Anda di halaman 1dari 11

Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

AKTIVITAS GEL EKSTRAK KOLAGEN SISIK IKAN KAKAP MERAH


(Lutjanus argentimaculatus) TERHADAP FASE EPITELISASI PADA
PROSES PENYEMBUHAN LUKA BAKAR KULIT KELINCI
“Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis”

THE EPITHELIALIZATION PHASE ON BURN WOUND HEALING


ACTIVITY OF COLLAGEN EXTRACT FROM RED SNAPPER FISH
SCALES (Lutjanus argentimaculatus) IN RABBIT SKIN
“Macroscopic and Microscopic Description”

Lisa Riana Wardani 1), Dwi Hadi Setya Palupi 3), Noor Wijayahadi 2)
1)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
2)
Universitas Diponegoro Semarang

SARI
Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas. Kolagen merupakan material dominan yang berguna untuk regenerasi
jaringan dan berpotensi untuk mempercepat penyembuhan luka bakar Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kolagen sisik
ikan kakap merah dalam sediaan gel terhadap karakteristik fisik gel, gambaran
makroskopis dan mikroskopis fase epitelisasi pada proses penyembuhan luka bakar
derajat II. Penelitian ini menggunakan 9 ekor kelinci jantan galur New Zealand usia
4-6 bulan, punggung kelinci dibagi menjadi 5 area luka yang diinduksi dengan
lempeng besi panas berdiameter 20 mm dengan suhu 70oC selama 5 detik. Setiap
kelompok diberikan perlakuan gel ekstrak kolagen konsentasi 0,3%, 0,6%, dan 0,9%.
kontrol negatif diberikan perlakuan basis gel, sedangkan kelompok kontrol positif
diberikan perlakuan gel Neomisin sulfat-Plasenta bovine. Pengamatan secara
makroskopis dilakukan setiap hari dan pengamatan secara mikroskopis dilakukan
pada hari ke-3, 9 dan 12. Data karakteristik fisik gel dianalisis menggunakan SPSS
dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan perbedaan signifikan (P<0,05) antara
gel ekstrak kolagen terhadap basis gel. Pengaruh ekstrak kolagen terhadap
karakteristik fisik gel yaitu dapat menurunkan pH, viskositas, daya lekat, dan
meningkatkan daya sebar. Hasil uji statistik aktivitas gel ekstrak kolagen
menunjukkan tidak berbeda signifikan secara makroskopis, namun hasil skoring fase
epitelisasi luka bakar kulit kelinci menunjukkan perbedaan signifikan dengan kontrol
negatif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian gel ekstrak kolagen sisik ikan
kakap merah dapat mempercepat fase epitelisasi pada proses penyembuhan luka
bakar.

Kata kunci: luka bakar, fase epitelisasi, kolagen, sisik ikan kakap merah

ABSTRACT
Burns is a tissues damage caused by contact with a heat source. Collagen was
a dominant material which was usefull for tissue regeneration and it was potential to
accelerate wound healing. The purpose of this study was to determine the effect of
different concentrations of collagen red snapper fish scales extract in the physical
characteristics of gel, macroscopic and microscopic description epithelialization

960
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

phase in healing process of second-degree skin. This study was conduct 9 male
rabbits of New Zealand strain were age 4-6 months. Each rabbit back divided into 5
wound areas which induced by 20 mm heat iron with temperature 700 C . Each
group treated with collagen extract of red snapper fish scales gel concentration
0.3%, 0.6%, and 0.9%. Negative control group treated with gel base, while the
positive control gave treatment neomycin sulfate- bovine placenta gel. Microscopic
observation was done every day and microscopic observations performed on days 3,
9 and 12. Gel Physical characteristics data analyzed by spss with confidence level 95
% showed that significant differences (P <0.05) between colagen extract gel with
gel base. The influence of collagen extract to the gel physical characteristics that
could be lowered ph, viscosity, attaching power, and improve the gel spreading. The
results of the statistical test collagen extract activity showed no significant difference
between macroscopic examination, but epithelialization phase data scoring rabbit
skin burns result showed significant differences with negative control. Based on the
results could be conclude that the administration of collagen red snapper fish scales
extract in gel could be accelerate epithelialization phase on healing process of
burns.

Keywords : burns, epithelialization phase, collagen, red snapper scales

PENDAHULUAN Di RSUP M. Jamil Padang pada tahun


Luka bakar merupakan penyebab 2009 dilaporkan bahwa kasus luka
trauma yang sering terjadi dan dapat bakar mencapai 91 orang dengan
mengakibatkan morbiditas dan penyebab berasal dari kompor dan alat
mortalitas yang relatif tinggi elektronik. Tercatat di RSUP Dr.
dibandingkan dengan cedera oleh sebab Sardjito, jumlah kasus luka bakar yang
lain. Luka bakar adalah bentuk dirawat di bagian bedah terjadi
kerusakan jaringan yang disebabkan peningkatan dari 76 kasus pada tahun
kontak dengan sumber panas seperti 2005 menjadi 82 kasus pada tahun 2006
api, air panas, bahan kimia, listrik dan (Fitria et.al, 2013).
radiasi (Moenadjat, 2003). Di Studi in vivo terhadap hewan uji
Indonesia, belum ada laporan tertulis menunjukkan bahwa kolagen sapi yang
mengenai jumlah penderita luka bakar diberikan secara topikal dapat
dan jumlah angka kematian yang mempercepat penutupan luka, dan
diakibatkannya. Di Indonesia, memacu penutupan luka, selain itu
belum ada laporan tertulis mengenai kolagen dari sapi dapat meningkatkan
jumlah penderita luka bakar dan jumlah granulasi jaringan dan efektif untuk
angka kematian yang diakibatkannya. regenerasi jaringan. Kolagen dapat

961
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

memacu pembentukan kembali jaringan CX41 alat yang digunakan adalah


epitel dengan matrik ekstra seluler beaker glass, lemari es, centrifuge,
(Kirubanandan dan Sehgal, 2010). tabung centrifuge, batang pengaduk,
METODE PENELITIAN kertas saring, gelas ukur, labu takar,
Obyek Penelitian : gambaran neraca digital, pinset, penginduksi
makroskopis dan mikroskopis sel epitel panas, dan jangka sorong, FTIR .
pada penyembuhan luka bakar Pembuatan ekstrak kolagen sisik
Variabel Bebas : konsentrasi ekstrak ikan kakap merah: Sisik ikan
kolagen sisik ikan kakap merah sebesar dibersihkan kembali dengan NaOH 0,1
0,3 %, 0,6 %, dan 0,9 %. M. Ditempatkan pada suhu 4°C dalam
Variabel terikat : karakteristik fisik lemari es selama 24 jam. Disaring
gel (uji organoleptis, uji pH, uji daya dengan kertas saring dan dibilas dengan
sebar, uji daya lekat, dan uji viskositas) aquadest, kemudian ampas tersebut
dan pengamatan makroskopik meliputi ditambahkan 10% n-butil Alkohol,
persen penyembuhan luka bakar serta disimpan di dalam lemari es selama
gambaran mikroskopis fase epitelisasi 48 jam untuk menghilangkan
pada proses penyembuhan luka bakar. kandungan lemaknya. Sisik disaring,
Bahan yang digunakan : sisik ikan ampasnya disuspensikan dengan Asam
kakap merah, etil klorida. Hewan uji Asetat 0,5 M, disimpan kembali di
yang digunakan kelinci galur New dalam lemari es pada suhu 4°C selama
Zealand jumlah 9 ekor, umur 4-6 bulan tiga hari. Kolagen terlarut diendapkan
dengan berat 2-3 kg, Aquadestilatta, menggunakan centrifuge dingin suhu
NaOH, N - Butil Alkohol, Asam 4oC dengan kecepatan 3.000 rpm
Asetat, NaCl, Metil Paraben, Detergen, selama 15 menit. Endapan kolagen
Na CMC, Carbopol, Propilenglikol, dikumpulkan dalam cawan dan
Trietanolamin, dan Gliserin, gel disimpan di lemari es suhu 8oC hingga
Neomisin sulfat- Plasenta bovine. mengering. Kolagen yang telah
Alat : lumpang, alu, gelas ukur, mengering tersebut ditimbang dan
timbangan analitik, cawan porselin, dihitung rendemenya.
batang pengaduk, Beaker glass, kain
flannel hitam, kertas saring, jangka
sorong, mikroskop foto lensa olympus

962
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

Formula Gel Kolagen Ikan Kakap Merah


R/ Carbopol 1,5%
Metil Paraben 0,2%
Gliserin 10%
Propilenglikol 10%
Trietanolamin 5%
Aquadest ad 100%
Basis gel yang sudah jadi kulit yang akan dibuat luka bakar.
kemudian dicampur dengan ekstrak Kemudian kulit punggung diinduksi
kering yang sudah ditimbang dengan dengan lempeng besi panas
konsentrasi 0,3%; 0,6%; 0,9% berdiameter 20 mm dengan suhu 700 C
kemudian dicampur homogen dan selama 5 detik. Kemudian diberikan
diuji aktivitasnya. gel ekstrak kolagen sisik ikan kakap
Pembuatan basis gel : Metil paraben merah sebanyak 200 mg pada masing
(0,2%) dilarutkan dalam air suling – masing konsentrasi.
dengan memanaskan hingga suhu Analisi Data : Data yang diperoleh
70oC, kemudian ditambah carbopol pengujian karakteristik fisik sediaan
diaduk hingga mengembang gel kolagen sisik ikan kakap merah,
membentuk gel, ditambahkan gambaran makroskopis dan
trietanolamin (5%), dan gliserin mikroskopis fase epitelisasi. Diuji
(10%). Ekstrak kolagen dilarutkan statistik menggunakan SPSS 16. Bila
dalam propilenglikol, kemudian data homogen dan berdistribusi
ditambahkan ke dalam basis gel yang normal maka dilakukan analisis
telah terbentuk, dan diaduk hingga dengan anava. Adanya perbedaan diuji
homogen. dengan post hoc dengan nilai
Perlakuan hewan uji : 9 ekor kelinci, signifikansi <0,05.
masing masing punggung kelinci
dibagi menjadi 5 kelompok. Dicukur HASIL PENELITIAN DAN
bulu kelinci didaerah punggung PEMBAHASAN
kelinci. Kulit punggung kelinci Uji kualitatif terhadap ekstrak
dianestesi dengan etil klorida pada dilakukan untuk memastikan kolagen

963
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

di dalam ekstrak. Uji pendahuluan berwarna ungu. Uji pengendapan


ekstrak kolagen yaitu uji biuret dan uji protein dengan logam, ditunjukkan
pengendapan logam. Hasil uji dengan adanya perubahan warna
kualitatif yaitu uji biuret dan uji larutan pada saat penambahan AgNO3
pengendapan logam terhadap ekstrak yang membentuk endapan putih.
menunjukkan bahwa ekstrak positif Pengendapan akan terjadi bila protein
mengandung protein. Uji biuret berada dalam bentuk isoelektrik yang
dilakukan untuk mengetahui adanya bermuatan negatif, dengan adanya
ikatan peptide didalam proteinyang muatan positif logam berat akan
didasarkan pada reaksi antara ion Cu terjadi reaksi netralisasi dari protein
2+
dan ikatan peptida dalam suasana dan dihasilkan garam proteinat yang
basa yang akan membentuk kompleks mengendap.

Tabel 2. Uji Kualitatif Kandungan Senyawa Ekstrak Kolagen Sisik Ikan Kakap Merah
(Lutjanus argentimaculatus)
Senyawa Uji Identifikasi Hasil Keterangan
Ikatan Biuret Ekstrak + 3 tetes NaOH + 1 tetes Ungu +
peptide CuSO4 5%
Protein Pengendapan Logam Ekstrak + 3 tetes AgNO3 Putih +
Keterangan :
+ : Menunjukkan adanya senyawa yang dimaksud

Gambar 1. Hasil Uji FTIR Kolagen Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus)

Selanjutnya dilakukan uji kolagen di dalam ekstrak dengan


penegasan terhadap adaya kandungan menggunakan FTIR menunjukkan

964
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

bahwa ekstrak positif mengandung 1642,54 cm-1 , 1554,11 cm-1 , dan


kolagen. Hal ini dibuktikan dengan 3384,30 cm-1 yang merupakan
adanya amida 1,amida II, dan amida spektrum utama dari kolagen.
III yang muncul pada frekuensi,

Tabel 2. Hasil Uji Karakteristik Fisik Gel Ekstrak Kolagen Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus
argentimaculatus)

Huruf subscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan signifikan
(p<0,05)
Keterangan:
F1 : Gel kolagen sisik ikan kakap merah konsentrasi 0,3%.
F2 : Gel kolagen sisik ikan kakap merah konsentrasi 0,6%
F3 : Gel kolagen sisik ikan kakap merah konsentrasi 0,9%.
K-: Basis gel Carbopol

Formula yang digunakan dalam berwarna dan memiliki homogenitas


penelitian ini terdiri atas 3 formula yang baik. Uji pH sediaan gel
yang berbeda konsentrasi yaitu bertujuan untuk mengetahui
formula 1,formula 2, formula 3 dengan kesesuaian pH sediaan gel dengan pH
konsentrasi kolagen sisik ikan kakap kulit. Semakin besar konsentrasi
merah 0,3%; 0,6%; dan 0,9%. Masing- kolagen yang ditambahkan terlihat
masing formula dibuat gel sebanyak semakin rendah pH sediaan gel.
100 gram. Pengujian fisik sediaan gel Kolagen memiliki pH sebesar 5,5
meliputi pengujian terhadap sehingga ketika ditambahkan kedalam
organoleptis, pH, daya sebar, daya basis gel akan mengakibatkan
lekat,dan viskositas. penurunan pH sediaan. Uji daya lekat
Gel kolagen sisik ikan kakap sediaan gel adalah untuk mendapatkan
merah secara umum (dalam gambaran kemampuan gel melekat
konsentrasi berbeda) memiliki bentuk pada kulit. Semakin besar konsentrasi
kental, berbau khas, bening tidak kolagen yang ditambahkan ke dalam

965
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

gel maka semakin kecil daya lekat merah yang ditambahkan ke dalam
sediaan gel. Berdasarkan hasil uji gel, maka semakin rendah viskositas
statistik peningkatan konsentrasi sediaan gel. Berdasarkan hasil uji
sebesar 0,3% pada sediaan statistik peningkatan konsentrasi
mempengaruhi penurunan daya lekat kolagen sisik ikan kakap merah
sediaan gel secara signifikan. sebanyak 0,3% yang ditambahkan ke
Berdasarkan hasil uji statistik dalam sediaan mampu mempengaruhi
peningkatan konsentrasi kolagen karakteristik viskositas dari sediaan.
sebesar 0,3% dalam sediaan berbeda Pengaruh kolagen terhadap
signifikan terhadap daya sebar gel. karakteristik sediaan gel berupa
Semakin besar konsentrasi kolagen penurunan viskositas gel yang
yang ditambahkan ke dalam gel, disebabkan oleh kolagen yang
semakin besar daya sebar sediaan gel ditambahkan ke dalam gel memiliki
yang dihasilkan. pH asam yaitu 5,5 menyebabkan
Uji viskositas terhadap sediaan putusnya rantai polimer Carbopol
gel bertujuan untuk mengetahui dengan akibat langsungnya adalah
konsistensi gel yang dibuat. Semakin penurunan viskositas gel (Ansiah,
tinggi konsentrasi sisik ikan kakap 2014).

Gambar 2. Kurva Persentase Penyembuhan Luka Bakar kulit kelinci terhadap waktu (hari)
Berdasarkan kurva hari kolagen sisik ikan kakap merah
perlakuan terhadap persentase formula 2 dengan konsentrasi 0,6%
penyembuhan terlihat bahwa semakin menunjukkan penurunan kurva yang
curam kenaikan persen penyembuhan paling curam jika dibandingkan
luka bakar menunjukan proses dengan perlakuan lainya, sehingga dari
penyembuhan semakin cepat. Gel kurva dapat ditarik kesimpulan bahwa

966
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

gel kolagen sisik ikan kakap merah (scar) yang akan menutupi jaringan
konsentrasi 0,6 % memiliki aktivitas dibawahnya sehingga akan menutupi
penyembuhan terhadap luka bakar proses perbaikan yang terjadi pada
yang lebih efektif. jaringan epitel dibawahnya dan proses
Hasil uji statistika terhadap perebaikan luka secara makroskopis
persentase penyembuhan luka bakar nampak terhenti. Proses perbaikan
pada hari ke-12 tidak menunjukkan yang terjadi dalam jaringan perlu
adanya perbedaan pada masing- diamati lebih lanjut melalui
masing perlakuan. Hal ini terjadi pemeriksaan histopatologi pada
karena, luka yang telah mengering jaringan kulit untuk melihat proses
maka akan membentuk keropeng perbaikan yang terjadi pada jaringan.

Tabel 3. Rata-rata Skor Re-Epitelisasi Luka Bakar Kulit Kelinci


Hari ke- F1 F2 F3 K- K+
3 1,4±0,2a 1,8±0,2 b,a 1,6±0,2c 1,2±0,2 d,a,b,c 1,6±0,2 e,d
9 3,2±0,2a 3,6±0,2 b,a 3,6±0,2 c,a 2,4±0,2 d,c,b,a 3,6±0,2e,a,d
12 3,8±0,2a 4,53±0,3b,a 4,53±0,3c,a 3,2±0,2d,c,b,a 4,6±0,2 e,a,d
Superscript huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan signifikan (P<0,05)
Keterangan:
F1 : Gel kolagen sisik ikan kakap merah konsentrasi 0,3%. K-: Basis gel Carbopol
F2 : Gel kolagen sisik ikan kakap merah konsentrasi 0,6%. K+: Kontol positif
F3 : Gel kolagen sisik ikan kakap merah konsentrasi 0,9%.

Hasil statistik skoring fase epitel kulit sehingga luka akan


epitelisasi hari ke-3 pada proses menutup. Semakin cepat terjadi
penyembuhan luka bakar memiliki reepitelisasi akan membuat struktur
kemampuan dalam memicu epidermis segera mencapai keadaan
pertumbuhan jaringan granulasi. Pada normal (Putriyanda 2006). Pada hari
hari ke-9 kandungan kolagen dalam ke-12 Penyembuhan luka bakar berada
gel membantu regenarasi jaringan dalam fase maturasi adalah untuk
termasuk sel epitel yang rusak meningkatkan faktor pertumbuhan,
sehingga fase epitelisasi pada proses mendorong proses fibroplasia yang
penyembuhan luka bakar akan akan membentuk jaringan epitel baru
berjalan lebih cepat (Kirubanandan dan proliferasi epidermis, yang akan
dan Sehgal, 2010). Re-epitelisasi mengembalikan elastisitas dan
merupakan proses perbaikan sel-sel ketahanan kulit setelah adanya luka

967
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

bakar (Kirubanandan dan Sehgal, 2010).

Gambar 3. Pengamatan Mikroskopis Reepitelisasi luka bakar kulit kelinci hari ke-3 (HE 100X)
Keterangan:
A : Jaringan Granulasi F2 : Gel kolagen konsentrasi 0,6%
B : Epidermis F3 : Gel kolagen konsentrasi 0,9%
C : Dermis K(-) : basis gel
F1: Gel kolagen konsentrasi 0,3% K(+) : kontrol positif

Gambar 4. Pengamatan Mikroskopis Reepitelisasi luka bakar kulit kelinci hari ke-9 (HE 100X)
Keterangan:
A : Jaringan Granulasi C : Epidermis
B : Re-epitelisasi D : Dermis

968
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

Gambar 5. Pengamatan Mikroskopis Reepitelisasi luka bakar kulit kelinci hari ke-12 (HE 100X)
Keterangan:
A : Re-epitelisasi
B : Epidermis
C : Dermis

SIMPULAN argentimaculatus) konsentrasi


1. Perbedaan konsentrasi kolagen 0,6% secara mikroskopis paling
sisik ikan kakap merah efektif dalam fase epitelisasi pada
mempengaruhi karakteristik fisik proses penyembuhan luka bakar
sediaan gel kolagen sisik ikan kulit kelinci.
kakap merah, diantaranya
SARAN
menurunkan pH sediaan,
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
menurunkan daya lekat sediaan,
lanjut terhadap pengamatan
menurunkan viskositas sediaan,
histologi bagian kulit yang lain
dan meningkatkan daya sebar
seperti fibroblast dan kolagen.
sediaan.
2. Perlu penelitian lebih lanjut di
2. Tidak ada perbedaan gambaran
skala klinis agar ekstrak kolagen
makroskopis penyembuhan luka
sisik ikan kakap merah dapat
bakar pada kulit punggung kelinci
digunakan untuk terapi luka bakar.
jantan New Zealand, namun ada
perbedaan secara mikroskopis DAFTAR PUSTAKA
histologi kulit pada fase
Ansiah, S.W. 2014. Formulasi
epitelisasi. SediaanGel Antiseptik Fraksi
3. Gel kolagen sisik ikan kakap polar Daun Kesum (Polygonum
minus Huds). Skripsi.
merah (Lutjanus Pontianak: Program Studi
969
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2

Farmasi Fakultas Kedokteran Moenadjat, Y. 2001. Luka Bakar


Universitas Tanjungpura. Pengetahuan Klinis dan Praktis
ed II. Jakarta: Balai Penerbit
Fitria, M., Deddy, S., dan Gusti, R. FKUI .
2014. Pengaruh Papain getah
Pepaya terhadap Pembentukan Najibpour, N., Jehantab, M.B.,
Jaringan Granulasi pada Hosseinzadeh, M.,
penyembuhan luka Bakar Tikus Roshanravan, R., Moslemi, S.,
Percobaan. Jurnal Kesahatan Rahimikazeroni, S., Safarpour,
Andalas. Vol 3 : 73-76 A.R., Ghahramani, L., dan
Hosseini, S.V. 2013 The effects
Kirubanandan, S. dan Sehgal, P.K. of human Amniotic Membrane
2010. Regeneration Of Soft on healing of Colonic
Tissue Using Porous Bovine Ananstomosis Dogs. Ann.
Collagen Scaffold. Journal of Colecteral Res. 1(3): 97-100
Optoelectronics and Biomedical
Materials. (2) :141-149 Putriyanda, N. 2006. Kajian patologi
Aktivitas Getah Pohon Pisang
Kusumawati, L.H., Wardani, L.R., Tanduk (Musa paradisiaca
Saesaria, M.A.L., Ramdini, M., forna typica) dalam Proses
dan Dinurrosifa, R.S. 2014. Penyembuhan Luka pada
Formulasi Kolagen Mbah Sikan Mencit (Mus musculus albinus).
(Limbah Sisik Ikan) Kakap Skripsi. Bogor : Fakultas
Merah (Lutjanus sp.) Sebagai Kedokteran Hewan Institut
Obat Luka Bakar. Laporan Pertanian Bogor.
Penelitian Program Kreativitas
Mahasiswa. Semarang :
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.

970

Anda mungkin juga menyukai