Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gingiva

Gingiva adalah jaringan lunak yang menutupi gigi. Gingiva yang sehat berwarna merah

muda dengan tepi yang tajam menyerupai krah baju, konsistensi kenyal dengan adanya stipling

(Andriani, 2009). Gingiva merupakan bagian dari membran mukosa mulut tipe mastikasi yang

melekat pada tulang alveolar serta menutupi dan menggelilingi leher gigi. Pada permukaan

rongga mulut, gingiva meluas dari puncak marginal gingiva sampai ke pertautan muko gingiva

(Gipayanti, 2019)

Penyakit periodontal yang paling sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva

merupakan bagian terluar dari jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung

sehingga mempengaruhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang sangat menggangu

estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini menyebabkan

perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal (Lindhe et al, 2008).

2.2 Gingival Enlargement

Gingival enlargement adalah keadaan dimana besar gingiva bertambah dari normal. Keadaan

ini merupakan gambaran yang sering menyertai penyakit gingiva (Daliemunthe, 2008). Gingival

enlargement dengan menggunakan kriteria letak dan penyebarannya, dapat digambarkan seperti

berikut (Newman., Takei., Carranza, 2006) :

Terlokasi : Terbatas pada gingiva di dekat satu gigi atau sekelompok gigi

Umum : Melibatkan gingiva diseluruh mulut

Marginal : Terbatas pada gingiva marginal

Papilar : Terbatas pada papila interdental


Difusi : Melibatkan marginal, attached gingiva dan papila

Terbatas : Tonjolan terilosasi atau pelebaran seperti tumor yang tidak merata

Intensitas gingival enlargement menurut Mc Graw index yang ditetapkan berdasarkan

catatan Cheklis yang dipantau pada masing- masing pasien dengan ketentuan sebagai berikut

(Ghafari, 2008) :

Grade 0 : Tidak ada gingival enlargement (dengan margin tipis)

Grade 1 : Gingival enlargement hanya pada papila interdental

Grade 2 : Gingival enlargement menutupi sekurang-kurangnya sepertiga mahkota gigi

(dental crown)

Grade 3 : Gingival enlargement menutupi lebih dari sepertiga mahkota gigi (dental crown)

2.2.1 Etiologi Gingival Enlargement

Penyebab gingival enlargement terdiri dari faktor lokal dan faktor sistemik, faktor lokal

sperti : kesehatan mulut yang buruk, malposisi gigi, cara menyikat gigi yang salah, trauma

oklusi, tambalan kurang baik, iritasi, cangkolan protesa, alat orthodontik dan kebiasaan bernapas

melalui mulut. Faktor sistemik seperti kelainan hormonal, malnutrisi, kelainan darah, obat-

obatan dan sebab- sebab lain yang tidak diketahui (Usri dkk , 2006). Gingival enlargement

disebabkan juga oleh pemaparan dalam jangka waktu yang lama oleh plak gigi. kebiasaan

menggosok gigi dengan cara yang benar. Berikan contoh secara langsung dan jangan memaksa

anak untuk menyikat gigi., (c) Ajarkan pada anak untuk tidak menggosok gigi terlalu menekan

karena dapat menyebabkan kerusakan gusi anak., (d) Cara merawat gigi anak agar tidak mudah

retak, hindari minuman dingin setelah makan makanan panas atau sebaliknya., (e) Beritahu pada

anak tentang manfaat meminum air putih dapat menjaga kesehatan mulut dan gigi secara alami.,
(f) Biasakan anak untuk mengunyah makanan menggunakan gigi geraham kanan dan kiri secara

seimbang. Tujuannya agar pertumbuhan rahang sempurna., (g) Jangan biarkan anak menggigit

dan merobek kemasan jajanan memakai gigi karena selain menimbulkan nyeri, hal ini bisa

membuat gigi anak goyang, (Naja, 2013).

Dari beberapa tips di atas, salah satu yang sering kita lakukan adalah menggosok gigi.

Kebiasaan menggosok gigi adalah kebiasaan sehat yang perlu dilakukan anak untuk menjaga

kebersihan gigi dan mulutnya. Terlebih lagi ketika usia anak semakin bertambah dan anak mulai

mengkonsumsi berbagai jenis makanan, diantaranya makanan yang manis seperti jus buah,

permen dan coklat. Makanan manis seperti itu dapat merusak kesehatan gigi anak dan bisa

menimbulkan masalah gigi berlubang, gigi berwarna hitam keropos dan bau mulut tidak sedap.

Oleh karena itu, penting sekali bagi para orang tua untuk mengajarkan cara menggosok gigi

secara teratur kepada anak, (Saraswati, 2012).

Namun, kegiatan untuk memperkenalkan dan mengajari gosok gigi ke anak tentu tidaklah

mudah. Beberapa tips di bawah ini dapat membantu mengajari anak menggosok gigi secara

benar dengan cara yang menyenangkan. Pertama, untuk memudahkan anak belajar gosok gigi

sebaiknya mulai kenalkan pentingnya menjaga kebersihan mulut ke anak sejak usia dini. Kedua,

setelah gigi anak mulai tumbuh (biasanya setelah usia anak 6 bulan), bisa dibelikan sikat gigi

anak dengan kepala sikat yang kecil dan bulu sikat gigi yang lembut. Usahakan untuk membeli

sikat gigi dengan warna yang cerah agar lebih menarik untuk digenggam oleh anak. Ketiga,

bantu anak untuk memegang sikat gigi kecilnya dan mengarahkan untuk menggosokannya di

gigi anak. Keempat, pastikan anak juga mengetahui bahwa orang tuanya dan anggota keluarga

lainnya juga menggosok gigi secara rutin. Kelima, jangan malu untuk membuka mulut lebar-

lebar ke anak dan jelaskan pentingnya menggosok semua gigi secara keseluruhan. Keenam,
ajarkan anak cara

Anda mungkin juga menyukai