Keterangan sistem pengujian mesin pendingin 13
3.3 Prosedur Percobaan 14
3.3.1 Pemeriksaan sebelum melakukan percobaan 14
3.3.2 Cara menjalankan mesin 14
3.3.3 Pengamatan yang dilakukan 14
3.4 Teori 14
3.5 Perhitungan 16

vi
3.6 Tugas tugas 18
4. PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL SERI DAN PARALEL 19
4.1 Tujuan Percobaan 19
4.2 Instalasi Pengujian 19
4.3 Prosedur Pengujian 20
4.3.1 Pemeriksaan Sebelum pengujian 20
4.3.2 Menjalankan sebelum pengujian 20
4.3.3 Pengukuran dan pengamatan 20
4.4 Beberapa Perhitungan 20
4.5 Tugas Tugas 22
5. PENGUJIAN MOTOR BENSIN 23
5.1 Tujuan Percobaan 23
5.2 Spesifikasi Mesin 23
5.3 Besaran yang diamati & Peralatan ukur 24
5.3.1 Pemakaian Bahan Bakar & udara 24
5.3.2 Daya Poros 24
5.3.3 Kalor yang dibuang oleh mesin 24
5.3.4 Energi yang digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin mesin 24
5.4 Proses Pengujian 24
5.4.1 Persiapan sebelum pengujian 24
5.4.2 Menjalankan sebelum pengujian 24
5.4.3 Cara pengujian 25
5.5 Metode Perhitungan 25
5.5.1 Daya poros 25
5.5.2 Tekanan efektif rata rata 26
5.5.3 Pemakaian bahan bakar 26
5.5.4 Pemakaian bahan bakar spesifik 26
5.5.5 laju aliran massa udara 26
5.5.6 perbandingan bahan bakar & udara 28
5.5.7 efisiensi volumetric 28
5.5.8 Efisiensi Termal 28
5.5.9 Neraca Kalor 29
5.5.10 Energi yang hilang 29
5.5.11 Energi yang dipakai untuk mensirkulasi pedinginan air mesin 29
5.6 Tugas tugas 29

vii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
(Berlaku untuk asisten dan praktikan)

1. Pelaksanaan praktikum adalah setiap hari kerja dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00
(istirahat pukul 12.00-13.00). Di luar waktu tersebut tidak diperkenankan ada kegiatan praktikum.
2. Pembagian kelompok praktikum akan ditentukan kemudian oleh koordinator praktikum atau ketua
asisten disesuaikan dengan jumlah praktikan.
3. Kehadiran para asisten adalah 30 menit sebelum praktikum dimulai dan kehadiran praktikan adalah
10 menit sebelum praktikum dimulai. Praktikan yang hadir lebih dari pukul 08.10 dianggap absen
(tidak hadir). Asisten yang hadir lebih dari pukul 08.00 dianggap tidak melaksanakan tugasnya dan
fungsinya dirangkap oleh asisten lain yang hadir pada saat itu.
4. Praktikan yang tidak hadir sesuai jadwal harus menyampaikan alasan tertulis (yang masuk akal)
ditujukan kepada koordinator praktikum.
5. Praktikan yang dimaksud tersebut di atas dan praktikan yang dianggap tidak hadir karena
keterlambatannya (lihat point no.3) harus menyisip dengan kelompok lain (ditentukan oleh asisten)
dengan membayar biaya sisipan (yang jumlahnya ditentukan kemudian oleh Kepala Laboratorium).
6. Seluruh praktikan diwajibkan mengenakan jaslab.
7. Praktikan tidak diperbolehkan menggunakan aksesoris
8. Tidak boleh ada praktikan dan asisten yang keluar masuk selama praktikum berlangsung.
9. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium.
10. Perhatikan keselamatan kerja dengan mematuhi aturan kerja yang disampaikan oleh asisten.
11. Penggunaan alat harus secara bertanggung jawab. Kerusakan alat secara sengaja oleh praktikan atau
asisten berakibat pada penggantian oleh yang merusakkan alat tersebut.
12. Praktikan dan asisten dilarang membuat kegaduhan dan keonaran di dalam laboratorium selama
praktikum berlangsung.
13. Seluruh praktikan wajib mengikuti : pengarahan praktikum, ujian pendahuluan, pelaksanaan
praktikum, penyusunan laporan.
14. Setelah praktikum selesai dilaksanakan, praktikan wajib membereskan ruangan kembali.
15. Laporan dikumpulkan untuk semua modul 2 hari setelah jadwal pelaksanaan praktikan yang
bersangkutan selesai. Pengumpulan laporan dilaksanakan di dalam ruang laboratorium kepada ketua

viii
asisten dengan tanda terima penyerahan laporan (berupa tanda tangan yang menyerahkan dan
penerima laporan).
16. Keterlambatan penyerahan laporan berakibat pada pengurangan nilai 15 point per hari
keterlambatan.
17. Tata tulis laporan dan template laporan akan disampaikan pada bagian akhir panduan ini.
18. Komponen penilaian terdiri dari kehadiran praktikan (tanpa ada keterlambatan dan menyisip),
penyerahan laporan tepat waktu, penyusunan laporan yang baik sesuai template laporan dan
menjawab semua tugas dan pertanyaan dengan benar, penyampaian presentasi yang baik dan tanya
jawab yang lancar.
19. Keputusan akhir mengenai nilai praktikum ditentukan oleh Kepala Laboratorium dengan
mempetimbangkan data-data/komponen nilai yang disampaikan oleh asisten dan koordinator.

ix
1. PENGUJIAN TURBIN PELTON

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara pengujian Turbin Pelton
2. Mencari karakteristik dari turbin pelton antara lain :
a. Karakteristik output, yaitu daya output pada tekanan air berubah-ubah
b. Karakteristik output, yaitu daya output pada flowrate air berubah-ubah
c. Efisiensi turbin

1.2 Teori
Turbin adalah salah satu dari mesin tenaga atau penggerak mula yang prinsip kerjanya mengubah tenaga
fluida / air menjadi suatu tenaga mekanik.
Sejumlah massa air dari sebuah pompa sentrifugal yang dianalogikan dengan ketinggian air, dialirkan
masuk ke rumah Turbin yang oleh sudu sudu Turbin diubah menjadi tenaga mekanik, berupa putaran
poros. Putaran poros yang dihasilkan oleh suatu turbin, pada umumnya digunakan untuk menggerakan
suatu generator pembangkit listik. Dengan contoh kerja seperti pada Gambar1.1.

Gambar 1.1 Turbin Pelton

1
Alat Turbin Pelton yang digunakan untuk praktikum seperti pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Pengujian Turbin Pelton

Gaya yang diberikan kepada roda Pelton secara teoritis adalah :


F = ρ Q (Vj – u) (1 – cosβ) (2.1)
Dengan :
F = gaya air yang diberikan pada roda turbin pelton (N)
ρ = massa jenis air (g/cm3)
Q = debit air (liter/menit)
Vj = kecepatan semburan air (m/det)
u = kecepatan liner roda turbin (m/det)
Cosβ = sudut ember (165o)

2
Kecepatan air
½
Vj = Cv (2 H) (2.2)

Dengan :
Vj = kecepatan semburan air (m/det)
Cv = koefisien kecepatan 0,92 – 0,98
H = head (m)

Daya yang diberikan pada rodaa turbin pelton


NT = F . u (2.3)
Dengan :
NT = daya teoritis
F = gaya air yang diberikan pada turbin pelton (N)
u = kecepatan linier roda turbin pelton (m/det)

Dengan :
.u = 2 π n r (2.4)
Dengan :
n = putaran roda turbin (rpm)
r = jari jari roda turbin (m)*
*r = 0,170 m

Daya poros turbin


NP = MT ω (2.5)
Dengan :
Np = daya poros turbin (kW)
Mt = momen punter (Nm)
ω = kecepatan sudut (rad/det)
ω = (2 π / 60) n

3
Efisiensi Turbin ηT = Np / NT (2.6)

1.3 Metode Percobaan


1.3.1 Langkah langkah percobaan :
 Hubungkan kabel daya pada jala-jala listrik yang telah disediakan
 Tekan “on” pada inverter untuk menyalakan dan atur putaran pompa
 Tentukan tekanan air dari pompa
 Lakukan pengukuran momen punter dengan dinamometer

1.4. PERHITUNGAN
 Daya teoritis : NT
u = kecepatan linier roda turbin (m/det)
u=2πnr
n = putaran roda turbin (rpm), lihat takometer
r = jari jari roda turbin (m)
Q = debut air (liter/menit), pengukuran pada rotameter
Vj = kecepatan semburan air (m/det)
Vj = Cv (2H)1/2
H = P2 – P1 / ρ g
P1 = tekanan air pada udara sekitarnya
P2 = tekanan air pada pompa, lihat pada panel indicator
ρ = massa jenis air (g/cm3), lihat table pada temperature ruang
g = gaya gravitasi

 Daya poros : Np
Np = Mt 2 π / 60 n
Mt = momen punter dinamometer (Nm)
Mt = F . L
Dengan :
F = gaya pada beban (N)

4
L = panjang lengan dinamometer (0,125)
n = putaran poros (rpm) takometer

 Efisiensi turbin : ηt
Ηt = NP/NT

1.5 TUGAS TUGAS


 Hitung daya turbin NT (kW)
 Hitung daya poros turbin NP (kW)
 Hitung efisiensi turbin (ηT)
 Buat grafik Np vs debit air
 Buat grafik Np vs Tekanan air
 Buat grafik efisiensi turbin

Untuk membantu perhitungan pada laporan yang akan dibuat maka praktikan harus mendapat lembar
data pengamatan, data yang didapat pada praktikum dimasukan pada tabel seperi pada tabel 3

Putaran Tekanan Temperature Temperature Gaya pada


Debit akhir
No Poros air masuk motor keluar motor dinamometer
(liter/menit)
awal akhir (kg/cm2) (oC) (oC) (N)

Tekanan udara ruangan : mmHg


o
Temperatur ruangan : C

Tabel 3. Tabel Turbin Pelton

5
2.PENGUJIAN KOMPRESOR TORAK

2.1 TUJUAN PENGUJIAN


1. Mencari PV diagram pada ekcepatan putaran poros tertentu
2. Mencari karakteristik kompresor pada putaran tertentu:
a. Kurva P vs V
b. Kurva efisiensi volumetric vs pressure ratio
c. Kurva efisiensi isothermal vs pressure ratio

2.2 INSTALASI PENGUJIAN


Kerja kompresor torak (reciprocating air compressor) didasarkan kepada pengisapan dan
pekanan sejumlah udaara pada silinder selama langkah kerjanya. Udara dikompresikan secara politropis
untuk menambah tekanan dan temperaturnya. Udara bertekanan dari silinder akan keluar melalui katup
kedalam system yang bertekanan lebih rendah. Gerak torak maju mundur ini menghasilkan siklus aliran
dan berlangsung secara terus menerus.
Instalasi pengujian seperti terlihat pada gambar menunjukan aliran udara. Secara skematis kompresor
torak digerakan oleh motor listrik. Transmisi daya adalah transmisi sabuk. Kerja mekanik yang
dilakukan oleh motor dapat dicari dengan mengukur teagangan dan arus pada voltmeter dan
amperemeter.
Kondisi-kondisi udara pada stasion-stasion yang penting dapat diketahui dengan mengukur
tekanan dan temperaturnya (bola basah dan bola kering).
Laju aliran udara diukur dengan menggunakan orifis danmanometer pipa – U.

2.2.1 Spesifikasi kompresor

Diameter piston : 55,3 mm


Jumlah : 2 buah
Langkah torak : 34, 29 mm
Langkah sisa : 1,65 mm
n motor : 2750 rpm
n kompresor : 1250 rpm

2.3 PROSEDUR PENGUJIAN


2.3.1 Pemeriksaan sebelum pengujian
a) Periksalah seluruh peralatan, apakah semua dalam keadaan baik
b) Periksalah volume cairan manometer pipa U
c) Periksalah kondisi air pembasah pada thermometer bola basah
d) Periksalah tinggi minyak (oli) pelumas kompresor

6
e) Periksa tegangan listrik, apakah sesuai dengan kebutuhan
f) Masukan stecker listrik kemudian tekan tombol “ON”

2.3.2 Menjalankan dan mematikan kompresor


1. Buka katup pengontrol aliran udara pada panel instrument. Periksa apakah tekanan udara pada
Tekanan udara pada tangki penampung menunjukan angka nol.
2. Tekan tombol “ON” pada panel control
3. Untuk maksud pemanasa, biarkan kompresor berjalan sekitar 3 menit
4. Spesifikasi kompresor : Tekanan maksimum 10 bar dan putaran kompresor 1250 rpm
5. Untuk menghentikan motor, tekanlah tombol “OFF” pada panel
6. Bila pengujian telah selesai, buanglah air kondensat pada tangki penampungan melalui katup
pembungan.

2.3.3 Pengukuran dan pengamatan


Untuk setiap kondisi pengujian dilakukan pengukuran dan pengamatan :
- Temperatur bola basah dan bola kering pada stasion 1, 2, dan 3.
- Tekanan udar piston 1, 2, dan 3
- ∆p pada orifis
- Tegangan dan arus pada motor penggerak dengan voltmeter dan amperemeter

2.4 PERHITUNGAN
2.4.1 Rumus yang digunakan :

Kerja politropik
𝑛 𝑛−1
Wpol = 𝑛−1 𝑚𝑎 𝑅 𝑇1 (𝑟𝑝 − 1) (kW) (4.1)
𝑛

Kerja isothermal
W iso = ma T1 ln (rp) (kW) (4.2)

Kerja mekanis
W mek = V x A (kW) (4.3)

Efisiensi politropik
𝑊 𝑝𝑜𝑙
𝜂𝑝𝑜𝑙 = 𝑊𝑚𝑒𝑘 𝑥 100 (%) (4.4)

Efisiensi isothermal

7
𝑊 𝑖𝑠𝑜
𝜂𝑖𝑠𝑜 = 𝑊𝑚𝑒𝑘 𝑥 100 (%) (4.5)

Efisiensi volumetric
𝑚𝑎
𝜂𝑝𝑜𝑙 = 𝑉 𝑥 𝐴 𝑥 100 (%) (4.6)

Laju aliran masa udara


∆𝑝 𝑃3
𝑚𝑎 = 4,289 𝑥 10−3 √ (kg/det) (4.7)
𝑇3

Laju aliran masa uap air


𝛾
𝑚𝑣 = 𝛾+1 𝑚𝑎 (kg/det) (4.8)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟


𝛾=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

γ = diperoleh dari diagram psikometrik

Dengan :
n = indeks politropik
R = 0,287 (kJ/kg oK
𝑃2
rp =
𝑃1
P1 = Po – 9,678 x 10-5 P (atm abs)
P2 = Po + 9,869 x 10-1 Pi (atm abs)
P3 = Po + 9,678 x 10-5 Pi (atm abs)
Po = tekanan atmosfir (atm)

Pi = dari data pengamatan i = 1,2,3….


∆p = dalam mmH2O
Ti = ti (oC) + 273 .i = 1,2,3…. (oK)
ti = dari data pengamatan (oC)

2.4.2 Cara menentukan nilai indeks politropik (n)

Untuk proses kompresi politropik berlaku :


𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
[ ]=[ ] (4.9)
𝑇1 𝑃1

8
Dengan logaritma

𝑇 𝑛−1 𝑃
𝑙𝑛 [ 2 ] = [ ] 𝑙𝑛 [ 2 ] (4.10)
𝑇1 𝑛 𝑃1
Misalkan,
𝑇 𝑛−1 𝑃
𝑦𝑖 = 𝑙𝑛 [ 2 ] , 𝑎 = [ ] 𝑑𝑎𝑛 𝑥𝑖 = 𝑙𝑛 [ 2 ]
𝑇1 𝑛 𝑃1
Maka persamaan 4.10 dapat ditulis sebagai berikut
yi = a xi

dengan metode “ Least Square”

𝑁 ∑(𝑥𝑖−𝑦𝑖)−(∑𝑥𝑖 ∑𝑦𝑖)
𝑎= (4.11)
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 2 −(∑𝑥𝑖 2)

Dengan demikian, maka n dapat ditentukan

2.5. TUGAS TUGAS


2.5.1 Tugas yang harus dibuat dalam laporan
1. Buktikan rumus 1 dan 2
2. Hitung indeks politropik (n)
3. Hitung aliran masa uap air pada saat masuk dan keluar kompresor
4. Buat diagram ma1, Wpol, Wiso, Wmek, ηpol, ηiso, ηvol, mv in, mv out vs rp
5. Buat diagram indicator ( diagram P – V )

2.5.2 Cara membuat diagram P-V

9
Langkah 1-2 dibuat dengan menggunakan hubungan :

n n
P1V1 = P2V2 = A = konstan

n dihitung dari hubungan :

𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
[ ]=[ ]
𝑇1 𝑃1
P1, P2, T1 dan T2 dari data pengujian
V1 = Vc + VL
𝐴 1/n
𝑉2 = [ ]
𝑃𝑥𝑖
𝐴 1/n
𝑉𝑥𝑖 = [ ] ,i ≥ 5
𝑃𝑥𝑖

Pxi dipilih antara P1 dan P2


Langkah 3-4 dibuat dengan menggunakan hubungan :

P3V3 = P4V4 = PyVy = B = konstan


P3 = P2, V2=Vc, P4=P1

Titik titik yi ditentukan dari hubungan :


1/n
𝐵
𝑉𝑦𝑖 = [ ] , i≥5
𝑃𝑦𝑖

Pyi = dipilih antara P3 dan P4

Untuk membantu perhitungan pada laporan yang akan dibuat maka praktikan harus mendapat lembar
data pengamatan, data yang didapat pada praktikum dimasukan pada tabel seperi pada Tabel 1.

10
Tabel 1.1 Tabel kompresor torak

Data Hasil Pengamatan


Hasil Pengamatan Ket.
No Pengukuran Satuan
1 2 3 4 5 6
1 P2 (Kg/cm2)
2 P1 (mm H2O)
3 P3 (mm H2O)
4 ∆P (mm H2O)
5 T1 (oC)
6 T2 (oC)
7 T3 (oC)
8 Tdb masukan = T1 (oC)
9 Twb masukan (oC)
10 Tdb keluaran = T3 (oC)
11 Twb keluaran (oC)
12 Tegangan Volt
13 Arus Amper
Tekanan udara ruangan = mmHg
o
Temperatur ruangan = C

Skema alat dari kompresor torak dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Skema Pengujian kompresor torak

11
3. PENGUJIAN MESIN PENDINGIN

3.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan karakteristik system pendinginan kompresi uap dan
karakteristik apabila system tersebut bekerja sebagai system pompa kalor.
Besaran-besaran yang perlu ditentukan dari hasil praktikum adalah :

1. Laju aliran massa refrijerasi ; mref (kg/det)


2. Efek pemanasan bila siklus, bekerja sebagai mesin pompa kalor Q k (kW)
3. Efek pendinginan bila siklus sebagai mesin pendingin Qpen (kW) & TR (Ton Refrijerasi)
4. COP (Coefficient of Performance) dari mesin pendingin
5. PF (Performance Factor) dari mesin pompa kalor
6. Laju aliran massa udara pada saluran udara kondensor mud.kon (kW)
7. Laju aliran massa udara pada saluran udara evaporator mud.ev (kg/det)
8. Laju aliran kalor yang diserap oleh udara pada saluran udara kondensor ; Q ud.kon (kW)
9. Laju aliran kalor yang diserap oleh udara pada saluran udara evaporator ; Q ud.ev (kW)
10. Faktor simpang (by pass faktor) BF; dan factor sentuh (contact factor) ; CF dari evaporator.

3.2. Deskripsi Mesin Pendingin


Mesin refrijerasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis siklus kompresi uap RANKINE
Secara skematik peralatan praktikum diperlihatkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Skema Pengujian Mesin Pendingin Kompresi Uap

12
Alat mesin pendingin yang digunakan untuk pengujian ditunjukan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Alat Mesin Pendingin

3.2.1 Keterangan sistem pengujian mesin pendingin


1. Refrijeran yang digunakan pada mesin pendingin ini adalah Freon 22
2. Kompresor yang digunakan jenis rotary yang biasa digunakan pada sistem pengkondisian udara,
motor lisrik dipasang terpadu dalam kompresor (Hermetic)
3. Kondensor dan evaporator adalah penukar panas dari jenis koil bersirip
4. Pada praktikum ini digunakan katup ekspansi dan pipa kapiler, dan digunakan secara bergantian.
5. Setiap station masuk dan keluar dari komponen utama mesin pendingin ini dipasang manometer
dan thermometer untuk mengetahui kondisi refrijeran pada daerah tersebut.
6. Saluran udara persegi empat. Kipas udara berfungsi untuk menciptakan aliran udara dalam saluran
udara, kecepatan aliran dapat diatur dengan merubah putaran kipas udara (fan)
7. Anemometer untuk mengukur kecepatan udara yang mengalir dalam saluran udara
8. Suhu udara sebelum dan sesudah kondensor dan evaporator mesin refrijerasi dapat diketahui
dengan mengukur temperature bola basah dan bola kering.
9. Manometer diameter 70 mm, pembacaan 0 – 17,5 kg/cm2 (0-250 psi) tekanan rendah resolusi 1
psi, untuk melihat tekanan refrijeran
10. Manometer diameter 70 mm, pembacaan 0 – 35 kg/cm2 (0-500 psi) tekanan rendah resolusi 1
psi, untuk melihat tekanan refrijeran
11. Termometer gelas bola basah/kering (wet/dry bulb) daerah ukur 0 – 100 oC, untuk mengukur
suhu udara saluran masuk dan keluar dari mesin pendingin
12. Thermal Expansion Valve (TXV) kapasitas 1 TOR.

13
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pemeriksaan sebelum melakukan percobaan
1. Saklar listrik pada papan pengaturan pada posisi “off”
2. Selektor untuk menjalankan kipas dan kompresor pada posisi “off”
3. Periksa air destilasi untuk pengukuran temperature bola basah dari udara yang mengalir dalam
saluran yang melewati evaporator dan kondensor
4. Katup-katup dari instalasi pipa sirkulasi refrijeran untuk membentuk siklus berada dalam keadaan
terbuka (alat ekspansi pipa kapiler dan TXV)

3.3.2 Cara Menjalankan Mesin


1. Hubunkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik satu phasa
2. Rubahlah posisi selector pada posisi “on”
3. Jalankan kipas udara evaporator dan kondensor, sesuai dengan putaran yang ditentukan
4. Jalankan motor penggerak kompresor, dengan merubah posisi selector ke “low cool”

3.3.3 Pengamatan yang dilakukan


1. Perhatikan tekanan dan temperature, untuk menentukan tingkat keadaan refrijeran peada
beberapa tempat yang penting.
2. Perhatikan thermometer bola basah dan bola kering pada saluran udara kondensor dan
evaporator.
3. Lakukanlah pengukuran dengan kecepatan aliran dengan anemometer beberapa titik pada
saluran udara kemudian rata-ratakan hasilya.
4. Lakukan pengujian untuk :
- dua kecepatan fan (rendah dan tinggi)
- katup ekspansi yang berbeda

3.4 Teori
Siklus refrijerasi uap bekerja sebagai berikut. Fluida kerja dikompresikan oleh kompresor dan tingkat
keadaan 1 ke tingkat keadaan 2 pada tekanan tinggi difluida kerja diembunkan dalam kondensor
ketingkat ke 3 kemudian di-ekspansikan oleh katup ekspansi ke tingkat 4 dan berevaporasi di dalam
evaporator ke tempat 1.

Apabila untuk proses-proses di atas diterapkan, maka diagram pernyataan proses dari siklus adalah
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.2a.

Sedangkan proses pola dari udara yang mengalami pemanasan di saluran kondensor, dan udara yang
mengalami pendinginan di saluran evaporator, masing-masing ditunjukan pada Gambar 3.2b dan 3.2c.

14
Gambar 3.2a
Proses pola siklus refrijerasi kompresi uap yang sebenarnya

Gambar 3.2b Proses pola udara di saluran kondensor

15
Gambar 3.2c Proses pola udara di saluran evaporator

3.5 Perhitungan
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan:
Untuk mencari :
mref = laju aliran massa refrijerasi
𝑊𝑘
𝑚𝑟𝑒𝑓 = ℎ (kg/det) (3.1)
2 −ℎ1

Wk = daya kompresi = 0,7 x daya listrik motor penggerak


h = Entalpi refrijerasi ( didapat dari grafik P-h Freon -22)
Qk = pemanasan pada kondensor
Qk = mref (h2-h1) (kW) (3.2)
Qev = pendinginan pada evaporator
Qev = mref (h2 – h3) (3.3)
COP = Coefficient Of Performance
𝑄𝑒𝑣 ℎ1 −ℎ4
COP = = (3.4)
𝑊𝑘 ℎ2 −ℎ1

PF = Performance Factor

16
𝑄𝑒𝑣 ℎ2 −ℎ3
PF = = (3.5)
𝑊𝑘 ℎ2 −ℎ1

m ud.kon = laju aliran massa udara pada kondensor


m ud.kon = (3.6)
ρ ud.kon = massa jenis udara pada saluran kondensor (kg/m3)
A = luas penampang saluran udara kondensor (m2)
V ud.kon = kecepatan rata rata aliran udara pada saluran kondensor (m/det)
m ud.ev = ρ ud.ev A V ud.ev (kg/det) (3.7)
ρ ud.ev = massa jenis udara pada saluran evaporator (kg/m3)
A = luas penampang saluran udara evaporator
V ud.ev = kecepatan rata rata aliran udara pada semua saluran evaporator (m/det)
Q ud.kon = laju aliran kalr di saluran udara kondensor
Q ud.kon = m ud.kon (hb* - ha*) (kW) (3.8)
hb* = entalpi udara pada station keluar kondensor (kJ/kg udara kering)
ha* = entalpi udara pada stasion masuk kondensor (kJ/kg udara kering)
Q ud.ev = laju aliran kalor di saluran udara evaporator
Q ud.ev = mud.ev (hc* - hd*) (3.9)
hc* = entalpi udara pada station keluar evaporator (kJ/kg udara kering)
hd* = entalpi udara pada station masuk evaporator (kJ/kg udara kering)
BF dan CF = Faktor simpang dan factor sentuh evaporator
BF dan CF evaporator dapat ditentukan dari proses pola udara pada diagram psikometrik (lihat
Gambar 3.3)

17
Gambar 3.3 Grafik psikometrik

Cara mencari nilai BF dan CF evaporator

𝑥
BF = (3.10)
𝑦
𝑦
CF = 𝑧 (3.11)

BF + CF = 1 (3.12)

3.6 Tugas-tugas
1. Buktikan rumus-rumus yang dituliskan pada persamaan 1 s/d 6
2. Dari hasil pengamatan buatlah :
- Proses pola dari siklus refrijerasi kompresi uap
- Proses pola dari udara pada saluran kondensor dan saluran evaporator
3. Hitung : mref, Qk, Qev, COP, Pf, Mud.ev, Qud.kon, Qud.ev, BF dan CF Evaporator
4. Analisis dan bandingkan semua besaran pada butir 4.3 diatasuntuk berbagai kondisi pengujian
5. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

18
4. PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL SERI DAN PARALEL

4.1 Tujuan Pengujian


a. Mendapatkan diagram H vs Q pada putaran konstan untuk 2 (dua) pompa bekerja secara seri dan
parallel
b. Mencari garis-garis iso efisiensi untuk susunan diatas
c. Mencari karakeristik pompa yang bekerja secara seri dan parallel

4.2. Instalasi Pengujian


Pompa sentrifugal terdiri dari bilah-bilah pendesak yang berputar di dalam suatu wadah. Fluida masuk
dari arah sumbu melalui matawadah itu, terperangkap oleh bilah bilah pendesak, dan dilontarkan
menyinggung (tangensial) dan radial keluar, sehingga meninggalkan ujung-ujung bilah-bilah pendesak
pada keliling baling-baling yang berputar itu dan masuk ke dalam bagian pembaur. Flida itu memperoleh
tekanan yangmerupakakn pebaur berbentuk kue donat atau pilin memperlambatairan dan makin
memperbesar tekanannya.
Instalasi pengujian seperti terlihat pada gambar (1). Secara skematis pompa digerakan oleh motor listrik.
Air dari bak penampungan dihisap oleh pompa kemudian dialirkan ke wiemeter lalu air dialirkan
kembali ke bak penampung.
Putaran pompa dapat diatur dengan menggunakan variable speed (inventer). Tekanan hisap dan tekan
pompa diukur dengan manometer. Debit air yang keluar dari pompa diukur dengan menggunakan
wiermeter. Skema alat pompa sentrifugal yang ditunjukan pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Sistem Pengujian Pompa Sentrifugal Seri Dan Paralel

19
4.3. Prosedur Pengujian
Alat Pompa Sentrifugal yang digunakan untuk praktek terlihat seperti pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Alat Pompa Sentrifugal

4.3.1 Pemeriksaan Sebelum Pengujian


1. Periksalah seluruh peralatan, apakah semua peralatan dalam keadaan baik.
2. Periksa air di dalam bak penampung
3. Periksa manometer pada seksi hisap dan tekan pompa
4. Periksa voltmeter dan amperemeter
5. Periksa skala wiermeter
6. Periksa katup hisap dan katup tekan pompa dan set keadaan terbuka

4.3.2 Menjalankan Pompa


1. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik satu phasa
2. Tekan tombol “on” pada inventer
3. Tekan Tombol “Run” pada inventer
4. Atur putaran pompa dengan menggunakan inventer

4.3.3 Pengukuran dan Pengamatan


Untuk setiap kondisi pengujian dan pengamatan yang dilakukan :
- Putaran poros pompa dengan menggunakan takometer
- Tekanan air pada seksi hisap dan tekan
- Tinggi air pada skala weirmeter
- Tegangan dan arus pada voltmeter dan amperemeter

20
4.4. Beberapa Perhitungan
Parameter pompa adalah head (H), debit air (Q), daya poros (Np), daya hidrolik dan efisiensi pompa
(ηp). Head pompa dinyatakan dengan persamaan.

𝑃2 −𝑃1
𝐻= (4.1)
𝜌𝑔
dengan :
H = head pompa total
P1 = tekanan pada seksi hisap (Pa)
P2 = tekanan pada seksi tekan (Pa)
ρ = masa jenis air (kg/m3)
g = gaya gravitasi (m/det 2)

Daya hidrolik adalah daya yang diberikan pada fluida sama dengan berat jenis kali debit kali perubahan
head pompa.

Daya hidrolik dinyatakan sebagai

Nh = ρgQH (4.2)

Karena = (ρ g) adalah sama dengan berat jenis (γ), maka daya fluida menjadi

Nh =γQH (4.3)

dengan :
Nh = daya hidrolik (Watt)
γ = berat jenis fluida (N/m2)
Q = fluida yang mengalir dinyatakan dalam satuan volume/detik (m3/detik)
H = head pompa (m)

Daya poros pompa adalah daya ayng diperlukan untuk menjalankan pompa. Besarnya daya poros ini
dapat diukur dari momen punter dan putarannya, jadi

NP = M x ω (4.4)
dengan :
Np = daya poros (watt)

21
M = momen punter dalam (Nm)
ω = kecepatan sudut dari poros dalam (rad/det)
Selain itu daya poros dapat diukur dengan mengukur arus (A) dan tegangan (V) pada motor listrik,
namun harus dikalikan dengan konstanta (k) = 0,6 – 0,8

Np = k x V x A (4.5)

Efisiensi pompa (ηp) adalah perbandingan antara masukan dan keluarn. Masukan merupakan daya
poros dan keluaran daya hidrolik. Jadi efisiensi pompa adalah perbandingan antara daya hidrolik dan
daya poros, dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :

ηp = Nh/Np x 100% (4.6)

dengan :
ηp = efisiensi pompa (%)
Nh = daya hidrolik (watt)
Np = daya poros (watt)

Pengukuran wiermeter dengan cara membaca ketinggian aliran air pada skala weirmeter. hasil
pengamatan weirmeter kemudian dihitung debitnya dengan menggunakan rumus :

𝑄 = 8/15√2𝑔 𝑐𝑒 ℎ𝑤 5/2 𝑡𝑔 𝜃/2 (4.7)

dengan :
Q = debit air (m3/detik)
g = percepatan grafitasi (m/det 2)
ce = konstanta (0,5765)
hw = tinggi air dalam skala wiermeter (m)
θ = sudut weirmeter (60o)

4.5 Tugas-tugas
1. Hitung head pompa (H), daya hidrolik (Nh), daya poros (Np), debit air (Q) dan efisiensi pompa (ηp)
2. Buat grafik head pompa (H) vs debit air (Q), efisiensi (ηp) vs debit air (Q), daya poros (Np) vs debit
air (Q), dan daya hidrolik (Nh) vs debit air (Q).
22
3. Buat grafik ISO efisiensi
4. Buat lah perhitungan pada nomor 1 dan 2 dengan rangkaian seri dan paralel

23
5. PENGUJIAN MOTOR BENSIN

5.1.TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari karakteristik dan parameter prestasi mesin motor bensin yang antara lain :
1. Daya Poros (NP)
2. Tekanan efektif rata-rata (Po)
3. Efisiensi termal (ηt)
4. Efisiensi volumetric (ηv)
5. Pemakaian bahan bakar (mf)
6. Pemakaian bahan bakar spesifik (Be)
7. Perbandingan bahan bakar udara (F/A)

Untuk berbagai kondisi operasi mesin, nilai dari parameter prestasi tersebut bervariasi dan
menggambarkan kemampuan kerja mesin untuk daerah operasi tertentu.
Yang didefinisikan sebagai kondisi operasi mesin disini adalah :
 Putaran poros mesin, n (rpm)
 Torsi mesin , Mt (Nm)

Untuk mesin yang sama, kondisi operasi ini dapat di ubah ubah salah satu atau keduanya pada saat yang
bersamaan. Perubahan kondisi operasi tersebut dapat dilakukan dengan mengubah katup gas atau
mengatur beban dinamometer.

5.2 Spesifikasi Mesin


Spesifikasi teknis mesin:
Merk mesin : Suzuki ST 100
Nomor Mesin : F 10A ID, 35-84
Jenis : motor bensin, 4 silinder, 4 langkah
Volume langkah total : 970 cc
Alat Motor Bakar Torak yang digunakan untuk praktikum dapat dilihat seperti pada Gambar 5.1

24
Gambar 5.1 Alat Motor Bakar Torak
5.3 BESARAN YANG DIAMATI & PERALATAN UKUR
1. Pemakaian bahan bakar & udara
2. Daya poros
3. Kalor yang dibuang oleh mesin
4. Energi yang digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin

5.3.1 Pemakaian Bahan Bakar & Udara


Pemakaian bahan bakar diukur dengan menggunakan gelas ukur dan stop watch, pemakaian udara
diukur dengan menggunakan orifiis dan manometer miring.

5.3.2 Daya Poros


Daya poros dihitung dari hasil pengukur momen putar dengan dinamometer dan putaran. Dinamometer
yang digunakan adalah dinamometer proni dan pengukuran putaran dengan tachometer system optic
atau mekanik.

5.3.3 Kalor Yang Dibuang Oleh Mesin


Kalor yang dibuang oleh mesin selama kerja motor bensin dapat diketahui dengan menggunakan
kalori meter. Alat tersebut dilengkapi dengan alat ukur :
 Temperature gas masuk dan keluar
 Temperature air masuk dan keluar
 Rotameter

25
5.3.4 Energi Yang Digunakan Untuk Mensirkulasikan Air pendingin Mesin
Untuk mensirkulasikan air pendingin meisn dibutuhkan energi, dimana energi tersebut diperoleh dari
energi mesin. Untuk mengetahui besarnya energi yang digunakan maka perlu dilakukan pengukuran
terhadap sirkulasi air masuk dan keluar mesin. Alat ukur yang digunakan ialah ratameter dan
thermometer.

5.4.PROSEDUR PERCOBAAN
5.4.1 Persiapan Sebelum Pengujian
 Periksa bahan bakar, apakah tersedia dalam tangki bahan bakar, periksa keadaan
 Minyak pelumas di dalam mesin tamahkan bila kurang
 Air pendingin yang bersih perludialirkan ke dalam ratameter calorimeter. Periksa air
pendingin mesin, tambahkan jika kurang.
 Katup aliran air pendingin, minyak pelumas harus dibuka sebelum mesin dijalankan
 Periksa system dinamometer dan alat ukur lainnya.

5.4.2 Menjalankan Dan Mematikan Mesin


 Jalankan mesin dengan memutar tombil starter
 Setelah mesin dihidupkan biarkan beberapa saat dalam kondisi stationer
 Amati kondisi alat ukur system dinamometer, thermometer, alat ukur tekanan, rotameter,
dan komponen lainnya
 Putar pemutar putaran mesin searah jarum jam bila putaran mesin akan dinaikan
 Matikan mesin apabila terjadi penyimpangan dengan mematikan tombol darurat

5.4.3 Cara Pengujian


Pengujain dapat dilakukan dengan metode:
 Katup gas berubah ubah, beban konstan
 Beban diubah ubah, katup gas konstan
 Beban dan katup berubah ubah, putaran konstan

Setiap group akan diberi tugas masing masing sesuai dengan salah satu (atau lebih) cara tersebut.
Untuk setipa kondisi operasi, dilakukan pengamatan terhadap :
 Momen putar
 Putaran mesin
 Beda tekanan pada manometer miring
 Temperature gas buang masuk dan keluar calorimeter
 Temperature air masuk dan keluar kalori meter
 Laju aliran air calorimeter

26
 Temperature air pendingin masuk dan keluar mesin
 Laju aliran air pendingin mesin

5.5 METODE PERHIUNGAN


Setelah data data pengamatan diperoleh dari hasil pengujian motor bensin, maka besaran besaran yang
dicari dapat dihitung.

5.5.1 Daya Poros


Daya poros dapat diperoleh debgab melakukan pengukuran momen putar pada dinamometer dan
putaran pada poros engkol, daya poros dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

2𝜋𝑛
𝑁𝑒 = 𝑀𝑡 (5.1)
60
Dengan :
Ne = daya poros (Nm/det atau watt)
Mt = momen putar poros (rpm)
n = putaran poros (rpm)

Mt = F . r (5.2)

Dengan :
Mt = momen putar (Nm)
F = gaya pada timbangan (N)
r = jarak lengan = 150 mm
5.5.2 Tekanan Efektif Rata-rata
Tekanan efektif rata-rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja terhadap torak
sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.

𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
𝑃𝑒 = (5.3)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘

45.000 𝑁𝑒
𝑃𝑒 =
𝑉𝐿 𝑧 𝑛 𝑎

Dengan :
Pe = tekanan efektif rata-rata (kg/cm2)
Ne = daya poros (Nm/det)
z = jumlah silinder mesin
n = putaran poros mesin (rpm)
a = jumlah siklus perputaran

27
5.5.3 pemakaian bahan bakar
Pemakaian bahan bakar didefinisikan dalam kg/jam; misalkan untuk pemakaian 50 cc bakar setiap
detik, maka jumlah bahan bakar yang terpakai dalam kg/jam adalah :

50 3600
𝑚𝑓 = 𝑥 𝑠𝑝 𝑔𝑟 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 (kg/jam) (5.4)
𝑡 1000
Dengan :
mf = laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)
t = waktu pemakaian bahan bakar (detik)
specific gravity bensin super = 0,7323 gr/cm3

5.5.4 Pemakaian Bahan Bakar Spesifik


Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter yang penting untuk sebuah motor bakar yang
berhubungan erat dengan efisiensi termal motor.
Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai perjam
untuk menghasilkan setiap kW daya motor.

𝑚𝑓
𝐵𝑒 = (5.5)
𝑁𝑒
Dengan :
Be = pemakaian bahan bakar spesifik (kg/jam per kW)
mf = laju aliran masa bahan bakar (kg/jam)
Ne = daya poros (kW)

5.5.5 Laju Aliran Massa Udara


Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi oleh jumlah udara yang dihisap kedalam silinder.
Pemakaian udara diukur dengan menggunakan manometer miring, dimana yang diukur adalah beda
tekanan oada orifis dalam mm H2O.
Laju aliran massa udara karena pengaruh perbedaan tekanan pada orifis. Diperoleh persamaan :

𝜌𝑎 𝑉𝑎 2
∆𝑝 = (5.6)
2
Dengan :
∆p = beda tekanan (mm H2O)
Va = kecepatan aliran udara (m/det)
ρa = massa udara ruangan (gr/cm3)

Catatan :
1mm H2O = 9,8 N/m2, pada pembacaan skala manometer miring 2 divisi = 1mm H 2O

Massa jenis udara diperoleh persamaan :

28
𝑃𝑎
𝜌𝑎 = (5.7)
𝑅 𝑇𝑎

Dengan :
ρa = massa jenis udara (gr/cm3)
Pa = tekanan udara ruangan (barometer) ( mm Hg)
R = konstanta gas universal (286 J/kg oK)
Ta = temperatur ruangan (oC)

Laju aliran udara volumetrik yang melalui orifis adalah :

𝜋 𝐷2
𝑚𝑣 = 𝐾 𝑉𝑎 (5.8)
4

dengan :
mv = laju aliran udara volumetris (m3/det)
D = diameter orifis = 15 mm
K = konstanta 0,6
Va = kecepatan udara (m/det)

Maka laju aliran massa udara adalah :

ma = mv ρa (5.9)

dengan :
ma = laju aliran massa udara ( kg/jam )
mv = laju aliran volumetris (m3/det)
ρa = massa udara (kg/cm3)

5.5.6 Perbandingan Bahan Bakar & Udara (AFR)


Untuk mengetahui perbandingan bahan bakar & udara dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑚𝑓
𝐴𝐹𝑅 = (5.10)
𝑚𝑎
dengan :
AFR = perbandingan bahan bakar dan udara
mf = laju aliran massa bahan bakar
ma = laju aliran massa udara

29
5.5.7 Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara sebenarnya terhadap
laju aliran ideal. laju aliran ideal diperoleh dari persamaan

mia = VL Z n a (5.11)
dengan :
mia = laju aliran ideal
VL = volume langkah
Z = jumlah silinder
n = putaran mesin (rpm)
a = jumlah langkah

maka efisiensi volumetrik adalah


𝑚𝑎
𝜂𝑣 = 𝑥 100 (5.12)
𝑚𝑖𝑎

Dengan :
𝜂𝑣 = efisiensi volumetrik (%)
.ma = laju aliran massa udara (kg/jam)
.mia = laju aliran ideal (kg/jam)
5.5.8 Efisiensi Termal
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap jumlah eergi bahan
bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.

𝑁𝑒 3600
η𝑡 = 𝑥 100 (5.13)
𝑚𝑓 𝐿𝐻𝑉
dengan :
ηt = efisiensi termal (%)
Ne = daya poros (kW)
mf = laju pemakaian bahan bakar (kg/jam)
LVH = nilai bahan bakar bawah
LVH = bensin super = 42967 kJ/kg

5.5.9 Neraca kalor


1
𝐻1 = 𝑚𝑓 𝐿𝐻𝑉 3600 (kW) (5.14)

Dengan :
mf = laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)

30
LHV = nilai bahan bakar bawah (kJ/kg)

1
𝐻2 = 𝑚𝑎 𝐶𝑝 𝑇𝑎 (kW) (5.15)
3600
Dengan :
ma = laju aliran massa udara
Cp = konstanta udara = 1.004885 kK/kgoK
Ta = temperature (oC)

5.5.10 Energi Yang Hilang Melalui Gas Buang

1
H3 = (ma + mf)Cp To + (Cw Qw ρw ∆Tk 4.2) (kW) (5.16)
3600

Dengan :
To = temperature gas buang (oC)
Cw = konstanta air
ρw = massa jenis air
Qw = laju aliran air calorimeter
∆Tk = beda temperatur air kalorimeter

5.5.11 Energi yang dipakai untuk mensirkulasikan pendingin air mesin


4,2
Q1 = Qw ρw ∆Tw 60 (kW) (5.17)
Dengan :
Qw = laju aliran air pendingin mesin
ρw = massa jenis air
∆Tw = beda temperature air pendingin mesin

5.6 TUGAS TUGAS


1. Hitung besaran besara Ne, Pe mf, Be, ma, mia, AFR, ηv, ηt, neraca kalor, H3 dan Q1
2. Buat grafik yang memut hubungan antara besaran-besaran diatas terhadap putaran
3. Berikan pembahasan dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

Untuk membantu perhitungan pada laporan yang akan dibuat maka praktikan harus mendapat lembar
data pengamatan, data yang didapat pada praktikum dimasukan pada tabel seperi pada tabel 2

31
Tabel 2. Tabel motor bakar torak

DATA PENGAMATAN

Air pendingin Air pendingin


Gas buang
Putaran Dinamo Bahan ∆p kalorimeter mesin
No Mesin meter Bakar orifice T Q
T in T out Q T in T out T in
(rpm) (F=kg) cc/det mmH2O out L/
(oC) o
( C) L/mnt (oC) (oC) (oC)
(oC) mnt
1

Tekanan Udara Ruangan : mmHg


Temperatur Ruangan : (oC)

32
TATA TULIS PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL

1. Laporan disusun per praktikan dalam 1 buku dimana di dalamnya berisi laporan per modul yang
ditulis dengan tulisan tangan di atas kertas folio bergaris, tinta warna biru, tulisan harus jelas terbaca
dan mengikuti sistematika sebagai berikut :
Modul 1
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Teori Percobaan
Bab 3. Alat dan Bahan Percobaan
Bab 4. Prosedur Pelaksanaan Percobaan
Bab 5. Tugas dan Pertanyaan

Modul 2
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. TeoriPercobaan
Bab 3. Alat dan Bahan Percobaan
Bab 4. Prosedur Pelaksanaan Percobaan
Bab 5. Tugas dan Pertanyaan

Modul 3
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Teori Percobaan
Bab 3. Alat dan Bahan Percobaan
Bab 4. Prosedur Pelaksanaan Percobaan
Bab 5. Tugas dan Pertanyaan

Dst

33
2. Pendahuluan berisi tentang teori dasar tentang materi percobaan. Dilarang menyalin sama persis dari
panduan. Hendaknya teori dasar dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan (maksimum 2 halaman)
3. Demikian juga dengan Bab 2, 3 dan 4, dilarang menyalin persis dari buku panduan. Harus ada
pengembangan dari praktikan (lebih detail dari panduan), maksimum 3 halaman untuk ketiga bab
tersebut.
4. Bab 5 adalah yang paling penting dan menjawab semua tugas serta pertanyaan yang ada di setiap
modul pada buku panduan ini.
5. Jumlah halaman keseluruhan laporan adalah antara 20-40 halaman.
6. Laporan dijilid dengan kawat spiral putih, diberi cover judul dari karton warna putih. Tulisan pada
cover judul harus diketik times new roman, font 14 dengan sistematika :

34

Anda mungkin juga menyukai