Ustek Studi Permukiman PDF
Ustek Studi Permukiman PDF
3.1.2. KELUARAN:
Keluaran dari kegiatan ini bermanfaat sebagai fasilitasi pelaksanaan pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman terutama untuk investor yang akan
menanamkan modalnya dalam rangka investasi pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman. Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini sekaligus dapat
mendorong pelaku pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten
Barito Selatan untuk mempersiapkan penyelenggaraan pembangunan
Perumahan dan Kawasan Permukiman secara lebih terencana dan tertata serta telah
mempertimbangkan cakupan dari aspek-aspek terkait.
3.1.3. SASARAN:
a. Terciptatanya lingkungan permukiman yang layak sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota.
b. Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau oleh kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah.
10. Keputusan Presiden No.63 Tahun 2003 tentang Badan Kebijakan dan
Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional.
Kepastian secara hukum fungsi, status dan kepemilikan serta luas lahan serta
kondisi lahan di sekitarnya
b. Prasarana, Sarana dan utilitas
Personil yang diperlukan akan dipersiapkan dan memenuhi kualifikasi yang telah
disyaratkan serta kerjasama antara personil yang baik dan lancar.
Membuat dan memberikan kesimpulan secara obyektif berdasarkan teori yang ada
terhadap data-data observasi lapangan serta analisa yang cermat terhadap
permasalahan yang terjadi.
Untuk menjamin kuantitas dan kualitas produk yang diharapkan maka diupayakan
rencana operasi dan sistem pengendalian kualitas yang memadai.
Secara umum, apa yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat
dimengerti dan dipahami oleh pihak konsultan dan telah menggambarkan secara
rinci mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. Namun demikian, ada beberapa
hal dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut yang perlu ditanggapi oleh Konsultan
atau masih memerlukan penjelasan, diantaranya adalah untuk mendapatkan
manajemen pelaksanaan kegiatan yang baik, diperlukan suatu pengorganisasian
yang mantap dan terarah. Oleh karena itu konsultan telah membuat struktur
organisasi dari pelaksanaan pekerjaan berdasarkan arahan dari kerangka acuan
kerja, sehingga masing-masing personil yang terlibat dapat bekerja dengan baik serta
memahami tugas dan tanggung jawabnya.
Setelah membaca dan mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan,
maka konsultan berpendapat bahwa secara umum dapat memahami KAK tersebut.
Di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dikemukakan latar belakang
dilaksanakan pekerjaan, kemudian dijelaskan pula maksud, tujuan dan sasaran
kegiatan berikut ruang lingkupnya. Secara umum isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK)
sudah dapat memberikan gambaran tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan
dan dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk melaksanakan Pekerjaan
Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan kawasan permukiman di
Kabupaten Barito Selatan.
1. Tahap Persiapan.
Tahap ini merupakan pelaksanaan survey dan pengumpulan data, yang mana
konsultan secara aktif ke lapangan untuk mendapatkan data yang akurat
b. Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait, laporan hasil studi yang
dilakukan oleh instansi pemerintah, lembaga swasta, maupun perguruan
tinggi.
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan disusun minimal mencakup :
Latar Belakang
Tujuan dan sasaran
Ruang lingkup pekerjaan
Jadwal pekerjaan dan mobilisasi personil, dan
Metodologi pekerjaan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan diserahkan 1
(satu) bulan setelah SPK.
2. Laporan Antara
Laporan Antara disusun menimal mencakup :
Pendahuluan
7. CD dan Dokumentasi, yang beriri kompilasi semua laporan dan album peta
dan dibuat sebanyak 5 (lima) buah.
Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Di Kab. Barito Selatan
5. Tahap Pembahasan dan Diskusi.
Setelah konsultan mempelajari isi KAK, maka konsultan telah cukup memahami
pekerjaan tersebut. Oleh Karena itu dalam menanggapi KAK ini hanya bersifat
penegasan dan memperjelas pekerjaan, sehingga konsultan dapat bekerja dan
mencapai hasil seperti yang diharapkan.
3. Metode Akademis.
Pendekatan akademis adalah pendekatan yang dilakukan dengan
menggunakan metodelogi yang dapat dipertanggung jawabkan secara
akademis, baik dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik
identifikasi, analisa, penyusunan strategi maupun proses pelaskanaan
penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan study kelayakan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Barito
Selatan menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang baku yang
sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja dan pemberi kerja.
Adapun dalam penerapannya, pendekatan teknis akademis ini umumnya
dicirikan dengan beberapa karakteristik, sebagai berikut :
Cara berpikirnya didasarkan pada cara berpikir yang eksploratif;
Melihat suatu kondisi atau situasi dari berbagai sudut pandang yang terkait
(komprehensif);
Penyelesaian terhadap suatu persoalan tidak dilihat dalam jangka pendek
melainkan dilihat sebagai suatu solusi jangka panjang yang berdasar pada
pembangunan keberlanjutan.
2) Kebutuhan Data.
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dalam kegiatan Study Kelayakan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Barito
Selatan ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu pengumpulan data sekunder
dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data dalam bentuk
dokumen kebijaksan serta data-data tertulis lainnya sedangkan data primer
adalah data-data yang dikumpulkan di lapangan yang dilakukan melalui
pengamatan langsung ke wilayah perencanaan (on site-visit) serta survey dan
pengumpulan pendapat (polling) melalui kuisioner.
Tabel 2
Kelompok data, Jenis dan Sumber Yang dibutuhkan
KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER
Udara:
a. Pola jaringan penerbangan;
b. Jenis-jenis penerbangan;
c. Asal dan tujuan
penerbangan;
d. Volume aliran barang dan
penumpang;
e. Lokasi dan kapasitas bandar
udara
A. Sumberdaya tanah:
7. Sumberdaya Puslitan Bogor,
a. Ketersediaan lahan;
alam; Dinas Pertanian,
b. Kemiringan lahan;
Kantor BMGK
c. Jenis tanah;
d. Geologi tata lingkungan;
e. Morfologi;
f. Iklim.
B. sumberdaya air:
C. sumberdaya hutan:
a. Sebaran dan luas hutan
Dinas kehutanan
produksi terbatas;
b. Sebaran dan luas hutan
produksi tetap;
c. Sebaran dan luas hutan yang
dapat dikonversi;
d. Sebaran dan luas hutan
lindung;
Dinas teknis &
e. Densitas dan produksi hasil
instansi terkait
hutan.
Propinsi &
D. sumberdaya hayati
kabupaten
dan non-hayati untuk
mengetahui bentuk-bentuk
penguasaan, penggunaan,
dan kesesuaian pemanfaatan
sumberdaya
tersebut.
Tabel 3
Program Kerja Kegiatan Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Perumusan Metodologi 1
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pelaksana kegiatan harus menyediakan tenaga ahli yang jelas jumlah dan
kualifikasinya.
2. Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam KAK ini,
konsultan harus menyediakan tenaga ahli dengan disiplin ilmu yang setara
dengan keahlian seperti berikut dibawah ini dengan pengalaman.
A. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini yang terdiri dari
:
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik geodesi , Strata 1 (S1)
dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun.
C. Tenaga Pendukung
Tenaga Pendukung terdiri dari masing-masing, 2 (dua) orang Juru Gambar
CAD, 1 (satu) orang Operator GIS, 5 (lima) orang Surveyor, 2 (dua) orang
Estimator, 2 (dua) orang Operator Komputer, 1 (satu) orang Administrasi dan 5
(lima) Tenaga lokal.
Struktur Organisasi pelaksanaan untuk pekerjaan ini dapat dilihat pada Diagram
berikut :