Anda di halaman 1dari 8

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan P-ISSN 1978-2365

Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8 E-ISSN 2528-1917

PERANCANGAN DAN ANALISIS ROTOR MOTOR


PERMANEN UNTUK APLIKASI MOBIL LISTRIK /
DESIGN AND ANALYSIS OF PERMANENT MAGNET MOTOR ROTOR
APPLICATION FOR ELECTRIC CARS/HYBRID

Muhammad Fathul Hikmawan, Puji Widiyanto


Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik-LIPI
Komp LIPI Bandung, Jl. Cisitu No21/154D, Gd. 20, Lt. 2, Bandung40135
Tel: 022-250 3055; Fax: 022-250 4773
fath_apikan2000@yahoo.com

Abstrak

Perancangan rotor merupakan bagian terpenting dalam proses perancangan komponen mekanik se-
buah motor listrik, karena sangat menentukan performa dan umur mesin. Dalam makalah ini
dirancang sebuah rotor untuk motor listrik magnet permanen dengan spesifikasi 18 kW, 6 kutub, dan
kecepatan nominal 6000 rpm. Merujuk pada spesifikasi tersebut, maka diameter terkecil poros rotor
dapat diperoleh, yaitu 38 mm. Dalam proses pemilihan bearing diameter terkecil poros digunakan
sebagai acuan. Jenis bearing yang dipilih adalah 6308 LLB, mampu digunakan selama 5 tahun dengan
asumsi motor bekerja selama 15 jam/ hari. Pada tahap akhir dilakukan validasi menggunakan software
ANSYS untuk mengetahui apakah kekuatan struktur rotor sudah memenuhi spesifikasi. Hasil simu-
lasi menunjukkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi pada rotor 2,7643x107 N/m2 lebih
kecil dibanding tegangan ijin maksimum bahan 1,6x108 N/m2. Hal ini menunjukkan bahwa po-
ros yang dirancang dapat beroperasi dengan aman pada spesifikasi yang ditentukan.

Kata kunci : Perancangan dan analisis, poros, rotor, bearing, motor listrik magnet permanen

Abstract

The Rotor design is an important part in mechanical components design process of the electric motor,
because it largely determines the performance and lifetime of the engine. In this paper rotor of the
permanent magnet electric motor, with the specification 18 kW , 6 poles , and 6000 rpm nominal
speed was designed. According to the specification, so the smallest rotor shaft diameter can be ob-
tained, that is 38 mm. In bearing selection process, the smallest rotor shaft diameter used as a refer-
ence . Bearing type chosen is 6308 LLB, can be used for 5 years, assuming the motor to work for 15
hours / day. At the final stage of validation was done using ANSYS software to determine whether the
strength of the rotor structure meets the specifications. Simulation results show that the maximum
stress occurs at rotor 2,7643x107 N / m 2 is smaller than the material maximum allowable stress
1,6x108 N / m 2. This indicates that the shaft is designed to operate safely on the prescribed
specifications.

Keywords: Design and analysis , shaft , rotor , bearings , permanent magnet electric motor

Diterima : 28 April 2015, direvisi : 12 Januari 2016, disetujui terbit : 25 Januari 2016 1
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8

PENDAHULUAN kelelahan daya tahan poros dalam kaitan pem-


ilihan material yang optimal untuk digunakan,
Pada motor listrik magnet permanen, [4] [5]
. Defleksi akibat beban yang terhubung
rotor terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
dengan poros juga merupakan kriteria yang
silinder rotor atau drum rotor yang berfungsi
perlu dipertimbangkan, seperti misalnya po-
sebagai tempat kedudukan magnet per-
ros motor listrik yang terhubung dengan im-
manen, poros yang memberikan keluaran
peller pada pompa air. Posisi drum rotor pada
berupa putaran, dan aki bearing atau bantalan
poros tepat di tengah atau berada pada jarak
adalah komponen yang menentukan interval
tertentu dari salah satu ujung poros). Tidak ada
servis serta umur mesin. Kedua komponen
frekuensi alami dari sistem berputar dekat
yang disebutkan terakhir merupakan komponen
dengan kecepatan rotasi. Analisa frekuensi
kunci karena sesuai dengan fungsinya sangat
alami/ modal analysis pada proses perancangan
menentukan kelayakan dan performa mesin.
suatu rotor diperlukan guna mengetahui karak-
Dengan demikian maka perancangan poros
teristik dinamik, termasuk didalamnya adalah
dengan benar dan pengetahuan serta pema-
frekuensi alami sistem yang kita rancang[6] [7]
.
haman tentang bearing adalah hal yang sangat
Penentuan peletakan kedua bearing pada poros
penting bagi perancang maupun pengguna me-
akan berpengaruh terhadap ketahanan bearing
sin berputar.
dan faktor resiko unbalance pada rotor [8]. Su-
Ada beberapa kriteria yang harus di- hu konduksi perlu diketahui untuk memastikan
penuhi dan dipertimbangkan dalam merancang suhu bearing yang cocok. Faktor-faktor lain
poros dan memilih bearing, sebagaimana telah yang harus dipertimbangkan dalam memilih
[1]
dilakukan . Poros yang digunakan pada rotor bearing yang akan digunakan adalah beban
magnet permanen harus memenuhi kriteria an- (maksimum dan minimum, statis dan dinamis),
tara lain perilaku magnetik yang disebabkan kecepatan dan running pattern, kekakuan, pe-
oleh magnet permanen yang tertanam pada lumasan (viskositas, kekakuan, ketahanan),
rotor. Perilaku magnetik yang dimaksud dalam tingkat kontaminasi, Shielding (jenis sil yang
perancangan poros ini adalah interaksi mag- digunakan pada bearing), pemasangan, pemeli-
net permanen dengan alur-alur stator yang haraan, umur bearing[1] [9].
[2]
dapat menyebabkan timbulnya torsi cogging ,
Dalam makalah ini dirancang rotor un-
dimana torsi cogging merupakan parameter
tuk motor listrik magnet permanen dengan spe-
yang cukup penting dalam perancangan gener-
sifikasi 18 kW, 6 kutub, dan kecepatan nominal
ator atau motor magnet permanen. Apabila
6000 rpm. Berbeda dengan makalah yang telah
nilai torsi cogging besar maka untuk dapat
ada sebelumnya, perancangan rotor dalam
memutarkan rotor diperlukan gaya putar yang
makalah ini lebih menitik beratkan pada
besar pula, dengan demikian akan
perancangan dua kunci komponen utama ro-
mempengaruhi tegangan yang terjadi pada
tor yaitu poros dan bearing terlebih dahulu,
struktur rotor dan dapat mengakibatkan
kemudian hasil perancangan dari kedua kom-
defleksi, sebagaimana penelitian yang telah
ponen tersebut dibuatkan pemodelannya dalam
dilakukan oleh[3]. Kriteria berikutnya adalah
3D CAD dan dilengkapi dengan drum rotor

2
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid

sehingga terbentuk satu struktur rotor secara diagram alir pada Gambar 1[12].
utuh untuk dilakukan analisis menggunakan Perencanaan rotor dimulai dari merancang
software ANSYS sehingga dapat diketahui komponen poros berdasarkan parameter
apakah rotor yang dirancang dapat beroperasi masukan, yaitu:
dengan aman pada spesifikasi yang dikehenda-
 Daya(P) : 18 kWp
ki.
 Putaran maksimum (n) : 6000 rpm
METODOLOGI  Bahan baja karbon S45C
Perancangan Poros  Batas mulur : 35 kg/mm2
Rotor adalah bagian yang berputar, pada  Kekuatan tarik ( : 58 kg/mm2
umumnya berpenampang lingkaran, digunakan  Faktor koreksi (fc) :2
untuk mengirimkan daya atau gerakan. Kom- [untuk daya rata-rata yang diperlukan nilai
ponen ini sebagai sumbu rotasi, atau osi- faktor koreksi berkisar antara 1,2 sampai
lasi elemen-elemen lain seperti roda gigi, dengan 2. Dalam hal ini faktor koreksi
katrol, roda gaya, engkol, sprocket, dan se- dipilih nilai 2 karena diambil nilai
jenisnya dan mengontrol geometri gerak maksimum untuk keamanan]
mesin[10]. Pada motor maupun generator listrik, Selanjutnya, dimensi poros dihitung dengan
rotor adalah komponen dinamik yang sangat persamaan-persamaan sebagai berikut [12] :
menentukan unjuk kerja mesin serta akan Daya rencana (Pd),
mempengaruhi masa pakai atau umur mesin Pd = P x fc (1)
tersebut. Momen puntir (T), adalah torsi pada motor
atau generator magnet permanen yang mana
Langkah-langkah utama dalam
nilainya meliputi torsi cogging, torsi histerisis
merancang rotor kecepatan tinggi dan daya
(torsi yang timbul akibat material inti) dan torsi
tinggi adalah[11]:
lain yang timbul akibat gesekan[2].
 Menentukan kerangka (frame) awal dimana nilai Sf1 (material safety factor)
berbasis pada kecepatan, daya
maksimum, dan dimensi stator;

 Memilih dan menguji sifat optimal


bahan;

 Mendesain awal untuk mendapatkan


untuk bahan baja paduan S-C adalah 6
unjuk kerja mekanik ( dimensi dan
sedangkan Sf2 safety factor untuk alur pasak
bentuk rotor ).
dan poros bertangga adalah 3.
Melakukan simulasi hasil desain awal Saat beroperasi, poros akan mengalami beban
menggunakan software Finite Element lentur dan kejut dengan faktor beban lentur Cb
Analysis (FEA) sebagai bagian dari validasi ( kisaran nilainya antara 1,2 - 2,3) dipilih nilai
desain. 2 dengan prediksi awal bahwa beban lentur dan

metoda perancangan poros diperlihatkan dalam

3
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8

kejut hanya akan terjadi sesekali. Faktor


koreksi momen puntir (Kt) adalah sebesar 1,5
diberikan dengan asumsi terjadi sedikit beban
kejut. Sehingga didapat diameter poros
minimum ds:

(4)

Tegangan geser yang terjadi ( ),

(5)

Tegangan geser ijin material ( ),

(6)

Sehingga tegangan geser terjadi yang dikoreksi


(x) adalah,

(7)
Pemilihan Bearing
Dari perancangan poros diperoleh
dimensi poros terkecil yang selanjutnya
dijadikan sebagai acuan untuk menentukan
diameter dalam bearing. Selain itu pemilihan
bantalan juga mempertimbangkan beban yang
akan diterima, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.

Gambar 2. Free body diagram pembebanan


bearing.

F1 pada Gambar 2, dalam hal ini adalah beban


aktual radial pulley untuk pompa air (Kr),
Gambar 1. Flowchart perancangan poros

4
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid

kondisi kerja secara normal yaitu bernilai 1.


(8)
Belt factor (fb) diasumsikan menggunakan v- Setelah diketahui beban yang akan diterima

belt, sehingga nilai fb adalah 2. oleh bearing selanjutnya dipilih spesifikasi


bearing yang sesuai, dan dihitung umur
Beban tangensial pulley (Kt) adalah, bearing tersebut. Dengan asumsi motor dalam
satu hari bekerja selama 15 jam, maka umur
(9) bearing tersebut (Lb) dalam rentang tahun

Bila F2 adalah berat rotor 12 kg dan F1 adalah,

adalah beban aktual radial pulley, maka gaya Ln


Lb 
radial yang bekerja pada masing-masing 15  365 (17)
bearing ( FrA : beban radial bearing A ; FrB :
beban radial bearing B) adalah: Simulasi Struktur Rotor
Simulasi struktur rotor dilakukan dengan
(10) metode elemen hingga menggunakan software
ANSYS, dilakukan untuk validasi hasil
(11) perancangan analitik poros dan untuk dapat
melihat struktur keseluruhan rotor terhadap
Besarnya beban ekivalen dinamis (Pr),
nilai dan posisi titik dari tegangan maksimum
Pr = x .v . Fr + y . Fa (12) dan defleksi maksimum yang terjadi, sehingga
dapat diketahui apakah hasil perancangan
dimana beban aksial Fa= 0 , faktor beban
sudah dapat beroperasi dengan aman pada
radial x = 1, faktor beban aksial y = 0 dan
spesifikasi yang dikehendaki atau memerlukan
pembebanan pada cincin dalam yang berputar
perbaikan pada elemen-elemen tertentu.
v = 1.
Dimulai dengan membuat modeler 3D
Faktor keamanan (fn) dan faktor umur (fh),
CAD, kemudian mendefinisikan karakteristik
masing-masing adalah:
properti material yang digunakan. Dalam
1/3
fn = (33,3/n) (13) penelitian ini material rotor yang digunakan

fh = fn . Cr/Pr (14) adalah baja karbon S45C. Proses selanjutnya


adalah meshing menggunakan elemen
Bila keandalan umur bantalan (Lh) diambil
tetrahedron. Ada dua elemen pilihan dalam
sebesar 99 % maka umur nominal bantalan
proses meshing, yaitu elemen tetrahedron dan
(Ln) adalah,
elemen parabolik. Elemen tetrahedron lebih
3
Ln = 500 fh (15) cepat dikomputasi, namun kurang akurat.

Ln = a-1 .a2 .a3 .Lh (16) sedangkan elemen parabolik hasilnya lebih
akurat tapi membutuhkan banyak waktu untuk
dimana faktor keandalan a1 pada asumsi 99%
komputasi[13]. Namun demikian meshing
adalah sebesar 0,21, faktor bahan (a2) sebesar 1
menggunakan elemen tetrahedron lebih dipilih
dan faktor kerja (a3) diasumsikan dengan
untuk mempercepat proses. Setelah itu

5
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8

didefinisikan kondisi batas (boundary). Gaya Tabel 1. Hasil perancangan poros


(load) diberikan pada salah satu ujung Simbol Nilai Besaran
tumpuan dan ujung yang lain dijepit (fix Pd 36 kW
T 5844 kg.mm
constrain). Proses solving merupakan metode ta 3,22 kg/mm2
proses perhitungan[14]. Langkah terakhir adalah ds 37,8 mm
t 1,07 kg/mm2
computing. Komputer akan mengeksekusi tk 6,23 kg/mm2
perintah untuk melakukan perhitungan x 3,21 kg/mm2
simulasi. Hasil dari simulasi akan
Hasil dari perancangan poros diketahui
menunjukkan tegangan dan defleksi minimum
diameter poros terkecil adalah 38 mm,
sampai maksimum yang terjadi pada rotor.
sehingga bearing yang digunakan berdiameter
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam 40 mm. Bearing yang dipilih 6308 LLB
Rotor dirancang menggunakan material dengan spesifikasi seperti pada Tabel 1.
besi silinder pejal atau disebut juga dengan Bearing dipilih dengan seal type LLB ini
drum. Keunggulan rotor drum adalah karena limited speed 7800 rpm.
kemudahan proses pembuatannya serta lebih Hasil dari perancangan poros diketahui
murah secara ekonomi. diameter poros terkecil adalah 38 mm,
Hasil perancangan poros dihitung sehingga bearing yang digunakan berdiameter
menggunakan Persamaan (1-7) ditampilkan dalam 40 mm. Bearing yang dipilih 6308 LLB
dalam Tabel 1. dengan spesifikasi seperti pada Tabel 1.
Dengan nilai diameter poros terkecil (ds) Bearing dipilih dengan seal type LLB ini
sebesar 38 mm, maka dipilih bearing standar karena limited speed 7800 rpm.
dengan diameter dalam bearing dipilih yang Tabel. 2 Spesifikasi Bearing dari catalog
NTN Bearing.[8]
lebih besar dan paling dekat dari 38 mm yaitu
No Spesifikasi Nilai
40 mm. Dengan demikian pasak yang Kapasitas nominal 40,5
1
digunakan adalah ukuran 10 x 8 x fillet 0,4 mm bantalan dinamis (Cr) kN
Kapasitas nominal statis
dan jari-jari fillet poros r = (40-38)/2 = 1 mm. 2
(Cor) 24 kN
Sehingga konsentrasi tegangan pada poros 3 Diameter lubang (d) 40 mm
4 Diameter luar (D) 90 mm
adalah r/ds = 1/38 = 0,026. Maka diperoleh 5 Lebar cincin (B) 23 mm
faktor konsentrasi tegangan jari-jari fillet (β) = 1,5
6
Jari-jari fillet (r) mm
1,55 dan faktor konsentrasi tegangan fillet
Langkah terakhir dalam penelitian ini
pasak (α) = 2,7.
adalah proses analisis struktur rotor dengan
Dari hasil perhitungan dalam Tabel 1,
simulasi software yang bertujuan untuk
diketahui bahwa nilai tegangan geser yang
mengetahui kekuatan struktur rotor.
terjadi (x) lebih kecil dari nilai tegangan geser
Konstruksi rotor yang dipilih adalah
ijinnya (τk). Dengan demikian dapat
poros dengan satu crank rotor ditengah dan
disimpulkan bahwa ds = 38 mm merupakan
drum rotor yang dialur menyesuaikan dengan
diameter terkecil poros dengan material poros
bentuk dan dimensi magnet sebagai tempat
S45 C dan alur pasak 10 x 8 mm aman untuk
digunakan.

6
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid

Gambar 3. Hasil simulasi yang menunjukkan tegangan maksimum dan defleksi maksimum pada
konstruksi rotor.

magnet pada satu kesatuan. Hasil simulasi tegangan geser yang terjadi (x) pada poros
rotor diperlihatkan pada Gambar 3. lebih kecil/tidak melebihi dari nilai tegangan
Langkah pertama dilakukan dengan geser yang diijinkan (τk). Artinya desain rotor
mumbuat modeler rotor 3D CAD. Rotor ini aman dari segi kekuatan strukturnya.
disimulasikan dengan momen puntir rotor KESIMPULAN
(sesuai momen punter poros) sebagai beban
Dari hasil perhitungan poros diperoleh
(load), yaitu sebesar 5844 kg.mm atau setara
diameter terkecil ds= 38mm kemudian
dengan 57,3 Nm. Pada poros keluar
diverifikasi dengan hasil simulasi struktur
diasumsikan dijepit (fix constrain) karena
dengan menggunakan software diperoleh hasil
bagian tersebut pada kondisi aktual nantinya
tegangan maksimum yang terjadi masih lebih
terhubung ke beban.
kecil dari tegangan ijin maksimum bahan
Tegangan ijin (allowable stress)
sehingga hasil perhitungan poros bisa
didefinisikan sebagai tegangan maksimum
dikatakan aman.
yang dianggap aman jika sebuah material
Bearing 6308 LLB yang dipilih mampu
dikenakan pembebanan[5]. Hasil dari analisis
untuk digunakan selama 5 tahun dengan
simulasi menunjukkan bahwa nilai tegangan
asumsi motor bekerja selama 15 jam/ hari.
maksimum yang terjadi adalah sebesar 27.643
MPa atau 2,7643 x 107 N/m2 (terjadi pada UCAPAN TERIMA KASIH
bagian poros) dan defleksi maksimum sebesar Penulis mengucapkan terimakasih
0,027189 mm (terjadi pada drum rotor). Nilai kepada Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan
tegangan maksimum yang terjadi bila Mekatronik LIPI atas segala fasilitas yang
dibandingkan dengan tegangan ijin material, disediakan dan terimaksih yang sebesar-
masih jauh dibawah tegangan ijin material besarnya kepada Ibu Pudji Irasari, M.Sc.rer.nat
yang digunakan, dimana nilai tegangan ijin atas berbagai informasi, data maupun waktu
material baja karbon ST-37 adalah sebesar 1,6 diskusi dan bimbingan yang telah diberikan
8 2
x 10 N/m . Hasil ini juga menguatkan hasil tentang obyek penelitian rotor magnet
perhitungan perancangan poros sebelumnya permanen sampai dengan proses penulisan
yang mana telah diketahui bahwa nilai makalah ini.

7
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8

DAFTAR ACUAN 2002.


[8]. Kim.C.J, Kang.Y.J, Lee.B.H,Ahn.H.J,
[1]. Anonim, Shaft and Bearing Calculation.:
"Determination of optimal position for
Flygt ITT Industries.
both support bearing and unbalance,"
[2]. Fitriana, Irasari.P, Kasim.M, "Analisis
Elsevier, vol. 50, no. 10, December 2011,
Torsi Cogging Pada Prototipe Generator
pp. 150-158, November 2012.
Magnet Permanen 1KW/220V/300RPM,
[9]. NTN , Ball Bearing Shield and seal
"Ketenagalistrikan dan Energi Terbaru-
types.: NTN Corporation, 2001.
kan", vol. 9, 2 Desember 2010, pp. 125-
[10]. Nisbett, Budynas, Mechanical
134, Desember 2010.
Engineering Design, 8th ed. United
[3]. Alam.H.S, Irasari.P, Dewi. D.K,
States of America: The
"Analytical And Numerical Deflection
McGraw−Hill, 2006.
Study on The Structure of 10 kW Low
[11]. Smith.J.S, Andrew. P, Watson, "Design,
Speed Permanent Magnet Generator,"
Manufacture, and Testing of a Hight
Mechatronics, Electrical Power, and
Speed 10MW Permanent Magnet Motor
Vehicular Technology, vol. 03, no. 2,
and Discussion of Potenttial
December 2012, pp. 87-94, October
Applications," in Procedings of the
2012.
Thirty- Fifth Turbomachinary
[4]. Holloway.L, "Materials Selection for
Simposium, 2006.
Optimal Environmental Impact in
[12]. Sularso, Suga.K, Dasar Perencanaan dan
Mechanical Design," Elsevier, vol. 19,
Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta,
no. 17, August 1998, pp. 133-143,
Indonesia: Pradnya Paramita, 1997.
August 1998.
[13]. Amin.A.H, A Comparative Study of 2
[5]. Muhib, Zainuri.A, Kekuatan Bahan, Fl.
CAD integrated FE-Program Using The
Sigit Suyantoro, Ed. Yogyakarta,
Linear Static Analysis. Halmstad,
Indonesia: ANDI, 2008.
Swedia: Halmstad University, 2008.
[6]. Bai.B, Zhang.L,Guo.T, Liu.C, "Analysis
[14]. Sutikno.E, "Analisis Tegangan Akibat
of Dynamic Characteristics of the Main
Pembebanan Statis Pada Desain Carbody
Shaft System in a Hydro-turbine Based
TeC RailBus Dengan Metode Elemen
on ANSYS," Elsevier, vol. 31, no.
Hingga," Jurnal Rekayasa Mesin, vol. 2,
January 2012, pp. 654-658, January
no. 1, pp. 65-81, 2011
2012.
[7]. Ede J.D, Zhu Z. Q, Senior Member,
IEEE, and Howe.D, "Rotor
Resonances of High- Speed
Permanent-Magnet Brushless
Machines," IEEE TRA NSA CTIONS ON
INDUSTRY APPLICATIONS, vol. 38,
no. 6, NOVEMBER/DECEMBER
2002, pp. 1542-1548, November

Anda mungkin juga menyukai