Anda di halaman 1dari 11

AQIDAH

“IMPLEMENTASI TAUHID DALAM LINGKUNGAN KELUARGA”

Disusun oleh:

1. Febriyanti Nurhapsari – 1902055012


2. Muhammad Fahreza Rizky Wirayudha – 1902055030
3. Muhammad Aripino Akbari – 1902055034

EKONOMI ISLAM 2B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2020
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

A. Hidup Sengsara Dengan Syirik.........................................................................................3

B. Hidup Bahagia Dengan Tauhid.........................................................................................7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia berdasarkan akal sehat pasti mengakui bahwa Allah itu Esa, tidak akan
bersekutu, istilah ini yang biasa disebut Tauhid. Tauhid merupakan kunci dari makna
hidup, bahkan manusia dan jin diciptakan untuk bertauhid kepada Allah semata seperti
yang dijelaskan dalam Firman Allah yaitu QS. Al-Ikhlas:1-4 yang sudah jelas jika Allah
adalah satu dan kita wajib beribadah kepada Allah SWT, serta janganlah menyutukan-
Nya. Tauhid sangat berperan penting dalam membentuk pribadi yang tangguh, selain itu
juga sebagai akar daripada ‘Aqidah Islamiyah. Namun masalah Aqidah saat ini menjadi
sesuatu yang terkesampingkan dalam kehidupan, karena kencenderungan masyarakat
yang hedonis dengan persaingan hidup yang begitu ketat, akan tetapi keadaan ini bisa
membuat kita sadar akan pentingnya peran agama Islam serta menjadikan aqidah sebagai
landasan berfikir.
Keluarga dapat disebut sebagai unit dasar serta unsur yang fundamental dalam
masyarakat, karena dengan keluarga kekuatan-kekuatan yang tersusun dalam komunitas
sosial dirancang di dalamnya. Masa depan anak dalam keluarga sangat tergantung kepada
pendidikan, pengajaran dan lingkungan yang diciptakan oleh orang tuanya, dengan
demikian orang tua harus mampu menciptakan rumah menjadi lingkungan yang islami
dengan menerapkan pendidikan tauhid. Pendidikan tauhid sangat penting dalam keluarga
karena pendidikan tauhid dalam Islam tidak hanya sekedar memberikan ketentraman
batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan dan bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia, akan tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan
sikap dan perilaku keseharian seseorang.
Pendidikan tauhid itu tidak hanya pengakuan bahwa Allah satu-satunya pencipta
dan Ilah, namun ketauhidan tersebut harus sejalan dengan semua aktivitas seorang
hamba, keyakinan tersebut harus diwujudkan melalui ibadah, amal sholeh yang langsung
ditujukan kepada Allah SWT tanpa perantara serta hanya untuk Dialah segala bentuk
penyembahan dan pengabdian, ketaatan tanpa yang hanya tertuju kepada-Nya syarat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tantangan tauhid dalam membina keluarga ?
2. Bagaimana tauhid bisa menjadi fondasi keluarga muslim ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tantangan tauhid dalam membina keluarga dengan baik
2. Untuk mengetahui mengapa tauhid bisa dijadikan fondasi keluarga muslim
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tantangan tauhid dalam membina keluarga


Pendidikan tauhid dalam keluarga merupakan dasar terpenting dalam
pembentukan diri pribadi suatu insan yang berguna untuk menghadapi masa depan yang
penuh tantangan. Pendidikan tauhid dalam keluarga yang baik diharapkan kehidupan
suatu umat akan semakin baik dan maju sehingga dengan ini akan menimbulkan adanya
keteguhan iman umat muslim sepanjang hayat.
Pendidikan tauhid yang pertama kali harus dimulai adalah dari sebuah keluarga.
Salah satunya adalah melalui teladan, latihan, dan pembiasaan diriseperti dalam qur‟an
surah al-Baqarah ayat 132-133.

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (QS. Al-
Baqarah[2]: 132).

Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia


berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka
menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,
Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-
Nya". ( QS. Al-Baqarah : 133).

Tauhid merupakan isi pokok yang harus dikuasai oleh orang tua, sebagai teladan
dalam keluarga orang tua harus mengamalkannya sebelum ia sampaikan kepada anak-
anaknya. Dalam interaksi edukatif orang tua dan anak memiliki peranan masing-masing
yang saling mendukung interaksi edukatif tersebut.

Tauhid akan membuat jiwa tenteram, dan menyelamatkan manusia dari kesesatan
dan kemusyrikan. Selain itu, tauhid juga berpengaruh untuk membentuk sikap dan perilaku
anak. Jika tauhid tertanam dengan kuat, ia akan menjadi sebuah kekuatan batin yang
tangguh. Sehingga melahirkan sikap positif. Optimisme akan lahir menyingkirkan rasa
kekhawatiran dan ketakutan kepada selain Allah. Sikap yang positif dan perilaku positif
akan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda :” Jauhilah olehmu tujuh dosa-dosa besar!”, Dikatakan,


wahai Rasulullah apa sajakah dosa-dosa besar itu ?, Rasul menjawab :”Syirik kepada
Allah…” (HR. Bukhari-Muslim)

Dasar-dasar tauhid dalam keluarga:

1. Surat Luqman ayat 13 :

ِ ‫ك لَظُ ْل ٌم ع‬
‫َظي ٌم‬ َّ َ‫َوإِ ْذ قَا َل لُ ْق َٰم نُ لِٱ ْبنِ ِهۦ َوهُ َو يَ ِعظُهُۥ يَٰ بُن‬
َ ْ‫ى اَل تُ ْش ِر ْك بِٱهَّلل ِ ۖ إِ َّن ٱ ل ِّشر‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”

2. Surat al-Baqarah ayat 132-133 :

َ ‫ين َفاَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَن ُتم مُّسْ لِم‬


‫ُون‬ َ ‫َو َوص َّٰى ِب َهٓا إِب ٰ َْرهِۦ ُم َبنِي ِه َو َيعْ قُوبُ ٰ َي َبنِىَّ إِنَّ ٱهَّلل َ ٱصْ َط َف ٰى لَ ُك ُم ٱل ِّد‬

Artinya:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

َ ‫ك َوإِ ٰلَ َه َءا َبٓا ِئ‬


‫ك إِب ٰ َْرهِۦ َم‬ َ ‫د إِ ٰلَ َه‬2ُ ‫وا َنعْ ُب‬ 2َ ‫ت إِ ْذ َقا َل لِ َبنِي ِه َما َتعْ ُب ُد‬
۟ ُ‫ون م ِۢن َبعْ دِى َقال‬ ُ ‫وب ْٱل َم ْو‬
َ ُ‫ض َر َيعْ ق‬َ ‫ش َهدَٓا َء إِ ْذ َح‬ ُ ‫أَ ْم ُكن ُت ْم‬
ٰ
َ ‫َوإِسْ ٰ َمعِي َل َوإِسْ ٰ َح َق إِلَهًا ٰ َو ِح ًدا َو َنحْ نُ لَهُۥ مُسْ لِم‬
‫ُون‬

Artinya:

Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab:
"Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"

B. Tauhid sebagai fondasi keluarga muslim


Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda: “Islam dibangun atas lima rukun: Allah Subhanahu wa Ta’ala
ditauhidkan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan haji.” Terdiri
atas lima perkara, tiang, dasar, alas, fondamen, atau yang semisalnya.
Tauhid sebagai fondasi keluarga muslim, mereka saling mengasihi,
menyayangi, dan mencintai dalam duka serta suka, berbagi ilmu dan pengalaman.
Kehidupan keduanya akan selalu diliputi rasa syukur ketika mendapat rahmat.
Mereka berdua akan sabar penuh tawakkal kalau diberi cobaan. Sebab, keduanya
begitu yakin bahwa hanya Allah semata tempat bergantung dan tempat kembali
kelak di hari nanti. Prinsip tauhid selalu membawa keduanya melafalkan zikir: Lâ
hawla wa lâ quwwata illâ bi Allah (Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah). Keduanya secara kompak dan gembira merawat dan
membesarkan anak-anak mereka dalam kehangatan dan kasih sayang.
Demikian pula, bersama-sama membantu setiap anggota keluarga yang
memerlukan bantuan, terutama mereka yang lemah dan sudah uzur, khususnya para
orangtua mereka. Dengan prinsip tauhid yang mereka yakini, keduanya akan lebih
mudah membangun keluarga yang tentram (sakînah), penuh dengan cinta
(mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Hal ini berdampak positif bukan hanya
bagi internal anggota keluarga mereka, melainkan juga kepada keluarga lain di
sekitar mereka. Kehidupan keluarga berbasis tauhid yang sarat dengan semangat
persamaan dan persaudaraan ini pada akhirnya mendorong semua anggota
masyarakat, tanpa ada pembedaan sedikit pun, untuk bersama-sama bahu-membahu
menciptakan tatanan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur dalam ridha
Allah yang dalam bagian ayat Al-Qur’an disebut dengan “baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafûr (As-Saba 34:15)”.

Anak adalah buah hati orang tua. Maka sudah merupakan keharusan bagi setiap
orang tua untuk membahagiakan anak-anak mereka. Tentu saja untuk mewujudkannya
orang tua harus benar-benar memperhatikan dan menyiapkan semua sarana yang dapat
mengantarkan anak mereka kepada kebahagiaan. Dalam hal ini sebagaimana telah
dijelaskan di atas, Islam melihat persiapan-persiapan itu harus dimulai oleh setiap orang
tua sejak mereka akan melakukan pernikahan, saat akan melakukan persetubuhan, saat
anak dalam kandungan, saat lahir hingga tumbuh dewasa. Setiap orang tua harus
memiliki pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka dalam membentuk kepribadian
anak-anak mereka. Karena setiap anak akan menilai tindakan orang tuanya sebagai suatu
kebaikan dan kemudian akan mencontohnya. Juga, watak anak-anak sangat dipengaruhi
oleh sikap orang tua mereka.
Rasullullah SAW bersabda:
"Orang yang beruntung telah beruntung sejak di perut ibunya, dan yang celaka telah
sejak di perut ibunya."
Dalam memberikan kasih sayang dan penjagaan, setiap orang tua harus tetap
mempertahankan nilai mereka sebagai manusia. Yakni kasih sayang dan penjagaan orang
tua kepada anak mereka hendaknya tidak bersifat sementara dan terbatas, sebagaimana
kasih sayang dan penjagaan hewan kepada anak-anak mereka. Hendaknya pendidikan
orang tua kepada anak-anak mereka adalah pendidikan yang memberikan pengaruh baik
bagi anak, bukan pendidikan sebatas berita pengetahuan bagi anak. Orang tua juga harus
menciptakan suatu kondisi yang benar-benar memberikan ketentraman dan keamanan
kepada anak-anak mereka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pendidikan tauhid dalam keluarga merupakan dasar terpenting dalam
pembentukan diri pribadi suatu insan yang berguna untuk menghadapi masa
depan yang penuh tantangan.
2. Pendidikan tauhid yang pertama kali harus dimulai adalah dari sebuah
keluarga. Salah satunya adalah melalui teladan, latihan, dan pembiasaan
diriseperti dalam qur‟an surah al-Baqarah ayat 132-133.
3. Tauhid merupakan isi pokok yang harus dikuasai oleh orang tua, sebagai
teladan dalam keluarga orang tua harus mengamalkannya sebelum ia
sampaikan kepada anak-anaknya.
4. Tauhid akan membuat jiwa tenteram, dan menyelamatkan manusia dari
kesesatan dan kemusyrikan.
5. Dasar-dasar tauhid dalam keluarga.
6. Tauhid sebagai fondasi keluarga muslim, mereka saling mengasihi,
menyayangi, dan mencintai dalam duka serta suka, berbagi ilmu dan
pengalaman.
7. Prinsip tauhid selalu membawa keduanya melafalkan zikir.
8. Kehidupan keluarga berbasis tauhid yang sarat dengan semangat
persamaan dan persaudaraan ini terdapat dalam bagian QS. As-Saba 34:15.
9. Setiap orang tua harus memiliki pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka
dalam membentuk kepribadian anak-anak mereka.
10. Orang tua juga harus menciptakan suatu kondisi yang benar-benar
memberikan ketentraman dan keamanan kepada anak-anak mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Saepul. 2014. Konsep pendidikan tauhid dalam keluarga. Skripsi pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Jakarta: tidak diterbitkan.

https://www.academia.edu/39670743/MAKALAH_IMPLEMENTASI_TAUHID_DALAM_LIN
GKUP_KELUARGA_DOSEN_PENGAJAR_AHMAD_SAID_MATONDANG_ME.sy._
KELOMPOK_7

https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/190

https://www.kompasiana.com/satryakaruniath/5d2856b1097f360bab72dd72/mengenal-tauhid-
sebagai-pondasi-umat-islam

Anda mungkin juga menyukai