AKUNTANSI MANAJEMEN
DISUSUN OLEH :
HERYANTO
540170044
STIE IBEK
JALAN USMAN AMBON NO.4
PANGKAL PINANG
2020
RESUME
1. Perhitungan Biaya Proses
System biaya untuk menentukan biaya produksi ada 2 yaitu pesanan dan proses. Bila
dilihat dari proses pengolahan produk, berdasarkan pesanan akan memiliki proses
produksi yang terputus-putus sesuai dengan pemesanan yang ada sedangkan perusahaan
yang memproduksi berdasarkan proses, produksinya dilakukan sesara terus menerus
tanpa memperhatika adanya pesanan atau tidak.
Contoh biaya proses,
Pabrik mobil, ,diproduksi banyak dan jenisnya sama, dalam proses pembuatannya
melewati banyak departemen, contoh departemen perakitan mesin, departemen perakita
electricity, departemen pengecatan samapi dengan uji coba.
Biaya proses
Produk tunggal yang dihasilkan selama periode waktu tertentu yang panjang.
Biaya-biaya diakumulasi berdasarkan departemen, department production report
adalah dokumen kunci, unit cost dihitungberdasarkan department.
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya,
PDP ini membawa harga pokok produksi persatuan yang berasal dari periode
sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan
yang dikeluarkan oleh departemen yang bersangkutan dalam periode sekarang.
Dengan demikian, jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai ditransfer ke
gudang atau ke department berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan
produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok
produk selesai tersebut, agar tidak menjadi masalah maka ada 3 metode rata-rata
tertimbang, FIFO dan LIFO.
a. Metode rata-rata tertimbang
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang dan jumlhanya kemudian dibagi dengan unit
ekuivalen (maksudnya ekuivalen disini sebagai contoh 2 unit barang dalam proses
setara dengan 1 unit produk jadi) produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata
tertimbang dan digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke department berikutnya atau ke gudang atau dengan cara mengalikannya
dengan jumlah kuantitasnya.
Rumus :
Perhitungan Unit Ekuivalen :
UE=Unit selesai + %PDP Akhir
Contoh :
PT.H27 memproduksi kemasan anti pecah untuk kosmetik, dengan menggunakan dua
department yaitu department pencampuran dan percetakan berikut ini disajikan data
produksi dan biaya untuk bulan desember 2017 :
Biaya tambahan:
Biaya bahan baku 586.500 -
Biaya tenaga kerja 635.000 563.030
Biaya overhead pabrik 496.000 418.500
Diminta :
Sajikan laporan harga pokok produksi untuk departemen percampuran menggunakan metod
rata-rata tertimbang ?
Penyelesaian :
PT.H27
Laporan Harga Pokok Produksi Departemen Pencampuran
Bulan Desember 2017
(Metode Rata-rata Tertimbang)
Laporan Produksi : Unit
Produk dalam proses per 01/12/2017
(BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 450
Produk masuk Proses 3.000_+
3.450
Produk selesai ditransfer ke dept percetakan 2.900
Produk dalam proses per 31/12/2017
(BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 500
Produk cacat karena kesalahan 50 __+
3.450
Biaya dibebankan di Departemen Pencampuran :
Unit
Elemen Biaya Jumlah HP/unit
ekuivalen
Hp produk dalam proses awal 87.500
Biaya ditambahkan didept pencampuran :
Biaya bahan baku 586.500 3.450 170
Biaya Tenaga Kerja 635.000 3.175 200
Biaya Overhead Pabrik 496.000_+ 3.100 160_+
1.717.500 + 530
Biaya Kumulatif 1.805.000
Catatan :
Mencari unit ekuivalen
1) BBB = 2.900 + (500 X 100%) + 50
2) BTK = 2.900 + (500 X 45%) + 50
3) BOP = 2.900 + (500 X 30%) + 50
2. Prilaku Biaya
Berdasarkan prilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu biaya tetap, biaya variable dan biaya semi variable.
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan
volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi
perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak
dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi
tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan,
sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
b. Biaya Variable
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya
perubahan volume kegiatan. misalnya biaya yang antara masukan dan keluarannya
mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh : biaya bahan baku sebuah produk,
biaya tenag kerja langsung dalam bentuk bayaran kepada karyawan
c. Biaya Semi Variabel.
Yakni biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya
yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan
unsur variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan. Misalnya, biaya bahan baku dan juga biaya tenaga kerja
dalam pembuatan suatu produk ialah biaya variable.
Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
1. Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan
variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2. Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang
menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,
y = f(x).
3. Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana
hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya
tersebut berlaku.
Pendekatan historis
Terdapata 3 metode dalam pendekatan historis yakni : (1) metode titik tertinggi dan terendah
(2) metode biaya berjaga dan (3) metode kuadrat terkecil.
Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method).
Contoh 1
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi & pemelihara an pada PT H27tahun 2003
yakni :
Bulan Ke Biaya Reparasi & Pemeliharaan Jam Mesin
1 750.000 6.000
2 715.000 5.500
3 530.000 4.250
4 600.000 4.000
5 600.000 4.500
6 875.000 7.000
7 800.000 6.000
8 1.000.000 8.000
9 800.000 6.000
10 750.000 6.000
11 550.000 4.500
12 600.000 4.500
8.570.000 66.250
Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai
berikut
Bia Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegia-
tan Tertinggi dan Terendah
Tertinggi Terendah Selisih
Jumlah Jam Mesin 8.000 4.000 4.000
Biaya Repr & Pemelhr. Rp. 1.000.000 Rp. 600.000 Rp. 400.000
Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk
fungsi linier yakni : Y = 200.000 + 100x
Metode Biaya Berjaga ( Standby Cost Method)
Metode ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan
andaikata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Contoh :
Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam
mesin per bulan biaya yang dikeluar kan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan
menurut perhitungan, apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang
tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000 Maka penentuan biaya variable
dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 8000 jam mesin Rp. 1.000.000
Biaya Tetap ( Biaya berjaga) Rp. 400.000
Selisih Rp. 600.000
Biaya Variabel per jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan
secara matematis sbb
Y = 4.00.000 + 75 x
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
b. = n ∑(xy) - ∑x ∑ y
n ∑x2 - (∑x)2
a = ∑y - b(∑x)
n
3. Hubungan biaya-volume-laba
Analisis biaya-volume-laba adalah salah satu alat yang sangat berguna bagi manajer
dalam memahami hubungan timbale balik antara biaya,volume dan laba dalam suatu
organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antara lima elemen :
a. Harga produk
b. Volume atau tingkat aktivitas
c. Biaya variable per unit
d. Total biaya tetap
e. Bauran produk yang dijual
Karena analis Biaya-Volume-Laba membantu manajer untuk memahami hu-bungan
antara biaya, volume dan laba, alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan
keputusan. Keputusan ini termasuk produk apa yang akan dibuat atau dijual,
bagaimanakah kebijakan penentuan harganya, apakah strategi pemasaran yang digunakan,
tipe fasilitas produksi apa yang diperlukan.
Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba, yaitu :
Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan.
Biaya bersifat liniar dalam rentang cakupan yang cukup relevan dan dapat dibagi
secara akurat kedalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.
Dalam perusahaan dengan multi produksi, bauran penjualannya tetap.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang
diproduksi sama dengan unit yang terjual.
Laporan laba rugi dengan pendekatan kontribusi menekankan pada perilaku biaya dan
hasilnya akan sangat membantu manajemen untuk menentukan pengaruhnya terhadap
laba karena perubahan harga jual, biaya dan volume.
Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel.
Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi
laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban
tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup
beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik
impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk
setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan
yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit
yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan
peningkatan laba yang diharapkan.
Margin Keamanan
Margin Keamanan adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan diatas titik impas
volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat
menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin
rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin keamanan juga dapat disajikan dalam
bentuk presentase. Presentase ini didapat dengan membagi margin keamanan dalam
dollar dengan total penjualan.
Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan maka peningkatan anggaran iklan
akan meningkatkan laba bersih sebesar $ 2,000. terdapat 2 cara cepat perhitungan diatas
yaitu :
Perhitungan I
Proyeksi Margin Kontribusi ($130,000 x 40% rasio CM) $ 52,000
Total Margin Kontribusi ($100,000 x 40% rasio CM) $ 40,000
Peningkatan Margin Kontribusi 12,000
Perubahan dalam biaya tetap
(-/-) Peningkatan biaya iklan $ 10,000
Peningkatan Laba Bersih $ 2,000
Perhitungan II
Peningkatan Margin Kontribusi ($30,000 x 40% rasio CM) $ 12,000
(-/-) Peningkatan biaya iklan 10,000
Peningkatan Laba Bersih $ 2,000
Perhitungan ini lebih singkat tidak perlu menyiapkan laporan laba rugi dan melibatkan
analisis perningkatan yang memperhitungkan faktor pendapatan, biaya dan volume yang
akan berubah jika terdapat perubahan diantara faktor-faktor diatas.
Perubahan seharusnya dilakukan. Biaya tetap akan menurun sebesar $ 6,000 dari $35,000
menjadi $29,000 dan margin kontribusi per unit menurun menjadi $85. implikasi dari
semua itu akan meningkatkan laba bersih yang berasal dari penghematan biaya tetap tadi.
Penyerapan
biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau tetap. Dengan
demikian biaya produk per unit terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik variabel dan tetap. Jadi perhitungan biaya penyerapan
mengalokasikan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap ke dalam unit produk
bersama dengan biaya overhead variabel. Metode ini sering disebut metode biaya
biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan out put yang diperlakukan
sebagai biaya produk. Termasuk di dalamnya adalah bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik variabel. overhead pabrik tetap tidak diperlakukan
sebagai biaya produk. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya
$ 10.000
Diminta :
Solusi
Variabel
penyerapan dan variabel ditunjukan dalam tampilan 7-2. Dalam menyiapkan laporan-
laporan ini kita menggunakan data Boley Company yang diberikan sebelumnya,
PERHITUNGAN BIAYA
KETERANGAN
PENYERAPAN VARIABEL
Biaya perunit :
beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba
2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan
3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding
hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian
4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap
dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba
5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit
1. Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih opersioanal akan sama secara
variabel.
besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya
besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya
penyerapan. Karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang
ini dapat ditelusur lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode
Laba bersih operasional tidak dipebgaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan
digunakan.
dan menurun anatara kedua tahun tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual
sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat
ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke
periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan sebagai akibat dari
Aktivitas yang ada dalam perusahaan dapat digabungkan menjadi satu cost pool atau
beberapa cost pool. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan
dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan
biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih
menjelaskan hubungan sebab akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang
dihasilkan. Untuk membebankan biaya pada setiap cost pool digunakan tarif tertentu
yang dihitung dengan membagi biaya cost pool dengan cost driver
PT H27. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai berikut:
Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi Rp 10.000 Rp 40.000
Harga Jual Rp 12.000 Rp 6.000
Biaya Utama Rp 6.000 Rp 3.000
Jam Kerja
Rp 5.000 Rp 10.000
Langsung
Akuntan manajemen PT H27. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:
Aktivitas Anggara Cost
Rekayasa Rp 300.000
Set up Rp 1.000.000
Perputaran mesin Rp 3.000.000
Pengemasan Rp 200.000
Total Rp 4.500.000
Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:
Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
9.00
Rekayasa (jam) 6.000 15.000
0
Set up (jam) 40 60 1.00
0 0 0
Perputaran mesin
50.000 100.000 150.000
(jam)
Pegemasan 5.000 20.000 25.000
Diminta:
Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?
Jawab
Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)
Menghitung Tarif Aktivitas
Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktifitas
Rekayasa (jam) Rp 300.000 Rp 15.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000.000 Rp 1.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 3.000.000 Rp 150.000 Rp 20
Pegemasan Rp 200.000 Rp 25.000 Rp 8
Total Rp 4.500.000 Rp 191.000 Rp 1.048