Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata.QS. Al Baqarah 208
Oleh
MIKI SUPRIANTO
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Definisi syi’ah
Syiah berasal dari kata bahasa arab syiah, bentuk dari kata ini adalah syi'i.
Syiah adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah syiah. Yakni kelompok
masyarakat yang menjadi pendukung atau pengikut ali yang berkenaan tentang
qur'an surat Al bayyinah ayat Khoirul bariyyah, saat turunnya ayat itu nabi
bersabda:"Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang orang yang
beruntung"(ya Ali anta wa syi' atuka liumulfaaizun). Hal inilah yang membuat
beliau dianggap sebagai imam dan khalifah oleh mereka yang ditetapkan melalui
Nash dan wasiat dari Rasulullah.
2. Definisi JIL
Paham Liberalisme sendiri berasal dari Barat. Liberalisme merupakan suatu
aliran pikiran yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar
kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat serta kemampuannya
sebebas mungkin. Ketika berbicara tentang Liberalisme, maka tidak dapat
dilepaskan dari adanya paham Sekularisme. Begitupun adanya Sekularisme sangat
erat hubungannya dengan Modernisme. Paham Sekularisme ini adalah merupakan
paham yang menghendaki pemisahan antara agama dan Negara.
B. LATAR BELAKANG
2
Indonesia sebagai negara yang sebagian besar penduduknya adalah umat islam
tidak lepas dari perkembangan pemikiran, awal mula tersebarnya islam di bumi
pertiwi sampai indonesia merdeka. Seiring dengan berjalannya waktu dan
berkembang teknologi , banyak permasalahan yang muncul seperti aliran-aliran atau
pemikiran-pemikiran islam yang dipengaruhi oleh pihak tertentu seperti syi’ah dan
islam liberal.
Disisi lain, Islam liberal merupakan salah satu gerakan yang muncul tidak
terlepas dari perkembangan pemikiran islam di negara lain. Gerakan Islam liberal,
sebagaimana ditulis oleh tokohnya bertujuan untuk membebaskan (liberating) umat
Islam dari belenggu keterbelakangan dan kejumudan.
Menurut isu-isu yang berkembang saat ini, bahwa Islam Liberal dianggap
menolak pelaksanaan Syari‘ah Islam. Bahkan di Indonesia, Jaringan Islam Liberal
dinilai berada dalam barisan terdepan melakukan penolakan terhadap Syari’ah. Di
Amerika pula, banyak akademisi muslim yang berkeingian untuk merombak
pemahaman orang Islam terhadap Syari’ah Islam. Syari’ah Islam itu dianggap tidak
suci (divine), mereka menyarankan agar Syari’ah diubah dan dirombak, karena
pelaksanaannya dianggap sangat bertentangan dengan hak-hak asasi manusia dan
tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
C. LANDASAN SYAR’I
3
Untuk meyakinkan hal tersebut, Syiah menuduh bahwa sahabat telah mengubah
ayat Al-Qur’an, diantaranya surah Fushshilat ayat 29.
َﺲ ﻧَﺠْ َﻌ ْﻠﮭُﻤَﺎ ﺗَﺤْ ﺖَ أَ ْﻗﺪَا ِﻣﻨَﺎ ﻟِﯿَﻜُﻮﻧَﺎ ﻣِﻦَ ْاﻷَ ْﺳﻔَﻠِﯿﻦ
ِ اﻹ ْﻧ
ِ ْ َوﻗَﺎ َل اﻟﱠﺬِﯾﻦَ َﻛﻔَﺮُوا َرﺑﱠﻨَﺎ أَ ِرﻧَﺎ اﻟﻠﱠ َﺬ ْﯾ ِﻦ أَﺿ ﱠَﻼﻧَﺎ ﻣِﻦَ ا ْﻟ ِﺠﻦﱢ َو
“Dan orang-orang kafir berkata: “Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua
jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jin dan manusia agar
kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi
orang-orang yang hina.” (QS. Fushshilat: 29)
َﺻﺎ ِدﻗِﯿﻦ
َ ﷲِ إِنْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ
ﺐ ِﻣﻤﱠﺎ ﻧَ ﱠﺰ ْﻟﻨَﺎ َﻋﻠَﻰ َﻋ ْﺒ ِﺪﻧَﺎ ﻓَﺄْﺗُﻮا ﺑِﺴُﻮ َر ٍة ﻣِﻦْ ِﻣ ْﺜﻠِ ِﮫ َوا ْدﻋُﻮا ُﺷﮭَﺪَا َء ُﻛ ْﻢ ﻣِﻦْ ُدو ِن ﱠ
ٍ َوإِنْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ ﻓِﻲ َر ْﯾ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan
kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)
Al-Kulaini dari Abu Ja’far berkata tentang ayat diatas: Seperti inilah diturunkan
Jibril ayat ini, “Jika kamu dalam keraguan atas apa yang telah Kami turunkan atas
hamba Kami tentang Ali maka datangkanlah satu surah semisalnya.” (Al-Kulaini, al-
Kafi, juz 1 hlm. 412) Masih banyak lagi contoh dalam Al-Qur’an yang menurut
mereka telah di-tahrif, baik di dalam surah Al-Baqarah, An-Nisa, Al-Maidah, Al-
An’am, Al-A’raf, Bara’ah, Ar-Ra’d, Al-Kahfi, Thaha, Al-Furqan, Al-Qadr, dan
lainnya.
D. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. SYIAH
1. Pengertian syi’ah
Syiah menurut bahasa berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok,
sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslimin yang dalam bidang
spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW
Atau orang yang disebut sebagai Ahl albait.
Syiah dalam Bahasa Arab : ﺷ ﯿﻌﺔdan Bahasa Persia: ﺷ ﯿﻌﮫialah salah satu aliran
atau mazhab dalam Islam. Syiah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni
pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syiah. Bentuk tunggal dari
Syiah adalah Syi'i (Bahasa Arab: )ﺷ ﯿﻌﻲmenunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait
dan Imam Ali.
Dalam Ensiklopedi Islam, Syiah yaitu kelompok aliran atau paham yang
mengidolakan Ali bin Abi Thalib. Dan keturunannya, yakni imam-imam atau para
pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad Saw.
Para peneliti dan sarjana berbeda pendapat mengenai definisi Syiah secara istilah,
seperti tertera sebagai berikut:
5
Imam Abu Hasan Al-Asy’ari (W. 424 H) berpendapat bahwa sebuah kelompok
disebut Syiah “Karena mereka mendukung Imam Ali Ra, serta menganggapnya lebih
utama daripada Sahabat Nabi lainnya”.
Sementara, Ibnu Hazm (W. 456 H) yang hidup sezaman dengan Abu Hasan al-
Asy’ari berpendapat bahwa kriteria Syiah tidak hanya mendukung Imam Ali tapi juga
keturunannya dengan menganggap mereka sebagai manusia terbaik dan lebih utama
dari para Sahabat lainnya dalam memegang tampuk kepemimpinan pasca-
meninggalnya Nabi Saw. “Siapa yang setuju bahwa Imam Ali Ra merupakan manusia
terbaik setelah Rasul serta menganggap beliau dan keturunannya paling berhak
untuk memegang tampuk kepemimpinan, maka ia termasuk Syiah, walaupun ia tidak
sepakat dengan mereka dalam masalah lain. Tapi jika ia tidak sepaham dalam hal-
hal yang kita sebutkan di atas, maka ia tidak bisa disebut Syi’ah”.
6
b. Definisi Syiah Menurut Ulama’ Syiah
An-Naubakhti, ulama syi’ah yang hidup pada awal abad keempat -wafat tahun
310 H-, serta al-Qummi yang wafat pada tahun 300 H mengatakan bahwa Syiah:
“Adalah kelompok Ali bin Abi Thalib, yang disebut pengikut Ali di zaman Nabi.
Kelompok ini di kemudian hari dikenal dengan kelompok yang selalu bersamanya,
serta mengangkatnya sebagai pemimpin”.
Sementara, Syeikh al-Mufid seorang ulama’ Syiah ternama yang hidup pada abad
kelima Hijriyah, tepatnya wafat pada tahun 423 H, juga berpendapat demikian, namun
dia menambahkan kriteria lain yaitu, adanya loyalitas, keyakinan, serta penolakan
terhadap kepemimpinan yang lainnya.
7
untuk menjadi pemimpin. Namun, ketika kepemimpinan itu beralih kepada selain Ali,
mereka pun mengeluhkan kejadian itu.
Selanjutnya, Dr. Ahmad Amin, yang berkata, “Benih pertama Syiah adalah
sekelompok orang yang berpendapat bahwa selepas wafatnya Nabi Muhammad saw,
Ahlul Bait beliaulah yang lebih utama menjadi khalifah dan penerus beliau ketimbang
yang lain.
Kelima, kaum Syiah dan kalangan peneliti dari berbagai mazhab berpandangan
bahwa Syiah sudah lahir semasa hidupnya Nabi Muhammad saw. Menurut mereka,
beliau sendiri yang menanamkan benih kesyiahan dalam jiwa para pengikutnya lewat
hadis-hadis kenabian yang disabdakan, seraya mengungkapkan posisi Ali bin Thalib.
dalam berbagai kesempatan. Rangkaian hadis kenabian itu bukan saja diriwayatkan
kalangan Syiah, melainkan juga oleh para periwayat terpercaya menurut mazhab Ahli
Sunah.
8
Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan Suyuthi dari Ibnu Asakir yang
menafsirkan ayat ketujuh surah Al-Bayyinah. Hadis itu diriwayatkan melalui
matarantai periwayat yang sampai pada Jabir bin Abdillah, yang mengatakan, “Suatu
hari, kami (duduk-duduk) bersama Nabi Muhammad saw. Lalu Ali datang. Nabi saw.
Kontan bersabda menyambut kedatangan Ali, ‘Demi Yang jiwaku berada dalam
kekuasaan-Nya, sungguh dia (Ali) dan Syiah (pendukung/pengikut)nya adalah orang-
orang yang selamat di hari Kiamat.” Setelah itu, turunlah firman Allah swt. yang
berbunyi: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka
itulah sebaikbaik makhluk”
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, yang berkata bahwa
Rasulullah saw. bersabda kepada beliau, “Bukankah kamu mendengar firman Allah
swt.: ‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka itulah
sebaik-baik makhluk.’ Mereka (sebaik-baik makhluk) itu adalah kamu dan syiahmu,
(dan) janji pertemuanku dengan kalian adalah telaga (Haudh), dan ketika umat-umat
berdatangan untuk hisab (perhitungan) maka kalian akan dipanggil dengan sebutan
manusia-manusia yang mulia dan terkemuka.” Itulah mengapa Abu Hatim Razi
berpendapat bahwa nama mazhab pertama yang muncul dalam Islam adalah Syiah,
dan saat itu istilah tersebut menjadi julukan bagi empat sahabat Nabi saw. yang terdiri
dari Abu Dzar, Ammar, Miqdad, dan Salman Farisi. Juga, pasca perang Siffin, para
pendukung Ali bin Abi Thalib. dikenal dengan sebutan “Syiah”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orang-orang syiah pada
awalnya mereka adalah orang-orang yang mencintai nabi dan keturunan nabi. Bahkan
mereka berlomba-lomba untuk memulyakan ahlulbait yang termotivasi dari
penjelasan rasulullah Saw sendiri terkait beberapa tafsir ayat contohnya surat al
Bayinah. Dengan kata lain cikal bakal syiah dalam arti orang-orang yang mencintai
ahlulbait telah ada sejak rasulullah Saw hidup. Kemudian golongan syiah ini
mengalami perluasan makna pada pemililihan khalifah di saqifah bani saidah. Mereka
mengusulkan nama Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Rasulullah Saw. Fakta ini
kemudian muncul kembali pada perang siffin yang menghasilkan arbitase diantara
kedua belah pihak.
9
Namun, pada kenyataannya beberapa orang dari pasukan Ali merasa tidak puas
atas keputusan damai (tahkim) tersebut, sebab mereka merasa pasukan Ali hampir
menumpaskan pasukan pemberontak. Sehingga muncullah fraksi-fraksi di tubuh umat
Islam menjadi tiga (3) kelompok:
a) Kelompok Syi’ah, yaitu golongan yang memihak pada Ali dan kerabatnya dan
berpendapat bahwa Ali dan keturunannyalah yang berhak menjadi khalifah.
b) Kelompok Khawarij, yaitu golongan yang menentang Ali dan Muawiyah,
mereka berpendapat bahwa tahkim itu menyalahi prinsip agama.
c) Kelompok Murjiah, yaitu golongan yang menggabungkan diri kepada salah
satu pihak dan menyerahkan hukum pertengkaran itu kepada Allah semata.
10
3. Sekte-sekte syiah
Dalam sekte Syi’ah terdapat beberapa kelompok, ada yang ekstrim (ghulat),
moderat, dan ada juga yang liberal. Di antara kelompok yang ekstrim ada yang
menempatkan Sayyidina Ali pada derajat kenabian, bahkan ada yang sampai
mengangkat Ali pada derajat keTuhanan. Kaum Syi’ah, sejak menjadi pengikut Ali
sesudah peristiwa perang jamal dan shiffin, pasukan Ali terpecah menjadi empat
golongan:
Ada juga sementara kalangan yang merumuskan kategorisasi Syi’ah menjadi tiga
golongan, yaitu :
a) Syi’ah Ghulat, yaitu golongan yang diantara fahamnya bahwa Jibril itu sudah
salah alamat menyampaikan wahyu, yang seharusnya kepada Ali bin Abi
Thalib. Bahkan golongan ini sampai menuhankan Ali bin Abi Thalib.
b) Syi’ah Rafidhah, yaitu golongan yang melakukan penghinaan, pelecehan,
penistaan terhadap para shahabat, termasuk sebagian istri Nabi saw. Syi’ah ini
ada yang memberikan istilah ahlu al-bida’ wa al-ahwa.
11
c) Syi’ah Mu’tadilah (moderat), yaitu golongan yang lebih mengutamakan Ali
bin Abi Thalib diatas para shahabat yang lain.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Ahli ilmu telah sepakat
bahwa Syi’ah Rafidhah merupakan kelompok paling pendusta, dan kedustaan mereka
sudah lama dan usang. Oleh karena itu para ulama Islam mengetahui kekhususan
mereka dengan banyaknya kedustaan yang ada pada mereka”.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang firman Allah :“Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak
12
pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus
di atas pokoknya. tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mu’min)” (Al Fath:29)
13
B. Jaringan Islam Liberal
1. Pengertian JIL
Liberal artinya bebas, tidak tekstual, toleran, berpikir terbuka, terutama berkaitan
dengan masalah-masalah agama dan politik. Liberal juga berarti, seseorang yang
toleran dalam masalah-masalah agama dan politik. Ia (mengacu pada kata liberal)
juga, orang yang tak mau direpotkan dengan tradisi atau kekunoan.
Kata Islam bila disandingkan dengan kata liberal maksudnya Islam yang bebas,
yang tidak harus memahami ajaran Islam secara tekstual, Islam yang toleran terhadap
non Islam, Islam yang berpola pikir terbuka dan luas mengikuti perkembangan
zaman, Islam yang tidak mau disusahkan oleh tradisi ortodok. Karena, apa saja yang
sudah lama berabad-abad dianggap kuno atau ortodok.
14
bakal paham liberal awal melalui Syah Waliyullah di India (1703-1762), menurutnya
Islam harus mengikuti adat lokal suatu tempat sesuai dengan kebutuhan penduduknya.
Hal ini juga terjadi di kalangan Syi’ah Iran, yaitu Muhammad Bihbihani (1790)
yang mulai berani mendobrak pintu ijtihad dan membukanya lebar-lebar. Ide ini terus
bergulir. Di Mesir, muncul Rifa’ah Rafi’ al-Tahtawi (1801- 1873), yang mulai
memasukkan unsur-unsur Eropa dalam pendidikan Islam. Tahtawi adalah seorang
tradisionalis. Dia adalah salah seorang anggota delegasi pertama dari negara Muslim
yang dikirim ke Barat. Bermula dari sini bisa dikatakan bahwa tradisi pengiriman
Muslim ke Barat adalah mengikuti tradisi Tahtawi.
Masuk dan berkembangnya paham Islam Liberal akarnya bisa dilihat dari para
tokoh yang dianggap sebagai tokoh pra Islam Liberal, seperti Nurcholis Majid, yang
pernah menempuh pendidikan diluar Negeri yaitu, Chicago dan menyelesaikan
program doktornya pada tahun 1984 dengan mengambil konsentrasi filsafat/pemikiran
Islam.
Hal yang sama juga terjadi pada Abdurrahman wahid, pemikirannya bisa
dikatakan dipengaruhi oleh intelektual timur tengah, karena ia juga pernah menempuh
pendidikannya di Universitas AlAzhar Kairo, Mesir selama kurun waktu dua setengah
tahun. Salah satu intelektual yang berpengaruh terhadap pemikiran Abdurrahman
15
Wahid adalah Muhammad Abduh, karena Ia pernah mengajar di Universitas Al-
Azhar.
Melalui dua tokoh pemikir tersebut kemudian, pada pertengahan tahun 2001
melalui sponsor sebuah funding agency, yaitu The Asian Foundation (TAF). Jaringan
Islam Liberal menjadi dikenal secara nasional, setelah Ulil Abshar Abdalla menulis
sebuah artikel di koran harian kompas pada 18 Nopember 2002 yang sangat
kontroversial, artikel tersebut berjudul “menyegarkan kembali pemahaman Islam”.
Sementara itu, Dr. Luthfi Assyaukanie, salah seorang penggagas JIL yang juga
dosen di Universitas Paramadina memperkenalkan empat misi Jaringan Islam Liberal.
16
4. Karakteristik Islam Liberal
Islam liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan
sebagai berikut:
a) Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam. Islam Liberal percaya bahwa
ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang
memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu
ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam
itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. Islam
liberal percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik segi
muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), dan ilahiyyat (teologi).
b) Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks. Ijtihad yang
dikembangkan oleh Islam Liberal adalah upaya menafsirkan Islam berdasarkan
semangat religio-etik Qur’an dan Sunnah Nabi, bukan menafsirkan Islam semata-
mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang literal hanya akan
melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran yang berdasarkan semangat religio-etik,
Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian dari peradaban
kemanusiaan universal.
c) Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural. Islam Liberal
mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam penafsiran keagamaan)
sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran adalah kegiatan manusiawi
yang terkungkung oleh konteks tertentu, terbuka. Sebab setiap bentuk penafsiran
mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar plural, sebab
penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan
seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah-ubah.
d) Memihak pada yang minoritas dan tertindas. Islam Liberal berpijak pada
penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan
dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidak
adilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas
di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik,
ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi.
e) Meyakini kebebasan beragama. Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama
dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi.
17
Islam Liberal tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu
pendapat atau kepercayaan.
f) Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.
Islam Liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus dipisahkan.
Islam Liberal menentang negara agama (teokrasi). Islam Liberal yakin bahwa
bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang
memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang
dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk
menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan
urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus.
18
2) Abdurrahman Wahid
b) Generasi JIL
1) Ulil Abshar Abdalla
Pria bernama lengkap Ulil Abshar Abdhall ini pernah nyantri di Pesantren
Mansajul ‘Ulum, Cebolek, Kajen, Pati, serta Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang,
Rembang. Gelar sarjananya diraih dari Fakultas Syari’ah LIPIA (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta. Semapt pula mengenyam pendidikan di
Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.
Sebagai pendiri dan koordinator Jaringan Islam Liberal yang yang sering
menyuarakan liberalisasi tafsir Islam, Ulil menuai banyak simpati sekaligus kritik.
Atas kiprahnya dalam mengusung gagasan pemikiran Islam liberal itu, Ulil
disebut sebagai pewaris pembaharu pemikiran Islam melebihi Nurcholish Madjid.
19
2) Hamid Basyaib
Hamid Basyaib, merupakan salah satu pelopor atas berdirinya JIL, bersama
dengan Ulil Abshar Abdalla, Luthfi Assyaukani dan beberara tokoh lainnya.
Hamid Basyaib dilahirkan di Teluk Betung, Bandar Lampung pada 3 Juli 1962. Ia
adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
(1990) dan pernah kuliah di Jurusan Ilmu Politik program Pascasarjana di
Universitas Gadjah Mada, namun tidak sampai tamat.
3) Luthfi Assyaukanie
Luthfi Assyaukanie adalah salah satu pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) di
Indonesia dan penceramah di Universitas Paramadina, serta deputi direktur di
Freedom Institute. Lahir di Jakarta lahir 27 Agustus 1967. Assyaukanie
mengenyam pendidikan awalnya di institusi religius. Ia selanjutnya belajar di
Universitas Yordania dalam bidang Hukum Islam dan Filsafat. Luthfi mengambil
gelar Masternya dari Universitas Islam Internasional di Malaysia, dan menerima
gelar Ph.D dalam bidang Islamic Studies di Universitas Melbourne, Australia.
Sebelum belajar di Australia, Assyaukanie bekerja sebagai penyunting di majalah
Ummat, majalah mingguan Islam. Pada tahun 2001, bersama dengan Ulil Abshar
77 Ibid. 47 Abdalla, ia mendirikan Jaringan Islam Liberal. Saat mengajar di
Universitas Paramadina, ia juga bekerja di Freedom Institute di Jakarta.
20
C. Pandangan terhadap Syiah dan Islam Liberal
1. Pandangan terhadap Syiah
Berdasarkan akidah-akidah pandangan para ulama Islam yang ada pada
mereka/kaum syi’ah, jelas menunjukkan kesesatan mereka. Begitu jauhnya
mereka dari ajaran agama Islam.
2. Pandangan terhadap JIL
Berdasarkan pemikiran yang ada pada kaum Islam Libral, anti terhadap
Syariah Islam maka jelaslah bahwa mereka akan merusak ajaran Islam
yang Syumul (menyeluruh) dan akan mereka modifikasi dengan pemikiran
mereka sesuai dengan kepentingan mereka.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menunjukkan kita jalan yang lurus dan
senantiasa memberi taufiq agar kita istiqamah di atas jalanNYA.
21
BAB III
KESIMPULAN
A. Simpulan
Pemakalah dapat menyimpulkan bahwa setelah dilihat dari sejarah, pemikiran,
dan pandangan para ulama Islam sudah teranglah cahaya kebenaran bahwa
pemikiran syiah dan JIL adalah gerakan yang akan menyesatkan umat islam dan
akan mengahcurkan tatanan kehidupan umat.
B. Saran
Kami sangat mengaharap kritik dan saran dari semua pihak yang dapat
membangun dan memperbaiki tulisan ini sekirah ada hal-hal yang kurang tepat
dalam penulisan dan penyampaian.
22
Daftar Pustaka
Atabik, Ahmad. 2015. MELACAK HISTORITAS SYI’AH (Asal Usul, Perkembangan Dan
Aliran-Alirannya). FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi Keagamaan. Volume 3,
No. 2.
Moh. Hasim. 2012. Syiah: Sejarah Timbul Dan Perkembangannya Di Indonesia Peneliti
Balai Litbang Agama Semarang. Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 11 No. 4
Muslih, Dr. Kholid. 2015. Pengertian Syiah (Bagian Ke-2): Definisi Syiah Secara
Epistemologi (Istilah). Cited From
Https://Www.Dakwatuna.Com/2015/03/02/64944/Pengertian-Syiah-Bagian-Ke-2-
Definisi-Syiah-Secara-Epistemologi-Istilah/.
Shihab, Abu Alifa. 2017. Mengenal Syi’ah : Sejarah, Ajaran, Keyakinan Dan
Perkembangannya Di Indonesia. Cited From
Http://Persisjakarta.Com/2017/11/05/Sekte-Sekte-Syiah/
Solehah, Wardatus . 2018. Sejarah Munculnya Aliran Syi'ah Dan Macam-Macam Aliran
Syi'ah. Cited From
23
Https://Www.Kompasiana.Com/Wardatus87118/5bb414f043322f50800efe03/Sejarah-
Munculnya-Aliran-Syi-Ah-Dan-Macam-Macam-Aliran-Syi-Ah?Page=All
Latar Belakang Kelahiran Jaringan Islam Liberal Serta Proses Perkembangan. Restricted
From Http://Digilib.Uinsby.Ac.Id/11011/5/Bab%202.Pdf
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/242059-Pergerakan-Jaringan-Islam-Liberal-Jil-
Di-577b4656.Pdf
24