Abstrak
Perancangan rotor merupakan bagian terpenting dalam proses perancangan komponen mekanik se-
buah motor listrik, karena sangat menentukan performa dan umur mesin. Dalam makalah ini
dirancang sebuah rotor untuk motor listrik magnet permanen dengan spesifikasi 18 kW, 6 kutub, dan
kecepatan nominal 6000 rpm. Merujuk pada spesifikasi tersebut, maka diameter terkecil poros rotor
dapat diperoleh, yaitu 38 mm. Dalam proses pemilihan bearing diameter terkecil poros digunakan
sebagai acuan. Jenis bearing yang dipilih adalah 6308 LLB, mampu digunakan selama 5 tahun dengan
asumsi motor bekerja selama 15 jam/ hari. Pada tahap akhir dilakukan validasi menggunakan software
ANSYS untuk mengetahui apakah kekuatan struktur rotor sudah memenuhi spesifikasi. Hasil simu-
lasi menunjukkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi pada rotor 2,7643x107 N/m2 lebih
kecil dibanding tegangan ijin maksimum bahan 1,6x108 N/m2. Hal ini menunjukkan bahwa po-
ros yang dirancang dapat beroperasi dengan aman pada spesifikasi yang ditentukan.
Kata kunci : Perancangan dan analisis, poros, rotor, bearing, motor listrik magnet permanen
Abstract
The Rotor design is an important part in mechanical components design process of the electric motor,
because it largely determines the performance and lifetime of the engine. In this paper rotor of the
permanent magnet electric motor, with the specification 18 kW , 6 poles , and 6000 rpm nominal
speed was designed. According to the specification, so the smallest rotor shaft diameter can be ob-
tained, that is 38 mm. In bearing selection process, the smallest rotor shaft diameter used as a refer-
ence . Bearing type chosen is 6308 LLB, can be used for 5 years, assuming the motor to work for 15
hours / day. At the final stage of validation was done using ANSYS software to determine whether the
strength of the rotor structure meets the specifications. Simulation results show that the maximum
stress occurs at rotor 2,7643x107 N / m 2 is smaller than the material maximum allowable stress
1,6x108 N / m 2. This indicates that the shaft is designed to operate safely on the prescribed
specifications.
Keywords: Design and analysis , shaft , rotor , bearings , permanent magnet electric motor
Diterima : 28 April 2015, direvisi : 12 Januari 2016, disetujui terbit : 25 Januari 2016 1
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8
2
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
sehingga terbentuk satu struktur rotor secara diagram alir pada Gambar 1[12].
utuh untuk dilakukan analisis menggunakan Perencanaan rotor dimulai dari merancang
software ANSYS sehingga dapat diketahui komponen poros berdasarkan parameter
apakah rotor yang dirancang dapat beroperasi masukan, yaitu:
dengan aman pada spesifikasi yang dikehenda-
Daya(P) : 18 kWp
ki.
Putaran maksimum (n) : 6000 rpm
METODOLOGI Bahan baja karbon S45C
Perancangan Poros Batas mulur : 35 kg/mm2
Rotor adalah bagian yang berputar, pada Kekuatan tarik ( : 58 kg/mm2
umumnya berpenampang lingkaran, digunakan Faktor koreksi (fc) :2
untuk mengirimkan daya atau gerakan. Kom- [untuk daya rata-rata yang diperlukan nilai
ponen ini sebagai sumbu rotasi, atau osi- faktor koreksi berkisar antara 1,2 sampai
lasi elemen-elemen lain seperti roda gigi, dengan 2. Dalam hal ini faktor koreksi
katrol, roda gaya, engkol, sprocket, dan se- dipilih nilai 2 karena diambil nilai
jenisnya dan mengontrol geometri gerak maksimum untuk keamanan]
mesin[10]. Pada motor maupun generator listrik, Selanjutnya, dimensi poros dihitung dengan
rotor adalah komponen dinamik yang sangat persamaan-persamaan sebagai berikut [12] :
menentukan unjuk kerja mesin serta akan Daya rencana (Pd),
mempengaruhi masa pakai atau umur mesin Pd = P x fc (1)
tersebut. Momen puntir (T), adalah torsi pada motor
atau generator magnet permanen yang mana
Langkah-langkah utama dalam
nilainya meliputi torsi cogging, torsi histerisis
merancang rotor kecepatan tinggi dan daya
(torsi yang timbul akibat material inti) dan torsi
tinggi adalah[11]:
lain yang timbul akibat gesekan[2].
Menentukan kerangka (frame) awal dimana nilai Sf1 (material safety factor)
berbasis pada kecepatan, daya
maksimum, dan dimensi stator;
3
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8
(4)
(5)
(6)
(7)
Pemilihan Bearing
Dari perancangan poros diperoleh
dimensi poros terkecil yang selanjutnya
dijadikan sebagai acuan untuk menentukan
diameter dalam bearing. Selain itu pemilihan
bantalan juga mempertimbangkan beban yang
akan diterima, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.
4
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
Ln = a-1 .a2 .a3 .Lh (16) sedangkan elemen parabolik hasilnya lebih
akurat tapi membutuhkan banyak waktu untuk
dimana faktor keandalan a1 pada asumsi 99%
komputasi[13]. Namun demikian meshing
adalah sebesar 0,21, faktor bahan (a2) sebesar 1
menggunakan elemen tetrahedron lebih dipilih
dan faktor kerja (a3) diasumsikan dengan
untuk mempercepat proses. Setelah itu
5
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8
6
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
Gambar 3. Hasil simulasi yang menunjukkan tegangan maksimum dan defleksi maksimum pada
konstruksi rotor.
magnet pada satu kesatuan. Hasil simulasi tegangan geser yang terjadi (x) pada poros
rotor diperlihatkan pada Gambar 3. lebih kecil/tidak melebihi dari nilai tegangan
Langkah pertama dilakukan dengan geser yang diijinkan (τk). Artinya desain rotor
mumbuat modeler rotor 3D CAD. Rotor ini aman dari segi kekuatan strukturnya.
disimulasikan dengan momen puntir rotor KESIMPULAN
(sesuai momen punter poros) sebagai beban
Dari hasil perhitungan poros diperoleh
(load), yaitu sebesar 5844 kg.mm atau setara
diameter terkecil ds= 38mm kemudian
dengan 57,3 Nm. Pada poros keluar
diverifikasi dengan hasil simulasi struktur
diasumsikan dijepit (fix constrain) karena
dengan menggunakan software diperoleh hasil
bagian tersebut pada kondisi aktual nantinya
tegangan maksimum yang terjadi masih lebih
terhubung ke beban.
kecil dari tegangan ijin maksimum bahan
Tegangan ijin (allowable stress)
sehingga hasil perhitungan poros bisa
didefinisikan sebagai tegangan maksimum
dikatakan aman.
yang dianggap aman jika sebuah material
Bearing 6308 LLB yang dipilih mampu
dikenakan pembebanan[5]. Hasil dari analisis
untuk digunakan selama 5 tahun dengan
simulasi menunjukkan bahwa nilai tegangan
asumsi motor bekerja selama 15 jam/ hari.
maksimum yang terjadi adalah sebesar 27.643
MPa atau 2,7643 x 107 N/m2 (terjadi pada UCAPAN TERIMA KASIH
bagian poros) dan defleksi maksimum sebesar Penulis mengucapkan terimakasih
0,027189 mm (terjadi pada drum rotor). Nilai kepada Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan
tegangan maksimum yang terjadi bila Mekatronik LIPI atas segala fasilitas yang
dibandingkan dengan tegangan ijin material, disediakan dan terimaksih yang sebesar-
masih jauh dibawah tegangan ijin material besarnya kepada Ibu Pudji Irasari, M.Sc.rer.nat
yang digunakan, dimana nilai tegangan ijin atas berbagai informasi, data maupun waktu
material baja karbon ST-37 adalah sebesar 1,6 diskusi dan bimbingan yang telah diberikan
8 2
x 10 N/m . Hasil ini juga menguatkan hasil tentang obyek penelitian rotor magnet
perhitungan perancangan poros sebelumnya permanen sampai dengan proses penulisan
yang mana telah diketahui bahwa nilai makalah ini.
7
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 1 - 8