Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Pengukuran
Alokasi Waktu : 3x 45’

A. Kompetensi Inti

KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator

3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan
aturan angka penting)
Indikator :
a. Menjelaskan beberapa alat ukur panjang, massa dan waktu
b. Membandingkan ketidakpastian dalam pengukuran tunggal dan berulang

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan mengamati, eksperimen, dan diskusi kelompok dalam pembelajaran


pengukuran diharapkan siswa dapat :
a. Menjelaskan beberapa alat ukur panjang, massa, dan waktu dengan benar
b. Membandingkan ketidakpastian dalam pengukuran tunggal dan berulang

D. Informasi Pendukung

E. Materi
Alat Ukur
a. Mistar

Mistar adalah alat ukur panjang dengan skala terkecil 1 mm. Ketelitian pengukuran
menggunakan mistar adalah setengah dari nilai skala terkecilnya (0,5 mm). Dalam setiap
pengukuran, usahakan menggunakan mistar dengan kedudukan mata pengamat tegak
lurus dengan skala yang diukur agar tidak terjadi kesalahan paralaks. Kesalahan paralaks
adalah kesalahan yang terjadi di saat membaca alat ukur karena kedudukan mata
pengamat yang tidak tepat.
b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang,
ketebalan, kedalaman, dan diameter luar maupun dalam suatu benda dengan batas
ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang
sorong. Pada rahang tetap terdapat skala utama, sedngkan pada rahang sorong terdapat
skala nonius. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala
dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.
Bagian-bagian dari jangka sorong
Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dinyatakan dengan menambahkan skala
utama dengan skala nonius yang telah dikalikan dengan ketelitiannya. Skala utama di
baca dengan melihat garis terakhir tepat sebelum angka nol pada skala nonius. Sedangkan
skala nonius dibaca dengan melihat garis skala nonius yang tepat berimpit dengan garis
skala utama. Secara matematis, hasil pengukuran dengan jangka sorong dapat dinyatakan
dengan:
Hasil pengukuran=skalautama+(skala nonius ×nst ( ketelitian ) )

Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong

skala utama = 2,4 cm


skala nonius = 7 mm
nst + 0,1mm
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x nst)
Hasil pengukuran = 2,4 cm + (7 x 0,1) mm
= 2,4 cm + 0,7 mm
= 2,4 cm + 0,07 cm
= 2,47 cm
c. Micrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang berfungsi untuk mengukur
panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja,
aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Mikrometer
sekrup punya ketelitian 10 kali lebih teliti dari jangka sorong. Kalau jangka sorong 0,1
mm, mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm
Bagian-bagian mikrometer sekrup:

Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dinyatakan dengan menambahkan skala


utama dengan skala nonius yang telah dikalikan dengan ketelitiannya. Skala utama di
baca dengan melihat angka terakhir tepat sebelum poros skala nonius. Sedangkan skala
nonius dibaca dengan melihat garis skala nonius yang tepat berimpit dengan garis tengah
skala utama.

Secara matematis, hasil pengukuran dengan jangka sorong dapat dinyatakan dengan:
Hasil pengukuran=skalautama+(skala nonius ×nst ( ketelitian ) )

Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup


Skala utama = 7,5 mm
Skala nonius = 22 mm
Nst = 0,01 mm
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x nst)
= 7,5 mm + (22 x 0,01 mm)
= 7,5 mm + 0,22 mm
= 7,72 mm
= 0,772 cm
d. Neraca
Neraca adalah alat ukur besaran massa yg memiliki ketelitian 1/100 gram

 Cawan beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
 Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak
dapat digunakan untuk mengukur.
 Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca
ohauss 4  lengan terdapat empat lengan.
 Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-
geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
 Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan
Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan neraca:

Dari gambar di atas, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan


Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
Hasil pengukuran = 300 gram + 40 gram + 5,8 gram
= 345,8 gram

e. Stopwatch

Stopwatch adalah alat ukur waktu yang sering digunakan dalam percobaan fisika, terdiri
atas dua jenis, yaitu jenis analog dan digital. Stopwatch digital mampu menampilkan
hasil pengukuran secara langsung pada layar stopwatch, sedangkan stopwatch analog
memiliki jarak antar dua goresan sebesar 2 sekon. Jarak tersebut dibagi atas 20 skala
sehingga skala terkecilnya adalah 2/20 sekon atau setara dengan 0,1 sekon. Dengan
demikian ketelitian dari stopwatch adalah setengah dari skala terkecilnya atau bernilai
0,05 sekon

F. Latihan
1. Berapakah hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh micrometer skrup dibawah ini?

Jawab :
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................

2. Hasil pengukuran massa sebuha kelereng adalah 54 gram. jumlah massa Sembilan
kelerang yang sejenis dan seukuran dengan kelereng pertama adalah ……
Jawab :
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai