Anda di halaman 1dari 5

PROSES PERANCANGAN

RTA 2318 Semester 4 - 2019/2020

LIMA KUNCI DESAIN

Oleh :

CINDYPRIYANI SIHOMBING
180406189

Dosen Pembimbing :

Dr. WAHYU UTAMI, ST, MT

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
THE ESPLANADE THEATRE
Esplanade adalah bangunan yang terletak di lokasi seluas 6 hektar di pinggir Teluk
Marina, Singapura. Esplanade terdiri dari lima auditorium pertunjukan. Auditorium
tersebut antara lain ruang konser yang memuat 1600 kursi, teater lirikal yang memuat
2000 kursi, teater medium berisi 750 kursi, teater yang bisa diadaptasikan dengan
jumlah kursi 400 buah, dan studio teater berisi 200 kursi.

LIMA KUNCI DESAIN


1. Konflik
Konflik adalah suatu masalah desain pada sebuah rancangan bangunan yang
kadangkala bersifat multidimensi. Tujuan merancang sesuatu adalah untuk memenuih
kebutuhan. Proses perancangan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebutlah
yang terkadang menjadi masalah.
Pada bangunan The Esplanade Theatre Singapore, yang menjadi konflik adalah
perbedaan bentuk bangunan dan material yang dipergunakan.
Pada massa pembangunan The Esplanade Theatre, banyak kontroversi yang
bermunculan karena bangunan tersebut terlihat aneh jika dibandingkan dengan
bangunan biasa. Hal ini dikarenakan bentuk duri-duri yang ada pada fasad bangunan
ini.
Pada bangunan ini, atap dan fasadnya diusulkan dibuat transparan, yakni dengan
menggunakan kaca. Desain tersebut dianggap bertentangan atau kurang cocok dengan
daerah tropis seperti Singapura.

2. Rekonsilia/Kompromi
Rekonsiliasi/kompromi adalah sebuah sebuah perundingan yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Rekonsiliasi/kompromi diperlukan agar
rancangan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Perlu kecermatan dalam
mengkombinasikan pilihan-pilihan sesuai kebutuhan.
Pada awalnya, bangunan ini tidak memiliki elemen-emelen berbentuk duri. Atap
dan fasadnya diusulkan dibuat transparan, yakni dengan menggunakan kaca. Desain
tersebut dianggap bertentangan atau kurang cocok dengan daerah tropis seperti
Singapura (seperti yang sudah dijelaskan pada bagian konflik). Oleh karena itu, biro
DP Architects setelah mengambil alih perencanaan Esplanade melakukan perubahan
signifikan dalam menangani bagian fasad bangunan.

3. Metoda
Metoda terbagi menjadi 2, yaitu :
 Black Box
Menyelesaikan problem melalui pengalaman-pengalaman masa lalu, imajinasi,
kilatan-kilatan pemikiran atau loncatan kreatif.
Pada bangunan ini, imajinasi yang tinggi sangat dibutuhkan. Bagaimana membuat
konsep bangunan yang tetap memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri, namun
mengangkat dari sebuah bentuk organik yang ada di kehidupan nyata. DP Architects
Singapura berhasil mengubah sebuah bentuk organik menjadi sebuah bangunan unik.
Dapat dilihat dari bentuknya yang menghindari kelurusan.

 Glass Box
Prosesnya rasional dan sistematik, mulai dengan melakukan analisa kemudian
mencoba memecahkan.
Bentuk dan desain bangunan ini muncul dari beberapa pertimbangan tertentu.
Pertama, tim perancang menginginkan pusat pertunjukan ini secara visual mudah
dikenali. Kedua, perancang sangat memperhatikan lokasi tapak. Ketiga, telah
ditentukan bahwa bangunan ini merupakan pusat pertunjukan untuk semua
masyarakat dan semua golongan. Kemudian desain ini (terutama desain bentuk atap
sekaligus strukturnya) dikerjakan menggunakan komputer denfan software
MicroStation.

4. Lompatan Kreatif
Sepanjang proses perancangan terjadi lompatan kreatif yang tak terduga kapan
munculnya. Kreativitas tersebut muncul antara lain karena ideologi desainer yang
memiliki daya imajinasi, latar belakang budaya, pengalaman masa lampau dan
wawasan.
Bangunan ini pada awalnya ingin menggabungkan durian, mata lalat, dan
landak. Namun di tengah proses perancangan, para arsitek memiliki ide untuk
mengambil konteks lokal, dalam artian budaya Asia, iklim dan konteks urban.
Desainnya terinspirasi dari alam karena bentuk-bentuk dan pola-pola alam
berpengaruh besar pada seni dan arsitektur Asia Tenggara. Pada bangunan ini
metafora yang dipergunakan adalah pola-pola geometri pada anyaman tradisional
Asia.
5. Novelty dan Originality
Keaslian dan kebaruan dari suatu rancangan. Karya yang unik dan ide-ide baru
dapat memberikan suasana yang baru di dunia Arsitektur.
Bangunan ini terbukti ke-originalannya, dapat dilihat dari dasain bangunan yang
berbeda dengan metafora acuannya. Para arsitek ini memiliki terobosan dan ide baru
yang benar-benar dikompromikan bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai