Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan,
termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan
1. Empati ”artinya upaya pelayanan pada lansia harus memandang seorang lansia yang sakit
dengan pengertian, kasih sayang dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita
tersebut.
2. Non meleficence dan beneficence Non maleficence dan beneficence. Pelayanan pada lansia
selalu didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus menghindari
tindakan yang menambah penderitaan (harm)
3. Otonomi yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan
nasibnya, dan mengemukakan keinginannya sendiri.
4. Keadilan: yaitu prinsip pelayanan pada lansia harus memberikan perlakuan yang sama bagi
semua
5. Kesungguhan hati: Suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang diberikan pada
seorang lansia.
a. Interelasi (saling keterkaitan) antara aspek fisik dan psikososial: terjadi penurunan kemampuan
mekanisme terhadap stres, masalah psikis meningkat dan terjadi perubahan pada fisik lansia.
b. Adanya penyakit dan ketidakmampuan status fungsional.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengkajian, yaitu: ruang yang adekuat, kebisingan minimal,
suhu cukup hangat, hindari cahaya langsung, posisi duduk yang nyaman, dekat dengan kamar
mandi, privasi yang mutlak, bersikap sabar, relaks, tidak tergesagesa, beri kesempatan pada
lansia untuk berpikir, waspada tanda-tanda keletihan.
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003). Komunikasi dengan lansia harus
memperhatikan faktor fisik, psikologi, (lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan
lansia dengan gangguan pendengaran, tataplah pasien sehingga pasien dapat membaca bibir dan
menggunakan isyarat mata. Meminimalkan kebisingan, dan berbicara pelan, jelas dan dalam nada yang
normal. Berteriak akan menghambat komunikasi, mengubah nada berfrekuensi tinggi dan mempersulit
lansia memahami kata-kata pemberi pesan. Ketika berkomunikasi dengan pasien dengan gangguan
penglihatan, lingkungan dapat diperbaiki dengan memperbanyak pencahayaan, menggunakan warna-
warna kontras untuk membuat objek lebih jelas dan menggunakan huruf yang besar serta berwarna
kontras untuk setiap tanda. Setiap bahan dengan tulisan harus dicetak paling tidak dengan hurup
berukuran 14 diatas kertas berwarna.
Menurut Hanson 2001, dalam Doane & Varcoe, 2005.Keluarga merupakan orang yang
mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan
sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional).
Jika menurut saya Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan darah atau gen
terbentuk memalui perkawinan dan juga unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga, Ibu, anak, dan beberapa orang yang berkumpul dan menetap di suatu rumah sehingga
hidup bersama dan saling ketergantungan.
Didalam satu keluarga pastinya mempunyai peran dan tugasnya masing – masing, yaitu
diantaranya :
a) Ayah = berperan sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk mencari nafkah, memberikan perlindungan, pendidikan, bisa menumbuhkan rasa
aman dan nyaman bagi setiap anggota keluarga.
b) Ibu = berperan sebagai pengurus rumah tangga serta bisa sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidik,
mengasuh anak – anak, memberikan perlindungan keluarga, menjaga agar keluarga tetap
harmonis.
c) Anak = berperan sebagai pelaku psikososial sesaui dengan perkembangan fisik, mental,
sosial, dan spiritual yang mempunyai tugas dan kewajiban untuk mencari ilmu,
menghormati, dan menuruti orang tua.
Setelah mengetahui peran dan tugas nya masing – masing ada hal yang perlu keluarga ketahui
untuk mencapai keluarga yang harmonis yaitu ada tahapan – tahapan perkembangan keluarga
yang harus dilalui dan dicapai, diantaranya:
a) Fungsi afektif
Yaitu keluarga berfungsi untuk mengajarkan dan bisa mengembangkan individu untuk
bisa berhubungan dengan orang lain atau pemenuhan kebutuhan psikososial anggota
keluarga.
b) Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Yaitu keluarga merupakan tempat interaksi pertama antar individu untuk melatih dan
mengembangkan anak agar bisa berhubungan dengan orang lain atau bersosialisasi
dengan orang lain diluar rumah
c) Fungsi Edukasi
Yaitu fungsi keluarga yang berkaitan denga tempat pendidikan pertama untuk anak
khususnya dan sebagai tempat pembinaan untuk anggota keluarga pada umumnya.
d) Fungsi repoduksi
Yaitu keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan, menjaga generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
e) Fungsi Ekonomi
Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi, dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
f) Fungsi perawatan kesehatan
Yaitu keluarga berfungsi untuk menjaga, mempertahankan dan memelihara kesehatan
anggota keluarga agar tetap bisa menciptakan kelarga sehat baik itu fisik, psiko, sosio dan
spiritual nya
g) Fungsi proteksi atau perlindunga
Yaitu keluarga berfungsi untuk melindungi dan mengawasi anggota keluarga nya seperti
dari pada pergaulannya dan di lingkungannya
h) Fungsi religious
Yaitu keluarga berkewajiban untuk memperkenalkan, mengajarakan, anak dan anggota
keluarganya kepada kehidupan agama atau spritualnya
i) Fungsi reaksi
Yaitu keluarga merupakan tempat untuk berbagi keluh kesah dari segala permasalahan
sehingga memerlukan suasana yang harmonis, hangat saling mempercayai, bebas tanpa
beban dan juga tempat bersantai.
Genogram bisa dikenal dengan sebutan Skema ladipus atau diagram keluarga yang merupakan
tampilan bergambar dengan menggunakan simbol – simbol yang telah baku untuk mencatat
infomasi tentang selisih genetic dari hubungan keluarga, peristiwa penting, hubungan psikososial
dan internasional, juga untuk mengidentifikasi pola perilaku yang berulang, dan untuk mengenali
kecenderungan turun-temurun paling sedikitnya 3 generasi
Genogram harus berisi informasi tentang Stuktur keluarga syaratnya harus ada :
Manfaat genogram
Strategi coping bertujuan untuk mengatasi keadaan dan situasi yang individu merasa tertekan,
menantang, membebani dan melebihi kekuatan sumberdaya yang dimiliki.
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) terdapat 2 jenis strategi coping yaitu :
1) Strategi Coping yang berfokus pada masalah yaitu strategi individu yang cenderung
merasa bahwa suatu masalah dapat bisa diselesaikan oeh sumberdaya yang dimiliki diri
nya untuk mengubah situasi. Jenis – jenis strategi coping yang berfokus pada masalah
adalah :
- Planful problem solving yaitu cara menyelesaikan masalah dengan malakukan
pendekatan analitis, membuat perencanaan yang cukup baik, usaha untuk bisa
mengubah keadaan dari yang sebelumnya agar masalah yang dihadapi secara
berlahan – lahan dapat terselesaikan.
- Confrontative coping yaitu cara menyelesaikan masalah dengan melakukan hal – hal
yang bertentangan dengan aturan atau suka mengambil resiko.
- Seeking social support yaitu cara mengatasi masalah dengan cara mencari dukungan
atau bantuan dari pihak luar, baik itu dalam bentuk informasi, nyata, ataupun
dukungan emosional.
2) Strategi Coping berfokus pada emosi yaitu strategi pemecahan masalah yang cenderung
mengubah atau memodifikasi pada fungsi emosinya bukan melakukan usaha untuk
mengatasi stressor secara langsung karena beranggapan sumberdaya coping dalam
dirinya tidak mampu untuk menyelesaikan masalah yang intinya individu tersebut lebih
baik sabar, ikhlas dan berpikir positif dibandingkan merubah situasi.
Yang termasuk strategi coping yang berfokus pada emosi yaitu:
- Positive reappraisal yaitu cara menyelesaikan masalah dengan menanamkan berfikir
positif dan selalu mengambil hikmahnya atas kejadian yang sudah terjadi, serta
bersikap tidakmenyalahkan orang lain serta bersyukur dengan apa yang masih
dimilikinya, juga selalu melibatkan diri dalam hal – hal yang religius
- Accepting responsibility atau penekanan pada tanggung jawab yaitu cara mengatasi
masalah dengan menumbuhkan kesadaran akan peran pada diri nya dalam
menghadapi masalah sesuai dengan mestinya dan kemampuan dirinya
- Self controling yaitu cara mengatasi masalah dengan mengutamakan pengendalian
diri agar bisa meregulasi baik antara tindakan dengan perasaan, dan bisa mengambil
keputusan dengan cara yang tidak tergesa – gesa
- Distancing yaitu cara menyelesaikan masalah dengan menjaga jarak agar tidak terus
berlarut oleh permasalahan, individu ini mungkin biasa menghindar saja, bersikap
tidak peduli, bahkan mencoba melupakan seolah – olah tidak pernah ada masalah
- Escape avoidance yaitu cara mengatasi masalah dengan menghindar dari situasi
permasalahan yang sedang terjadi dan mengimba dan sering mengalihakan pada hal
yang negatif seperti tidur lama, minum obat – obatan terlarang, dan tidak mau
bersosialisasi dengan orang lain.
Sedangkan Menurut Friedman (1998), terdapat dua tipe strategi coping keluarga, yaitu internal
atau intrafamilial dan eksternal atau ekstrafamilial
Jawaban LO 6 aspek legal dan etik perawat atau dasar hukum perawat
a) Otoritas (authority) yaitu perawat memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang
akan mempengaruhi proses asuhan keperawatan melalui peran professional
b) Akuntabilitas (accountability) yaitu tanggung jawab terhadap apa yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tanggung jawab kepada klien, diri
sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan
c) Mengambil keputusan yang mandiri (independendent decision making) dengan dilandasi
oleh pengetahuan dan pengalaman yang kuat maka perawat harus bisa mengambil
keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah klien pada saat memberikan asuhan
keperawatan
d) Kolaborasi yaitu perawat harus bekerja sama dengan praktisi kesehatan yang lainya atau
dengan keluarga terdekatnya dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien
e) Dukungan atau pembelaan (advokasi) perawat harus bertindak mengutamakan hak klien
agar mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas dengan membuat intvensi yang
sesuai dengan kondisi klien, mengatasi masalahnya, serta bisa berhadapan dengan pihak
yang lebih luas melindungi klien
DAPTAR PUSTAKA
kholifah, S. N., & Widagdo, N. W. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Keluarga
Komunitas. Kementerian kesehatan Republik Indonesia .
Maknunah, A. (2017). Pelaksanaan Fungsi Keluarga ( Studi Kasus pelaksanaan fungsi keluarga
pada suami pelaku poligami di kecamatan kerumutan kabupaten pelalawan. JOM FISIP , 1 - 12.
Maryam, S. (2017). Strategi Coping : Teori dan Sumberdayanya. Jurnal Konseling Andi
Matappa , 1101 - 107.
Suprajito. (2003). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.