Anda di halaman 1dari 24

RESUME

AKUNTANSI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :
HERYANTO

540170044

STIE IBEK
JALAN USMAN AMBON NO.4
PANGKAL PINANG
2020
RESUME
1. Perhitungan Biaya Proses
System biaya untuk menentukan biaya produksi ada 2 yaitu pesanan dan proses. Bila
dilihat dari proses pengolahan produk, berdasarkan pesanan akan memiliki proses
produksi yang terputus-putus sesuai dengan pemesanan yang ada sedangkan perusahaan
yang memproduksi berdasarkan proses, produksinya dilakukan sesara terus menerus
tanpa memperhatika adanya pesanan atau tidak.
Contoh biaya proses,
Pabrik mobil, ,diproduksi banyak dan jenisnya sama, dalam proses pembuatannya
melewati banyak departemen, contoh departemen perakitan mesin, departemen perakita
electricity, departemen pengecatan samapi dengan uji coba.

Biaya proses
 Produk tunggal yang dihasilkan selama periode waktu tertentu yang panjang.
 Biaya-biaya diakumulasi berdasarkan departemen, department production report
adalah dokumen kunci, unit cost dihitungberdasarkan department.
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya,
PDP ini membawa harga pokok produksi persatuan yang berasal dari periode
sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan
yang dikeluarkan oleh departemen yang bersangkutan dalam periode sekarang.
Dengan demikian, jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai ditransfer ke
gudang atau ke department berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan
produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok
produk selesai tersebut, agar tidak menjadi masalah maka ada 3 metode rata-rata
tertimbang, FIFO dan LIFO.
a. Metode rata-rata tertimbang
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang dan jumlhanya kemudian dibagi dengan unit
ekuivalen (maksudnya ekuivalen disini sebagai contoh 2 unit barang dalam proses
setara dengan 1 unit produk jadi) produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata
tertimbang dan digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke department berikutnya atau ke gudang atau dengan cara mengalikannya
dengan jumlah kuantitasnya.
Rumus :
Perhitungan Unit Ekuivalen :
UE=Unit selesai + %PDP Akhir
Contoh :
PT.H27 memproduksi kemasan anti pecah untuk kosmetik, dengan menggunakan dua
department yaitu department pencampuran dan percetakan berikut ini disajikan data
produksi dan biaya untuk bulan desember 2017 :

Keterangan Dept Percampuran Dept Percetakan


Produk dalam proses per 01/12/2017
(BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 450
(BOP 25%, BTK 40%) 500
Produk masuk proses 3.000
Produk selesai ditransfer ke dept percetakan 2.900
Produk ditransfer ke gudang 2.490
Produk dalam proses per 31/12/2017
(BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 500
(BOP 25%, BTK 40%) 1.000
Produk cacat karena kesalahan 50
Tambahan produkakibat tambahan bahan 40

Harga Pokok Produk dlm Proses 01/01/2017 87.500 166.200

Biaya tambahan:
Biaya bahan baku 586.500 -
Biaya tenaga kerja 635.000 563.030
Biaya overhead pabrik 496.000 418.500

Diminta :
Sajikan laporan harga pokok produksi untuk departemen percampuran menggunakan metod
rata-rata tertimbang ?
Penyelesaian :
PT.H27
Laporan Harga Pokok Produksi Departemen Pencampuran
Bulan Desember 2017
(Metode Rata-rata Tertimbang)
Laporan Produksi : Unit
Produk dalam proses per 01/12/2017
(BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 450
Produk masuk Proses 3.000_+
3.450
Produk selesai ditransfer ke dept percetakan 2.900
Produk dalam proses per 31/12/2017
(BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 500
Produk cacat karena kesalahan 50 __+
3.450
Biaya dibebankan di Departemen Pencampuran :
Unit
Elemen Biaya Jumlah HP/unit
ekuivalen
Hp produk dalam proses awal 87.500
Biaya ditambahkan didept pencampuran :
Biaya bahan baku 586.500 3.450 170
Biaya Tenaga Kerja 635.000 3.175 200
Biaya Overhead Pabrik 496.000_+ 3.100 160_+
1.717.500 + 530
Biaya Kumulatif 1.805.000
Catatan :
Mencari unit ekuivalen
1) BBB = 2.900 + (500 X 100%) + 50
2) BTK = 2.900 + (500 X 45%) + 50
3) BOP = 2.900 + (500 X 30%) + 50

Perhitungan harga pokok :


Perhitungan HP produk selesai ditransfer dek Dept Pencetakan :
HP produk selesai (2.900 X 530) = 1.537.000
HP Produk cacat (50 X 530) = 26.500_+
HP produk selesai ditransfer ke dept percetakan = 1.563.500
HP produk selesai ditransfer ke dept perceakan/unit = 530
Perhitungan HP Produk dalam proses akhir :
Biaya bahan baku (500 X 100%) X 170 = 85.000
Biaya tenaga kerja (500 X 45%) X 200 = 45.000
Biaya overhead pabrik (500 X 30%) X 160 = 24.000
HP produk dalam proses periode lalu = 87.500_+
241.500_+
Jumlah harga pokok produksi departemen pencampuran 1.805.000

2. Prilaku Biaya
Berdasarkan prilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu biaya tetap, biaya variable dan biaya semi variable.
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan
volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi
perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak
dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi
tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan,
sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.

b. Biaya Variable
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya
perubahan volume kegiatan. misalnya biaya yang antara masukan dan keluarannya
mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh : biaya bahan baku sebuah produk,
biaya tenag kerja langsung dalam bentuk bayaran kepada karyawan
c. Biaya Semi Variabel.
Yakni biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya
yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan
unsur variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan. Misalnya, biaya bahan baku dan juga biaya tenaga kerja
dalam pembuatan suatu produk ialah biaya variable.
Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
1. Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan
variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2. Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang
menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan, 
y = f(x).
3. Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana
hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya
tersebut berlaku.

Metode Penaksiran Fungsi Linier


Ada dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya : (a) pendekatan historis (historical
approach) dan (b) pendekatan analitis (analytical approach).

Pendekatan historis
Terdapata 3 metode dalam pendekatan historis yakni : (1) metode titik tertinggi dan terendah 
(2) metode biaya berjaga dan (3) metode kuadrat terkecil.

Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method).
Contoh 1
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi & pemelihara an pada PT H27tahun 2003
yakni :
Bulan Ke Biaya Reparasi & Pemeliharaan Jam Mesin
1 750.000 6.000
2 715.000 5.500
3 530.000 4.250
4 600.000 4.000
5 600.000 4.500
6 875.000 7.000
7 800.000 6.000
8 1.000.000 8.000
9 800.000 6.000
10 750.000 6.000
11 550.000 4.500
12 600.000 4.500
8.570.000 66.250
Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai
berikut
Bia Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegia-
tan Tertinggi dan Terendah
Tertinggi Terendah Selisih
Jumlah Jam Mesin             8.000           4.000            4.000
Biaya Repr & Pemelhr. Rp. 1.000.000 Rp. 600.000 Rp. 400.000

Gambar 02. Perhitungan Unsur Biaya Tetap


Titik Kegiatan Tertinggi Titik Kegiatan
Terendah
Biaya Reparasi & peme- Rp. 1000.000 Rp. 600.000
liharaan mesin yg terja
di.
Rp. 100 x 8.000   800.000
Rp. 100 x 4.000 Rp. 400.000
Biaya Reparasi & Peme Rp.  200.000 Rp. 200.000
liharaan Tetap

Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk
fungsi linier yakni : Y = 200.000 + 100x
Metode Biaya Berjaga ( Standby Cost Method)
Metode ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan
andaikata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.

Contoh :
Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam
mesin per bulan biaya yang dikeluar kan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan
menurut perhitungan, apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang
tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000 Maka penentuan biaya variable
dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :

Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 8000 jam mesin Rp. 1.000.000
Biaya Tetap ( Biaya berjaga) Rp.    400.000
Selisih Rp.    600.000
Biaya Variabel per jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan
secara matematis sbb
                        Y = 4.00.000 + 75 x

Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method)


Dalam persamaan garis regresi  :  y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak
bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh
perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable).
Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan.

Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :         
b. =    n ∑(xy)  -  ∑x  ∑ y
                       n ∑x2   -   (∑x)2

a  =     ∑y -  b(∑x)  
                                    
n

Bln ke Bia Repr&Peml


    (Rp.1000) Jam Mesin
y. x. xy. x2
1 750 6000 4500000000 36000000
2 715 5500 3932500000 30250000
3 530 4000 2120000000 16000000
4 600 4000 2400000000 16000000
5 600 4500 2700000000 20250000
6 875 7000 6125000000 49000000
7 800 6000 4800000000 36000000
8 1000 8000 8000000 64000000
9 800 6000 4800000000 36000000
10 750 6000 4500000000 36000000
11 550 4500 2475000000 20250000
12 600 4500 2700000000 20250000
∑y ∑x. ∑xy. ∑x2
8570000 66000 41060500000 380000000
     b. =  12  x  41.060.500.000 – 66.000. x 8570000   =    
              12 x  380.000.000 – (66.000)2     
                               

a.=  8.570.000 – b x 66.000 =


                             12

Jadi biaya reaparasi dan pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari


Biaya variabel =  Rp. 115 per jam mesin  ( 0,115 x Rp.1.000)
Biaya tetap       =  Rp.  79.270 per bulan

Atau fungsi linier biaya tersebut adalah :

                        Y = 79.270 + 115x

3. Hubungan biaya-volume-laba
Analisis biaya-volume-laba adalah salah satu alat yang sangat berguna bagi manajer
dalam memahami hubungan timbale balik antara biaya,volume dan laba dalam suatu
organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antara lima elemen :
a. Harga produk
b. Volume atau tingkat aktivitas
c. Biaya variable per unit
d. Total biaya tetap
e. Bauran produk yang dijual
Karena analis Biaya-Volume-Laba membantu manajer untuk memahami hu-bungan
antara biaya, volume dan laba, alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan
keputusan. Keputusan ini termasuk produk apa yang akan dibuat atau dijual,
bagaimanakah kebijakan penentuan harganya, apakah strategi pemasaran yang digunakan,
tipe fasilitas produksi apa yang diperlukan.
Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba, yaitu :
 Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan.
 Biaya bersifat liniar dalam rentang cakupan yang cukup relevan dan dapat dibagi
secara akurat kedalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.
 Dalam perusahaan dengan multi produksi, bauran penjualannya tetap.
 Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang
diproduksi sama dengan unit yang terjual.
Laporan laba rugi dengan pendekatan kontribusi menekankan pada perilaku biaya dan
hasilnya akan sangat membantu manajemen untuk menentukan pengaruhnya terhadap
laba karena perubahan harga jual, biaya dan volume.

Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel.
Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi
laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban
tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup
beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik
impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk
setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan
yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit
yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan
peningkatan laba yang diharapkan.

Margin Keamanan
Margin Keamanan adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan diatas titik impas
volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat
menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin
rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin keamanan juga dapat disajikan dalam
bentuk presentase. Presentase ini didapat dengan membagi margin keamanan dalam
dollar dengan total penjualan.

Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L Dalam Perubahan Berbagai Faktor


Beberapa Aplikasi dari Konsep Biaya-Volume-Laba yaitu antara lain :

 Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan


Manajemen perusahaan mempertimbangkan untuk meningkatkan anggaran iklan per
bulan sebesar $10,000 akan meningkatkan penjualan sebesar $30,000 dan 520 unit.
Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Sekarang Revisi Peningkatan %
Penjualan & Penjualan
Biaya Iklan
Penjualan  $ 100,000 $ 130,000 $ 30,000 100%
(-/-) B. Variabel 60,000      78,000    18,000 60%
Margin 40,000      52,000    12,000 40%
kontribusi
(-/-) Beban 35,000     45,000            0
tetap
Laba bersih $     5,000 $    7,000 $  12,000

Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan maka peningkatan anggaran iklan
akan meningkatkan laba bersih sebesar $ 2,000. terdapat 2 cara cepat perhitungan diatas
yaitu :
Perhitungan I
Proyeksi Margin Kontribusi ($130,000 x 40% rasio CM)        $ 52,000
Total Margin Kontribusi ($100,000 x 40% rasio CM)       $ 40,000
Peningkatan Margin Kontribusi    12,000
Perubahan dalam biaya tetap
     (-/-) Peningkatan biaya iklan       $ 10,000
Peningkatan Laba Bersih       $   2,000

Perhitungan II
Peningkatan Margin Kontribusi ($30,000 x 40% rasio CM)    $ 12,000
     (-/-) Peningkatan biaya iklan       10,000
Peningkatan Laba Bersih    $   2,000

Perhitungan ini lebih singkat tidak perlu menyiapkan laporan laba rugi dan melibatkan
analisis perningkatan yang memperhitungkan faktor pendapatan, biaya dan volume yang
akan berubah jika terdapat perubahan diantara faktor-faktor diatas.

 Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan


Manajemen perusahaan mempertimbangkan penggunaan komponen berkualitas lebih
tinggi yang akan mengakibatkan naiknya biaya variabel sebesar $10 namun dengan
perbaikan komponen akan meningkatkan penjualan menjadi 480 unit per bulan.
Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
     Perhitungan  
Proyeksi Margin Kontribusi        $ 43,200
(480 unit  x $90 per unit )
Total Margin Kontribusi saat ini
          40,000
(400 x $100 per unit)
Peningkatan Margin Kontribusi   $13,200
Dari hasil perhitungan disimpulkan peningkatan biaya variabel dapat dilakukan karena
dapat meningkatkan penjualan sehingga meningkatkan total margin kontribusi dan laba
bersih sebesar $ 3,200.

 Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual dan Volume Penjualan


Manajemen perusahaan mempertimbangkan menurunkan harga jual sebesar $20 per unit
dan meningkatkan biaya iklan sebesar $15,000 per bulan namun dapat meningkatkan
penjualan sebesar 50% atau menjadi 600 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini
     Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin Kontribusi
       $ 48,000
(600 unit x $ 80 per unit)
Total Margin Kontribusi sekarang
       $ 40,000
(400 unit x $100 per unit)
Peningkatan Margin Kontribusi    8,000
Perubahan dalam biaya tetap
     (-/-) Peningkatan biaya iklan        $ 15,000
Penurunan Laba Bersih      ($   7,000)
                                                                                        
Sebelum Revisi Sesudah Revisi  
Total Per Total Per Selisih
Unit Unit
Penjualan  $ $ 250 $ 138,000 $ 230 $ 38,000 
100,000
(-/-) B. Variabel 60,000     150      90,000    150    30,000
Margin 40,000    $ 100     48,000 $   80      8,000
kontribusi
(-/-) Beban 35,000     50,000     15,000
tetap
Laba bersih $     $    2,000 ($ 7,000)
5,000
Perubahan seharusnya tidak dilakukan karena mengakibatkan penurunan laba bersih.
 Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan mengganti sistem kompensasi dari gaji tetap
dengan total $6,000 per bulan menjadi komisi sebesar $15 per unit sehingga dapat
meningkatkan penjualan sebesar 15% atau menjadi 460 unit. Perubahan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin Kontribusi
       $ 39,100
(460 unit x $ 85 per unit)
Total Margin Kontribusi sekarang
      $ 40,000
(400 unit x $100 per unit)
Peningkatan Margin Kontribusi        (900)
Perubahan dalam biaya tetap :
(+/+) Perubahan gaji menjadi komisi       $   6,000
Penurunan Laba Bersih       $   5,100
                                                                                        
Sebelum Revisi Sesudah Revisi  

Total Per Total Per Selisih


Unit Unit
Penjualan  $ $ 250 $ 115,000 $ 250 $ 15,000 
100,000
(-/-) B. Variabel 60,000     150      75,900    165    15,900
Margin 40,000    $ 100     39,100 $   85 $     900
kontribusi
(-/-) Beban 35,000     29,000      ( 6,000)
tetap
Laba bersih $     $  10,100    $  5,100
5,000

Perubahan seharusnya dilakukan. Biaya tetap akan menurun sebesar $ 6,000 dari $35,000
menjadi $29,000 dan margin kontribusi per unit menurun menjadi $85. implikasi dari
semua itu akan meningkatkan laba bersih yang berasal dari penghematan biaya tetap tadi. 

 Perubahan dalam Harga Jual


Manajemen perusahaan mempertimbangkan selain penjualan biasa, untuk menjual 150
unit kepada penjual grosir dengan harga khusus. Manajemen sedang menyusun harga jual
khusus agar mendapatkan laba bulanan sebesar $3,000. 
Perhitungan
Biaya variabel per unit         $ 150
Proyeksi Laba per unit 
       $   20
($3,000 / 150 unit)
Proyeksi Harga jual per unit        $ 170
                             
Beban tetap tidak diperhitungkan karena tidak terpengaruh oleh penjualan harga khusus
dimana biaya tetap akan sama jumlahnya berapapun unit terjual dan harga yang
dkenakan.

4. Perhitungan biaya variable : Alat bagi manajemen

 Gambaran Umum Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya

Penyerapan

a. Perhitungan Biaya Penyerapan

Perhitungan biaya penyerapan memperlakukan semua biaya produksi sebagai

biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau tetap. Dengan

demikian biaya produk per unit terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung,

dan overhead pabrik variabel dan tetap. Jadi perhitungan biaya penyerapan

mengalokasikan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap ke dalam unit produk

bersama dengan biaya overhead variabel. Metode ini sering disebut metode biaya

penuh (Full Cost).

b. Perhitungan Biaya Variabel

Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel (Variable Costing) , hanya

biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan out put yang diperlakukan

sebagai biaya produk. Termasuk di dalamnya adalah bahan langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead pabrik variabel. overhead pabrik tetap tidak diperlakukan

sebagai biaya produk. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya

periodik yang dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan setiap periodenya.

Perhitungan ini sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct

costing) atau perhitungan biaya marginal ( marginal costing).


c. Perhitungan Biaya Per Unit

Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya per unit dengan menggunkan

perhitungan biaya penyerapan dan variable.

Jumlah Yang Diproduksi Tiap Tahun…………………….. 6.000

Biaya Variabel Per Unit :

1.      Bahan Baku Langsung……………………………..      $ 2

2.      Tenaga Kerja Langsung……………………………      $ 4

3.      Overhead Pabrik Variabel…………………………      $ 1

4.      Beban Penjualan Dan Adm……………………….      $ 3

Biaya Tetap Per Tahun :

1.      Overhead Pabrik Tetap…………………………..

2.      Bebaan Penjualan Dan Adm…………………….. $ 30.000

$ 10.000

Diminta :

1.      Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitunga biaya penyerapan

2.      Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitunga biaya variabel

Solusi

Perhitungan Biaya Penyerapan

Bahan Baku Langsung……………………………..      $ 2

Tenaga Kerja Langsung……………………………      $ 4

Overhead Pabrik Variabel…………………………      $ 1

Total Biaya Produksi Variabel……………………..      $ 7

Overhead Pabrik Tetap ($ 30.000/6.000 unit Produk)         6

Biaya Produksi per unit $    12

Perhitungan Biaya Variabel

Bahan Baku Langsung……………………………      $ 2


Tenaga Kerja Langsung…………………………..      $ 4

Overhead Pabrik Variabel………………………..      $ 1

Biaya Produk per unit      $ 7

 Perbandingan Laporan Laba Rugi dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan

Variabel

Laporan laba rugi dengan menggunakan pendekatan perhitungan biaya

penyerapan dan variabel ditunjukan dalam tampilan 7-2. Dalam menyiapkan laporan-

laporan ini kita menggunakan data Boley Company yang diberikan sebelumnya,

bersama dengan informasi tentang perusahaan yang diberikan di bawah ini :

Unit dalam persedian awal…………………………….            0

Unit yang diproduksi…………………………………..      6.000

Unit yang terjual……………………………………….      5.000

Unit dalam persedian akhir…………………………….      1.000

Harga jual perunit……………………………………...        $ 20

Beban penjulan dan administrasi………………………

     Variabel perunit…………………………………….      $     3

      Tetaap perunit…………………………………….. $ 10.000

PERHITUNGAN BIAYA
KETERANGAN
PENYERAPAN VARIABEL

Biaya perunit :

Bahan Baku Langsung……………………………………….. $2 $2

Tenaga Kerja Langsung…………………………………….    4 4

 Overhead Pabrik Variabel…………………………………    1 1


 Overhead Pabrik Tetap ($ 30.000/6.000 unit).……………..    5 -----

Biaya Produksi perunit……………………………………….. $12 $7

1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan jika persediaan meningkat maka

beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba

rugi sebagai bagian harga pokok penjualan.

2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan

sebagai beban periode berjalan.

3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding

perhitungan biaya penyerapan. Alasanya adalah dalam perhitungan biaya variabel,

hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian

dimasukan dalam persediaan.

4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap

dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba

yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik.

5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit

sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasikan

biaya berdasarkan perilaku.

 Perbandingan Menyeluruh Data Pendapatan

1.      Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih opersioanal akan sama secara

umum baik menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya

variabel.

2.      Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan

dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan pada umumnya akan lebih

besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya

variabel. Karena dengan perhitungan biaya penyerapan sebagian dari biaya

overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan di dalam persediaan.


Perbandingan Efek Laba – Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
Hubungan Antara Produksi Akibat Pada Hubungan Antara Laba Bersih
& Penjualan Untuk Periode Persedian Operasional Perhitungan Biaya
Yang Bersangkutan Penyerapan Dan Perhitungan
Biaya Variabel
Produksi = Penjualan Persedian Laba bersih Operasional
tidak berubah perhitungan biaya penyerapan =
Laba bersih operasional perhitungan
biaya variabel
Produksi > Penjualan Persedian Laba bersih Operasional
Meningkat perhitungan biaya penyerapan >
Laba bersih operasional perhitungan
biaya variabel*
Produksi < Penjualan Persedian Laba bersih operasional perhitungan
Menurun biaya penyerapan < Laba bersih
operasional perhitungan biaya
variabel **

Laba bersih lebih tinggi dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena
dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap ditanguhkan ke dalam persedian seiring
dengan naiknya persedian.
**
Laba operasi lebih rendah dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan,
karena dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap dilepaskan dari persedian sairing
dengan turunnya persedian.

3.      Ketika penjualan di bawah persediaan, laba bersih operasional yang dilaporkan

dengan menggunakan perhitungan biaya variabel pada umumnya akan lebih

besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya

penyerapan. Karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang

sebelumnya ditangguhkan di dalam persediaan dengan perhitungan biaya

penyerapan sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan.

4.      Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan

perhitungan biaya penyerapan dan variabel cenderung sama.

 Pengaruh Perubahan Produksi terhadap Laba Bersih Operasional


Laba bersih operasional dalam perhitungan variabel tidak dipengaruhi oleh

perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel. Laba bersih

operasional dalam perhitungan penyerapan dipengaruhi oleh perubahan dalam

produksi dengan perhitungan biaya penyerapan. Alasan yang menjelaskan pengaruh

ini dapat ditelusur lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode

ke periode lainnya sebagai akibat perubahan dalam persediaan.

1.    Perhitungan Biaya Variabel

Laba bersih operasional tidak dipebgaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan

perhitungan biaya variabel. Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh

terhadap laba bersih operasional ketika metode perhitungan biaya variabel

digunakan.

2.    Perhitungan Biaya Penyerapan

Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan

perhitungan baiay penyerapan. Pada dasarnya laba bersih operasional meningkat

dan menurun anatara kedua tahun tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual

sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat

ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke

periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan sebagai akibat dari

perubahan dalam persedian.

5. Biaya Berbasis aktivitas atau activity based costing (ABC)


Activity based costing merpakan system yang membebankan biaya ke objek biaya seperti
produk atau jasa yang berdasarkan aktivitas yang mengonsumsi sumberdaya. Aktivitas
disini dapat berupa kejadian, tugas, atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu,jadi
dengan system ABC biaya akan dihitung pada masing-masing aktivitas dan dibebankan
ke objek biaya berdasarkan konsumsi dari aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk dan jasa.
 Pemicu Biaya (Cost Driver) dalam Sistem ABC 
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya
overhead. Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang
terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan
jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus
diidentifikasi melalui cost driver. Terdapat dua jenis cost driver, yaitu:
1. Driver sumber daya (resources driver). Driver sumber daya merupakan ukuran
kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas ke Cost Pool tertentu. Contoh dari driver sumber daya adalah persentase
dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas. 
2. Driver aktivitas (activity driver). Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan
intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver
aktivitas digunakan untuk membebankan biaya dari Cost Pool ke objek biaya.
Contoh dari driver aktivitas adalah jumlah suku cadang yang berbeda yang
digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan
bahan untuk setiap produk.
 Kelompok Biaya (Cost Pool) dalam Sistem ABC 
Cost pool adalah sebuah wadah dimana biaya diakumulasi dan berkaitan dengan
sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC (Garrison dkk, 2014). Cost
pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki hubungan yang kuat antara cost driver
dengan biaya aktivitas. Setiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-
transaksi homogen. Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan menyebabkan
semakin bertambahnya biaya dalam cost pool.

Aktivitas yang ada dalam perusahaan dapat digabungkan menjadi satu cost pool atau
beberapa cost pool. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan
dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan
biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih
menjelaskan hubungan sebab akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang
dihasilkan. Untuk membebankan biaya pada setiap cost pool digunakan tarif tertentu
yang dihitung dengan membagi biaya cost pool dengan cost driver

 Tahapan Penerapan Sistem ABC 


Proses penerapan ABC untuk menentukan harga pokok produksi dapat dibagi menjadi
dua tahap, yaitu mengidentifikasi dan mengelompokkan aktivitas serta pembebanan
biaya sumber daya ke aktivitas dan pembebanan biaya aktivitas ke produk. Adapun
penjelasan tahapan penerapan sistem ABC adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan aktivitas 
1. Mengklasifikasikan berbagai aktivitas. Berbagai aktivitas diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu interprestasi yang mudah
dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat
dikelola untuk menghasilkan produk atau jasa. Cara untuk memahami aktivitas
dan bagaimana aktivitas tersebut digabungkan disusun dalam empat tingkatan
aktivitas yaitu aktivitas berlevel unit (unit level activities), aktivitas berlevel
batch (batch level activities), aktivitas berlevel produk (product level
activities) dan aktivitas berlevel fasilitas (fasility level activities). 
2. Mengidentifikasi Biaya. Untuk membebankan biaya dari sumber daya ke
aktivitas, terlebih dahulu harus dilakukan identifikasi elemen biaya utama.
Penentuan elemen biaya ini dapat dilihat pada buku besar perusahaan. Biaya
yang perlu diperhatikan adalah biaya overhead karena biaya overhead ini
merupakan biaya yang dikonsumsi secara tidak langsung sehingga harus
dianalisis. Berbeda dengan biaya tenaga kerja langsung yang pembebanannya
dapat dilakukan tanpa dianalisis. Biaya aktivitas meliputi semua nilai sumber
daya yang dikonsumsi untuk melakukan aktivitas tersebut. 
3. Penentuan Aktivitas dengan Biaya. Suatu aktivitas mempunyai hubungan
langsung dengan biaya. Selain itu aktivitas memegang peranan penting dalam
menginterpretasikan data. Biaya-biaya dikelompokkan berdasarkan tujuan dan
pemicu biaya yang sama agar biaya tersebut memiliki sifat homogen untuk
memudahkan pengendalian dan untuk menghindari disorientasi alokasi
produk. 
b. Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk 
1. Penentuan Cost Driver. Penentuan cost driver pada sistem activity based
costing sangat berbeda dengan sistem konvensional. Pada sistem kovensional,
cost driver yang digunakan adalah volume based measurement, sedangkan
pada sistem activity based costing cost drivernya yang digunakan tidak
hanyalah volume based measurement saja, tetapi juga batch level, product
level related measurement dan facility level related measurement. Akumulasi
biaya yang telah dikumpulkan pada tiap-tiap cost pool kemudian dialokasikan
pada produk yang mengkonsumsinya dengan menggunakan cost driver yang
telah ditetapkan sebagai dasar alokasinya. Banyak biaya yang dialokasikan
pada produk tergantung banyaknya cost driver yang dikonsumsi oleh produk
tersebut. Pemicu biaya (cost driver) merefleksikan permintaan yang
ditempatkan terhadap aktivitas pada tiap jenis oli yang mengkonsumsinya.
Cost driver inilah yang digunakan untuk menelusuri biaya ke objek biaya.
Pada sistem ABC berlaku lebih dari satu pemicu biaya (cost driver) untuk
dijadikan dasar alokasi biaya ke produk. 
2. Pengalokasian Biaya. Setelah ditetapkan cost driver untuk masing-masing
kelompok biaya (cost pool), maka dapat dilakukan pengalokasian biaya-biaya
dalam cost pool ke masing-masing produk berdasarkan cost driver masing-
masing cost pool yang telah ditatapkan. Pada tabel-tabel diatas, kita dapat
ketahui besarnya biaya untuk masing-masing cost pool dan dari informasi
biaya tersebut kita pun dapat mengetahui pengalokasian biaya berdasarkan
cost driver, tarif per cost pool serta harga pokok untuk masing-masing produk.

PT H27. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai berikut:
Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi  Rp  10.000  Rp  40.000
Harga Jual  Rp  12.000  Rp    6.000
Biaya Utama  Rp    6.000  Rp    3.000
Jam Kerja
 Rp    5.000  Rp  10.000
Langsung
Akuntan manajemen PT H27. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:
Aktivitas Anggara Cost
Rekayasa  Rp     300.000
Set up  Rp  1.000.000
Perputaran mesin  Rp  3.000.000
Pengemasan  Rp     200.000
Total  Rp  4.500.000

Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:
Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
             9.00
Rekayasa (jam)           6.000           15.000
0
Set up (jam)               40                 60              1.00
0 0 0
Perputaran mesin
        50.000         100.000         150.000
(jam)
Pegemasan           5.000           20.000           25.000

Diminta:
Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?

Jawab
Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)
 Menghitung Tarif Aktivitas
Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktifitas
Rekayasa (jam)  Rp     300.000  Rp                    15.000  Rp                20
Set up (jam)  Rp  1.000.000  Rp                      1.000  Rp          1.000
Perputaran mesin (jam)  Rp  3.000.000  Rp                 150.000  Rp                20
Pegemasan  Rp     200.000  Rp                    25.000  Rp                  8
Total  Rp  4.500.000  Rp                 191.000  Rp          1.048

 Biaya Overhead yang dibebankan


Produk Tas
Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit
Rekayasa (jam)  Rp                20  Rp      6.000  Rp     120.000  Rp        20
Set up (jam)  Rp          1.000  Rp          400  Rp     400.000  Rp  1.000
Perputaran mesin (jam)  Rp                20  Rp    50.000  Rp  1.000.000  Rp        20
Pegemasan  Rp                  8  Rp      5.000  Rp        40.000  Rp          8
Total  Rp          1.048  Rp    61.400  Rp  1.560.000  Rp  1.048
Produk Sepatu
Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit
Rekayasa (jam)  Rp                20              9.000  Rp     180.000  Rp        20
Set up (jam)  Rp          1.000                 600  Rp     600.000  Rp  1.000
Perputaran mesin (jam)  Rp                20         100.000  Rp  2.000.000  Rp        20
Pegemasan  Rp                  8           20.000  Rp     160.000  Rp          8
Total  Rp          1.048  Rp  129.600  Rp  2.940.000  Rp  1.048

 Menghitung biaya per unit produk


Keterangan Tas Sepatu
Biaya Utama  Rp  60.000.000  Rp  120.000.000
Biaya Overhead  Rp  10.480.000  Rp    41.920.000
Total Biaya  Rp  70.480.000  Rp  161.920.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit  Rp             7.048  Rp               4.048

Anda mungkin juga menyukai