Anda di halaman 1dari 4

JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.

1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

OPTIMALISASI PERALATAN LABORATORIUM FISIKA


BAGI GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA KOTA
PEKANBARU
Delovita Ginting*, Sri Fitria Retnawaty, Noni Febriani, Yulia Fitri, Shabri Putra Wirman,
Neneng Fitrya
Program Studi Fisika, Universitas Muhammadiyah Riau
*email: delovita@umri.ac.id

Abstrak

Salah satu strategi pembelajaran ilmu fisika yang baik adalah penerapan model
pembelajaran berbasis praktikum. Hampir di sebagian SMA sarana dan prasarana masih
sangat kurang dan minim salah satunya ruang dan fasilitas alat-alat laboratorium yang
menyebabkan pelaksanaan proses pembelajaran fisika belum terlalu dapat dioptimalkan
dan hal ini dapat mempengaruhi pemahaman siswa dalam proses pembelajaran fisika.
Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan informasi kepada pengelola
laboratorium atau guru fisika SMA di Pekanbaru sehingga dapat meningkatkan
pemahaman, motivasi, kreatifitas guru dalam merancang, membuat dan menggunakan
media pembelajaran yang ada di sekitar dengan memodifikasinya untuk kegiatan
praktikum. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) ini dilaksanakan bertempat
di laboratorium Fisika SMAN 1 Pekanbaru selama 3 jam, total peserta yang hadir dalam
kegiatan tersebut berjumlah 17 orang guru fisika dari 17 sekolah yang ada di kota
Pekanbaru. Peserta memperoleh tambahan informasi, pengetahuan, pengalaman tentang
materi atau modul praktikum yang telah diberikan, peserta ingin menerapkan hasil yang
diperoleh di sekolah yang diajar.

Kata kunci: Optimalisasi, Laboratorium, fisika, siswa SMA, praktikum

PENDAHULUAN pengalaman yang meliputi ranah


kognitif, afektif dan psikomotor.
Mata pelajaran IPA berbeda
Alat-alat laboratorium dapat
dengan mata pelajaran lainnya. Salah
dimanfaatkan sebagai media atau
satu perbedaan mata pelajaran IPA
sarana di dalam proses pembelajaran,
dengan mata pelajaran yang lain
di laboratorium, kelas maupun
yaitu dalam proses pembelajarannya
dibawa keluar kelas/lingkungan,
IPA memerlukan ruangan khusus
dengan keterampilan proses, siswa
yang biasa disebut sebagai
bukan hanya menjadi lebih terampil
laboratorium untuk melakukan
tetapi juga mempengaruhi
kegiatan praktikum[1]. Keberadaan
pembentukan sikap ilmiah dan juga
laboratorium tersebut sebagai salah
pencapaian hasil pengetahuannya
satu sarana penunjang untuk
[3].
keberhasilan pendidikan. Sehingga
Banyak faktor yang menyebabkan
keberadaan laboratorium menjadi
ketidakberhasilan siswa dalam
sangat penting di dalam sekolah
mencapai hasil belajar pada mata
untuk berlangsungnya kegiatan
pelajaran fisika. Faktor-faktor
belajar mengajar [2].
tersebut antara lain faktor eksternal
Kegiatan praktikum merupakan
siswa. Faktor internal meliputi:
bagian yang tidak terpisahkan dalam
intelegensi, sikap, bakat, dan
pembelajaran fisika, karena dengan
kegiatan ini akan diperoleh motivasi siswa. Sedangkan salah satu
faktor eksternalnya adalah peran

78
JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

guru [4]. Sebagai pengelola proses pembelajaran praktikum


pembelajaran, guru harus mampu kepada siswa di sekolah.
mengorganisasi dan menggali Tujuan dari pengabdian ini adalah
potensi-potensi yang ada pada diri memberikan informasi kepada
siswa agar dapat meningkatkan hasil pengelola laboratorium atau guru
belajar siswa. Potensi siswa dapat fisika SMA di Pekanbaru sehingga
dilihat dari proses praktikum di dapat meningkatkan pemahaman,
laboratorium. motivasi, kreatifitas guru dalam
Salah satu strategi pembelajaran merancang, membuat dan
ilmu fisika yang baik adalah menggunakan media pembelajaran
penerapan model pembelajaran yang ada di sekitar dengan
berbasis praktikum. Pada memodifikasinya untuk kegiatan
pembelajaran berbasis praktikum praktikum IPA-fisika di sekolahnya
peserta didik lebih diarahkan pada masing-masing.
experimental learning (belajar
berdasarkan pengalaman konkrit), METODE PENGABDIAN
diskusi dengan teman yang Kegiatan pengabdian kepada
selanjutnya akan diperoleh ide dan masyarakat (PPM) ini dilaksanakan
konsep. Pembelajaran berbasis bertempat di laboratorium Fisika
praktikum dapat digunakan sebagai SMAN 1 Pekanbaru selama 3 jam,
alternatif pembelajaran yang dapat total peserta yang hadir dalam
mendorong peserta didik belajar aktif kegiatan tersebut berjumlah 13 orang
untuk mengkontruksi kembali guru fisika dari 13 sekolah yang ada
pemahaman konseptualnya[5]. di kota Pekanbaru.
Hampir di sebagian SMA sarana
dan prasarana masih sangat kurang Tabel.1 Kegiatan materi dan waktu
dan minim salah satunya ruang dan yang disampaikan selama pelatihan
fasilitas alat-alat laboratorium IPA No Pukul Kegiatan dan Jenis
Materi yang diberikan
yang menyebabkan pelaksanaan
proses pembelajaran sains IPA 1 08.00 – 08.15 Sarapan dan
khususnya fisika belum terlalu dapat peserta datang

dioptimalkan dan hal ini dapat 2 08.15 – 08.20 Pembukaan oleh


mempengaruhi pemahaman siswa protokol
dalam proses pembelajaran fisika, 3 08.25 – 08.30 Pembukaan oleh
begitu pula masih ada guru yang ketua pelaksana
kurang kreatif dalam menggunakan 4 08.30 – 09.30 Ceramah dan
media pembelajaran dengan berbagai diskusi penjelasan
alasan, seperti faktor ketersediaan modul 1,2,3,4, dan 5
secara paralel (peserta
alat dan bahan praktikum, dibagi 5 kelompok)
keterbatasan dana, waktu dan lain-
5 09.30 – 10.30 Praktikum
lain. Oleh karena itu khalayak
sasaran diutamakan adalah guru-guru 6 10.30 – 11.00 Diskusi dan
tanya jawab
fisika untuk menguatkan pondasi
dasar mereka di bidang fisika
sehingga diharapkan dapat Pada setiap tahap kegiatan
meningkatkan kreativitasnya dalam dilakukan evaluasi dengan cara
berupa tanya jawab (diskusi) dan

79
JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

pengamatan oleh peserta (guru Peserta memperoleh tambahan


fisika). Evaluasi ini menyangkut informasi, pengetahuan, pengalaman
pengenalan alat laboratorium, tentang materi atau modul praktikum
penyerapan materi, demonstrasi yang telah diberikan, peserta ingin
(peragaan) dan pengamatan menerapkan hasil yang diperoleh di
langsung. Tim pelaksana sekolah yang diajar.
mengusahakan adanya masukan- Kegiatan serupa sebaiknya
masukan, tanya jawab dan juga dilaksanakan kembali dalam rentang
diskusi secara nonformal dengan 1 bulan atau hingga 2 bulan,
peserta serta praktek langsung untuk sehingga manfaat praktikum fisika
mengatasi masalah yang mungkin sebagai penunjang kegiatan
muncul dan untuk menunjang pemahaman materi matapelajaran
keberhasilan tujuan dan manfaat fisika dapat optimal.
kegiatan.
Modul yang dirancang dalam UCAPAN TERIMAKASIH
kegiatan ini adalah: gerak pada Terimakasih kepada Universitas
bidang miring, pegas, kalorimeter, Muhammadiyah Riau sebagai pihak
kisi difraksi, listrik, dan osiloskop. yang memberikan dana untuk
pelaksanaan kegiatan ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN Terimakasih kepada Lembaga
Peserta pelatihan dapat menerima Penelitian dan Pengabdian kepada
dengan mudah dari 5 materi Masyarakat (LP2M) sebagai
pelatihan yang diberikan (Tabel 2.) lembaga media dan administrasi
tentang listrik dan gerak karena pengurusan kegiatan ini.
penyajian materi dan tanya jawab Terimakasih kepada pihak SMAN 1
berlangsung singkat dari rentang Pekanbaru yang telah memfasilitasi
waktu yang diberikan, sedangkan tempat kegiatan ini. Terimakasih
beberapa materi yang kurang kepada seluruh anggota MGMP
dipahami penerapannya oleh para (Musyawarah Guru Mata Kuliah)
peserta pelatihan diantaranya adalah Fisika se-Pekanbaru yang telah hadir
kisi difraksi, kalorimeter dan memenuhi undangan kegiatan ini.
osiloskop, penyampaian materi lebih Terimakasih kepada semua dosen
lama dan pertanyaan yang muncul Fisika UMRI dan mahasiswa yang
lebih banyak. terlibat dalam pelaksana kegiatan ini.
Materi yang diharapkan dari
kegiatan PPM ini ke depannya DAFTAR PUSTAKA
adalah materi fisika yang mengarah [1] Susilana, Rudi, M. Si, and Cepi
pada otomatisasi. Osiloskop Riyana. Media Pembelajaran:
merupakan modul yang sangat Hakikat, Pengembangan,
diminati untuk kembali disampaikan. Pemanfaatan, dan Penilaian.
Beberapa sekolah mengharapkan CV. Wacana Prima, 2009.
pelaksanaan PPM dapat [2] Richardson, J. S. (1957).
dilaksanakan langsung di Science teaching in secondary
laboratorium sekolah masing-masing schools. New Jersey: Prentice-
dan modul yang dirancang dapat Hall, Inc.
disesuaikan dengan kondisi [3] Freedman, M. P. Relationship
laboratorium sekolah tersebut. among laboratory instruction,
SIMPULAN attitude toward sciense, and

80
JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

achievement in science based learning. Alberta


knowledge. Journal of Learning, 2004.
Research in Science Teaching [5] Gasong, D.. Model
(vol: 34). New York: John Pembelajaran Konstruktivistik
Willey & Sons. (1997). sebagai Alternatif Mengatasi
[4] Alberta. Alberta Learning, and Masalah Pembelajaran. Jurnal
Alberta. Learning and Petra. 2006.
Teaching Resources Branch.
Focus on inquiry: A teacher's
guide to implementing inquiry-

81

Anda mungkin juga menyukai