Anda di halaman 1dari 2

SARJANA & PROFESIONAL BERBICARAA

SARJANA & PROFESIONAL BERBICARAA

KETAHUILAH TUJUAN KELAHIRANMU SEBAGAI MANUSIAA

Saudara-saudari dalam Dharma.

Pagi ini seperti biasa kita bangun dari tempat tidur. Sebagian besar dari kita sempat menyantap sarapan pagi,
dan sebagian lagi mungkin karena kesibukan atau telat bangun sehingga tidak sempat mengisi perut dan
tergesa-gesa berangkat ke sekolah, kantor ataupun ke lapangan. Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat,
perut seakan-akan baru dipenuhi dengan makanan pagi, dan sebentar lagi tiba saatnya untuk makan siang.
Dengan atau tanpa teman masing-masing mencari tempat dan makanan yang sesuai dengan selera. Demikian
juga pada sore dan malam hari, sebagian harus kerja lembur dan terpaksa makan malam di luar. Sedangkan
sebagian lagi sempat berkumpul bersama keluarga untuk makan malam di rumah. Pada saat terbaring di
ranjang sebelum tidur, tidak terasa waktu seharian penuh telah dilewatkan.

Demikian juga dengan hari-hari berikutnya. Pekerjaan yang sama dilakukan berulang-ulang mulai dari
bangun, makan, kerja, makan, tidur, hingga bangun kembali keesokan harinya.

Pernahkah kita sadari apa sebenarnya tujuan hidup kita dibalik kesibukan kita sehari-hari?
Kita semua telah melupakan tujuan kedatangan kita di dunia ini.
Kita telah lupa dari mana kita datang, Apa tujuan kedatangan kita, dan Kemana kita harus pergi.

Ibarat sepucuk surat. Di sampulnya harus tertulis alamat si pengirim dan alamat yang dituju. Bila kedua
alamat ini tidak ada, maka akan tiba di mana surat itu? Surat itu akan sampai ke tempat surat-surat yang tidak
dikenal. Demikian pula dengan kita yang sekarang berada di dunia ini tanpa mengetahui kedua alamat ini.
Bisakah kita bayangkan bagaimana nasib kita? Oleh sebab itu, kita harus berusaha mencari jawaban setidak-
tidaknya untuk satu dari ketiga pertanyaan tersebut. Jika tidak, hidup kita akan sia-sia belaka.

Jangan Menyia-nyiakan Kelahiran yang Sangat Berharga sebagai Manusia untuk Mengejar Hal-hal
yang Tidak Berguna

Kini orang-orang tidak mengetahui dari mana asal kedatangan mereka dan ke mana mereka akan pergi.
Setelah mendapat pengalaman seperti itu, barulah keyakinan mereka menjadi teguh. Tanpa menyadari nilai
kelahiran sebagai manusia, mereka melewatkan waktu untuk makan dan minum. Meskipun begitu, kita harus
mengerti bahwa manusia telah lahir di dunia ini tidak sekadar untuk menikmati makanan dan minuman.

Hidup manusia bukan hanya dimaksudkan untuk makan, minum, tidur, dan mati. Dalam kehidupan ini ada
tujuan-tujuan lebih tinggi yang harus dicapai. Tujuan kelahiran sebagai manusia bukan hanya untuk
menikmati makanan dan kesenangan. Juga bukan untuk memperoleh pendidikan. Tujuan kelahiran sebagai
manusia itu sama sekali berbeda, walaupun orang-orang telah melupakannya. Kita harus mencapai tujuan
kelahiran kita yang sebenarnya. Tubuh itu lahir, tumbuh, dan mati. Sebelum tubuh mati, manusia harus
mencapai tujuan sejati kelahirannya di dunia. Manusia harus menyelamatkan hidupnya dengan melakukan
kegiatan untuk menolong dan melayani orang/makhluk lain.
Kelahiran sebagai manusia bukan dimaksudkan untuk melewatkan hidup tanpa tujuan dan akhirnya
meninggalkan dunia hanya untuk lahir lagi berulang-ulang dari rahim ibu. Ada tujuan tertentu mengapa
manusia lahir di dunia ini. Karena itu, kita harus mewujudkan tujuan itu dan menyucikan hidup kita.
Pendidikan kita, pekerjaan kita, dan uang hasil kerja kita, semua ini harus digunakan secara bermakna.

Dewasa ini siswa menuntut ilmu untuk bekal mencari nafkah. Mereka meraih gelar hanya dengan tujuan
mendapatkan uang. Apa hebatnya berusaha keras untuk mengisi perut kita sendiri? Bahkan anjing dan rubah
pun mengisi perut mereka. Mungkin kita sudah melihat dalam sirkus bahwa kera pun mempelajari beberapa
jenis keahlian dan dipertontonkan. Setelah lahir sebagai manusia janganlah kita bertingkah laku seperti
anjing, rubah, dan kera. Bila kita bertingkah laku seperti itu, lalu apa guna pendidikan kita? Pendidikan yang
kita peroleh harus kita gunakan dengan baik. Hanya dengan demikianlah pendidikan itu akan bermakna dan
menguatkan kepribadian kita. Tujuan hidup kita bukan hanya untuk meraih gelar. Tentu saja kita harus
belajar, tetapi tidak cukup bila kita belajar hanya untuk mendapatkan gelar.

Dapatkah orang yang bisa membaca dan menulis disebut sebagai orang yang terpelajar? Dapatkah orang
disebut terpelajar hanya karena ia mempunyai gelar? Dapatkah proses pengajaran yang tidak menumbuhkan
keutamaan disebut sebagai pendidikan? Bila pendidikan itu sekadar untuk mencari penghasilan, tidakkah kita
lihat unggas dan margasatwa pun bisa terus hidup?

Pendidikan kita akan bermakna bila digunakan baik untuk bekal hidup kita maupun untuk sarana
penghidupan. Karena itu, setiap orang harus selalu mengingat tujuan kehidupannya sebagai manusia.
Mungkin kita berkata, “Saya sudah lulus MBA. Saya sudah meraih beberapa gelar.” Akan tetapi, apa
gunanya? Mendapatkan berbagai gelar tanpa mencamkan pengetahuan spiritual tidak ada maknanya. Hanya
manusialah yang mempunyai kemampuan untuk menyadari tujuan hidupnya. Ada beberapa orang yang
merasa puas ( dengan hidupnya ) dan berpikir, “Aku lahir, aku terpelajar, aku sudah mendapat banyak uang,
aku punya simpanan yang lumayan di bank, aku sudah menyekolahkan anak-anakku dan sudah mengirim
mereka untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.” Akan tetapi, tujuan hidup manusia bukan hanya itu.
Janganlah kita pernah melupakan tujuan kelahiran kita di dunia ini. Sayangnya kini kita sudah melupakan
tujuan hidup kita dan asyik melakukan kegiatan yang sia-sia. Selama hidup kita, kita harus mengalami
ketenteraman batin. Kita harus mencapai kebahagiaan jiwa yang sejati dan abadi.

Setelah lahir sebagai manusia, kita harus merenungkan Buddha dengan tiada putusnya. Bila kita melakukan
hal itu, penyakit-penyakit jasmani tidak akan mengganggu kita. Kita harus membuang kelekatan pada tubuh
dan meningkatkan kesadaran spiritual kita.

Apa yang harus Anda lakukan sehingga tidak menyia-nyiakan Kehidupan di Dunia Ini?

Cari tahu dari mana Anda datang.


Cari tahu apa sebenarnya tujuan kedatangan Anda di dunia ini.
Cari tahu kemana Anda harus pergi.

Emangnya gampang? Tidak, tidak gampang. Tetapi juga tidak sulit. Sebenarnya kita masing-masing tahu ke
mana kita harus cari ketiga jawaban di atas ini. Banyak saudara, teman, organisasi yang nantinya akan
mengarahkan kita untuk mencarinya. Anda harus berketetapan hati untuk selalu berusaha mencari jawaban
atas ketiga pertanyaan di atas. Niscaya suatu hari Anda akan menemukan jawabannya. Semoga Anda berhasil
sehingga tidak sia-sia hidup di dunia ini.

Sadhu, sadhu, sadhu.

Mettacittena,

Anda mungkin juga menyukai