Anda di halaman 1dari 11

Authorship: Jem Inganta Pulung Tarigan

Asal Usul Setan Atau Iblis Ditinjau Dalam Perjanjian Lama

I. Pendahuluan

Setan atau yang sering kita sebut sebagai Iblis bukanlah topik yang baru untuk
dibahas. Sosok yang satu ini sangat familiar terkhusus dalam dunia kekristenan. Siapa yang
tidak mengenal setan? Sosok yang selalu memerankan peran antagonis dalam alkitab dan
selalu berusaha membuat manusia jauh dari Allah. Siapakah dia sebenarnya? Darimana asal
usulnya? Pertanyaan ini akan dibahas dalam paper ini menurut perspektif perjanjian lama.
Semoga sajian ini dapat menambah wawasan kita semua.

II. Pembahasan

2.1 Arti Kata Setan Atau Iblis Dalam Perjanjian Lama

Berdasarkan acuan perjanjian lama, secara etimologis kata setan berasal dari
bahasa ibrani ‫( ׇש ׇטן‬syatan) yang berarti “lawan”,“seteru”,”penentang” dan “penuduh”. Kata
ini muncul sebanyak 24 kali dalam perjanjian lama. Kata ini merupakan kata serapan dari
bahasa Aram. Kata ‫( ׇש ׇטן‬syatan) ini secara etimologikal merupakan perkembangan
selanjutnya dari bahasa sekitar Israel dengan beberapa acuan makna1 dan akhirnya
mengambil bentuk kata dengan prefiks yang bisa kita kenal saat ini. Didalam beberapa tradisi
timur tengah kuno khususnya bangsa Akkadian, secara terminologi kata ini memiliki dua
dimensi yang lazim dipakai saat itu yakni dimensi politis dan dimensi keilahian. Lazimnya,
para penentang pemerintahan atau para pemberontak kerajaan saat itu digelari sebagai
“satan” (Akk: satanu). Pada dimensi keliahian, “satan” juga mengambil peranan penting pada
pertempuran dewa-dewa dan pemberontakan dewa-dewa terhadap dewa utama. Namun,
beberapa sarjana alkitab mengungkapkan bahwa penjelasan sosok ini sangat terbatas pada
perjanjian lama karena tidak dipaparkan secara eksplisit pada naskah alkitab.2

1
Acuan tersebut adalah yang pertama, menyesatkan (to stray), memberontak (to revolt), membuat tak adil (to
be unjust), membakar (to burn), menggoda (to seduce). (Dictionary Of Deities and Demonology In The Bible,
1999, hlm 765)
2
Karel Van Der Toorn, Bob Becking, & Pieter W. Van Der Horst, Dictionary Of Deities and Demonology In The
Bible, (William B. Eerdsman Publishing Company Grand Rapids : Cambridge, U.K, 1999)765-769
Dalam perjanjian lama, kata ini menunjukkan subjek antagonis ataupun watak dan
karakter yang antagonis. Namun akhirnya makna etimologis ini dipersonifikasi oleh para
penafsir sebagai subjek atau personal.3 Dalam PL istilah "setan" atau "penuduh" dapat
berhubungan dengan tiga kelompok terpisah:4

1. Penuduh manusia (lih. I Sam. 29:4; II Sam 19:22; 1 Raj. 11:14,20,29; Maz.
109:6)

2. Malaikat penuduh (lih. Bil. 22:22-23; Ayub 1-2; Zak. 3:1)

3. Iblis penuduh (lih. 1 Taw. 21:1; 1 Raj. 22:21; Zak. 13:2

Didalam Bridgeway Bible Dictionary, setan diartikan sebagai personal yang selalu
aktif melawan Allah dimana dalam perkembangan selanjutnya dipahami sebagai pemimpin
orang-orang yang mencintai kejahatan.5

Menurut Charles Buck Theological Dictionary, setan digambarkan sebagai


penentang dan musuh yang secara umum ditujukan kepada pemimpin para malaikat yang
jatuh dari surga yang notabenenya adalah sekutunya.6

Nama setan juga diadopsi secara literal (Ayub 1:6) dalam beberapa versi alkitab,
seperti Authorized Version, Contemporary English Version, Darby Version, English Standard
Version, Holman Christian Standard Bible, dan New King James Version. Dalam perjanjian
lama bahasa Yunani (septuaginta), setan tidak diadopsi secara literal melainkan diganti
dengan kata διαβολος yang juga memiliki makna yang serupa.

2.2 Asal Usul Setan Atau Iblis Dalam Kajian Perjanjian Lama

Alkitab tidak memberikan dan menjelaskan mengenai kemunculan setan beserta


hakikatnya secara eksplisit. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan perdebatan yang hangat

3
Merill F. Unger & Whilliam White, Jr, Vines Expository Dictionary of the Old Testament (Thomas Nelson
Publisher : Nashville, 1949)1356
4
Bob Utley, Isaiah A Commentary, (Bible Lessons International: Marshall, Texas USA 2010)147
5
Don Fleming, Bridgeway Bible Dictionary, (Bridgeway Publications : Brisbane, Australia, 2004)420
6
Charles Buck, Charles Buck Theological Dictionary,(Nabu Publisher, 2011)711
mengenai setan secara esensial. Berbeda dengan berbegai doktrin atau teologi Kristen
lainnya, setan tidak memiliki dasar yang kuat secara biblis. Kemunculannya yang sedikit
pada Perjanjian lama terutama kisah ayub dan daud seolah-olah mereka adalah tokoh yang
tidak penting Pada umumnya, orang Kristen memahami iblis berasal dari malaikat yang
memberontak dan jatuh ke bumi. Banyak juga opini yang mengatakan bahwa awalnya
mereka pemimpin biduan di surga yang akibat kesombongannya dibuang dan dijatuhkan dari
tahtanya. Beberapa buku tafsir juga tak luput dari cerita spekulatif ini, dimana kisah ini turut
mewarnai ayat-ayat kontroversial yang diyakini sebagai asal usul setan yakni Yesaya 14:12-
15, Yeh 28:11-19 dan Kejadian 6:1-4. Dan sosok itu sering kali dinamakan dengan
“Lucifer”.7 Siapakah dia? Apakah dia benar-benar ada? atau hanya sebuah legenda yang
mempengaruhi para penulis dan penafsir alkitab?

Untuk memahami lebih jauh mengenai permasalahan ini, penyaji akan mencoba
untuk memaparkan terlebih dahulu mengenai Lucifer, sejarah dan arti katanya. Istilah Lucifer
ini memasuki ruang lingkup religi ketika istilah ini diidentikkan dengan Yesaya 14:12-15.
Tokoh yang berperan mengadopsi kata itu adalah St. Jerome (Hieronimus) pada abad ke-4M
saat ia menerjemahkan perjanjian lama kedalam bahasa latin (Vulgata). Istilah Ibrani dalam
Yesaya 14:12 ‫שׁחַר‬
ָ ‫( הֵילֵל בֶּן־‬heylel ben shakar) diterjemahkan dalam Septuaginta dengan istilah
ο εωσφορος (heosphorus) yang dalam bahasa Yunani merujuk pada Venus8 sebagai bintang
fajar dan dalam Latin Vulgata dipakai istilah ‘lucifer’. Istilah ‘Lucifer’ berasal dari bahasa
Latin, lux, artinya ‘sinar’ dan ferre, yang berarti ‘membawa’. Menurut Oxford English
Dictionary (OED) kata ‘Lucifer ‘ memiliki sejarah yang menarik. Ada 2 arti penggunaan kata
Lucifer ini yang berasal dari periode Old English atau periode Anglo-Saxon (sekitar 1000 M)
hingga periode Middle English. Dan arti ini terus dipergunakan hingga abad modern ini.
Lucifer adalah istilah Latin yang merujuk pada planet Venus, sang bintang fajar/pagi. Tetapi
astronomi orang Romawi menyebut bintang pagi/fajar dengan istilah Venus. Itulah sebabnya
istilah ‘Lucifer’ seringkali diidentikkan dengan bintang fajar/pagi. Salah satu referensi paling
jelas sehubungan dengan pengidentikan Lucifer sebagai bintang pagi/fajar ini ditemukan
dalam karya Pliny, ‘Natural History’ yang ditulis sekitar tahun 50 M:

7
Robert L. Alden, Lucifer, Who or What? – (Bulletin of the Evangelical Theological Society 11, 1968) 35-39
8
Venus termasuk dalam kategori inferior planet, artinya karena garis orbitnya terletak antara bumi dan
matahari, maka Venus tidak dapat muncul di langit pada malam hari jika dilihat dari timur. Venus hanya dapat
dilihat di sebelah timur pada pagi hari atau sebelum matahari terbit atau di sebelah barat pada saat matahari
terbenam selama sekitar 1 jam. Venus adalah benda ruang angkasa paling terang setelah matahari dan bulan.
Beneath the Sunne a goodly faire starre there is, called Venus, which goeth her

compasse, wandering this way and that, by turnes: and by the very names that it
hath,

testifieth her emulation of Sunne and Moone. For all the while that shee
preventeth

the morning, and riseth Orientall before, she taketh the name of Lucifer as a
second sun hastening the day......

Namun pengidentifikasian Lucifer dengan setan menjadi topik pembahasan


utama, terkait masalah asal usulnya. Kebanyakan penafsir9 sepakat bahwa Yesaya 14:12-15
dan Yehezkiel 28:11-19 merupakan ayat yang menggambarkan asal usul setan. Origenes
menjadi orang yang pertama mensejajarkan setan dan Lucifer yang memaknainya sebagai
pembawa terang. Padahal kekristenan purba, saat itu meyakini bahwa pembawa
terang/bintang timur adalah Yesus Kristus.10 Menurut Browning, kecenderungan para bapa-
bapa gereja menghubungkan bintang terang ini dengan Lucifer, sang penghulu setan, ini
diakibatkan oleh ucapan Yesus pada kitab Lukas 10:18 yang diyakini diambil dari Yes
14:12.11 Dan di dalam buku yang berjudul Fallen Angel and Origins of Evil, menjelaskan
sebuah fakta yang menarik dimana pemimpin-pemimpin gereja awal sempat dipengaruhi oleh
salah satu tulisan yudaisme yakni kitab Henokh12 yang akhirnya mewarnai teologi Kristen

9
Beberapa penafsir itu diantaranya, Origenes, Agustinus, Tertullianus dan beberapa penafsir di zaman
modern seperti Adam Clarke’s Commentary, Wycliffe Commentary, John Trapp’s Commentary.
10
Rosemary Ellen Guiley, The Encyclopedia Of Demons and Demonology, (New York : Visionary Living,
2009)154
11
W.R.F Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta : BPK-GM, 2012)244
12
Kitab Henokh adalah judul yang diberikan kepada sejumlah karya yang dianggap ditulis oleh Henokh, kakek
buyut Nuh; artinya,Nabi Henokh/Nabi Idris, Henokh anak Yared (Kejadian 5:18). Ada juga tiga orang lain dalam
Alkitab yang bernama Henokh: anak Kain (Kejadian 4:17), anak Midian (Kejadian 25:4), dan anak Ruben
(Kejadian 46:9; Keluaran 6:14). Yang paling umum, ungkapan Kitab Henokh merujuk kepada 1 Henokh, yang
sejauh kita ketahui bertahan utuh hanya dalam bahasa Ethiopia. Ada lagi dua kitab lain yang dinamai Henokh,
yaitu 2 Henokh (yang bertahan hanya dalam bahasa Slavia Kuno, sekitar abad pertama; terj. bahasa Inggris
oleh R. H. Charles (1896) dan 3 Henokh (yang bertahan dalam bahasa Ibrani, sekitar abad ke-5 – abad ke-6.
Meskipun banyak pakar menganggap Kitab 1 Henokh sebagai pseudoepigraf, berbagai kelompok, termasuk
Gereja Ortodoks Ethiopia dan kaum Esene, menganggap sebagian atau seluruh bagian dari 1 Henokh sebagai
Kitab Suci yang diilhamkan. Teks-teks yang dikenal sekarang dari karya ini biasanya diperkirakan berasal dari
masa Makabe (sekitar 160-an SM).
saat itu.13 Akhirnya, muncullah kisah Lucifer yang beredar hingga saat ini. Kisah itu lazim
disebut sebagai “The Fallen Angel” atau malaikat yang jatuh.

Ada 3 ayat parallel sering dihubungkan untuk menjelaskan asal usul setan/Lucifer
yakni Kejadian 6:1-4, Yesaya 14:12-15 dan Yehezkiel 28:11-19. Menurut perjanjian lama
setan sama sekali tidak pernah dihubungkan dengan malaikat-malaikat. Dalam bahasa asli
Alkitab PL, yaitu bahasa Ibrani, tidak pernah muncul kata Lucifer. Apalagi sebenarnya
Yesaya 14:12 tidak sedang berbicara tentang kejatuhan malaikat, tetapi kejatuhan seorang
raja Babel yang selama hidupnya telah menganiaya bangsa Israel. Bagian ini sama sekali
tidak menyebutkan keterlibatan setan, baik dalam bentuk nama maupun referensinya. Dari
konteksnya, Yesaya pasal 13-14 berhubungan dengan Babel (13:1: ucapan Ilahi terhadap
Babel yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos) dan khususnya pasal 13 secara keseluruhan
berbicara tentang penghukuman terhadap bangsa Babel. Pasal 14:1-3 merupakan kata-kata
penghiburan terhadap bangsa Israel; selanjutnya ayat 4 merupakan seruan Tuhan agar bangsa
Israel menyanyikan lagu ejekan terhadap bangsa Babel. Bumi dan pohon-pohon bersukacita
(ay. 7-8) karena raja Babel yang sombong itu telah mati (9-20).

Pengidentikan setan dengan Lucifer setidaknya memiliki keterkaitan dengan


kemunculan istilah tersebut dalam terjemahan Latin Vulgata milik Jerome. Dalam sejarah
diketahui bahwa terjemahan Latin Vulgata merupakan versi Alkitab resmi gereja Barat
hampir selama 1 abad (sekitar 500-1500an M). Selama masa Reformasi pula, ketika orang-
orang berusaha menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa mereka sendiri, setidaknya Vulgata
menjadi sebuah referensi utama saat itu. Begitu pula yang terjadi pada terjemahan-terjemahan
Akitab berbahasa Inggris. Menurut Oxford English Dictionary, kemunculan istilah ‘Lucifer’
di semua versi Alkitab berbahasa Inggris, dari masa Wycliffe hingga KJV, merujuk pada
sebuah nama diri (proper name).

Jerome mempergunakan istilah Latin lucifer, yang sebenarnya berarti Venus


(untuk merujuk pada bintang pagi/fajar) untuk menerjemahkan kata Yunani ew` sfo,roj
(heosphorus) ‘dawn-bearer’. Kata Ibrani untuk teks ini adalah heilel ben schahar yang berarti
‘helel anak shahar’. Helel adalah seorang dewa orang Babel atau Kanaan yang merupakan
anak dari dewa Shahar.

2.3 Perkembangan Ide Mengenai Malaikat Yang Jatuh

13
Elizabeth Clare Prophet, Fallen Angels And Origin of Evil, (Summit University Press : USA, 2000)5
Alkitab tidak memberi gambaran secara jelas tentang kejatuhan para malaikat dan
alasan-alasannya. Salah satu tulisan di luar Alkitab yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan konsep ini adalah Paradise Lost, karangan John Milton yang terbit tahun 1667.
Karya ini disajikan dalam bentuk puisi kepahlawan. Karya ini terdiri dari 12 kitab. Karya ini
disajikan dalam bentuk puisi kepahlawan. Karya ini terdiri dari 12 kitab. Berikut akan
digambarkan ringkasan isi masing-masing kitab sehingga kita dapat mengetahui pengaruhnya
bagi kekristenan hingga sekarang ini: 14

Kitab 1 Bagian pembuka berisi renungan tentang sorga, kejatuhan manusia dan tujuan
penulis: membenarkan cara-cara yang dilakukan Allah terhadap manusia. Setan,
Beelzebul dan malaikat-malaikat yang memberontak digambarkan tinggal di
danau api (asal usul neraka sebagai tempat tinggal setan) dan menyerukan
“Better to reign in hell than serve in heaven.”

Kitab 2 Setan dan malaikat-malaikat pemberontak berdebat apakah mereka akan


mengadakan perlawanan terhadap sorga. Beelzebul mengatakan bahwa sebuah
dunia baru sedang dibangun, yang kelak akan menjadi tempat tinggal manusia.
Setan memutuskan untuk mengunjungi dunia baru ini dengan melewati pintu
gerbang neraka. Setan digambarkan menelurkan ide tentang dosa melalui
ledakan api dari dahinya.

Kitab 3 Allah mengamati perjalanan setan dan menubuatkan kejatuhan manusia yang
dilakukan setan. Namun ditekankan bahwa kejatuhan terjadi karena kehendak
bebas manusia sendiri dan bukan merupakan tanggung jawab Allah. Anak Allah
menawarkan Dirinya sebagai tebusan bagi ketidaktaatan manusia. Setan muncul
di bumi, menyamar sebagai malaikat.

Kitab 4 Setan berkeliling di taman Eden. Di sana dia melihat Adan dan Hawa sedang
berbicara tentang pohon pengetahuan yang terlarang. Setan mencoba
mengamati-amati dan selanjutnya dia berusaha menggoda Hawa ketika sedang
tidur. Tetapi apa yang dilakukan setan diketahui oleh malaikat Gabriel yang
selanjutnya mengusirnya dari taman Eden.

Kitab 5 Hawa terbangun dan menceritakan mimpinya pada Adam. Allah mengutus
Rafael untuk memperingatkan dan menghibur Adam. Mereka berdiskusi tentang
kehendak bebas dan predestinasi. Rafael juga menceritakan tentang bagaimana

14
DYK-02-Nama Lucifer-PDF
setan membujuk para malaikat untuk melawan Allah.

Kitab 6 Selanjutnya Rafael menggambarkan perang yang terjadi di sorga dan bagaimana
Anak Allah mencampakkan setan dan pengikut-pengikutnya ke neraka.

Kitab 7 Rafael menjelaskan bahwa setelah itu Allah memutuskan untuk menciptakan
dunia yang lain (bumi) dan dia memperingatkan Adam untuk tidak makan buah
pohon pengetahuan.

Kitab 8 Adam menanyakan pada Rafael tentang bintang-bintang dan susunan sorga.
Rafael memperingatkan Adam karena sorga adalah sesuatu yang terlalu tinggi
untuknya. Rafael menyuruh Adam bersikap bijaksana dan bersabar.

Kitab 9 Setan kembali ke Eden dan masuk ke dalam tubuh ular yang sedang tidur. Ular
itu berusaha mencobai Hawa untuk makan dari buah pohon pengetahuan. Hawa
memakannya dan mengambilkan beberapa buah lagi untuk Adam. Adam
tersadar bahwa Hawa telah ditipu namun Adam terus makan buah itu. Dalam
keadaannya yang tidak bersalah, mereka menutupi ketelanjangan mereka.
Mereka terduduk menangis, seperti hujan air mata mereka.

Kitab 10 Allah mengirim Anak-Nya ke Eden untuk menghukum Adam dan Hawa. Setan
kembali ke neraka dengan kemenangan besar.

Kitab 11 Anak Allah memohon pengampunan dari Allah untuk kepentingan Adam dan
Hawa. Allah menyuruh mereka keluar dari Eden. Malaikat Mikael datang untuk
menghukum. Mikael membentangkan sejarah dunia pada masa mendatang
kepada Adam.

Kitab 12 Sebelum mengusir Adam dan Hawa, Mikael bercerita tentang Mesias yang akan
datang. Sorga telah berlalu bagi mereka. Puisi ini diakhiri dengan kata-kata
“Dunia terbentang di hadapan mereka. Mereka bergandengan tangan
menjelajahi dunia. Dari eden, mereka menjalani dunia mereka yang sunyi.”

Dari karya inilah akhirnya cerita fenomenal tentang Lucifer beredar bahkan
hingga saat ini. Disini penyaji akan mengangkat sebuah contoh cerita yang menggambarkan
kejatuhan malaikat yang beredar di zaman post-modern ini:

Lucifer dalam Alkitab adalah malaikat pemimpin puji-pujian di sorga. Ia


diciptakan oleh Allah. Ia terkenal karena keindahannya dan kemegahannya. Hal ini
membuatnya sombong dan ingin dipuja, menjadi sama seperti Allah. Karena
pemberontakannya ini, ia dilemparkan oleh Allah ke bumi. Ia berhasil merekrut sepertiga
dari berlaksalaksa (laksa: puluhan ribu) malaikat di surga bersamanya. Sejak ia jatuh dalam
dosa,ia menjadi tuan dari kegelapan, kekacauan, ketidakteraturan, kerusakan, dsb. Lucifer
dalam kitab Kejadian menggunakan seekor ular untuk menjatuhkan Adam dan Hawa ke
dalam dosa. Ia adalah pendusta dan bapa (sumber) dari segala dusta dan kebohongan (Yoh
8:44). Kedatangan Yesus ke dunia telah menebus manusia dari dosa dan mengalahkan
Lucifer. Ia dilucuti, dan sekarang mengandalkan tipu muslihat dan kelicikannya untuk
membinasakan manusia. Pada akhirnya nasibnya akan sangat mengerikan: dilemparkan ke
dalam lautan api dan belerang dan disiksa selamalamanya (Wahyu 20:10).

Penyaji berpendapat, berdasarkan biografi Origenes dan beberapa karyanya, ia


terlihat sebagai tokoh penafsir yang menganut metode Allegoris15 sehingga kitab-kitab
apokaliptis yang dia tafsir mengakibatkan simbol-simbol dan tanda-tanda dalam kitab-kitab
itu direlevansikan dengan suatu tokoh atau keadaan tertentu sesuai dengan arah dan ide si
penafsir. Cerita Lucifer semakin kuat dalam gereja setelah St. Jerome menggunakan kata
Lucifer dalam Alkitab resmi Gereja Khatolik Roma Vulgata.

2.3.1 Kritik Historis Terhadap Yesaya 14:12-15 dan Yehezkiel 28:11-19

Kita harus menganggap serius konteks historis dan pernyataan spesifik literari
Yesaya dan menegaskan bahwa ini mengacu kepada raja Babel (atau raja-raja Asyur setelah
Ashurbanipal). Dari ay. 12 jelas merujuk padaseorang raja duniawi Asyur atau Babel (lih. ay.
16-17). Gambaran dari puisi (ay. 4-21) diambil dari mitologi Kanaan (khususnya ay. 13-14),
yang dikenal dari Ras Shamra Tablet berasal dari abad ke lima belas ditemukan di kota
Ugarit.Istilah "bintang pagi" (Helal) dan "bintang fajar" (Shabar) keduanya nama dewa dalam
mitologi Kanaan, seperti gunung para dewa di utara (Gunung Zaphon, lih. Maz. 48:2). Juga
sebutan untuk tuhan, "Yang Maha Tinggi," adalah umum dalam puisi Ugarit dan mengacu
pada Ba'al Shamim ("Tuhan langit"). Dalam puisi Kanaan mytho-Helal, dewa yang lebih

15
Metode ini dimulai dari penyatuan antara agama dan filsafat Yunani. Dengan munculnya filsafat, orang
Yunani mulai menyadari bahwa mereka tidak mungkin menafsirkan tulisan-tulisan agama mereka secara
harfiah dan tetap berpegang pada filsafat mereka. Jika kedua-duanya diambil secara harfiah, maka keduanya
akan bertentangan. Karena kesetiaan baru mereka kepada filsafat, maka untuk membuat agar agama dan
filsafat mereka tidak berbenturan mereka harus menyimpulkan bahwa tulisan-tulisan keagamaan mempunyai
arti agak lain daripada arti harafiahnya. Metode ini beranggapan bahwa di balik arti yang jelas dan nyata dari
kitab suci terdapat artinya yang sebenarnya.
rendah, mencoba untuk merebut kekuasaan, namun dikalahkan. Ini ada di balik perumpamaan
Yesaya tentang penguasa timur yang sombong.16

Kemudian sumber kedua yakni Yehezkiel 28:11-19 yang mirip dengan Yesaya
14:12-15 yakni kejatuhan Raja Tirus. Ini merupakan bagian dari nubuatan mengenai
kejatuhan Tirus. Pada konteks itu, raja Tirus sering menyebut dirinya sebagai dewa atau
manusia Tuhan dan nama raja itu adalah Ittoba’al17 III yang memimpin Tirus tahun 590-575
SM. Ia sering meninggikan dirinya dan menyamakan dirinya dengan Tuhan.18

2.3.2 Fakta Historis Tentang “Malaikat Yang Jatuh” (Lucifer)

Legenda tentang malaikat yang jatuh (Lucifer) yang dihubung-hubungkan dengan


cerita alkitab merupakan sebuah kisah yang cukup tua dan bahkan sudah ada sebelum
kemunculan kekristenan. Cerita ini muncul dalam naskah-naskah pseudopigrapha dan
apokrifa yang ditulis sekitar 200-150 SM. Literatur-literatur tersebut kebanyakan bersifat
apokaliptis, yang menggambarkan perubahan-perubahan besar yang terjadi di dunia serta
tentang akhir jaman. Melalui literatur-literatur itulah kita dapat melihat perkembangan
gagasan atau ide tentang roh jahat. Menurut literatur-literatur tersebut, sebenarnya kejahatan
bukan merupakan esensi dan asal usul dari setan. Salah satu literatur terkenal yang membahas
tentang hal ini adalah kitab Henokh. Kitab ini menceritakan antara lain tentang ‘kecelakaan’
yang terjadi dalam kelompok para malaikat. Beberapa kelompok malaikat memberontak pada
Allah dan akhirnya mereka dicampakkan dari sorga. Sebuah tulisan orang Yahudi, The Life
of Adam and Eve (Vita Adami et Evae) yang diperkirakan berasal dari 200 SM-200 M,
memberi dukungan terhadap kisah ini. Menurut tulisan ini, setan bercerita kepada Adam dan
Hawa bahwa kejatuhannya dari sorga merupakan akibat penolakannya menyembah Adam
sebagai gambaran Allah.19 Informasi dari Alfred Edersheim juga menginformasikan bahwa
bahwa Yudaisme rabinis terlalu dipengaruhi oleh dualisme Persia dan spekulasi yang jahat.
Para rabi bukanlah sumber yang baik bagi kebenaran di area ini. Yesus secara radikal

16
Bob Utley, Isaiah A Commentary, 153
17
Ittoba’al secara harafiah juga berarti manusia ba’al.
18
John Barton & John Muddiman, The Oxford Bible Commentary, (Oxford University Press : U.K, 2007), 553
19
DYK-02-Nama Lucifer-PDF
menyimpang dari ajaran Sinagog di area ini. Konsep musuh archangelic YHWH
dikembangkan dari dua dewa yang tinggi dualisme Persia, Ahkiman dan Ormaza, dan
kemudian dikembangkan oleh para rabi menjadi dualisme Alkitab YHWH dan Setan.20

Perkembangan mengejutkan terjadi pada masa inter-testamental21. Pada periode


intertestamental ini, ular di Kejadian 3 diidentifikasi sebagai setan, dan bahkan kemudian hal
ini menjadi pilihan para rabbi. "Anak-anak Allah" dalam Kejadian 6 menjadi malaikat dalam
I Henokh 54:6.22 Dan uniknya, Kejadian 6:1-2 sangatlah mirip dengan 1 Henokh 6:1-2.23

III. Kesimpulan

Iblis merupakan sosok yang tak asing bagi kita meskipun alkitab tidak
menceritakan asal usulnya. Iblis merupakan sosok yang antagonis dalam alkitab dimana ia
selalu menghasut manusia agar melawan kehendak Allah. Kita sebagai orang Kristen
haruslah tetap membentengi diri kita dengan iman kita agar kita tidak mudah terpengaruh
kuasa si jahat, karena satu hal yang juga perlu kita sadari bahwa tidak kuasa yang lebih hebat
selain didalam nama Yesus.

IV. Daftar Pustaka

Barton, John & Muddiman, John., The Oxford Bible Commentary, (Oxford University Press :
U.K, 2007), 553

Browning,W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta : BPK-GM, 2012

Buck, Charles, Charles Buck Theological Dictionary,Nabu Publisher, 2011

20
Alfred Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah Vol II, (Grand Rapids, MI: Christian Classics
Ethereal Library, 1953)770
21
Apa yang terjadi dalam 400 tabun di antara penulisan kitab Maleakhi dan saat kelahiran Yesus tidak selalu
jelas. Ini lah yang disebut dengan "Periode Intertestamental" oleh sebab inilah jangka waktu di antara
penulisan Perjanjian Lama dan Baru. Kita tahu bahwa bangsa Israel yang telah dipulihkan itu mengalami
berbagai gangguan politik yang serius sementara waktu ini. Setelah Aleksander Agung menaklukkan Imperium
Persia, para pangeran dan jenderal Yunani berjuang untuk merebut hak untuk memerintah Timur Dekat. Raja
Antiokhus III dari wangsa Seleukus merebut Palestina.dari Mesir pada tahun 198 sM dan berusaha
menjadikannya sebuah pangkalan untuk membangun suatu imperium baru di Timur. Akan tetapi, Antiokhus III
bukanlah tandingan bagi legiun-legiun Roma. Mereka mengalahkan bala tentaranya pada tahun 190 sM dan
menjadikannya penguasa boneka dalam rangkaian pemimpin Roma.
22
Bob Utley, Isaiah A Commentary, 147
23
http://wesley.nnu.edu/index.php?id=2126
DYK-02-Nama Lucifer-PDF

Edersheim,Alfred., The Life and Times of Jesus the Messiah Vol II, Grand Rapids, MI:
Christian Classics Ethereal Library, 1953

Ellen Guiley, Rosemary., The Encyclopedia Of Demons and Demonology, New York :
Visionary Living, 2009

Fleming, Don., Bridgeway Bible Dictionary, Bridgeway Publications : Brisbane, Australia,


2004

http://wesley.nnu.edu/index.php?id=2126

L. Alden, Robert., Lucifer, Who or What? – (Bulletin of the Evangelical Theological Society
11, 1968) 35-39

Prophet, Elizabeth Clare., Fallen Angels And Origin of Evil, (Summit University Press :
USA, 2000)5

Unger, Merill F. & Whilliam White, Jr, Vines Expository Dictionary of the Old Testament
(Thomas Nelson Publisher : Nashville, 1949)1356

Utley, Bob, Isaiah A Commentary, Bible Lessons International: Marshall, Texas USA 2010

Van Der Toorn, Karel, Bob Becking, & Pieter W. Van Der Horst, Dictionary Of Deities and
Demonology In The Bible, William B. Eerdsman Publishing Company Grand Rapids :
Cambridge, U.K, 1999

Anda mungkin juga menyukai