Anda di halaman 1dari 10

NAMA : WULANDARI

NIM : N1A117089
KELAS : 6E
PEMINATAN : EPIDEMIOLOGI (B)
DOSEN PEMBIMBING 1 :
DOSEN PEMBIMBING 2 :

Determinan Kejadian Menarche Dini pada Siswi SMP N X Kota Jambi


Tahun 2020

A. Latar belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Data menyebutkan
bahwa jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut sensus
penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk.
Masa Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa sering disebut dengan
masa pubertas. Masa pubertas merupakan masa dimana remaja mengalami
kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Masa
pematangan fisik pada remaja wanita ditandai dengan mulainya haid,
sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah
(Sarwono, 2011). Pada perempuan mulainya haid atau menstruasi pertama
disebut menarche. Pada masa menarche, menstruasi biasanya masih belum
terjadi secara rutin. Menarche membuat organ sekunder tumbuh berkembang
seperti pembesaran payudara, mulai tumbuh rambut ketiak, panggul
membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap
untuk dibuahi (Manuaba, 2007).
Usia menarche bervariasi dari rentang 10-16 tahun, akan tetapi usia
menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun
(Porverawati, 2009).Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun yang
menunjukan bahwa seorang wanita telah memproduksi estrogen lebih dulu
dibandingkan wanita lain pada umumnya disebut dengan menarche dini atau
prekoks (Rosenthal, 2009). Menarche dini adalah menstruasi yang datangnya
lebih awal antara 10-11 tahun (Wiknjosastro, 2005). Berdasarkan beberapa
penelitian mengelompokan usia menarche dini berada di bawah 12 tahun
(Puspitasari dkk, 2016) dan penelitian di Nepal tahun 2018 yang melibatkan
260 remaja putri dengan menarche dini di bawah 12 tahun dan kontrol di
atas 13 tahun (Bhattarai et al, 2018).
Lebih dari setengah abad, rata-rata usia menarche mengalami
penurunan dari usia 16 tahun menjadi rata-rata 13 tahun (Pardede, 2002).
Adapun terjadinya menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda yaitu
antara 10-11 tahun (Wiknjosastro, 2005). Hal ini juga diperkuat oleh
beberapa hasil penelitian di Amerika mendapati bahwa terjadi pergeseran
usia menarche dari usia 14.2 tahun di tahun 1990 menjadi 12.45 tahun di
tahun 2010 (Karapanou, 2010).
Di Indonesia usia remaja yang menarche bervariasi, menurut data
Riskesdas Tahun 2010, diketahui bahwa rata-rata usia menarche di
Indonesia adalah 13 tahun dimana terdapat sebanyak 5,2% anak-anak dari 17
Provinsi mendapatkan menarche diusia di bawah 12 tahun. Sedangkan
berdasarkan Laporan Survei Demografi dan Kesehatan tahun 2017
menyatakan bahwa sebesar 7,0% wanita usia 15-24 tahun mendapatkan
menarche di umur 11 tahun dan sebanyak 2,0% mengalami menarche di
bawah 10 tahun. Indonesia sendiri menempati urutan ke- 15 dari 67 negara
dengan penurunan usia menarche mencapai 0,145 tahun per dekade. Pada
Provinsi Jambi sendiri sebanyak 20,7% perempuan umur 10-59 tahun
mengalami menarche di usia 11-12 tahun, adapun menarche pada usia 9-10
tahun sebanyak 0,6%.
Usia menarche yang dini dapat berimplikasi buruk terhadap
kesehatan. Seperti beberapa penelitian yang mengungkapkan beberapa risiko
penyakit yang dapat terjadi akibat menarche yang dini. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Karapanou dan Papadimitrou 2010 yang
menyatakan bahwa menarche dini berhubungan dengan insidensi
kardiovaskular termasuk kanker, terutama kanker payudara. Selain itu
menarche dini juga berimplikasi terhadap gejala kecemasan, depresi,
hubungan seksual yang prematur dan perilaku kekerasan. Hal ini juga
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Zahmatkesh et al tahun 2016
yang memuat data dari 12 artikel penelitian case control dengan total sampel
27.704 individu menunjukkan bahwa kemungkinan kanker payudara secara
signifikan lebih tinggi terjadi pada wanita dengan usia menarche yang dini
dibandingkan mereka yang memiliki usia menarche lebih tinggi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cepat atau lambat
terjadinya menarche. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
menarche adalah genetik, status gizi, persen lemak tubuh, aktifitas fisik dan
sosial ekonomi (Karapanou, 2010). Beberapa penelitian menyatakan bahwa
aktifitas fisik mempengaruhi menarche dini (Wulandari dkk, 2010 dan Rois
2018). Selain itu Bagga (2011) menyatakan bahwa menarche pada umur 9-
11 tahun terjadi pada siswi yang hanya kadang-kadang melakukan olahraga.
Berbagai penelitian menemukan bahwa juga banyak menarche dini terjadi
pada anak yang memiliki berat badan yang lebih. Seperti penelitan yang
dilakukan di SMP Adabiah Padang yang mendapati bahwa responden yang
memiliki status gizi normal dan kegemukkan lebih banyak mengalami
menarche dini (Mutasya dkk, 2016).
Selain aktifitas fisik dan status gizi, usia menarche ibu juga
berpengaruh terhadap usia menarche anaknya. Penelitian case control yang
dilakukan di SMP N 30 Semarang mendapati bahwa riwayat ibu yang
mengalami menarche dini lebih banyak dijumpai pada remaja putri yang
mengalami menarche dini (Susanti, 2012). Sama halnya dengan penelitian
yang dilakukan pada 260 remaja putri di Nepal 2018 bahwa ada hubungan
yang signifikan pada remaja yang menarche dini yang memiliki riwayat
menarche dini ibu dengan P-value 0.001 OR= 4948 (Bhattarai et al, 2018)
Tingkat pendapatan orang tua dalam keluarga mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Tingkat pendapatan secara
langsung dapat mempengaruhi ketahanan pangan keluarga. Ketahanan
pangan dalam keluarga akan berimplikasi pada asupan makanan yang
nantinya dapat berimbas kepada status gizi anak. Remaja yang berasal dari
keluarga dengan status sosial ekonomi yang tinggi mendapatkan menarche
dini daripada remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi yang rendah (Karapanou, 2010).
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik, status gizi berdasarkan
IMT, dan usia menarche ibu dengan menarche dini pada siswi SMP N X
Kota Jambi. Kota Jambi adalah ibu kota Provinsi Jambi yang berkembang
pesat. Beberapa tahun terakhir banyak sekali pusat perbelanjaan, restoran
cepat saji dan tempat hiburan. Hal ini dapat mempengaruhi taraf dan standar
kehidupan yang dapat pula mempengaruhi usia menarche remaja putri.

B. Rumusan Masalah:
Bagaimana determinan kejadian menarche dini pada siswi SMP N X
Kota Jambi tahun 2020?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis determinan kejadian menarche dini pada siswi SMP
N X Kota Jambi tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran usia menarche pada siswi SMP N X Kota
Jambi.
b. Mengidentifikasi gambaran aktifitas fisik pada siswi SMP N X Kota
Jambi.
c. Mengidentifikasi gambaran status gizi berdasarkan IMT pada siswi
SMP N X Kota Jambi.
d. Mengidentifikasi gambaran usia menarche ibu pada siswi SMP N X
Kota Jambi.
e. Mengidentifikasi gambaran pendapatan orang tua pada siswi SMP N
X Kota Jambi.
f. Menganalisis hubungan antara aktifitas fisik dengan menarche dini
pada siswi SMP N X Kota Jambi.
g. Menganalisis hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan
menarche dini pada siswi SMP N X Kota Jambi.
h. Menganalisis hubungan antara usia menarche ibu dengan menarche
dini pada siswi SMP N X Kota Jambi.
i. Menganalisis hubungan antara pendapatan orang tua dengan
menarche dini pada siswi SMP N X Kota Jambi.

D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya serta dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan mengenai menarche dini.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
sekolah mengenai kesehatan reproduksi dan gizi terutama menarche.
Sehingga mendorong pihak sekolah untuk memberikan edukasi yang
lebih kepada siswa dan siswi di sekolah.
3. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi
kinerja Puskesmas terkait pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Mutasya dan Hasyim (2016), meneliti
tentang faktor yang berhubungan dengan usia menarche. Adapun variabel
yang diuji adalah tingkat pendapatan per kapita dan status gizi. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa usia menarche rata-rata 12,29 tahun dengan terdapat
hubungan bermakna antara tingkat pendapatan per kapita dan status gizi
dengan usia menarche.
Penelitian yang dilakukan oleh Bhattarai et al (2018) tentang studi di
Nepal faktor yang berhubungan dengan menarche dini pada remaja putri.
Adapun variabel yang digunakan adalah aktifitas fisik, riwayat BBLR,
kurang tidur, tidak ada ayah biologis, paparan materi seksual, kurang ASI,
usia menarche ibu, penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu, dan paparan
kimia saat kehamilan. Desain penelitian yang digunakan adalah case control
dengan analisis Chi Square dan Binary Logistic. Hasil yang didapatkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik, riwayat BBLR,
kurang tidur, tidak ada ayah biologis, paparan materi seksual, kurang ASI,
usia menarche ibu, penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu, dan paparan
kimia saat kehamilan.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Sunarto (2012) tentang
faktor risiko kejadian menarche dini pada remaja di SMP N 30 Semarang.
Variabel yang diteliti adalah asupan zat gizi dan usia menarche ibu. Desain
penelitian yang digunakan adalah case control dengan analisis Chi Square,
Fisher, regresi logistik ganda. Hasil yang didapatkan yakni Faktor risiko
kejadian menarche dini adalah rendahnya asupan serat dan tingginya asupan
lemak maupun kalsium, dimana faktor yang dominan adalah asupan serat
yang rendah. Adapun riwayat ibu memiliki risiko kecil terhadap kejadian
menarche dini.
Penelitian dengan meta analisis yang dilakukan oleh Zahmatkesh et
al (2016) tentang Role Of Menopause and Early Menarche in Breast Cancer:
A Meta Analysis of Iranian. Adapun variabel yang diuji yakni menaupose
dan menarche dini sebagai variabel independen dan kejadian kanker
payudara sebagai variabel dependen. Hasil yang didapatkan yakni ada
hubungan yang signifikan pada kejadian menarche dini dan menopause
dengan kejadian kanker payudara dengan OR= 1,57.
Penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2012), dengan judul
hubungan konsumsi junk food dan media informasi terhadap menarche dini
pada siswi sekolah dasar di Surakarta. Variabel independen adalah konsumsi
junk food dan media informasi terhadap menarche sedangkan variabel
dependen adalah menarche dini. Desain penelitian menggunakan cross
sectional dengan analisis uji korelasi rank spearman. Terdapat hubungan
yang bermakna antara konsumsi junk food dengan menarche dini dengan P-
value 0,005 r= -0,497 sedangkan hasil uji korelasi media informasi dengan
menarche dini diperoleh r= -0,457 dengan P-value 0,011 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian media informasi dengan
menarche dini.
Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi junk food
dengan menarche dini dengan P-value 0,005 r= -0,497 sedangkan hasil uji
korelasi media informasi dengan menarche dini diperoleh r= -0,457 dengan
P-value 0,011 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pemberian media informasi dengan menarche dini

No Nama/Judul Metode/analisis/Varia Hasil Penelitian


penelitian bel
1. Nama : Fitrah Umi Metode: cross Usia menarche rata-
Mutasya, Hasnar sectional rata 12,29 tahun
Hasyim dengan terdapat
Analisis: univariat, hubungan bermakna
Judul : Faktor- bivariat antara tingkat
Faktor yang pendapatan per
berhubungan kapita dan status gizi
dengan Usia Variabel dependen: dengan usia
Menarche Siswi usia menarche menarche.
SMP Adabiah
Variabel independen:
Tahun: 2016 faktor risiko
menarche

2. Nama : Sabina Metode: case control Terdapat hubungan


Bhattarai, yang bermakna
Sudarshan Subedi, Analisis: chi square, terhadap menarche
Shiva Raj Acharya binary logistic dini antara lain :
Physical inactivitiy,
Judul : factor Variabel dependen: BBLR, inadequate
associated with menarche dini sleep, absence of
early menarche biological father,
among adolescent exposure to materials
girls : A studi from Variabel independen: promoting sexual
Nepal aktifitas fisik, BBLR, activity, inadequate
inadequate sleep, breastfeeding, earlier
Tahun: 2018 absence of biological mother age at
father, exposure to menarche, hormonal
sexual materials, contraceptives,
inadequate exposure to chemical
breastfeeding, during pregnancy.
mother’s age at
menarche, use
hormonal
contraceptives by
mother, exposure to
chemical during
pregnancy

3. Nama: Agres Vivi Metode: case control Faktor risiko


Susati, Sunarto kejadian menarche
Analisis: Chi Square, dini adalah
Judul: faktor risiko Fisher, regresi rendahnya asupan
kejadian menarche logistik ganda serat dan tingginya
dini pada remaja di asupan lemak
SMP N 30 Variabel dependen: maupun kalsium,
Semarang menarche dini dimana faktor yang
dominan adalah
Tahun: 2012 Variabel independen: asupan serat yang
asupan zat gizi dan rendah. Adapun
usia menarche ibu riwayat ibu memiliki
risiko kecil terhadap
kejadian menarche
dini.
4. Nama: Septiana Metode: cross Tidak ada hubungan
Wulandari, Titin sectional antara status gizi
Ungsianik dengan usia
Analisis: Chi Square menarche namun ada
Judul: status gizi, hubungan yang
aktifitas fisik, dan Variabel dependen: bermakna antara
usia menarche menarche dini aktifitas fisik dengan
remaja putri Variabel independen: usia menarche
status gizi dan
Tahun: 2016 aktifitas fisik

Nama: Bibi Hajar Metode: meta Ada hubungan yang


5. Zahmatkesh, analysis dengan signifikan pada
Afsaneh Keramat, melibatkan 4396 kejadian menarche
Nasrinossadat artikel dan 12 studi dini dengan kejadian
Alavi, Ahmad kanker payudara
Khosravi, Reza Variabel dependen: OR= 1,57
Chaman kanker payudara

Judul: Role Of Variabel independen:


Menopause and menopause dan
Early Menarche in menarche dini
Breast Cancer: A
Meta Analysis of
Iranian

Tahun: 2016

6 Nama: Niken Metode: cross Terdapat hubungan


Aryani Wulansari sectional yang bermakna
antara konsumsi junk
Judul: hubungan Analisis: uji korelasi food dengan
konsumsi junk rank spearman menarche dini
food dan media dengan P-value 0,005
informasi terhadap Variabel dependen: r= -0,497 sedangkan
menarche dini menarche dini hasil uji korelasi
pada siswi sekolah media informasi
dasar di Surakarta Variabel independen: dengan menarche
konsumsi junk food dini diperoleh r=
Tahun: 2012 dan media informasi -0,457 dengan P-
value 0,011 sehingga
dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan
antara pemberian
media informasi
dengan menarche
dini

7 Nama: Amika Metode: cross Secara statistik tidka


Rois, Ciani sectional terdapat hubungan
Satyawati, Yayan antara status gizi
Ahlaludin, Fajar Analisis: uji Chi dengan menarche
Fajridin, Akhmad Square prekoks namun ada
Romadloni, kecenderungan
Fahrini Limbong, Variabel dependen: bahwa responden
Supriyanto menarche prekoks yang obesitas lebih
banyak mengalami
Judul: faktor yang Variabel independen: menarche dini. Ada
berhubungan status gizi, aktifitas hubungan yang
dengan kejadian fisik, genetik, bermakna aktifitas
menarche prekoks keterpaparan fisik, genetik, dan
pornografi, keterpaparan
Tahun: 2018 pornografi dengan
menarche dini

8 Nama: Indah Metode: cross Hasil penelitian


Lutfiya sectional menemukan bahwa
terdapat hubungan
Judul: Analisis Analisis: regresi signifikan
Kesiapan Siswi logistik pengetahuan dengan
Sekolah Dasar kesiapan menarche
dalam Menghadapi Variabel dependen:
Menarche kesiapan menghadapi
menarche
Tahun: 2016
Variabel independen:
pengetahuan, jumlah
informasi, pola asuh

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti yakni melihat


determinan kejadian menarche dini pada siswi SMP N X Kota Jambi
tahun 2020. Adapun determinan yang diteliti adalah aktifitas fisik, status
gizi, usia menarche ibu, dan pendapatan keluarga terhadap kejadian
menarche dini.

Anda mungkin juga menyukai