Anda di halaman 1dari 8

22

BAB III

PROFIL RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA

KABUPATEN TASIKMALAYA

A. Sejarah Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama Kabupaten

Tasikmalaya

Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya

adalah rumah sakit yang berdiri tanggal 22 Februari 2011 sesuai SK Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya No. 445/Kep.61Dinkes/2011 dan

izin operasionalnya diatur dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Tasikmalaya No. 445/Kep.65A-Dinkes/2011 tanggal 25 Februari 2011.

Posisi Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama Kabupaten

Tasikmalaya yang strategis terletak di Jalan Rancamaya Singaparna yang

merupakan jalan utama masuk Ibukota Tasikmalaya. Rumah Sakit

Singaparna Medika Citrautama merupakan Rumah Sakit Umum Daerah

Tipe C milik pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sesuai dengan Peraturan

Daerah Nomor 04 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kabupaten Tasikmalaya Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

22
23

B. Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama

Kabupaten Tasikmalaya

1. Visi

”Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya

menjadi rumah sakit yang siap berdaya saing dan pusat rujukan pelayanan

kesehatan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya”

2. Misi

a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima, merata, dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

b) Meningkatakan kemudahan akses pelayanan

c) Meningkatakan sumber daya manusia yang profesional sesuai

standar pelayanan

d) Meningkatkan pelaksanaan manajemen administrasi yang efektif dan

efisien.

3. Motto

“Melayani Pasien dengan Senyuman dan Keikhlasan Hati”

4. Tujuan

Adapun tujuan dari Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama

Kabupaten Tasikmalaya adalah:

a. Tujuan Umum

Terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan yang bermutu dan aman (zero accident) bagi masyarakat

Kabupaten Tasikmalaya.
24

b. Tujuan Khusus

a) Tersedianya sarana dan prasana yang komprehensif dan modern,

ditunjang oleh SDM yang handal dan professional.

b) Menjadikan rumah sakit yang berkualitas serta terjangkau oleh semua

lapisan masyarakat.

C. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Singaparna

Medika Citrautama

1) Direktur RS SMC Kab Tasikmalaya : dr.Heru Suharto.,M.MKes


2) Kabid Kemedikan : dr. H. Iman F., M.MKes
3) Kasir Penunjang Klinik : Dr. H. Aa Ahmad N,MM
4) Komite Farmasi Terapi : Dr, H, Marte . Sp. A
5) Kepala Instalasi Farmasi : Hj. EndahDwi S K.,S.Si.Apt
6) Penanggung Jawab Farmasi klinik : Rena R.,S.Farm,Apt
7) Penanggung Jawab Pengendalian Mutu
: Nora Dwi Lusiani.,S.Si,Apt
8) Penanggung Jawab Farmasi non-klinik
: Christine A., S.Farm.Apt
9) Rawat Inap : Christine A., S.Farm.Apt
10) Gudang : Christine A., S.Farm.Apt
11) Rawat Jalan : Aneu Dwi P.,S.Farm.Apt
12) Pelaporan : Nora Dwi Lusiani.,S.Si,Apt
13) Depo IGD : Widia F.,S.Farm.Apt
14) Administrasi BPJS danPRB : Aneu Dwi P.,S.Farm.Apt

D. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Rumah Sakit

Singaparna Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya yaitu ;

1. Ruang rawat jalan

2. Ruang rawat inap

3. Instalasi Gawat Darurat

4. Ruang operasi/bedah
25

5. Radiologi

6. Ruang laboratorium

7. Ruang sterilisasi

8. Ruang farmasi

9. Ruang pendidikan dan latihan

10. Ruang kantor dan administrasi

11. Ruang ibadah

12. Ruang tunggu

13. Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat

14. Ruang menyusui

15. Ruang dapur, laundry, kamar jenazah

16. Taman, pengelolaan sampah dan pelataran parkir.

E. Fasilitas Instalasi Farmasi Rumah Sakit Singaparna Medika

Citrautama KabTasikmalaya

Adapun fasilitas yang ada di IFRS :

1. Meja, kursi, dan peralatan kantor untuk administrasi dan arsip

2. Etalase obat

3. Meja racik, blender obat, timbangan digital

4. Lemari khusus obat narkotika dan psikotropika

5. Tempat penerimaan dan penyerahan obat


26

6. Lemari pendingin dan ac untuk obat-obatan

7. Komputer, printer, dan TV

8. Lemari arsip

9. Lemari sediaan obat dan alkes

10. Gudang penyimpanan sediaan obat.

F. Personalia

Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yaitu terdiri

dari :

1. Kepala Instalasi Farmasi : Terdiri dari 1 orang

2. Penanggung jawab Depo Rawat Jalan : Terdiri dari 1 orang

3. Penanggung jawab Depo Rawat Inap :Terdiri dari 1 orang

4. Penanggung jawab Depo IGD : Terdiri dari 1 orang

5. Penanggung jawab Gudang Obat : Terdiri dari 1 orang

6. Penanggung jawab Gudang Alkes : Terdiri dari 1 orang

7. Penanggung jawab Operatie Kamer : Terdiri dari 1 orang

G. Manajemen Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit Singaparna Medika

Citrautama KabupatenTasikmalaya

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan di RS SMC menggunakan metode konsumsi.

Perbekalan Farmasi yang mulai habis ditulis di buku defecta oleh pihak

bertugas di bagian perencanaan.


27

2. Pengadaan

Perbekalan Farmasi yang sudah ditulis dalam buku defecta kemudian

ditulis ke dalam SP (Surat Pesanan) yang di tanda tangani oleh kepala

gudang dan kepala instalasi farmasi rumah sakit, lalu di berikan kepda

penunjang klinik yang kemudian akan diserahkan kepada PBF atau

distributor. Macam-macam SP diantaranya : SP Obat Bebas (SP 2 rangkap,

bias memesan jenis obat bebas dalam jumlah banyak) ,SP Obat Keras (SP 2

rangkap), SP Obat Prekursor (SP 2 rangkap), SP Obat Narkotika (SP 4

rangkap, hanya dapat memesan satu jenis obat narkotika), dan SP Obat

Psikotropika ( SP 2 rangkap, hanya dapat memesan maksimal 5 jenis obat

psikotropika).

3. Penerimaan

Pada saat barang yang dipesan datang pihak distributor memberikan

copy faktur sebanyak 2 rangkap pada petugas penerima, copy faktur

pertama diserahkan kebagian finance dan copy faktur kedua disimpan

sebagai arsip. Dan pada saat penerimaan harus dicocokan antara SP dengan

Faktur lalu dengan fisik obatnya (diperiksa nama barang, bentuk barang,

tanggal kadaluarsa, kondisi barang). Setelah itu barang diterima lalu ditulis

di buku penerimaan faktur dan kartu stok pemasukan.

4. Penyimpanan

Penyimpanan barang di gudang obat dan alkes Rumah Sakit

Singaparna Medika Citrautama menggunakan sistem suhu, alfabetis, FIFO

(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out. Penyimpanan obat
28

Narkotika dan Psikotropika terpisah dari obat lain, yaitu diletakkan di lemari

khusus yang terdiri dari dua pintu dan dua kunci.

5. Pendistribusian

Stock barang di gudang kemudian didistribusikan ke beberapa

instalasi yaitu Apotek Rawat Jalan, Apotek Rawat Inap, Depo IGD, dan

Depo OK setelah datangnya stock request. Obat atau alkes yang keluar

harus ditulis di buku SBBK dan ditandatangani oleh pihak gudang serta

penerimanya.

6. Pelaporan

Pelaporan yang dilakukan di Instalasi Farmasi meliputi :

1) SOP (Stok Opname), dilakukan setiap bulan dengan memeriksa stok

obat yang tersisa di etalase atau penyimpanan obat di pelayanan.

Pendataan obat akan diajukan kepada Kepala Instalasi sebagai rekap

data penggunaan obat.

2) Pelaporan obat yang sudah dekat masa kadaluwarsanya, pelaporan ini

dilakukan 3 bulan sebelum obat kadaluwarsa. Dengan pembuatan

laporan, obat dapat di retur atau dikembalikan kepada Distibutor.

3) Pelaporan SIPNAP dilakukan setiap bulan pada tanggal 10. Pelaporan

Narkotika dan Psikotropika dilakukan oleh Penanggung Jawab

Pengendalian Mutu dengan mengajukan data kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten.

7. Pemusnahan
29

Pemusnahan perbekalan farmasi tidak dilakukan, karena apabila

terdapat perbekalan farmasi yang kadaluwarsa akan di kembalikan kepada

distributor dan akan diganti dengan obat baru. Sedangkan untuk perbekalan

farmasi yang rusak atau sudah tidak memenuhi kriteria akan dibuang

bersamaan dengan sampah medis untuk selanjutnya diambil oleh petugas

yang berwenang (agen khusus yang menangani sampah medis/CSSD).

Anda mungkin juga menyukai