Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI KERANGKA DASAR YANG PENTING DIDALAM


MEMPERSIAPKAN GENERASI MUDA UNTUK MENGHADAPI ERA INDUSTRIALISASI
4.0

PENYUSUN : TASYA BIANCA

NIM: 20173010075

KELAS: TEM C

BAB I
LATAR BELAKANG

Era industrialisasi merupakan hal yang tidak perlu dipungkiri lagi,bahwa suatu era industri
lama kelamaan akan akan menjadi standarisasi kemajuan suatu negara. Tentu saja era lama seperti
dalam bidang pertanian tidak akan dihilangkan namun juga tidak mengesampingkan kemajuan
teknologi. Masyarakat mempunyai karakteristik yang berbeda antara masyarakat pra-industrialisasi.
Pemerintah sangat berperan penting dalam mempertahankan agar masyarakat tidak menjadi dampak
perubahan corak maupun sudut pandang kehidupan sehingga menjadi tidak peduli lagi dengan
budaya-budaya maupun norma-norma luhur terdahulu. Proses industrialisasi bersamaan dengan
modernisasi sehingga dasar negara yang dimiliki indonesia harus memiliki karakter yang kuat yaitu
pancasila,pancasila merupakan dasar negara republik indonesia yang lahir karena adanya perbedaan-
perbedaan yang menjadi dasar yang perlu dijunjung oleh segenap masyarakat indonesia. Mohamad
Sinal menyampaikan bahwa Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan golongan (Sinal, 2017:2).

Gambar 1.1 lambang negara

Pancasila menjadi satu-satunya dasar Negara dan sekaligus sebagai alat untuk mempersatukan
bangsa ini. Kalimat ini dapat juga diartikan bahwa ketika ada usaha-usaha dari segelintir orang yang
bertujuan untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa, berarti usaha tersebut juga mencederai
Pancasila. Syafruddin Amir, dalam penelitiannya yang berjudul Pancasila as Integration Philosophy of
Education and National Character menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus
menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan yang konstitusional karena
Pancasila dipandang sebagai media akulturasi dari bermacam-macam pemikiran mengenai agama,
pendidikan, budaya, politik, social, dan bahkan ekonomi (Amir, 2013). Tanpa kita sadari, saat ini
dalam hidup sehari-hari, kita semakin tenggelam dalam hiruk pikuk teknologi. Dalam menjalankan
setiap aktivitas, kita hamper tidak pernah terlepas dari gawai yang kita miliki, baik untuk mengerjakan
rutinitas tugas di kantor maupun untuk bersosialisasi dengan orang lain. Perkembangan teknologi
yang sangat pesat pun bisa diikuti oleh masyarakat Indonesia dengan mudah. Hal ini terlihat dari
semakin seringnya teknologi komunikasi muncul dengan mengusung fitur-fitur yang semakin canggih
dan dalam waktu singkat sudah mampu menjaring pelanggan dalam jumlah yang tidak bisa dikatakan
sedikit. Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Disertai dengan perkembangan
teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan
pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal
dengan fenomena disruptive innovation. Menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di perguruan
tinggi pun dituntut untuk berubah, termasuk dalam menghasilkan dosen berkualitas bagi generasi
masa depan. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir
menjelaskan, berdasarkan evaluasi awal tentang kesiapan negara dalam menghadapi revolusi industri
4.0 Indonesia diperkirakan sebagai negara dengan potensi tinggi. Meski masih di bawah Singapura, di
tingkat Asia Tenggara posisi Indonesia cukup diperhitungkan. Sedangkan terkait dengan global
competitiveness index pada World Economic Forum 2017-2018, Indonesia menempati posisi ke-36,
naik lima peringkat dari tahun sebelumnya posisi ke-41 dari 137 negara.“Tetapi jika dibandingkan
dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand, kita masih di bawah. Tahun ini global competitiveness
index Thailand di peringkat 32, Malaysia 23, dan Singapura ketiga. Beberapa penyebab Indonesia
masih kalah ini karena lemahnya higher education and training, science and technology readiness,
dan innovation and business sophistication. Inilah yang perlu diperbaiki supaya daya saing kita tidak
rendah,” tutur Nasir dalam konferensi pers di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (29/1).
Nasir mengungkapkan, saat ini sasaran strategis Kemenristekdikti dianggap masih relevan sehingga
perubahan hanya dilakukan pada program dan model layanan yang lebih banyak menyediakan atau
menggunakan teknologi digital (online). Kendati demikian, kebijakan pendidikan tinggi pun harus
disesuaikan dengan kondisi revolusi industri 4.0. Menurut dia, terdapat perubahan kebijakan dan
program yang terkait dengan sumber daya iptek dikti, kelembagaan, pembelajaran dan
kemahasiswaan, serta riset dan pengembangan juga inovasi.“Perubahan dalam bidang sumber daya
sangat penting, meliputi pengembangan kapasitas dosen dan tutor dalam pembelajaran daring. Jadi
dosen ini perannya juga sebagai tutor. Kemudian pengembangan infrastruktur MOOC (Massive Open
Online Course), teaching industry, dan e-library yang sebenarnya sudah berjalan,” papar Nasir.
Berkaitan dengan sumber daya, Nasir menambahkan, pada era ini Dosen memiliki tuntutan lebih, baik
dalam kompetensi maupun kemampuan untuk melakukan kolaborasi riset dengan profesor kelas
dunia. Nantinya, akan disusun kebijakan terkait izin tinggal para profesor asing yang akan melakukan
kolaborasi dengan Dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Selain bidang sumber daya iptek dikti, imbuh Nasir, pada bidang kelembagaan kebijakan baru
meliputi Peraturan Menteri (Permen) tentang Standar Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (PJJ), fleksibilitas
dan otonomi kewenangan kepada unit untuk mendorong kreativitas dan inovasi, serta memberi
kesempatan untuk beroperasinya universitas unggul dunia di Indonesia. Untuk bidang pembelajaran
dan kemahasiswaan, perubahan dilakukan dengan reorientasi kurikulum untuk membangun
kompetensi era revolusi industri 4.0 berikut hibah dan bimbingan teknisnya, dan menyiapkan
pembelajaran daring dalam bentuk hybrid atau blended learning melalui SPADA-IdREN. Sedangkan
pada bidang riset dan pengembangan serta penguatan inovasi perubahan yang dilakukan meliputi
penerapan teknologi digital dalam pengelolaan riset, harmonisasi hasil riset dan penerapan teknologi
melalui Lembaga Manajemen Inovasi, serta mendorong riset dan inovasi di dunia usaha atau industri
dengan pemberian insentif fiskal maupun non fiskal
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam era industrialisasi kita dihadapkan pada berbagai masalah yang semakin komplek.
Masalah tersebut antara lain hubungan antar individu,pengangguran dan ketimpangan sosial. Untuk
memecahkan masalah tersebut tentunya tidak tergantung pada pemerintah saja tetapi generasi muda
juga harus ikut serta dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Untuk menghadapi
perubahan yang terjadi,generasi muda dituntut memiliki sikap responsif,kreatif-adaptif. Sikap
responsif,kreatif dan adaptif merupakan hal yang diperlukan dalam menjaga kelangsungan dan
meningkatkan kualitasdan taraf kehidupannya dengan sikap responsif memungkinkan generasi muda
menyadari kondisi diri,mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri sendiri,dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta antisipatif mampu melihat kecendrungan perubahan di
masa mendatang, sedangkan sikap kreatif-adaptif memungkinkan generasi muda mampu menyikapi
dan mengambil peran terhadap perubahan yang sedang terjadi.Kedua sikap generasi tersebut harus
ada pada jiwa generasi muda dan dapat dicapai melalui pendidikan. Pendidikan dapat berlangsung
sepanjang hayat dan seumur hidup ,sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang berlangsung
secara terus menerus dan tidak akan berhenti sepanjang masih ada kehidupan. Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong perguruan tinggi untuk mulai
membekali mahasiswanya dengan berbagai macam keterampilan dan inovasi. Keduanya, dinilai wajib
dimiliki semua mahasiswa sebagai modal untuk menghadapi era revolusi industri 4.0."Mahasiswa
harus menjadi live long leaner atau menjadi pembelajar yang belajar seumur hidup. Artinya
mahasiswa harus terampil, terus belajar dengan hal-hal baru," kata Direktur Kemahasiswaan
Kemenristekdikti Didin Wahidin di Jakarta, Senin (22/1). Dia mengatakan, prinsip live long leaner
diyakini mampu menjawab perkembangan zaman dan teknologi digital yang terus berkembang pesat.
Selain itu, keterampilan dan inovasi akan bisa mencetak lulusan perguruan tinggi yang handal dan
bisa bersaing secara nasional maupun internasional. "Berarti mahasiswa yang dibekali dengan
berbagai macam keterampilan itu, ya, agar dirinya mampu bersaing di dunia kerja," tegas Didin.
Untuk merespons perubahan pada era Industri 4.0, pemerintah telah bersiap dengan merancang peta
jalan (road map) berjudul Making Indonesia 4.0, sebagai strategi Indonesia memasuki era digital saat
ini. Making Indonesia 4.0 menetapkan arah yang jelas bagi masa depan industri nasional. Negara
berketetapan untuk fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi
percontohan, serta menjalankan 10 inisiatif nasional untuk memperkuat struktur perindustrian
Indonesia, termasuk inisiatif mempersiapkan tenaga kerja yang andal serta keterampilan khusus untuk
penguasaan teknologi terkini.Belum lama ini, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa
pemerintah telah mengelompokkan lima industri utama yang disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0.
"Lima industri yang jadi fokus implementasi Industri 4.0 di Indonesia yaitu industri makanan dan
minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia," kata Presiden saat membuka Indonesia Industrial
Summit 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada pekan pertama April 2018.
Menurut Presiden, kelima industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung guna meningkatkan
daya saing. Lima sektor tersebut juga dinilai Presiden akan menyumbang penciptaan lapangan kerja
lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi. Memang, era Industri 4.0 sudah menghadirkan
pabrik cerdas karena kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Namun, peluang bagi tercipta
dan tersedianya lapangan kerja baru tetap terbuka. Persiapan negara berlanjut dengan gagasan
pembangunan infrastruktur digital.

Gambar 2.1 Era industrialisasi

Saat ini, Kementerian Perindustrian bersama Kemenkominfo serta PT Telekomunikasi


Indonesia (Telkom) sedang melakukan mapping penerapan teknologi 5G di sejumlah kawasan
industri. Sebab, sektor industri butuh konektivitas serta interaksi melalui teknologi informasi dan
komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan di seluruh rantai nilai manufaktur demi efisiensi
dan peningkatan kualitas produk. Sedangkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sudah
mengemukakan keyakinannya bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi pemain kunci di Asia
dalam implementasi Industri 4.0. Ada dua potensi nyata yang melandasi keyakinan itu, yakni pasar
yang besar dan ketrampilan. Dua potensi ini mampu mendukung pengembangan era digital. Sebab,
dewasa ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang. Dan, ketrampilan generasi
milenial bisa terekam pada semua perguruan tinggi atau universitas di Indonesia. Airlangga pun
memastikan bahwa generasi milenial akan memainkan peran penting. Sedikitnya 49,5 persen
pengguna internet berusia 19-34 tahun.Mereka berinteraksi atau melek teknologi berkat telepon pintar
(smartphone).
Potensi nyata yang digambarkan Menteri Airlangga itu harus ditingkatkan dan dipertajam. Sebab,
dalam fungsinya sebagai pekerja, generasi milenial dituntut untuk meningkatkan kapasitas. Tak cukup
hanya dengan penguasaan teknologi, tetapi harus dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing agar
bisa komunikatif pada tingkat global. Peningkatan kapasitas pekerja milenial itu bisa diwujudkan
melalui pelatihan, kursus dan sertifikasi. Industri dan institusi pendidikan pun harus peduli pada isu
tentang peningkatan kapasitas pekerja di era Industri 4.0 ini.Seperti diketahui, Kementerian
Perindustrian sedang giat-giatnya mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM)
Indonesia agar menguasai teknologi digital. Salah satu cara yang dipilih adalah program vokasi SMK
dan industri, serta memacu politeknik melalui program skill for competitiveness. Akan menjadi sangat
ideal jika program peningkatan kompetensi SDM itu bisa masuk dalam kurikulum pendidikan sejak
pendidikan dasar untuk menyiapkan generasi milenial yang kompetitif dan produktif.
BAB III

PENUTUP

Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting dalam mendukung insustri 4.0 yang
perlahan mulai memasuki negara indonesia. Terutama generasi muda yang harus memiliki sikap
peduli akan lingkungan sekitar dan memiliki pemikiran yang luas dan global. Pancasila sebagai dasar
negara memiliki peran penting dalam mengatur masyarakt indonesia agar tetap pada norma-norma
dan budaya-budaya luhur. Generasi muda harus memiliki sikap yang sesuai terutama melaului di
bidang pendidikan yang sejak dini harus di terapkan

Sikap responsif,kreatif dan adaptif merupakan hal yang diperlukan dalam menjaga
kelangsungan dan meningkatkan kualitasdan taraf kehidupannya dengan sikap responsif
memungkinkan generasi muda menyadari kondisi diri,mengetahui kekurangan dan kelebihan yang
ada pada diri sendiri,dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta antisipatif mampu melihat
kecendrungan perubahan di masa mendatang, sedangkan sikap kreatif-adaptif memungkinkan
generasi muda mampu menyikapi dan mengambil peran terhadap perubahan yang sedang terjadi
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Syarifuddin. 2013. Pancasila As Integration Philosophy of Education and National Character.
International Journal of Scientific & Technology Research. Volume 2, Issue 1, January 2013

Hatzakis, Emmanuel Dimitrios. 2016. The Fourth Industrial Revolution. Researchgate. February
2016.

Latif, Yudi. 2015. Revolusi Pancasila. Penerbit Mizan

Sinal, Muhammad. 2017. Pancasila Konsensus Negara-Bangsa Indonesia. Penerbit Madani

Nasional.2018.menghadirkan pancasila dalam era revolusi industri keempat.Tempo.co

Sumber daya.2018.era revolusi industri 4.0,saatnya generasi millenial menjadi dosen masa
depan.Ristekdikti

Kementrian perindustrian RI.2018.makin indonesia 4.0:strategi RI masuki revolusi industri ke-


4.Kementrian perindustrian

Nurhadi.2003.Pentingnya pendidikan generasi muda dalam era industri.Nurhadi

Anda mungkin juga menyukai