Askep Abortus2
Askep Abortus2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
Walaupun terjadinya abortus habitualis berturut-turut mungkin kebetulan, namun
wajar untuk memikirkan adanya sebab dasar yang mengakibatkan peristiwa
berulang ini. Sebab dasar ini dalam kurang lebih 40% tidak diketahui; yang
diketahui, dapat dibagi dalam tiga golongan:
1. Kelainan pada zigote
Agar bisa menjadi kehamilan, dan kehamilan itu dapat berlangsung terus
dengan selamat, perlu adanya penyatuan antara spermatozoon yang normal
dengan ovum yang normal pula.
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada
zigote dengan akibat terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan
kromosomal yang dapat memegang peranan dalam abortus berturut-turut,
jarang terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan kariotipe
pasangan suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turut
tiga kali, atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
C. Patofisiologi
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi:
1. mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti
daging.
2. mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara
amnion dan karion
3. fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium,
dan tertekan sampai gepeng.
4. fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksna
kertas.
5. blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
hanya benda kecil yang tidakberbentuk.
6. missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
D. Pathway
Kelainan zigot Kelainan hormonal G3. nutrisi Penyakit infeksi Kelainan imunologik Factor psikologis Kelainan anatomic uterus
Embrio tidak bisa berkembang Pertubuhan janin intra uteri tidak sempurna
Komplit Inkomplit
E. Penatalaksanaan Kuretase
Komplit
Inkomplit
1. Persiapan Sebelum Tindakan
a) Pasien
Seluruh hasil konsepsi keluar
1) cairan Plasenta
dan selang infus sudah tertinggal
terpasang, perutdalam rahim
bawah dan lipat Dikeluarkan
Kuretase
paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
2) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
Uterus berkontraksi
3) Siapkan kain alas bokong danPembuluh darah
penutup perut masih terbuka
bawah.
Alat yang tidak steril
Perdarahan
4) Medikamentosa
- Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg
G3. rasa nyamn nyeri
Kembali normal dalam 10
BB,hari
tramadol 1-2 mg/kg BB)
Perdarahan massif
Resti infeksi
- Sedatifa (diazepan 10 mg)
- Atropin sulfat 0,25-0,50 mg/kg
5) Larutan antiseptik (povidon iodin 10%).
Syok hipovolemik
6) Oksigen dengan regulator. Nadi ↓
7) Instrumen :
- Cunam tampon: 1 TD ↓
Distribusi darah ke jaringan ↓
- Klem ovum (foersters/fenster clemp) lurus : 2
- Sendok kuret pasca persalinan : 1
- Spekulum sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1
Akral dingin
- Tabung ml dan jarum suntik no 23 (sekali pakai) : 2
F. Data Fokus
Perdarahan Serviks Uterus Gejala / tanda
Bercak hingga Tertutup Sesuai dengan Kram perut bawah
sedang gestasi Uterus lunak
G. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Banyak
Warna
Bau
Flour albous
HPHT
Disminorhe
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat kehamilan sekarang
- HPL
- ANC
- Keluhan
- TT
d) Riwayat kontrasepsi
2. Riwayat perkawinan
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
b) Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
c) Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
d) Aktifitas
Sebelum hamil
Selama hamil
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil
Selama hamil
f) Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
4. Riwayat psikososial
5. Data spiritual
B. Data Objektif
1 Keadaan umum
2 Kesadaran
3 TTV
4 TB
BB sebelum hamil
LILA
BB setelah hamil
5 Pemeriksaan fisik
a) Muka
b) Mata
c) Genetalia
6 Status obstetri
a) Inspeksi
Muka
Perut
Vulva
b) Palpasi
Abdomen / TFU
7 Pemeriksaan dalam
Servik
8 Pemeriksaan penunjang
Hb
berhubungan dengan selama 4 x 24 jam diharapkan klien dapat teknik mencuci tangan mengatasi penyebaran
menerapkan teknik kontrol infeksi yang dengan cermat dan infeksi
tindakan invasif
dibuktikan dengan criteria hasil: pembuangan pangalas
Suhu 37° C kotoran pembakut parineal
Poal nafas efektif 24x/ menit dan linen terkontaminasi
Tidak terdapat nyeri tekan dengan tepat
Luka bekas dari drainase dengan Tinjau ulang Hb/Ht Anemia, diabetes dan
tanda awal penyembuhan prenatal: perhatikan adanya persalinan yang lama
Tidak terdapat kemerahan kondisi yang (khususnya pada pecah
mempredisposisikan klien ketuban) sebelum
pada infeksi pasca operasi kelahiran sesarea
meningkatkan resiko
infeksi dan pelambatan
penyembuhan.
Infeksi balutan abdominal Balutan steril menutupi
terhadap eksudat/ luka pada 24 jam pasca
rembesan. Lepaskan kelahiran sesarea
balutans sesuai indikasi membantu melindungi
luka dari cidera/
kontaminasi, rembesan
dapat mendapatkan
hemetoma, gangguan
penyatuan jahitan/
dehisens luka
memerlukan intervensi
lanjut.
dengan kehilangan selama 1 x 24 jam diharapkan klien 1. Kaji status depresimerupakan reaksi
mampu menerima keadaan yang emosional yang umum terhadap
calon anggota keluarga
sebenarnya tentang kematian anaknya kehilangan
yang dibuktikan dengan : perubahan/kehilangan
1. mengidentifikasi dan yang diasosiasikan dengan
menunjukkan perasaan secara cepat penyakit jangka panjang
2. menunjukkan atau kondisi yang
perkembangan melalui proses duka melemahkan
3. menikmati masa 2. Akan lebih membantu jika
sekarang dan rencana untuk masa 2. Sediakan mengikuti perasaan ini
depan, hari demi hari waktu untuk mendengarkan untuk di ekspresikan dan
pasien. Dorong ekspresi kemudin diterima daripada
perasaan bebas, tidak menyangkalnya.
berdaya dan keinginan 3. Dapat dihubungkan
untuk mati dengan penyakit fisik
3. Kaji 4. Terdapat kemungkinan
potensial untuk berdiri keberasilan lebih besar
dalam pemecahan
4. Ikutsertakan masalah.
orang terdekat dalam
diskusi dan aktifitas sampai
pada tingkat yang mereka 5. Menyampaikan perasaan
inginkan perhatian atau keakraban
untuk mengurangi
perrasaan terisolasi dan
5. Berikan meningkatkan perasaan
sentuhan atau pelukan bebas harga diri.
sesuai penerimaan individu
6. Mungkin membutuhkan
bantuan lebih lanjut untuk
memecahka bebebrapa
Kolaborasi masalah
6. Rujuk pada 7. Terpecahnya masalah ini
sumber-sumber lain sesuai dapat membantu pasien
indikasi, misalnya special ,atau orang terdekat
klinik, perawat, pekerja berhadapan dengan proses
social. berduka dan dapat
7. Bantu menimbulkan pikiran
dengan atau rencanakan damai
dengan spesifik sesuai
kebutuhan (misalnya
instruksi lanjutan (untuk
menentukan status kode
atau keinginan untuk
hidup), membuat wasiat
pengaturan pemakaman)
Kasus 27
Anda saat ini bertugas di ruang post natal, terdapat klien Ny. I 34 tahun. Status
pernikahan kawin. Dx medis abortus habitualis in komplit. Masuk RS sejak 26
Juni 05. pengkajian dilakukan tanggal 27 Juni 05. status obstetri G4 P0 A4.
riwayat haid klien menarche usia 16 tahun. Haid terakhir 3 bulan yang lalu, siklur
teratur 28 hari klien mengeluh sedih terhadap hal yang menimpanya. Riwayat
perkawinan 14 tahun. Kini klien direncanakan untuk tindakan kuretase nanti sore.
TD 120/70 mmHg, N 84 x/menit, RR 24x/menit dan T 36,9 0C. Nyeri hebat di
perut bawah skala 4, mulas mulas bertambah jika bergerak, berkurang bila klien
tiduran. Keluaran darah pervaginam 100 cc/3 jam. Klien mengaku bingung
dengan penyakitnya yang selalu mengalami keguguran dan menanyakan pada
anda bagaimana tentang penyakitnya tersebut. Klien paham dengan tindakan yang
akan dilakukan tetapi tetap cemas dengan tindakan tersebut. Ekspresi wajah klien
selama menunggu tampak berkeringat banyak, sesekali mendesis nyeri.
1. Rencanakan NCP pada klien tersebut !
2. Apa intervensi anda dan bagaimana evaluasinya ? (kaitkan dengan data
berikut)
Dari evaluasi lebih lanjut klien menyatakan dengan nafas dalam yang diajarkan
perawat nyeri berkurang sekitar skala 3. Td 120/70 mmHg, RR 24 x/menit dan T
36,90C. Ekspresi wajah masih cemas setelah dilakukan penyuluhan tentang
penyakitnya. Klien bertanya apa yang dapat dilakukannya agar dia
mempertahankan kehamilannya bila dia hamil lagi. Kapiler refill < dari 2 detik,
nadi kuat teratur. Klien dapat kooperatif dengan perawat. Klien banyak berdzikir
untuk menghilangkan kesedihannya.
A. Pengkajian.
Data Subyektif
1. Biodata
d) Aktifitas
Sebelum hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya sendiri tanpa bantuan
Selama hamil Ibu dapat melakukan pekerjaanya kadang-kadang dengan
bantuan
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum hamil 3x/minggu
Selama hamil 2-3x/ minggu
f) Personal hygiene
Sebelum hamil Mandi 2x/minggu, gosok gigi 3x/hari, keramas 1x/2 hari
Selama hamil Mandi 2x/hari, gosok gigi3x/hari, keramas 1x/2hari.
8. Riwayat psikososial
Emosi ibu stabil, hubungan ibu dengan tetangga dan masyarakat
sekitar terjalin dengan baik, ibu cemas dengan keadaan kehamilan.
9. Data spiritual
Sebagai pemeluk agama islam ibu rajin menjalankan sholat 5 waktu.
Data Objektif
1 Keadaan umum : Sedang
2 Kesadaran : Composmentis
3 TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,9ºC
4 TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
LILA : 24 cm
BB setelah hamil : 52 kg
5 Pemeriksaan fisik
d) Muka : Berkeringat banyak, mendesis nyeri
e) Mata : Konjungtifa tidak pucat, seclera tidak kuning
f) Genetalia : Tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises
6 Ststus obsteri
a) Inspeksi
Muka : Tidak terdapat closma gravidarum
Perut : Tidak terdapat strie gravidarum
Vulva : Keluar darah dari jalan lahir
b) Palpasi
Adomen : Uterus teraba lunak, terdapat nyeri tekan
pada perut bawah, TFU teraba agak keras
7 Pemmeriksaan dalam
Servik : Tertutup
8 Pemeriksaan penunjang
Hb : 14 gr%
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi MK
1. DS : klien mengeluh sedih Krisis situasional Berduka
terhadap hal yang menimpanya
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang
berlebihan
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Berduka berhubungan dengan krisis situasional
D. NURSING CARE PLAN
2. Cemas berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan Kaji respon psikologis Makin klien
dengan krisis situasional selama 2 x 3 jam diharapkan klien dapat kejadian dan ketersediaan mengatakan ancaman
mengatasi ansietas yang dibuktikan system pendukung. makin besar tingkat
dengan Criteria hasil : Tetap bersama klien dan ansietas
Klien mengungkapkan rasa takut tetap bicara perlahan, Membantu membatasi
dari masalah tunjukkan empati. transmisi ansietas
Klien mengungkapkan rasa interpersonal dan
ansietas berkurang mendemonstrasikan
Menggunakan mekanisme koping Beri penguatan aspek perhatian terhadap klien.
yang tepat. positif dari ibu Memfokuskan pada
Menunjukkan TTV normal kemungkinan
keberhasilan hasil akhir
dan membantu membawa
ancaman yang dirasakan.
Anjurkan klien atau
pasangan mengungkapkan Membantu
dan mengekspresikan mengidentifikasi perasaan
perasaan atau masalah negative dan
memberikan kesempatan
untuk mengatasi perasaan
Dukung atau arahkan berduka
kembali mekanisme koping Mendukung
yang diekspresikan mekanisme koping dasar
otomatik, meningkatkan
kepercayaan diri dan
penerimaan menurunkan
Berikan masa privasi, ansietas.
kurangi rangsang Memungkinkan
lingkungan. kesempatan bagi klien/
pasangan untuk
menginternalisasi
informasi, menyusun
sumber-sumber dan
mengatasi dengan efektik.
3. Berduka berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Mandiri Ansietas dan
selama 1 x 24 jam diharapkan klien Kaji status emosional depresimerupakan reaksi
dengan kehilangan mampu menerima keadaan yang yang umum terhadap
Kolaborasi Mungkin
Rujuk pada sumber- membutuhkan bantuan
sumber lain sesuai indikasi, lebih lanjut untuk
misalnya special klinik, memecahka bebebrapa
perawat, pekerja social. masalah
Bantu dengan atau Terpecahnya masalah
rencanakan dengan spesifik ini dapat membantu
sesuai kebutuhan (misalnya pasien ,atau orang terdekat
instruksi lanjutan (untuk berhadapan dengan proses
menentukan status kode berduka dan dapat
atau keinginan untuk menimbulkan pikiran
hidup), membuat wasiat damai
pengaturan pemakaman)
2. 27 Juli 2005 Cemas 1) Pantau suhu dan nadi dengan S : - Klien kelihatan tenang saat ganti balutan
rutin sesuai indikasi luka tampak kering
O : Kemerahan (+), Ekimosis (-), Pus (-), Edema
2) Catat karakteristik balutan (-)
dan luka A : Jahitan mulai menyatu
P : berikan pendidikan kesehtan tentang
perawatan luka bekas insisi pembedahan
3. 27 Juli 2005 Berduka 1. Membantu S:
klien untuk mengidentifikasi Klien mengatakan akan mencoba minum susu
reaksi awal terhadap adanya setiap akan pergi tidur
suatu kehilangan Klien mengungkapkan perasaannya.
2. Mendukung O : klien kelihatan lebih tenang
ekspresi perasaan tentang A : kaji perasaan klien tentang strategi koping
kehilangan yang telah diajarkan
3. Membantu P : bantu klien mengungkapkan perasaannya
untuk mengidentifikasi strategi
koping
4. Anjurkan
klien untuk minum susu sebelum
mau tidur
DAFTAR PUSTAKA
www.medicastore.com