BLOK 1 MODUL 2
SEMESTER 1
Oleh
DKI Jakarta
2014
PENDAHULUAN
Dalam pembahasan komunikasi dan empati,ada faktor komunikasi verbal dan non-verbal
yang digunakan dalam berkomunikasi.Penerapan empati berbicara tentang sikap untuk
memahami kondisi pasien dengan merasakan bahwa dokter berada didalam kondisi pasien
tersebut.Terutama hubungan komunikasi dokter dengan pasien,dokter dengan dokter,dokter
dengan masyarakat,dan dokter dengan profesi lainnya juga sangat berpengaruh.Maka dari itu
hal tersebut harus diterapkan sebagai hal yang wajar bagi seorang dokter sejak dini.
Pada zaman sekarang,masyarakat menuntut untuk diperlakukan baik karna mereka telah
datang ke dokter tersebut dan ingin mencapai kesembuhan.Kesembuhan bagi seorang dokter
dapat diartikan sebagai sehat fisiknya dan sehat jiwanya.Oleh karnanya dokter harus bersikap
sedemikian baik dan juga cerdas untuk bisa melayani pasien.Kali ini saya akan membahas
tentang komunikasi dan empati bagi seorang dokter.
Tujuan makalah ini dibuat agar mahasiswa mampu mengetahui kaidah dasar bioetik sebagai
dasar profesi kedokteran yang umum.
Rumusan masalah
Dokter kesal karna pasien tersebut bersikap kekanak kanakan pada saat menyampaikan
penyakitnya.
Pengertian komunikasi sendiri adalah tindakan untuk menyampaikan pendapat dari satu
individu kepada individu lain.Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
umat manusia,baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat,baik verbal maupun
non-verbal.
Empati sendiri adalah kemampuan (seolah olah) menjadi diri orang lain.Empati berarti kita
mampu membaca pikiran dari sudut pandang orang lain.1
Empati adalah akselerasi dari sikap proaktif kita terhadap orang yang kita tuju.Empati
semacam “kartu trup” kita dalam “mendekatkan diri” kepada orang lain.1 Berempati berarti
kita berusaha melakukan adaptasi dengan orang lain.kita berusaha mempelajari orang
tersebut agar mendapat keselarasan,keserasian, dan keharmonisan hubungan.1 Empati berarti
munculnya kerelaan diri untuk menjelah dunia orang lain.1
Komunikasi verbal
Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah penyampian pesan dengan tidak berbicara,disebut juga dengan
bahasa tubuh dan meliputi posisi tubuh,pergerakan,ekspresi wajah,postur tubuh,dan reaksi.2
Empati
Komunikasi Empati,bisa diatikan sebagai tugas seorang dokter.Empati adalah upaya dan
kemampuan mengerti,menghayati,dan menempatkan diri sendiri di tempat orang lain sesuai
dengan identitas diri,perasaan,pikiran,keinginan,perilaku orang tersebut.Menerima orang lain
apa adanya,dasar dari empati adalah kasih sayang (agape) yang bersifat tanpa pamrih.Dalam
berempati berarti tidak bersikap menghakimi,baik dalam
menyalahkan,membenarkan,menyetujui atau tidak menyetujui perbuatan seseorang tersebut.
Analisa transaksionil
Analisa transaksionil didalam komunikasi individu adalah tindakan menganalisa lawan bicara
(pasien) yang memiliki tingkat emosional yang berbeda-beda,terbagi menjadi orang
tua,dewasa,dan kanak-kanak.Dalam oknum orang tua biasa lebih cenderung
mengkritik,proteksi,bimbingan,bagaimana cara melakukan sesuatu.
Jika kebutuhan dasar (physiological) sudah terpenuhi maka,manusia akan menuntut rasa
aman (safety), lalu akan menuntut rasa kasih sayang atau kebergantungan
(love/belonging),dan seterusnya.Jika tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi patologi
seperti : apatisme,kebosanan,putus asa,tidak punya rasa humor lagi,keterasingan dan
sebagainya.
Perilaku adat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tetinggi kedudukannya pada
masyarakat yang memilikinya.
Perilaku norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.
Komunikasi kesehatan
Sedangkan Sehat itu adalah keadaan/kondisi yang tidak hanya bebas dari penyakit,tetapi
meliputi aspek fisik,psikis dan sosial.Keluhan penyakit seperti demam,sakit kepala dll.
Keadaan sakit dapat diberikan terapi melalui pengobatan medis dan terapi,ada cara
penggunaan obat yang rasional yaitu ketepatan indikasi,kesesuaian dosis,ada tidaknya
kontraindikasi,ada tidaknya efek samping,interaksi dengan obat dan makanan,ada tidaknya
polifarmasi ( memakan obat yang sama kegunaannya karna berbeda nama ).
Pembahasan kasus
Seorang perempuan 45 tahun datang berobat kedokter dengan banyak keluhan sering
pusing,sering sakit perut,sering lemas .Dokter kesal karna pasien banyak keluhan dan
mengemukakan keluhan tersebut secara kekanak –kanakan.
Dokter tidak memberi pendekatan kepada pasien dengan cara yang benar.
Dokter tidak menganalisa transaksionil dengan benar,karna sifat pasien yang kekanak-
kanakan seharusnya dokter tersebut memberikan respon transaksi secara orang tua
(membimbing pasien).
Kesimpulan
Dalam kasus tersebut seorang dokter tidak menerapakan komunikasi dan empati dokter dan
pasien.Karna didalam kasus tersebut dokter tersebut secara tidak langsung melakukan
tindakan antipati yang berlawanan dengan sikap empati terhadap pasien.Sikap pasien didalam
kasus tersebut sangat khawatir akan penyakitnya,sehingga pasien tersebut bertanya
tanya,karna mungkin dari faktor sosial seperti keluarga dan lingkungan sekitarnya yang
membuatnya panik,serta pasien tersebut tidak mengerti dengan apa yang dikatakan dokter
karna kurangnya pendidikan.Akan tetapi dokter tersebut juga tidak menanggapi pasien
dengan sabar,dan tidak segera mennangapi pasien dengan menjelaskannya dengan perlahan
agar pasien dapat mengerti bahwa tidak seharusnya dia bertindak kekanak-kanakan.Dokter
tidak menunjukan sikap profesionalitas seorang dokter.
Daftar Pustaka
118-19
Schwartz.Buku ajar keprerawatan pediatric volume 1.Ed ke-6.Jakarta:EGC ; 2008. Hal 138
q=maslow+hierarchy+of+needs&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=x
gQ9VL3SCoejugS23YHoDw&sqi=2&ved=0CAYQ_AUoAQ#facrc=_&imgdii=_&imgrc=-
6KBckX4bHpSUM%253A%3BKIpM-2Cgq3WupM%3Bhttp%253A%252F
%252Fupload.wikimedia.org%252Fwikipedia%252Fcommons%252Fthumb
%252F5%252F58%252FMaslow's_hierarchy_of_needs.svg%252F2000px-
Maslow's_hierarchy_of_needs.svg.png%3Bhttp%253A%252F%252Fen.wikipedia.org